Anda di halaman 1dari 18

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Ada sebuah pelajaran luar biasa dari Ki Hajar Dewantoro dengan konsep 3 N yaitu
Niteni artinya mengamati orang lain atau mempelajari orang lain. Kedua, Neroake,
artinya menirukan orang lain dan ketiga Nambahi artinya memberi nilai tambah atau
value added dari apa yang kita tiru.
Hal ini sering juga dilakukan oleh bangsa Jepang, negara ini sering melakukan
peniruan-peniruan dalam segala hal termasuk pembuatan produk yang akhirnya punya
nilai kompetitif dalam persaingan dunia.
Mie Sedaap meniru habis-habisan produk indofood dan mensponsori berbagai event
di TV secara besar-besaran.. Akhirnya indofood membuat produk barunya yaitu supermi
sedaaap dengan penambahan huruf a lebih panjang. Diharapkan bisa menunjukkan
bahwa dirinya lebih sedap.
Tentunya ada banyak lagi peniruan-peniruan produk lainnya, misalnya ada oreo
maka muncul rodeo, ada Akari maka muncul Akira, ada Ada Sony, maka muncul Suny.
Ada Aqua, maka muncul Aquaria dan tentunya banyak produk-produk peniruan lainnya.
Peniruan, tentunya tidak hanya pada nama-nama saja yang mirip, tetapi ada juga
pada bentuk kemasan yang betul-betul mirip dengan produk yang ditirunya.
Jadi bagi siapapun yang ingin mencoba meniru keberhasilan orang lain dalam
bentuk apapun, baik produk maupun kualitas diri, maka dapat belajar mengikuti konsep
Ki Hajar Dewantoro.
Pertama, Niteni artinya kita harus punya kemampuan untuk mengamati dan
mempelajari orang lain secara teliti dan tepat. Setelah mengamati dengan teliti, maka
yang kedua adalah belajar Neroake yaitu menirukan apa yang sudah dilakukan orang
lain. Apabila sudah sukses menirukan, dan agar tidak menjadi orang nomor dua terus,
maka harus segera dilakukan langkah ketiga yaitu Nambahi artinya kita harus mampu
memberi nilai tambah dari apa yang selama ini kita amati dan kita tiru. Tanpa itu, kita
akan kesulitan untuk melakukan persaingan dalam kehidupan.
Contoh kasus sederhana dan unik adalah sabun diterjen So Klin, keluaran
Wings yang melakukan pengamatan dan mempelajari Rinso, keluaran Unilever
yang sudah dulu sukses. Ketika So Klin melakukan langkah awal yaitu mengamati, maka
Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

melakukan langkah kedua yaitu meniru, dan ketika sampai pada keyakinan bahwa dirinya
mampu, maka So Klin melakukan Nambahi yaitu memberi nilai tambah dibanding
yang ditiru. Salah satu bentuk nilai tambahnya adalah So Klin ditangan tidak panas.
Sumber : Masrukhul Amri (Director The Life University; Reengineering Mindsets Unlocking Potential Power, TIM Pesantren Daarut Tauhiid Bandung)
Dari publikasi di internet tersebut, tentunya akan banyak memberikan Ilham kepada
kita dalam mempelajari kuliah Rancangan Teknik ini selanjutnya. Kita dalam merancang
produk baru dapat belajar dan memanfaatkan ajaran Ki Hajar Dewantoro tersebut.

Peran Ilmu Teknik Dalam Kehidupan Manusia


Kesejahteraan dan kualitas hidup manusia yang telah dapat mencapai tingkat yang
sangat tinggi pada saat ini, yang dapat dilihat antara lain pada kesejahteraan materi dan
kesehatan fisik masyarakat, sebagian besar adalah akibat diciptakan, dibuat dan
dimanfaatkannya berbagai produk dan jasa yang tak terhitung macam dan jumlahnya dan
yang kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan lagi dari kehidupan manusia seharihari, oleh para ahli-ahli teknik.
Kontribusi para ahli teknik (insinyur) dalam meningkatkan kesejahteraan manusia
tersebut di atas terutama adalah dalam kegiatan :
1. mencipta,
2. merancang, dan
3. membuat produk dan jasa
yang berguna bagi manusia karena meringankan beban hidupnya dan membuat hidup
lebih nyaman.

Produk dan jasa tersebut juga harus memenuhi beberapa persyaratan

modern seperti tidak merusak lingkungan, hemat energi dan lain- lain.
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar dari
semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan didapatkannya
persepsi tentang :
-

kebutuhan manus ia,

kemudian disusul oleh penciptaan konsep produk,

disusul kemudian dengan perancangan,

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

pengembangan dan penyempurnaan produk, kemudian diakhiri dengan


pembuatan dan pendistribusia n produk

Perancangan adalah kegiatan awal dan suatu rangkaia n kegiatan dalam proses
pembuatan produk. Dalam tahap perancangan, dibuat keputusan-keputusan penting yang
mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang menyusulnya. Di antara keputusan penting
tersebut termasuk keputusan yang membawa akibat apakah industri dalam negeri dapat
berpartisipasi atau tidak dalam suatu pembangunan proyek. Hal tersebut menambah
betapa pentingnya keahlian merancang harus dikuasai oleh orang-orang Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas merancangnya, perancang memakai dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan, ilmu dasar teknik, pengetahuan empirik, hasil- hasil penelitian,
informasi dan teknologi, yang semuanya dalam versi perkembangan dan kemajuan
mutakhir.

Perancangan dan Gambar Teknik


Sebelum sebuah produk dibuat, maka produk tersebut haruslah dirancang terlebih
dahulu. Dalam bentuknya yang paling sederhana, hasil rancangan tersebut dapat berupa
sebuah sketsa atau gambar sederhana dari produk atau benda teknik yang akan dibuat.
Dalam hal si pembuat produk adalah si perancangnya sendiri, maka sketsa atau gambar
yang dibuat cukup sederhana saja asal dapat dimengertinya sendiri.
Pada zaman modern ini, sebagian besar produk merupakan benda teknik yang rumit
yang mempunyai banyak komponen dan yang pada umumnya sudah tidak dapat lagi
dibuat oleh hanya satu orang saja. Gambar yang dibuat pun sudah tidak sederhana lagi
tetapi cukup rumit dan harus dibuat dengan aturan dan cara menggambar yang jelas agar
supaya dapat dibaca dan dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam kegiatan
pembuatan produk.

Gambar hasil rancangan produk adalah hasil akhir proses

perancangan dan sebuah produk barulah dapat dibuat setelah dibuat gambar- gambar
rancangannya. Gambar adalah alat penghubung atau alat komunikasi antara perancang
dan pembuat produk.

Bahkan gambar adalah bahasa universal yang dipakai dalam

kegiatan dan komunikasi antara orang-orang teknik.


Perancangan dan pembuatan produk adalah dua kegiatan manunggal.

Artinya,

rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan tersebut tidak dibuat;

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

sebaliknya pembuat tidak dapat merealisasikan benda teknik tanpa terlebih dahulu dibuat
gambar rancangannya.

Hasil kreasi berupa benda teknik dalam bentuk konsep dan

gambar adalah tugas perancang, sedangkan realisasi fisik benda teknik tersebut adalah
tanggung jawab pembuat atau manufacturing engineers. Dalam istilah modern kedua
kegiatan tersebut dinamakan design and production.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gambar rancangan produk
adalah hasil akhir perancang, dan merupakan dasar/titik awal pembuatan produk oleh
pembuat produk.

Dapat dinyatakan disini bahwa pembuatan/penyusunan gambar

rancangan produk oleh perancang dicapai melalui fase-fase dalam proses perancangan
yang panjang, yang merupakan bahasan selanjutnya.
Tentang gambar rancangan produk ini perlu dijelaskan beberapa hal berikut. Dalam
bentuk tradisionalnya atau bentuk klasiknya, gambar rancangan produk berupa gambar
teknik yang dibuat pada kertas 2-dimensi yang distandardkan. Dalam bentuknya yang
modern, gambar rancangan produk berupa informasi digital yang disimpan dalam memori
komputer. Gambar digital tersebut dapat dikeluarkan dalam bentuk gambar pada kertas
hardcopy menjadi gambar tradisional atau ditampilkan pada layar monitor sebuah
komputer. Gambar digital tersebut dapat pula dibaca oleh sebuah software dan hasil
batcaan-nya diteruskan ke alat pembuat produk, yaitu alat pembuat produk yang
dikendalikan oleh komputer dan yang akan membuat produk tersebut.

Siklus kehidupan produk dan jalur perancangan produk


Produk adalah sebuah benda teknik yang keadaanya di dunia merupakan hasil karya
keteknikan, yaitu hasil perancangan, pembuatan dan kegiatan teknik lainnya yang terkait.
Produk tidak ditemukan secara alamiah dimuka bumi ini. Produk dibuat untuk dapat
menjalankan fungsinya, yaitu membantu dan meringankan kehidupan manusia.
Keberadaan produk di dunia ditempuh melalui suatu tahap-tahap siklus kehidupan
yang terdiri dari; (1) diidentifikasinya kebutuhan produk, (2) tahap perancangan dan
pengembangan produk, (3) tahap pembuatan dan pendistribusian produk, (4) tahap
pemakaian atau pemanfaatan produk, yaitu pengoperasian dan perawatan produk, dan (5)

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

tahap pemusnahan produk, ketika produk sudah tidak dapat menjalankan fungsinya lagi.
Secara diagram, siklus produk digambarkan pada Gambar 1.

Ditemukan kebutuhan
produk
Perancangan dan
Pengembangan
Pembuatan dan
distribusi
Pemanfaatan
(Pengoperasian dan
perawatan)
Pemusnahan

Gambar 1. Siklus produk


Perancangan produk adalah sebuah proses yang berawal pada ditemukannya
kebutuhan manusia akan suatu produk sampai diselesaikannya gambar dan dokumen
hasil rancangan yang dipakai sebagai dasar pembuatan produk. Hasil rancangan yang
dibuat menjadi produk akan menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia.
Dalam proses merancang, perancang akan menggunakan : (1) pengalaman dan
pengetahuannya tentang proses perancangan dan (2) semua pengetahuan yang terkait
dengan produk dan pembuatan produk yang sedang dirancangnya, seperti : fisika,
mekanika benda padat (statika, kenimatika, kekuatan material, dinamika, getaran),
mekanika fluida, termodinamika, ilmu material, teknik produksi, pengetahuan tentang
peralatan seperti pompa, motor listrik dan lain- lain.

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Tentang proses perancangan tersebut dapat dicatat dua hal, yaitu :


(1)

Dua perancang yang mempunyai pengalaman merancang dan pengetahuan yang


berbeda akan menempuh jalur perancangan yang berbeda dalam mencapai hasil
rancangannya.

(2)

Hasil rancangannya pun kemungkinan besar merupakan produk yang tidak sama,
meskipun kedua produk yang berbeda tersebut masing- masing dapat memenuhi
kebutuhan yang sama.

Sebagai ilustrasi lihat Gambar 2.


Pengetahuan proses
perancangan

Menghasilkan beberapa
alternatif produk yang
memenuhi kebutuhan

Kebutuhan
perancangan
Jalur Proses Produksi
Fisika
Mekanika
Imu material
Teknik produksi
Kinematika
Dinamika
dll

Mobil Listrik
Thermodinamika
Ekonomi Teknik
Pompa
Las

Gambar 2. Pengetahuan yang dipakai pada proses perancangan

Merancang produk yang memenuhi kebutuhan manusia adalah suatu problem


perancangan, yang memerlukan pemecahan. Pemecahan problem perancangan adalah
solusi atau solusi-solusi, yang berupa produk tersebut.

Solusi dari sebuah problem

perancangan dapat tidak hanya sebuah saja, melainkan dapat berupa beberapa solusi,
yang semuanya benar dalam arti dapat memenuhi kebutuhan yang sama.

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Fase-fase proses perancangan produk


Seperti sudah dijelaskan, maka proses perancangan dimulai dengan ditemukannya
suatu kebutuhan manusia akan suatu produk yang dapat dimanfaatkannya untuk
meringankan beban hidupnya. Kebutuhan akan suatu produk tersebut pada umunya tidak
ditemukan oleh perancang, meskipun perancang dapat melakukannya, tetapi ditemukan
oleh bagian pemasaran dan bagian-bagian lain diperusahaannya.

Kebutuhan tersebut

dapat pula berupa pesanan yang diterima dari instansi atau perusahaan lain untuk
dibuatkan suatu produk, atau dapat pula ditemukan ketika sedang melakukan survei pasar
yang menghasilkan kesimpulan perlunya dibuat suatu produk yang dapat dijual di pasar.
Kebutuhan akan suatu produk tersebut kemudian diberikan pada tim perancang
untuk membuat rancangan produknya. Inilah awal proses perancangan.
Proses perancangan itu sendiri kemudian berlangsung melalui kegiatan-kegiatan
yang berurutan, yaitu : (1) fase analisis masalah, penyusunan spesifikasi dan perencanaan
proyek, (2) fase perancangan konsep produk, (3) fase perancangan produk, (4) fase
evaluasi produk hasil rancangan dan (5) fase penyesuaian dokumen untuk pembuatan
produk.
Fase-fase proses perancangan produk tersebut di atas dapat digambarkan pada suatu
diagram alir. Perlu dicatat disini bahwa fase- fase proses perancangan tersebut adalah
iteratif, yaitu misalnya setelah fase kedua, yaitu ketika fase perancangan konsep produk
telah selesai (fase ini menghasilkan beberapa konsep produk), maka hasil fase ini
dijadikan umpan balik pada fase yang mendahuluinya, yaitu fase pertama : analisis
masalah, penyusunan spesifikasi dan perencanaan proyek. Umpan balik tersebut setelah
diolah pada fase pertama dapat merubah atau memperbaiki hasil- hasil fase pertama, dan
seterusnya.
Fase-fase proses perancangan terdiri dari beberapa kegiatan, yang dinamakan
langkah-langkah fase proses perancangan.

Metode perancangan produk


Fase-fase perancangan adalah sebuah deskripsi tentang proses perancangan.
Deskripsi proses perancangan tersebut meupakan salah satu deskripsi saja. Perancang

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

lain dapat membuat deskripsi proses perancangan yang berbeda, sesuai dengan fase-fase
dalam proses perancangan yang ditempuhnya atau dialaminya selama merancang.
Beberapa macam urutan fase proses perancangan, yang berbeda satu sama lain,
dapat hanya merupakan suatu deskripsi saja, yaitu yang menjelaskan urutan kegiatan
dalam proses perancangan, tetapi dapat pula merupakan suatu preskripsi. Dalam hal
sebuah urutan fase proses perancangan yang dibuat oleh seorang perancang, merupakan
suatu preskripsi, maka urutan fase proses perancangan tersebut dimaksudkan oleh
perancang sebagai suatu metode merancang atau cara merancang yang diusulkan untuk
digunakan oleh perancang-perancang lain dalam kegiatan merancangnya.
Pada saat ini terdapat banyak metode merancang yang diusulkan oleh banyak
perancang yang berpengalaman. Jika dikaji lebih mendalam, maka metode merancang
yang banyak tersebut tidak jauh berbeda satu dengan lainnya, yaitu lebih banyak
persamaannya daripada perbedaannya. Kini perancang muda tinggal memilih saja salah
satu dari metode merancang yang banyak tersebut untuk dijadikan metode yang
digunakan untuk merancang produknya. Perancang muda tersebut dapat menggunakan
metode merancang yang dipilihnya secara sepenuhnya, atau dia dapat me modifikasinya
sedikit sesua i dengan keperluan yang dihadapinya dalam merancang.

Pengaruh Proses Perancangan


Proses perancangan sangat mempengaruhi produk, sekurangnya dalam tiga hal yang
sangat penting, yaitu: (1) biaya pembuatan produk, (2) kualitas produk, dan (3) waktu
penyelesaian produk mulai dari diterimanya kebutuhan akan suatu produk sampai produk
dapat dipasarkan.
Pengaruh tersebut adalah akibat keputusan-keputusan yang diambil pada proses
perancangan seperti : produk dan komponen-komponennya yang mudah dibuat karena itu
hanya memerlukan mesin perkakas yang sederhana dan murah, dibuat dari material yang
murah tetapi kuat, produk yang mudah dirakit dan dirawat, pemilihan komponen jadi
yang dibeli dari pihak lain yang tepat dan murah, pemilihan teknologi yang tersedia dan
lain- lain.

Khusus tentang dua hal yang disebut terakhir, yaitu tentang pemilihan

komponen-jadi yang harus dibeli dari pihak lain dan pemilihan teknologi yang tersedia
adalah hal yang sangat krusial (crucial) untuk kasus perancangan di Indonesia. Jangan

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

sampai perancangan produk dikuasai oleh perancang asing, sebab mereka dapat
mengambil keputusan dalam dua hal tersebut sedemikian rupa sehingga Indonesia tidak
dapat ikut berpatisipasi dalam realisasi pembuatan produk, karena tidak dapat membuat
komponen-jadi yang diperlukan produk dan karena tidak mempunyai teknologi yang
diperlukan.

Pengaruh proses perancangan pada biaya pembuatan produk


100%

75%
Over head
Tenaga kerja

50%

Material
Perancangan

25%

Gambar 3. Pengaruh perancangan pada biaya pembuatan produk


Kolom sebelah kiri menunjukkan prosentase biaya komponen perancangan dan
komponen-komponen lain pada biaya total pembuatan produk (mobil) dan kolom sebelah
kanan menunjukkan prosentase pengaruh komponen-komponen tersebut pada biaya
pembuatan produk. Dari data tersebut dapat dilihat nahwa biaya perancangan hanya
merupakan 5% saja dari biaya total pembuatan produk, tetapi keputusan-keputusan yang
diambil selama proses perancangan mempengaruhi 70% dari biaya pembuatan produk.
Contoh lain adalah dari perusahaan pembuat mesin fotokopi Xerox. Pada tahuntahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, Xerox praktis menguasai pasar mesin fotokopi.
Pada tahun 1980-an, muncul lebih kurang 40 perusahaan pembuat mesin fotokopi dan
pangsa pasar mesin fotokopi Xerox turun secara drastis. Pembuat mesin fotokopi lain
ternyata dapat membuat dan menjual mesin fotokopinya dengan harga lebih murah.

Edward Saleh

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Setelah dipelajari ternyata bahwa biaya pembuatan mesin fotokopi buatan jepang,
misalnya, adalah 50% lebih rendah daripada mesin fotokopi buatan Xerox. Rincian 50%
tersebut adalah sebagai berikut : (1) harga material di jepang lebih murah 10%, (2)
Jepang merancang komponen-komponen mesin fotokopinya sedemikian rupa sehingga
memerlukan investasi mesin perkakas yang 15% lebih murah dan (3) 25% biaya yang
lebih rendah lainnya dapat ditelusuri berasal dari hasil perancangan yang lebih baik.

Pengaruh proses perancangan pada kualitas produk


Faktor-faktor yang menentukan kualitas produk sebenarnya ditentukan oleh para
pengguna produk tersebut. Pada suatu survei yang dilakukan pada tahun 1989, para
konsumen di Amerika Serikat ditanya tentang apa sesungguhnya yang menentukan
kualitas suatu produk. Hasil survei tersebut ditunjukkan pada Tabel berikut.
Penting (%)
Produk bekerja sebagaimana
98
seharusnya
berumur panjang
95
Mudah dirawat
93
Berpenampilan menarik
58
Mengandung teknologi mutakhir
57
Mempunyai banyak feature
48
Sumber : Majalah Time, Nove mber 13, 1989

Tidak penting (%)


1

Tidak tahu (%)


1

3
6
39
39
47

2
1
3
4
5

Setelah mengetahui faktor- faktor yang menentukan kualitas produk sebagaimana


diinginkan para pengguna produk, maka kini adalah tanggung jawab perancang untuk
memasukkan faktor-faktor tersebut dalam proses perancangannya, sedemikian rupa
sehingga produk hasil rancangannya yang kemudian dibuat mencapai kualitas
sebagaimana yang dinginkan para pengguna produk.

Pengrauh proses perancangan pada waktu penyelesaian perancangan


Pada gambar 4 berikut ini digambarkan proses merancang yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan pembuat modil Jepang (A) dan sebuah perusahaan pembuat modil
Amerika (B) pada tahun 1980-an.

Filsafat merancang dan cara pendekatan proses

perancangan yang berbeda mengakibatkan perbedaan dalam hasil perancangan, dalam hal
ini perbedaan pada waktu penyelesaian perancangan.
Edward Saleh

10

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Perbedaan waktu penyelesaian proses perancangan disebabkan oleh perbedaan pada


intensitas iterasi. Salah satu ciri proses perancangan adalah sifatnya iteratif, yaitu hasil
suatu fase atau langkah dijadikan umpan balik untuk fase atau langkah yang
mendahuluinya. Berdasarkan umpan balik tersebut, fase atau langkah yang mendahului
diulang lagi, sehingga terjadi perubahan pada hasiul- hasil iterasi. Iterasi dapat dilakukan
lagi, jika dianggap perlu, sampai hasilnya mencapai persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan. Jumlah perubahan ya ng terjadi ditentukan oleh jumlah iterasi yang dilakukan.
Jumlah perubahan akibat iterasi yang lebih banyak mengindikasikan bahwa lebih banyak
solusi-solusi alternatif yang ditinjau. Hal ini memungkinkan diperolehnya solusi yang

Jumlah perubahan akibat iterasi

lebih baik.

Perusahaan A

Perusahaan B

Hasil perncangan dikeluarkan


agar pembuatan dimulai

Awal perancangan

Waktu

Gambar 4. Perubahan
Perusahaan pembuat mobil A melakukan banyak iterasi pada awal proses
perancangan, sedemikian rupa sehingga pada saat mobil mulai diproduksi, perancangan
telah selesai. Iterasi yang intensif tersebut memang memerlukan tenaga perancang yang
lebih banyak dan usaha perancangan yang lebih besar. Sebaliknya, perusahaan pembuat
mobil B melakukan iterasi yang kurang intensif pada awal proses perancangan, bahkan
masih melakukan perubahan/perbaikan pada produk setelah mobil mulai diproduksi. Hal
tersebut berarti bahwa proses perancangan belum selesai ketika mobil sudah mulai
diproduksi.

Jumlah tenaga perancang

memang tidak sebanyak tenaga perancang

perusahaan A, tetapi dengan perubahan/perbaikan yang dilakukan setelah mobil mulai

Edward Saleh

11

Handout MK Rancangan Teknik 2006

diproduksi dapat berakibat bertambahnya biaya, karena harus dirubahnya atau digantinya
perkakas pembuat komponen yang dirubah. Biaya tersebut akan bertambah besar lagi
jika harus dilakukan recall pada mobil yang sudah dijual untuk retrofit.

Proses

perancangan perusahaan B baru selesai lama setelah mobil mulai diproduksi.

Produk sebagai suatu sistem


Produk mempunyai dua sisi karakteristik, yaitu : (1) fungsi produk dan (2) bentuk
produk atau struktur produk. Fungsi dan bentuk produk masing- masing dapat dianggap
sebagai suatu sistem, yaitu : (1) sistem fungsi produk dan (2) sistem struktur produk.
Sistem struktur produk merupakan sistem benda nyata. Sebagai suatu sistem, sistem
struktur produk dan sistem fungsi masing- masing diuraikan menjadi beberapa sub-sistem,
dan seterusnya. Elemen-elemen sistem struktur produk dapat mempunyai korespondensi
satu-satu dengan elemen-elemen sistem fungsi, artinya elemen sistem struktur produk
mempunyai pasangannya berupa sebuah elemen pada sistem fungsi. Setiap elemen pada
sistem struktur produk menjalankan sebuah fungsi yang dipunyai sebuah elemen pada
sistem fungsi. Sub-sub fungsi dan sub fungsi secara bersama-sama menghasilkan fungsi
produk. Tetapi korespondensi antara elemen-elemen sisten struktur produk dan elemenelemen sistem fungsi dapat pula tidak satu-satu.
Penguraian sistem menjadi sub-sistem, sub sistem menjadi sub-sub sistem pada
sistem struktur produk yang merupakan sistem benda nyata, dapat dilakukan dengan lebih
mudah dari pada penguraian sistem fungsi produk.
Sebagai contoh adalah sistem enjin mobil (sebenarnya, enjin mobil merupakan
salah satu sub sistem dari sebuah mobil).
Enjin mobil adalah pusat energi yang fungsinya adalah merubah energi potensial
yang dikandung dalam bahan bakar menjadi energi kinetik ya ng menggerakkan mobil.
Salah satu sub-sistem dari enjin mobil adalah karburator, yang fungsinya adalah
mengabutkan dan mencampur bahan bakar dan udara dalam proporsi yang tepat.
Karburator itu sendiri dapat diuraikan menjadi beberapa sub-sub sistem (misalnya choke
system) dan akhirnya setiap sub-sub-sistem diuraikan menjadi sub-sub-sub sistem yang
berupa komponen-komponen tunggal.

Edward Saleh

12

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Dari mobil (sebagai sistem), enjin (sub-sistem), karburator (sub-sub-sistem), choke


(sub-sub-sub sistem) dan choke rod (sub-sub-sub-sub sistem) terdapat lima buah tingkat
sistem (system levels).
Dalam proses perancangan, penyusunan sistem fungsi produk dari sistem struktur
produk merupakan langkah penting.

Perancang akan bekerja dengan analisis sistem

fungsi produk terlebih dahulu dan kemudian berdasarkan sistem fungsi yang telah
tersusun disusun sistem struktur produk (form follows function)

Merancang diajarkan
Pada waktu yang lalu, sebelum dirumuskan cara-cara merancang sebagaimana
tercantum dalam banyak buku tentang perancanga n teknik atau engineering design,
produk-produk yang dirancang adalah produk-produk yang relatif sederhana, sehingga
perancangannya dapat dilakukan oleh seorang perancang saja atau oleh sebuah team
perancang kecil. Pada waktu itu perancang menggunakan metode merancangnya sendiri,
yaitu cara merancang yang dikembangkannya sendiri berdasarkan pengalamanpengalaman yang diperolehnya dan dikumpulkannya selama menjadi perancang. Jika
yang melakukan perancangan sebuah produk adalah team kecil, maka team kecil itu akan
membuat kesepakatan diantara mereka untuk menggunakan cara merancang yang
disetujui bersama dan kemudian diikuti oleh semua anggota team. Kemungkinan besar,
cara merancang yang digunakan adalah cara merancang yang dikembangkan oleh
perancang senior yang lalu menjadi pemimpin team.
Perancang atau team kecil yang sama, ketika merancang produk kedua setelah
perancangan produk pertama selesai, kemungkinan besar akan menggunakan cara
merancang yang berbeda lagi dari cara merancang produk pertama, karena produk kedua
berbeda fungsi dan bentuknya dari produk pertama.
Jika perancang lain merancang produk yang sama fungsinya dengan produk
pertama, misalnya, maka dapat dipastikan bahwa perancangan kedua akan menggunakan
cara merancang yang (sama sekali) berbeda dari cara merancang perancang pertama.
Dalam hal ini, produk hasil rancangan perancang kedua pada umumnya juga akan
mempunyai bentuk dan prinsip kerja yang berbeda dari bentuk dari prinsip kerja produk
hasil rancangan perancang pertama, meskipun kedua hasil rancangan tersebut berupa

Edward Saleh

13

Handout MK Rancangan Teknik 2006

produk yang mempunyai fungsi yang sama.

Pada waktu itu belum tersusun cara

merancang yang telah terbentuk atau yang telah establised yang dapat diterima oleh
banyak perancang. Cara merancang pada waktu itu adalah khas milik perancang yang
mengembangkannya, karena sangat tergantung pada karakter dan selera perancang. Cara
merancang pada waktu itu sangat intuitif, sangat tergantung dari intuisi perancang dan
kurang mendasarkan pada rasio.
Pada waktu itu cara merancang seorang perancang dianggap tidak dapat diajarkan
pada orang lain.

Jika ada orang yang ingin menjadi perancang, maka dia harus- lah

(langsung saja) merancang, atau bekerja sebagai magang pada perancang senior terlebih
dahulu. Calon perancang kemudian melihat, mempelajari dan menirukan cara bekerja
perancang senior. Dalam hal ini pengetahuan yang diperoleh calon perancang tidaklah
diperolehnya melalui transfer of knowledge yang formal, sehingga dapat dipastikan
bahwa pemagangan tidak akan mendapatkan inti dan hakekat cara merancang si
perancang yang dimaganginya.
Pada beberapa puluh tahun terakhir ini telah dikembangkan banyak cara merancang
produk oleh para perancang yang telah berpengalaman. Perancang muda pada saat ini
tinggal memilih saja salah satu dari banyak cara merancang yang sudah ada untuk
digunakan sebagai cara merancang produknya.

Perancang tersebut masih dapat

memodifikasi bagian-bagian dari cara merancang yang akan digunakan, jika dianggap
perlu, untuk memudahkan dan melancarkan caranya bekerja.
Selama empat atau lima dekade terakhir telah terbentuk banyak cara merancang
yang diusulkan oleh para perancang pakar yang dimuat dalam buku-buku yang mereka
tulis.

Cara-cara merancang (baku) tersebut terutama terbentuk oleh dua hal yang

berkembang di dunia penciptaan dan pembuatan produk, yaitu : (1) berkembangnya


produk yang pada saat ini sebagian besar terdiri dari produk yang rumit dan berteknologi
tinggi, dan (2) produk yang rumit dan berteknologi tinggi tersebut sudah tidak dapat lagi
dirancang oleh sebuah team perancang kecil. Dari beberapa cara merancang tersebut
dapat dipilih salah satu diantaranya untuk dijadikan acuan yang dipahami dan diikuti oleh
semua orang yang terlibat dalam perancangan produk.

Cara-cara merancang di atas

sudah tidak lagi intuitif sifatnya, tetapi telah merupakan cara merancang yang rasional
dan dapat dipelajari oleh calon perancang.

Edward Saleh

14

Handout MK Rancangan Teknik 2006

Ruang lingkup dan beberapa aspek perancangan


Sebelum membahas proses perancangan lebih jauh, maka akan ditinjau terlebih
dahulu ruang lingkup dan beberapa aspek perancangan.

1) Bidang Produk
Produk yang dirancang dan dibuat dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang
teknik yang terkait dengan produk tersebut.
-

produk di bidang teknik mesin

produk dibidang teknik elektro- mekanikal

produk dibidang elektronik

produk di bidang teknik kimia

produk dibidang transportasi

dan banyak lagi

Proses perancangan di berbagai bidang tersebut di atas, meskipun secara prosedural


hampir sama saja, tetapi mengandung perbedaan-perbedaan yang tampak nyata.
Beberapa contoh :
-

Mesin- mnesin pemroses makanan yang harus memenihi persyaratan-persyaratan


kesehatan

Mesin pertanian yang harus kuat dan umur cukup panjang

Dll

2) perancangan produk dan perancangan proses


Yang dimaksud dengan proses dalam perancangan proses di atas adalah proses
kimia dimana satu atau dua zat (bahan baku) atau lebih, tanpa atau engan disertai zat
katalisator atau zat lain, mengalami proses kimia pada suatu temperatur dan tekanan
tertentu sampai menghasilkan hasil akhir berupa zat senyawa seperti yang dikehendaki.
Sebagai contoh pupuk (zat hasil akhir) yang terbuat dari bahan baku minyak bumi dan
proses kimianya berlangsung dalam pabrik pupuk. Proses kimia untuk menghasilkan
pupuk dari bahan bakunya adalah hasil rancangan proses.
Istilah produk dala m istilah perancangan produk digunakan untuk menggantikan
istilah benda teknik.
Edward Saleh

Benda teknik itu sendiri menyatakan bahwa keberadaan benda


15

Handout MK Rancangan Teknik 2006

teknik tersebut di dunia merupakan hasil karya keteknikan, yaitu hasil perancangan,
pembuatan dan semua kegiatan teknik lainnya yang terkait. Benda teknik berupa benda
yang nyata, yang dibuat oleh manusia dan tidak ditemukan secara alamiah dimuka bumi
ini. Benda teknik atau produk dirancang dan dibuat untuk dapat menjalankan fungsinya,
yaitu melakukan kerja fisik tertentu yang membantu dan meringankan kehidupan
manusia.

Benda teknik pada umumnya merupakan sistem dinamik yang terdiri dari

elemen-elemen yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga saling berhubungan
dan bekerja sama dalam melakukan fungsinya.

3) Pengkategorian produk dari segi kompleksitasnya


Istilah produk mencakup benda-benda teknik yang sangat banyak macam dan
ragamnya, mulai dari produk yang sangat sederhana, baik dari segi perancangan maupun
dari segi pembuatannya, seperti obeng, misalnya, sampai produk yang sangat kompleks
susunan dan cara kerjanya dan yang terdiri dari banyak komponen, seperti : pesawat
terbang yang mempunyai beberapa juta komponen.
Dari segi kompleksitas produk, maka produk dapat dikategorikan sebagai berikut :
(urutan sesua i dengan tingkat kompleksitasnya)
- plant atau pabrik
- equipment atau peralatan dan machines atau mesin
- assemblies (modules) atau modul
- single components itu komponen tunggal
Bahwa mobil adalah sebuah produk, hampir semua orang dapat menerimanya dan
dalam pengkategorian produk di atas mobil termasuk dalam kategori mesin tetapi bahwa
pabrik mobil diketgorikan sebagai produk, barangkali ada orang yang ingin
menyanggahnya. Fungsi keduanya jelas berbeda : mobil adalah alat transportasi yang
memindahkan ma nusia dari satu tempat ke tempat lain, sedangkan pabrik mobil berfungsi
membuat mobil. Dari segi barang yang dapat diperdagangkan, maka pabrik-pun dapat
diperjual-belikan, sebagaimana halnya dengan mobil dan produk-produk lainnya. Dari
segi perancangan, maka cara merancang yang digunakan untuk merancang kedua produk
tersebut secara garis besar adalah sama, tetapi langkah-langkah dalam fase-fase
perancangannya terdapat perbedaan-perbedaan yang tidak kecil. Dari segi jumlah atau

Edward Saleh

16

Handout MK Rancangan Teknik 2006

volume produk yang dibuat, maka perbedaan langkah dalam fase- fase perancangan akan
lebih tampak perbedaanya, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam sub-bab berikut.

4) Volume Produk
Dari aspek volume produk yang dibuat, maka dibedakan :
- produk yang dibuat dalam jumlah kecil atau bahkan hanya sebuah saja
- produk yang dibuat dalam dalam jumlah besar, atau biasanya dikenal sebagai produk
yang dibuat secara massal (mass product)
Detail perancangan kedua macam produk tersebut pastilah tidak sama benar,
meskipun cara perancangan untuk keduanya dapat dipakai cara merancang yang sama.
Ada sedikitnya dua perbedaan yang membawa dampak yang cukup besar pada proses
perancangan dan pembuatan kedua produk tersebut, yaitu :
(1) untuk produk tunggal tidak dibuat prototipenya, sebab harga produk akan menjadi dua
kali lebih mahal.

Yang dapat dibuat hanyalah modelnya saja sehingga evaluasi

kinerja produk tidak dapat dilakukan dengan teliti. Dalam hal ini perancang haruslah
memanfaatkan semua produk sejenis yang pernah dibuat sebelumnya. Untuk produk
yang dibuat secara massal, prototipe produk dapat dibuat, makin banyak produk yang
diproduksi, makin banyak prototipe yang dapat dibuat.
(2) Pada produk yang dibuat secara massal, maka pengembangan dan perbaikan atau
penyempurnaan produk dapat dilakukan secara bertahap. Perbaikan produk masih
dapat dilakukan meskipun proses produksi sudah dimulai, yaitu dengan jalan
memperbaiki produk-produk yang dibuat selanjutnya.

5) Kandungan originalitas dalam produk


Setiap produk mengandung oroginalitasnya sendiri, originalitas produk yang satu
berbeda dari originalitas produk lainnya. Dari segi originalitas, dibedakan produk-produk
sebagai berikut :
- Produk original
Produk original adalah produk yang dapat dikatakan sama sekali baru yang merupakan
hasil kreativitas penemunya.

Produk original tersebut adalah produk yang belum

pernah ada sebelumnya. Produk original dapat terealisasi karena : (1) terjadi penemuan

Edward Saleh

17

Handout MK Rancangan Teknik 2006

baru hasil daya kreativitas penemu produk, (2) timbulnya teknologi baru sebagai hasil
kreativitas seseorang atau sebuah team atau (3) kombinasi dari prinsip-prinsip kerja
atau teknologi yang telah dikenal sebelumnya yang dikombinasikan secara kreatif
sedmikian rupa sehingga menghasilkan produk baru.
- Produk hasil inovasi
Produk inovasi adalah produk lama (produk yang sudah ada) yang mengalami
perubahan-perubahan baik perubahan dalam bentuk dan ukurannya tetapi terutama
perubahan dalam fungsinya sebagai hasil inovasi perancang, sehingga menjadi produk
baru dengan fungsi baru.
- Produk varian
Produk varian adalah produk yang hanya berbeda dimensinya dari produk yang sudah
ada.

Tidak diperlukan kreativitas maupun daya inovasi untuk merancang produk

varian. Dalam praktek orang agak sukar membedakan dengan tegas antara produk
varian dari produk hasil inovasi, sebab pada produk varian, misalnya, dapat terjadi
seorang perancang masih harus merubah hal- hal lain diluar dimensi agar produk dapat
berfungsi dengan sempurna. Padahal produk sebagai hasil perubahan diluar perubahan
dimensi sebenarnya adalah produk hasil inovasi, dan bukan produk varian.

Ketiga macam produk tersebut di atas memerlukan tiga buah nama merancang yaitu :
-

Perancang original atau original design

Perancang adaptif atau adaptive design untuk merancang produk-produk yang


diinovasi

Perancang varian atau varian design

Ketiga cara perancangan tersebut mengandung perbedaan-perbedaan.

Tugas I:
1. Mahasiswa membentuk kelompok, dengan anggota 2 3 orang
2. Mencari dan mempelajari satu buah skripsi/tesis yang menggunakan rancang teknik.
3. Membuat ringkasan terhadap latar belakang, menyalin metoda dan meringkas hasil
rancangan, mengkopi gambar teknik dan kebutuhan bahannya.

Edward Saleh

18

Anda mungkin juga menyukai