Oleh :
Nama
: Devi Indriyani
NRP
: 133020029
Kelompok
:A
Meja
: 5 (Lima)
Tanggal Percobaan : 12 Maret 2016
Asisisten
: Rizka Audina
A. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan roti,
diversifikasi pengolahan gandum, menambah nilai ekonomis serta untuk
mengetahui penambahan air, garam, mentega, telur, dan untuk mengetahui
penambahan bahan pengisi pada pembuatan roti.
B. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan terbentuknya gluten dari
gliadin dan glutenin serta penambahan air dan ragi sehingga terjadi proses
fermentasi dimana CO2 terperangkap dalam gluten, sehingga adonan tersebut
mengembang.
C. Bahan Percobaan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah tepung terigu,
garam, telur, air, ragi, air susu, bread improver, sukrosa dan margarin.
D. Alat Percobaan yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mixer, ruang
fermentasi, loyang panggangan roti, pisau roti, kain lap basah dan oven.
Terigu (
bagian bahan)
Pencampuran I
Pencampuran II
Fermentasi I (T 40oC, t 1 jam, RH 8085%)
Pencampuran III
Pencampuran
Air (
bagian bahan)
Garam,
Margarin/Mentega
Bahan
isian
Pencampuran IV
Fermentasi II (T 40oC, t 1 jam, RH 8085%)
Pengempisan adonan
CO2
Penimbangan adonan
W=10g
Pembentukan dan pengirisan adonan
Fermentasi III (T 40oC, t 1 jam, RH 80-85%)
Tempering (T 27oC t 5)
Baking (T 180-200oC t 25-30)
Roti
Penimbangan produk
Uap panas
Penimbangan
Bahan
Pembentukan
dan Pengisian
Fermentasi II
( T : 38-40C, t
: 1 jam
Pencampuran I
( Tepung,
sukrosa, Bread
Improver, Ragi)
Pengempisan
Adonan
Pemanggangan
T: 180- 200C
t : 20-25 menit
Pencampuran II
( Telur, Air
susu, foaming )
Fermentasi I
( T : 38-40C, t
: 1 jam
Pencampuran II
( Margarine dan
garam )
Penimbangan
Roti Manis
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Roti Manis Metode Sponge Dough
Terigu
Pencampuran I
Pencampuran II
Pencampuran III
Garam,
Margarin/Mentega
Pengempisan adonan
CO2
Penimbangan adonan
W=10g
Bahan
isian
Tempering (T 27oC t 5)
Baking (T 180-200oC t 25-30)
Roti
Penimbangan produk
Uap panas
Penimbangan
Bahan
Pembentukan
Fermentasi II
( T : 38-40C,
t : 30 menit )
Pencampuran I
( Tepung,
sukrosa, Bread
Improver, Ragi)
Pengempisan
Adonan
Pemanggangan
T: 180- 200C
t : 20-25 menit
Pencampuran II
( Telur, Air
dingin , susu
bubuk)
Fermentasi I
( T : 38-40C, t
: 1 jam
Pencampuran II
( Butter dan
garam )
Penimbangan
Roti Tawar
Gambar 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Roti Tawar Metode Straight Dough
F. HASIL PENGAMATAN
Hasil
200 gram
Bahan Utama
Bahan Tambahan
Tepung Cakra,
Tepung segitiga
Foaming, Ragi, Bread Improver, Sukrosa,
Telur, Air susu, Margarin, Garam
Berat Produk
% Produk
78,5 %
Organoleptik
1. Warna
Cokelat
2. Rasa
Manis
3. Aroma
Khas Roti
4. Tekstur
5. Kenampakan
Menarik
Gambar Produk
Roti Manis
(Sumber : Kelompok A, Meja 5, 2016)
Hasil
Basis
200 gram
Bahan Utama
TepungCakra
Ragi, Susu bubuk, Bread Improver,
Bahan Tambahan
Berat Produk
193 gram
% Produk
96,5 %
Organoleptik
1. Warna
Putih Kecokelatan
2. Rasa
Asin/Gurih
3. Aroma
Khas Roti
4. Tekstur
Lembut
5. Kenampaka
Menarik
FotoProdukAkhir
Roti Tawar
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pembuatan roti manis dapat diketahui bahwa
roti manis memilik berat sebesar 157 gram dengan % produk sebesar 78,5 %.
Berdasarkan sifat organoleptiknya roti manis berwarna coklat, rasanya manis,
aromanya khas roti, teksturnya lembut dan renyah serta .kenampakannya menarik
Berdasarkan
bahwa roti tawar memiliki berat 193 gram dengan % produk sebesar 96,5%.
Berdasrkan sifat organoleptiknya roti tawar memiliki warna Putih kecoklatan ,
rasanya tawar, aromanya khas roti, teskturnya lembut dan
kenampakannya
menarik.
Setiap proses perlakuan yang dilakukan dalam pembuatan roti ini memiliki
fungsi, yaitu :
Garam yang digunakan untuk memperbaiki butiran dan susunan roti akibat
kuatnya adonan dan secara tidak langsung berarti membantu pembentukan
warna, butiran, dan susunan roti. Garam membantu mengatur kegiatan ragi
dalam adonan yang sedang di ragi dan dengan demikian mengatur kadar
peragian.
Garam
pun
mengatur
pencegahan
pembentukan
dan
Ragi
(yeast)yang
karbondioksida
ditambahkan
yang
dapat
berfungsi
membuat
untuk
menghasilkan
adonan
mengembang.
Karbondioksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berasa, dan dapat
dimakan. Pembentukan dan perkembangan karbondioksida mengakibatkan
adonan menjadi mekar selama peragian (fermentasi)
Gula mempunyai fungsi yaitu sebagai sumber energi bagi kegiatan ragi.
Reaksi antara gula dengan protein (maillard), diduga menimbulkan warna
coklat pada kerak roti, enzim amylase dapat memecah zat pati yang rusak
pada waktu penggilingan, oleh karena itu tepung yang mengandung cukup
pati dapat memasak gula pada fermentasi. Namun demikian kebanyakan
pati tidak baik karena air bertambah. Bila ingridien itu dicampur dalam
proses yang benar maka akan terjadi proses protein yang akan menyerap
air sehingga membentuk gluten yang mempunyai sifat meregang dan
mempunyai derajat mengeper serta akan terbentuknya gas CO2 karena
fermentasi gula oleh enzim-enzim dalam ragi. Gula, walaupun dalam
jumlah sedikit, perlu ditambahkan ke dalam adonan. Sebab, gula dapat
berperan sebagai sumber karbohidrat untuk mendukung pertumbuhan ragi
roti
(Saccharomyces
cereviseae),
yang
akan
menghasilkan
gas
rasa, membantu menahan gas karena gluten lebih mengikat udara, dan
membuat volume menjadi lebih baik
Susu. Fungsi susu dalam pembuatan roti yaitu dapat mempengaruhi mutu
kelezatan
Air yang digunakan pada saat pengadukan adalah air yang berasal dari air
mineral atau air dingin, hal ini disesuaikan dengan kondisi suhu di
sekitarnya, tidak boleh menggunakan air panas, karena air panas dapat
menyebabkan ragi tidak dapat bekerja dengan baik sehingga volume roti
tidak dapat mengembang. Air yang digunakan boleh air panas kukuh yang
tidak terlalu panas
Bread Improved adalah bahan yang berfungsi sebagai emulsifier pada roti
serta membantu menghasilkan roti yang berserat halus, empuk lebih lama
dan mempunyai volume yang maksimal dan kokoh
Fermentasi merupakan tahapan penting di dalam pembuatan roti, untuk
menghasilkan gas CO2 yang berperan besar dalam pengembangan adonan dan
pembentukan karakteristik tekstur akhir roti. Proses ini dilakukan dengan bantuan
sejenis mikroba yaitu kamir Saccharomyces cereviceae atau yang populer dengan
nama ragi roti atau bakers yeast. S. cereviceae ini sangat mudah ditumbuhkan,
membutuhkan nutrisi yang sederhana, laju pertumbuhan yang cepat, sangat stabil
dan aman digunakan (food-grade organism). (Syamsir, 2014 )
Selain ragi, tepung terigu, cairan (air), garam dan gula merupakan bahan
utama lainnya yang digunakan dalam pembuatan roti. Karena ragi bersama bahan-
bahan utama ini terlibat dalam proses biologis kompleks yang terjadi selama
fermentasi, maka mereka perlu dikendalikan sedemikian rupa agar adonan yang
dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. (Syamsir, 2014 )
Perbedaan roti tawar dan roti manis terletak pada formulasinya serta bahan
pengisi yang dipakai. Roti tawar tidak memakai bahan pengisi, sedangkan roti
manis memakai bahan pengisi. Roti tawar rasanya tawar, sedngkan roti manis
mempunyai rasa manis yang berbeda-beda.Pada dasarnya langkah-langkah dalam
pembuatan roti manis hampir sama, yang membedakan pada roti manis
penggunaan gula lebih dari 20% dan ada pemberian isi. (Listiyani, 2012)
Ada beberapa cara atau metode yang umum digunakan dalam pembuatan
roti tawar atupun roti manis baik di skala home industry, modern bakery atau
industrial yaitu yang dikenal dengan metode langsung (straight Dough), metode
biang (sponge and dough), dan metode cepat (no time dough) (Marfuah, 2012).
Metode langsung (straight dough) adalah metode pembuatan roti dimana
seluruh bahan dicampur kemudian diaduk sampai kalis. Pada metode ini
fermentasi dilakukan satu kali. Keuntungan dari metode ini adalah mempunyai
toleransi yang lebih baik terhadap waktu, waktu produksi lebih pendek, lebih
sedikit kehilangan berat karena fermentasi serta baking, dan sedikit peralatan serta
karyawan yang diperlukan. Sedangkan kelemahannya adalah berkurang toleransi
waktu fermentasi dan kesalahan susah dikoreksi bila terjadi dalam proses
pengadukan (Marfuah, 2012).
Metode cepat (no time dough) merupakan metode pembuatan roti yang
paling cepat sehingga dalam waktu sekitar 3 jam bisa dihasilkan. Pengembangan
dari metode ini sekarang ada yang dikenal dengan dough break method yaitu ada
tambahan untuk mesin dough break. Dalam resepnya ada penambahan kuantitas
ragi serta bread improver untuk mempercepat proses fermentasi, hasil cukup
bagus, dan hasil produksi cukup banyak karena sedikit kehilangan berat pada
waktu fermentasi. Kelebihan dari metode ini adalah penghematan waktu karena
proses fermentasi yang cepat, lebih sedikit tenaga yang dibutuhkan untuk
perawatan peralatan, tidak membutuhkan tempat yang banyak, sedikit peralatan
yang dibutuhkan, dan efisien dari segi waktu. Sedangkan kekurangannya adalah
kehilangan aroma fermentasi dan daya tahan roti tidak lama (Marfuah, 2012).
Metode adonan biang (sponge and dough method) adalah metode
pembuatan roti dengan dua kali pengadukan dan fermentasi. Kelebihan metode ini
adalah daya tahan roti lebih baik dari sistem yang lain, aroma roti paling baik, dan
memiliki toleransi yang baik terhadap waktu fermentasi. Kekurangannya adalah
sedikit toleransi terhadap waktu aduk, lebih banyak peralatan serta karyawan yang
dibutuhkan, penggunaan waktu yang cukup panjang, dan lebih banyak kehilangan
berat karena fermentasi (Marfuah, 2012).
Mekanisme pembentukan Gluten dan peranannya dalam pembuatan roti
adalah gliadin dan glutenin jika ditambah air akan membentuk adonan (dough)
dan bila di remas remas (kneaded) akan membentuk substansi gluten yang
lengket dan elastis. Didalam pembuatan roti gluten ini membentuk jaringan dan
kerangka roti (struktur dasar remah roti) serta menahan gas yang dihasilkan dari
peragian. Elastisitas gluten akan berkembang pada proses pencampuran (mixing),
yang melibatkan sulfhidril (-SH) yang mengalami oksidasi membentuk ikatan
disulfida (-S-S-) atau membentuk ikatan baru (Sutisna, 2013).
Peranan air dalam pembuatan roti sebagai berikut :
Berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan seperti garam, gula, susu dan mineral
sehingga bahan tersebut menyebar merata dalam tepung
Mempertahankan rasa lezat roti lebih lama bila dalam roti terkandung cukup
air
Salah satu bahan yang dapat menentukan suhu adonan. (Septiawan, 2014)
Perubahan fisika dan kimia selama proses berlangsung diantaranya:
Penguapan air bahan dan udara dalam bahan terperangkap dalam gluten
sehingga mengembang yang terjadi pada saat baking
Perubahan ukuran bahan yang terjadi pada saat baking yaitu bahan menjadi
mengembang dan berwarna sedikit gelap
Perubahan struktur kimia dan kandungan bahan yang terjadi karena proses
fermentasi. Terjadinya pengembangan karena terperangkapnya CO2 oleh
gluten dalam adonan
pengadukan diusahakan alat tidak dalam keadaan rusak atau terlepas karena
ditakutkan ada logam kimia yang tidak terlihat yang masuk kedalam adonan
sehingga merugikan. pada saat pengempisan diusahakan tidak dilakukan di ubing
karena meskipun telah dioleskan alkohol tetapi dimungkinkan masih banyak
mikroorganisme perusak didalamnya yang akan menempel pada adonan roti.
Pencucian bahan yang harus dilakukan dengan air yang bersih, Pembakaran
dengan waktu dan suhunya harus disesuaikan dengan food grade.
DAFTAR PUSTAKA
Listiyani.
2012.
Pembuatan
Roti.
http://listya1405.blogspot.co.id/2012/11/pembuatan-roti.html. Diakses
: 16 Maret 2016
Marfuah,
Kamelia.
2012.
Meningkatkan
Mutu
Roti.
http://dapurummumusasyi.blogspot.co.id/2012/05/tips-meningkatkanmutu-roti.html. Diakses : 16 Maret 2016
Septiawan,
hilam.
2014.
Pembuatan
Roti
Manis.
https://hilmanseptiawan.wordpress.com/2014/05/13/pembuatan-rotimanis/ . Diakses: 16 Maret 2016
Sutisna. 2013. Gluten. http://yayuksutisna.blogspot.com/08/2013/Pembentukangluten/. Diakses 16 Maret 2016
Syamsir,
Elvira.
2014.
Mengendalikan
Proses
Fermentasi.
http://ilmupangan.blogspot.co.id/2014/12/mengendalikan-prosesfermentasi-pada.html. Diakses : 16 Maret 2016
LAMPIRAN PERHITUNGAN
A. Perhitungan Roti Manis Metode Sponge Dough
Basis : 200 gram
157
100% =
100% = 78,5%
200
38,85
=
200 = 77,7
100
15
=
200 = 30
100
2,5
=
200 = 5
100
1
=
200 = 2
100
0,1
=
200 = 0,2
100
9
=
200 = 18
100
8
=
200 = 16
100
16,5
=
200 = 33
100
9
=
200 = 18
100
0,05
=
200 = 0,1
100
% =
200
53
=
200 = 106
100
% =
1
200 = 2
100
5
=
200 = 10
100
0,1
=
200 = 0,2
100
8
=
200 = 16
100
8
=
200 = 16
100
19,9
=
200 = 39,8
100
4
=
200 = 8
100
1
=
200 = 2
100
=
LAMPIRAN KUIS
1. Bagaimana metode pembuatan roti straight dough?
Jawab :
Terigu
Susu, Ragi,
Gula
Pencampuran I
Air, Telur
Pencampuran II
Garam, Mentega,
Butter
Pencampuran III
Fermentas T=36C, t= 1 jam
Knocking Down
CO2
Penimbangan
BahanIsian
PembentukanAdonan
Fermentasi T-36C, t=30
Baking
T = 180C t=25-30
Roti Manis
Chlorinated copperas
Asam sitrat
Kalsium sulfat
Cadan Mg klorida
Asam asetat
LAMPIRAN SNI
Tabel. Syarat Mutu Roti
Persyaratan
Kriteria uji
Satuan
Roti tawar
Roti manis
Keadaan :
Kenampakan
Normal
Normal
Bau
Normal
Normal
Rasa
Normal
Normal
Air
%, b/b
Maks. 40
Maks 40
%,b/b
Maks. 1.0
Maks 1.0
Maks. 3.0
Maks 3.0
Maks. 8.0
Maks.3.0
Tidak ada
Tidak ada
%,b/b
%,b/b
Lemak
Serangga
BTM
Pengawet
Pewarna
0222-1995
Pemanis
Falling number
Sesuai SNI
01-02221995
detik
Min 300
Min 300
Mg/kg
Maks 0,05
Maks 0,05
Cemaran logam
Raksa (Hg)
(Sumber : SNI 01-3840-1995)
d. perkembangan ragi
e. Penguat gluten.
f. Memperbaiki warna kulit dan remah (crumb)
g. Meningkatkan volume
h. Memperpanjang masa simpan