TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perdarahan Postpartum
Perdarahan yang lebih dari 300 ml setelah kelahiran dianggap berlebihan.
Sesuai konvensi internasional, kehilangan darah 500 ml atau lebih diartikan
sebagai perdarahan. Perdarahan postpartum atau pasca melahirkan adalah
perdarahan setelah kelahiran plasenta.(EGC, 2007)
Selain itu perdarahan postpartum didefinisikan sebagai hilangnya darah
500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala tiga
persalinan (ekspulsi atau ekstraksi plasenta dan ketuban). Normalnya, perdarahn
dari tempat plasenta terutama dikontrol oleh kontraksi dan retraksi anyaman seratserat otot serta agregasi trombosit dan thrombus fibrin di dalam pembuluh darah
desidua. .(Benzion Taber, 1994: 357)
Pada umumnya perdarahan postpartum dikenal menjadi dua jenis
perdarahan sesuai dengan kejadianya, menurut
1. Atonia Uterus
Uterus benar-benar kehilangan tonus otot karena miometrium gagal
berkontraksi dan beretraksi saat atau setelah plasenta lepas. Ruptur
pembuluh darah, yang sering terjadi di tempat perlekatan plasenta pada
kala tiga persalinan normal, tidak terkompresi oleh gerakan ligasi
serabut miometrium dan perdarahan tidak terkontrol. Perlu diingat
bahwa dalam kehamilan paling tidak 500 ml darah melewati plasenta
setiap menit sehingga atonia dapat mengakibatkan kehilangan darah
yang cepat dan hebat jika gerakan uterus yang efisien tidak segera
terjadi. Atonia uterus sering dikaikan dengan dengan pelepasan
plasenta yang tidak lengkap, retensi kotiledon, selaput ketuban atau
bekuan darah, persalinan presipitatus atau lama, plasenta previa atau
solution plasenta, anesthesia umum, atau kesalahan penatalaksaan kala
tiga, terkadang etiologinya tidak diketahui.
2. Vasa Previa
Vasa previa dikaitkan dengan insersi velamentosa tali pusat ke dalam
plasenta letak rendah. Pembuluh darah janin mengalir melalui selaput
antara tali pusat dan plasenta terletak pada segmen bawah di depan
presentasi janin. Jika ketuban pecah, pembuluh darah janin juga dapat
rupture sehingga mengakibatkan perdarahan hebat pada janin.
3. Peningkatan tekanan darah
Solusio plasenta ditemukan berkaitan dengan 40-50% kasus ibu
yang mengalami hipertensi yang lebih dari 140/90 mmHg. Penting
diingat dalam penatalksanaan hemoragi maternal baik sebelum
maupun sesudah kelahiran bahwa pre-eklamsia dapat mengancam
sedikitnya dalam 2 jam sehingga seorang ibu yang datang dengan
diagnosis primer hemoragi
4. Polihidramion atau Kehamilan Multipel
Jika ketuaban pecah saat persalinan pada kasus polihidramion atau
setelah kelahiran bayi pertama dalam kehamilan multiple, penyempitan
rongga uterus yang mendadak dan luas dapat menjadi presipitasi
pelepasan plasenta. Saat uterus sangat tertegang dalam kehamilan, sel
otot menjadi kurang mampu berkontraksi dan beretraksi secara efisien
dan mengurangi
bau
payudara,
bayi
mulai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
informasi
melalui
indera
peneliti menggunakan studi pustaka yaitu dari tahun 1994 sampai dengan
tahun 2011.
3.5 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data/informasi
yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data dengan vakiditas
tinggi.
Di samping integritas peneliti (karena peneliti menjadi instrument utama)
maka uji keabsahan data dalam studi kasus ini menggunakan metode triangulasi
sumber, dimana informasi atau data diperoleh dari klien, keluarga dan perawat.
Metode ini menyatakan data benar jika informasi yang didapatkan dari sumber
klien sama dengan informasi yang didapat dari perawat dan keluarga klien.
3.6 Analisa Data
Analisa data merupakan upaya untuk memberikan justifikasi pada data
yang telah dikumpulkan dengan melakukan perbandingan data subyektif dan
obyektif yang didapatkan dari berbagai sumber dengan berdasarkan standar nilai
normal, untuk diketahui kemungkinan tambahan atau pengkajian ulang tentang
data yang ada.
Dalam penelitian ini yang terpenting dalam analisa data adalah penentuan
fokus penelitian. Fokus penelitian adalah hal yang dijadikan pusat perhatian
dalam penelitian, sehingga memudahkan dalam menentukan data yang akan
diperlukan untuk suatu penelitian. Hal ini terkait dengan masalah kesehatan,
masalah keperawatan dan tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah
kesehatan. Sedangkan yang menjadi focus dalam penelitian ini adalah Analisis
Intervensi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk mengurangi perdarahan pada ibu
postpartum dengan persalinan normal.
Adapun metode analisa data yang digunakan adalah metode analisis deret
waktu. Dalam metode analisis ini peneliti melakukan;
pertama, kemudian dilakukan observasi lagi pada minggu atau bulan berikutnya
dan hasil ditabulasi dengan dihitung frekuensinya, kemudian diinterpretasikan lagi
(mengapa dan bagaimana) kasus tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Seperti penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan Etical Clearance
sangat diperlukan dalam penyusunan studi kasus, contohnya : terkait dengan
budaya setempat, bisa saja bila kita akan mewawancara atau melibatkan seseorang
sebagai subyek penelitian, kita memerlukan persetujuan keluarga, suami, dan suku
setempat. Itulah perlunya kita sebagai peneliti bersikap etis, tidak mementingkan
kemanfaatan dari sis kita tapi manfaat responden juga menjadi tujuan utama. Jadi
etical clearance adalah bentuk tanggung jawab moral peneliti (Hidayat, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Maternal dan