Produk hasil perancangan didokumentasukan dalam dokumen yang terdiri dari :
(1) gambar susunan, (2) gambar detail dan spesifikasi untuk pembuatan produk, dan (3) bill of materials atau BOM Ketiga dokumen tersebut sudah tertulis/tertuang dalam versi yang sesuai dengan keadaan perkembangan terakhir. Ketiga dokumen tersebut sudah berkali-kali diperbaharui dengan tingkat kemajuan perkembangan produk yang terjadi selama fase perancangan produk. Ketiga dokumen tersebut menjadi dasar pembuatan produk/komponen produk. Pembuatyan produk dapat langsung dan segera menggunakan ketiga dokumen tersebut, karena cara pembuatan produk dan alat yang dipakai dalam pembuatan produkpun sudah tercantum dalam dokumen. Dalam concurrent design pembuat produk telah ikut serta merancang. Pada awal fase perancangan produk, sebelum mulai dibuat gambar susunan dan gambar detail, teal digambar terlebih dahulu gambar layout. 1. Gambar layout - Gambar layout adalah gambar kerja, yang sering mengalami perubahan selama proses perancangan - Gambar layout dibuat dengan skala tertentu - Gambar layout hanya mengandung dimsensi-dimensi utama saja - Gambar layout dibuat berdasarkan ruang yang tersedia untuk produk - Toleransi dimensi biasanya tidak dicantumkan pada gambar layout kecuali apabila kritis - Pada gambar layout dapat dituliskan catatan-catatan yang menjelaskan features atau fungsi produk/komponen produk - Gambar layout boleh menjadi kadaluwarsa, yaitu tidak diperbaharui lagi, ketika gambar susunan dan gambar detail sudah mulai terbentuk. 2. Gambar detail Semua dimensi kritis harus diberi toleransi. Dimensi, yang pada gambar detail tidak diberi toleransi, sebenarnya adal toleransinya. Material komponen produk dan cara pembuatannya harus dijelaskan dengan tertulis dalam bahasa yang terang dan spesifik Gambar harus dibaut berdasarkan standar gambar yang berlaku Semua gambar detail harus disetujui oleh pihak manajemen, yang membubuhkan tanda tangan persetujuannya di blok persetujuan di sebelah kanan bawah kertas gambar. 3. Gambar susunan
Setiap komponen diidentifikasi dengan nomor komponen
Nomor komponen tersebut dikaitkan dengan BOM, yang dapat dibuat pada kertas gambar yang memuat gambar sususnan atau dibuat secara terpisah. Pada gambar susunan dapat dibubuhkan keterangan yang menyebutkan bahwa ada informasi tambahan yang dapat dilihat pada gambar lain (sebut nomor gambar yang dirujuk ini) atau dilihat pada petunjuk instruksi perakitan produk. Pada lembar yang memuat gambar sususnan dapat dibuat gambar detail tambahan untuk memperjelas detail tersebut Gambar susunan juga memerlukan blok persetujuan di sebelah kanan bawah kertas gambar 4. Bill of materials (BOM) Istilah lain dari bill of materials adalah daftar komponen, yang sebenarnya merupakan indeks produk. Pada bill of materials terdapat enam buah informasi, yaitu: (1) Nomor komponen, yang sama dengan nomor komponen pada gambar susunan (2) Nomor komponen yang dibuat/disisun oleh perusahaan untuk keperluan pengaduan/pembelian, pembuatan, keperluan pergudangan (3) Jumlah setiap komponen dalam gambar susunan (4) Nama atau deskripsi setiap komponen (5) Material setiap komponen (6) Sumber/asal komponen, jika komponen dibeli dari pemasok atau vendor. Disamping dokumen-dokumen di atas, maka masih ada dokumen-dokumen yang terkumpul selama fase perencanaan proyek dan penyusunan spesifikasi produk dan selama fase perancangan konsep produk, yang meskipun tidak menjadi sebagian dari dokumen untuk pembuatan produk tetapi harus tetap disimpan, untuk berjaga-jaga barangkali dikemudian hari diajukan tuntutan atas produk karena melanggar hak atas kepem,ilikan intelektual (intellectual property rights). Disamping ketiga dokumen untuk pembuatan produk, maka perancang harus mempersiapkan dokumen permohonan paten, jika produk ternyata memiliki sesuatu yang dapat dipatenkan. Dokumen-dokumen lain yang dipersiapkan Perancang tidak berhenti menyiapkan dokumen lain setelah diselesaikannya ketiga dokumen untuk pembuatan produk. Perancangan masih harus menyiapkan beberapa atau semua dokumen berikut, yaitu : (1) Instruksi merakit produk, termasuk petunjuk penyiapan, jika diperlukan. (2) Prosedur pemeriksaan kualitas, seperti proesur pemeriksaan apakah produk memenuhi kinerja yang disyaratkan dalam perancangan, pemeriksaan bahan baku untuk pembuatan produk, pemeriksaan komponen yang dipasok dan lain-lain, (3) Instruksi pemasangan, (4) Instrukjsi pengoperasian (5) Instruksi perawatan, dan (6) Instruksi pemusnahan produk. Prosedur pengendalian dan pemeriksaan kualitas Kualitas produk yang harus diperiksa dan dikendalikan adalah :
(1) kualitas bahan baku untuk membuat produk,
(2) kualitas produk/komponen produk yang selesai dibuat (3) kualitas produk dalam memenuhi syarat-sysrat kinerja dan syarat-syarat lain sebagaimana dirumuskan dalam proses perancangan, (40 kualitas produk dalam memenuhi ketentuan-ketentuan dalam standar atau kode, jika produk ditentukan untuk memenuhi standar atau kode tertentu oleh perancang Instruksi pemasangan Termasuk ke dalam instruksi pemasangan adalah : (1) instruksi pengepakan dan pengangkutan produk, (2) instruksi penyambungan dengan sumber energi (listerik), (3) Instruksi penyiapan titik-titik tumpu, (4) Instruksi pengaturan/ pengendalian lingkungan (5) Instruksi pengoperasian pertama (start up), dan lain-lain. Instruksi pengoperasian Produk dapat dioperasikan dalam beberapa kondisi operasi, seperti : (1) operasi normal (2) operasi start up (3) operasi berjaga-jaga (stand by) (4) operasi darurat (5) penghentian operasi Untuk masing-masing kondisi operasi tersebut dibuat instruksi pengoperasiannya sendirisendiri. Instruyksi pengoperasian produk termasuk pula bagaimana menentukan apabila produk sedang mengalami kegagalan. Instruksi perawatan Prosedur perawtan preventif, prosedur perbaikan produk yang rusak, prosedur overhaul, prosedur mendiagnostik kerusakan dan lain-lain harus dibuat instruksinya, agar dapat dilakukan analisis kegagalan dan perbaikan produk dapat cepat dilakukan.