Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di

depan retina, ketika mata tidak dalam berakomodasi. Kondisi ini dapat dijelaskan
pada kondisi refraksi cahaya yang sejajar dari suatu objek masuk pada mata akan
jatuh didepan retina tanpa akomodasi. ( Ilyas,2010 ). Hasil survei yang dilakukan
oleh peneliti yang diperoleh pada Departemen Kesehatan Kabupaten jombang
kelainan refraksi pada tahun 2012 terdapat 2.651 kasus kelainan refraksi.
Sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia di 8 Propinsi di Indonesia ditemukan bahwa kelainan refraksi sebesar
22,1% dan menempati urutan pertama dalam 10 penyakit mata terbesar di
Indonesia. ( Hartanto, 2010 ). Miopia merupakan kelainan mata yang paling
banyak di seluruh dunia, angka kejadian miopia di Amerika Serikat dan Eropa
mencapai 30-40% dari jumlah penduduk dan penderita miopia di Asia mencapai
70% dari jumlah penduduk (Rahmadhini, 2009).
Miopia dapat diklasifikasikan menjadi 3 derajat berdasarkan satuan dioptri
( D ) yaitu miopia ringan -0,25 s/d -3,00 D, miopia sedang -3,25 s/d -6,00 D,
miopia berat > -6,00 D.( Tamtelahitu, 2013 ). Miopia dengan derajat berat
beresiko dapat mengakibatkan peningkatan TIO bola mata, hal itu dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan TIO bola mata pada pasien miopia (Sativa,2003).
TIO adalah tekanan dalam bola mata yang besarnya dipengaruhi oleh
dinamika aqueous humor. Leyderker,dkk ( 1958 ) meneliti menggunakan
tonometri Schiotz menunjukkan TIO pada populasi normal kira-kira 16 mmHg.
Rentang TIO normal adalah 10-21 mmHg. Pada usia lanjut, rerata TIO lebih
tinggi sehingga batas atas adalah 24 mmHg.( Widodo, 2002 ; Eva, 2010 ).

Penelitian dari Abdullah dan Hamdi ( 1985 ) menemukan bahwa pada


mata penderita miopia menunjukkan TIO yang lebih tinggi dari mata orang
normal. (Manueke, 2003). Penelitian Tomlison dan Philips ( 1970 ) menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara TIO dengan mata miopia dan hipermetropia,
didapatkan korelasi yang positif antara pemanjangan diameter axial bola mata
dengan meningkatnya TIO ( Tanjung, 2003 ).
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menghubungkan tentang derajat
miopia dengan TIO, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian ini
untuk membuktikan hubungan antara derajat miopia terhadapat peningkatan TIO
bola mata.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan derajat miopia terhadap peningkatan tekanan
intraokuler bola mata di RSUD Jombang periode 1 Januari sampai 31 Desember
2013 ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan derajat miopia dengan peningkatan
TIO bola mata di RSUD Jombang .
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1
Mengetahui karakteristik pada penderita miopia (
Usia, jenis kelamin ) dengan peningkatan TIO bola
1.3.2.2

mata di RSUD Jombang.


Mengetahui perbedaan peningkatan TIO bola mata
kanan dan mata kiri pada derajat miopia di RSUD
Jombang.

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Klinis
Memberikan informasi kepada petugas kesehatan terhadap
terjadinya

resiko miopia

yang

nantinya

dapat mengalami

peningkatan TIO mata dan dapat menjadi screening awal untuk


pemeriksaan.
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat
terhadap miopia secara dini dan memberikan informasi tentang
bahayanya peningkatan TIO bola mata.
1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menjadi dasar pertimbangan dan menjadi referensi bagi
penelitian berikutnya untuk melakukan penelitian selanjutnya .

Anda mungkin juga menyukai