Anda di halaman 1dari 3

F.A.A.L B.L.O.K.

4
Edited by 17.17

1. Pemeriksaan Sensasi Taktil


Saat wajah naracoba disentuh, naracoba dapat merasakan sentuhan &
menunjukkan lokasinya. Hal ini disebabkan adanya reseptor taktil dan sistem
saraf.
Sinyal berupa sentuhan akan diterima oleh nervus trigeminus yang
terbagi menjadi 3 bagian area, yaitu divisi opthalmikus (area di dahi),
maksillaris (area di pipi), san mandibularis (daerah dagu). Impuls yang
diterima tersebut lalu disalurkan pada area sensorik primer di gyrus post
sentral. Informasi akan diolah sehingga bisa merasakan adanya sentuhan.
2. Pemeriksaan sensasi Nyeri
Saat wajah distimulus dengan ujung jarum, naracoba mampu
merasakan adanya nyeri dengan lokasinya juga. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya reseptor nyeri pada bagian yang distimulus. Impuls nyeri akan
diterima oleh reseptor nyeri yang memiliki ujung saraf bebas. Kemudian
impulsa ini diteruskan oleh serabut A. serabut A berakhir di lamina 1 pada
kornu dorsalis medula spinalis dan bersinaps dengan neurotransmitter
(glutamat) yang akan dilanjutkan ke kornu anterior medula spinalis lalu ke
talamus dan berakhir di otak. Setelah itu akan menghasilkan persepsi nyeri.
3. Pemeriksaan Refleks kornea
Kornea diinervasi oleh komponen sensoris dari N. V. Khususnya
cabang I yaitu divisi opthalmikus. Apabila di daerah kornea, palpebra, dan
konjungtiva distimulasi maka akan kedip mata yang disebut gerak refleks
kedip sensorik atau refleks kornea. Gerak refleks ini berlangsung sangat
cepat, lebih kurang 0,1 detik.
Pada saat percobaan,

ketika

ujung

kapas disentuhkan

pada

perbatasan kornea dan sklera, naracoba mengedipkan kedua mata secara


bersamaan.
Lengkung aferen dari refleks ini dibawa oleh nervus V cabang
opthalmikus , sedangkan lengkung eferen dibawa oleh saraf facialis menuju
m. Orbicularis occuli yang merupakan otot yang berperan dalam gerakan
menutup mata.

Hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan ini adalah ujung kapas
yang runcing harus benar-benar menyentuh perbatasan kornea-sklera, bukan
bulu mata/korneanya.
Adanya kedipan mata saat disentuh dengan kapas menunjukkan
komponen sensoris dari N.V berfungsi dengan baik.
4. Pemeriksaan Motorik
Dari pemeriksaan kulit ini, m. Masseter temporalis terlihat simetri dan
hal ini menunjukkan bahwa otot-ototnya dan skeletalnya masih baik. Pada
saat naracoba menggigit dengan kuat, dilakukan palpasi dan hasilnya didapat
bahwa m. Masseter dan m. Temporalis mampu berkontraksi kuat.
Saat mulut dibuka, rahang bawah naracoba simetris dan tidak
mengalami deviasi (miring atau tidak simetris). Bila terjadi kelumpuhan
unilateral, rahang bawah akan menyimpang ke sisi ipsi lateral pada saat
mulut dibuka. Hal ini dikarenakan m. Pterigoideus eksternus mendorong
mendorong condilus mandibula dan rahang bawah ke depan tanpa dorongan
yang mengimbangi dari sisi lain.dalam penilaian yang digunakan patokan
adalah sela-sela diantara gigi seri atas dan bawah. Pada pemeriksaan rahang
bawah, tidak ditemukan adanya refleks. Bila terjadi kelainan lesi upper motor
neuron (UMN) bilateral yang mengenai saraf kranial bawah, maka refleks
mandibula akan meningkat (patologis).
Refleks ekstrimitas
a. Refleks tendon patella
Pada saat percobaan, ketika lutut naracoba dketuk dg palu refleks,
maka akan terjadi sentakan lutut yang khas. Otot ekstensor lutut adalah
kuadriseps femoris, yang membentuk bagian anterior paha dan melekat
tepat dibawah lutut ke tibia melalui tendon patella.
Ketukan ini akan secara pasif meregangkan otot kuadriseps,
mengaktifkan

reseptor

dan

gelendongnya.

Refleks

regang

ini

menimbulkan kontraksi otot ekstensor lutut sehingga lutut menjadi


bergerak ke anterior tubuh (kedepan).

Mekanisme :

serabut Ia menerima stimulus


dari luar radiks dorsal
medulla spinalis radiks
ventral medulla spinalis
motor neuron menghantarkan
ke efektor (golgi tendon pada
otot)

b. Refleks tendon achilles


Ketika tendon achilles naracoba diketuk palu refleks, tungkai bawah si
naracoba akan bergerak. Respon yang ditunjukkan ini berupa plantar
fleksi lengiens karena m. Gastroenemius.
c. Refleks tendon biceps
Saat tendon biceps naracoba diketuk akan terasa getaran pada
tendon tersebut. Adanya refleks dari m. Biceps brachii yang menyebabkan
adanya respon yang ditunjukkan beruoa getaran atau fleksi lengan pada
sendi engsel di siku.
Catetan penting puoool:
Gangguan pada kekuatan itit dinamakan kelemahan (paresis). Tidak adanya
kekuatan sama sekali disebut kelumpuhan atau paralisis (plegia). Hemiparesis
mengacu pada kelemahan salah satu sisi tubuh; hemiplegia mengacu pada
kelumpuhan salah satu sisi tubuh. Paraplegia berarti paralisis pada kedua tungkai.
Kuadriplegia (tetraplegia) adalah paralisis pada keempat ekstremitas.

Anda mungkin juga menyukai