Anda di halaman 1dari 7

Jangan buang WAKTU, TENAGA & BIAYA anda mencari KTI via OL….

SOLUSI MENCARI KTI KEBIDANAN TERCEPAT DI INTERNET


LANGSUNG AJA Klik disini: http://kti-skripsi.com/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang tua selalu menginginkan agar anak mereka menjadi lebih

cerdas, gembira dan pandai menyesuaikan emosi dan fisiknya. Sayangnya tak

semua orang tahu bagaimana caranya memberikan pengetahuan sejak dini kepada

anak-anaknya. (Djatmiko, 2004). Kebanyakan orang tua memiliki mitos bahwa

bayi hanya makan, tidur dan mengompol, tidak dapat melihat dengan baik, tidak

dapat mendengar sama sekali dan pada dasarnya tidak tahu apa yang terjadi di

sekitarnya sebelum umur 3 bulan. (Ludington, 1985)

Bayi memerlukan cinta ibu tanpa syarat dan memerlukan pengasuhan baik

secara lahiriah maupun kejiwaan. Salah satu perwujudannya adalah ”kasih

sayang” yang dapat dinyatakan dengan ciuman, sentuhan tangan, sikap ibu pada

saat menyusui melalui pelukan hangat memberikan perasaan yang aman pada

bayi.

Tertuang pada pokok-pokok pikiran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

tahun 1991 bahwa ibu merupakan penentu bagi pola asuhan bayi/anak termasuk

dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI). Bukan hanya Ibu, ayahpun perlu terlibat

dan menjalin kelekatan dengan bayi sehingga mampu menumbuhkan cara

pandang terhadap dirinya sendiri yang positif (self esteem), kompetensi, rasa

percaya diri sebagai bekal hidupnya kelak.

Bayi memiliki kebutuhan biologis untuk “belajar”. Metode pengajaran yang

tepat bagi janin maupun bayi, yakni merangsangnya agar gemar membaca.

1
2

(Djatmiko, 2004). Hal ini merupakan suatu stimulasi. Menurut Kobayashi (dalam

Sodjatmiko, 2002) bahwa “Stimulasi yang diberikan secara dini, terarah dan lama,

maka semakin besar dan lama manfaatnya dalam hal kecerdasan, kemampuan

berbahasa dan kecerdasan emosional.

Bayi yang diberi stimulasi menunjukkan respon yang positif. Antusiasme

dan dedikasi mereka menghasilkan pembentukan Assosiasi Edukasi Stimulasi

Janin (Infant Stimulation Education Association). Bayi-bayi tersebut lebih sering

tersenyum, lebih pandai menjangkau benda, bisa mengoceh lebih cepat, berat

badan bertambah lebih cepat dan keingintahuannya lebih besar. (Ludington,

1985). Hal ini terjadi karena tahun pertama kehidupan merupakan “Masa/tahun-

tahun keemasan dan dengan demikian sudah selayaknya dimanfaatkan secara

maksimal, ia memberikan peluang untuk optimalisasi tumbuh kembang serta

memberi peluang untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi sebelumnya.”

(Sularyo, 1996)

Tenaga kesehatan/orang tua pada tahun pertama kehidupan anaknya

seringkali hanya memfokuskan pada perkembangan motorik kasar saja,

sedangkan kurang diberikan pada perkembangan motorik halus yang merupakan

indikator kemampuan intelektual anak. (Soetjiningsih, 1998). Jika saja orang tua

memahami dan menggunakan stimulasi bayi, tujuan-tujuan untuk mendapatkan

bayi cerdas tidak hanya mungkin, tetapi juga dapat diraih. Pemberian stimulasi

yang terarah dan terus menerus dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif

(APE) yang sesuai dengan tumbuh kembang anak akan sangat bermanfaat.

Setiap anak mempunyai hak-hak menurut Islam, yaitu : (Samil, 1999)


3

1. Hak untuk hidup.

2. Hak mendapat nama baik.

3. Hak mendapat penyusuan dan pengasuhan

4. Hak mendapat kasih sayang.

5. Hak mendapat perlindungan dan nafkah dalam keluarga.

6. Hak mendapat pendidikan dalam keluarga

7. Hak mendapat kebutuhan pokok sebagai warga negara.

Pemeliharaan orang tua yang memadai merupakan hal yang menunjang bagi

peningkatan kualitas pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tetapi pemeliharaan

yang kurang memadai dapat mengakibatkan gagal tumbuh (failure to thrive), anak

merasa kehilangan kasih sayang, gangguan kejiwaan dan keterlambatan

perkembangan. (Soetjiningsih, 1998). Menurut Van Den Boomm, 1995 (dalam

Monks, 1999) bahwa pada umumnya anak yang mengalami kesulitan hubungan

ibu-anak agak mudah marah dan sensitif

Pengetahuan orang tua, khususnya ibu dalam menstimulasi/merangsang

perkembangan anak dengan dasar “Pendekatan kasih sayang” sangat dibutuhkan

dan perlu ditingkatkan. Langkah ini untuk meraih anak yang cerdas dan bila

memang ditemukan adanya penyimpangan maka dapat segera dilakukan

intervensi agar tidak berlanjut dan anak dapat mencapai potensial

perkembangannya secara optimal.

Hasil prasurvey bulan Maret 2004 yang didapatkan penulis di Kecamatan

Metro Timur, bahwa jumlah anak balita sebagai berikut :


4

Tabel 1. Data Jumlah Anak Balita (0-4 th) Tahun 2003 di Kec. Metro Timur.

No Desa/ Kelurahan Usia 0-4 tahun


1 Iring Mulyo 353
2 Yosodadi 502
3 Yosorejo 418
4 Tejosari 161
5 Tejoagung 280
Jumlah 1714
Sumber : Dokumentasi Kecamatan Metro Timur Tahun 2003.

Berdasarkan data di atas ternyata kelurahan Yosodadi mempunyai jumlah anak

balita terbanyak, yaitu 502 balita dibandingkan empat kelurahan lainnya.

Kelurahan Yosodadi memiliki 7 Posyandu, dimana dari 502 jumlah balita

tersebut diantaranya terdapat 107 bayi berusia 0-12 bulan. Adapun data yang

didapatkan sebagai berikut :

Tabel 2. Data Jumlah Bayi (0-12 Bulan) Bulan Maret 2004 di Puskesmas
Iring Mulyo

No Nama Posyandu Jumlah


1 Melati 3B 25
2 Melati 1 17
3 Melati 4A 20
4 Melati 2B 12
5 Melati 3A 11
6 Melati 2A 12
7 Melati 4B 10
Jumlah 107
Sumber : Dokumentasi Puskesmas Iring Mulyo Bulan Maret 2004.

Pada tiap posyandu di kelurahan tersebut, kegiatan pembinaan keluarga balita

(BKB) telah terlaksana, dimana daftar kehadiran bayi dan balita bersifat kontinyu.
5

Hasil wawancara yang penulis lakukan, bahwa masih banyak ibu yang

mempunyai kebiasaan untuk membandingkan kemampuan/keterampilan anaknya

dengan kemampuan/keterampilan anak lain baik yang sebaya maupun tidak. Hal

ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang stimulasi yang tepat kepada

anaknya masih kurang.

Mengantisipasi hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang stimulasi pada bayi 0 – 12

bulan di Kelurahan Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan

Metro Timur.

A. Rumusan Masalah

Memperhatikan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Bagaimana pengetahuan ibu tentang stimulasi pada bayi usia 0 - 12 bulan

di Kelurahan Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan Metro

Timur.”

B. Ruang Lingkup penelitian

Jenis : Penelitian Deskriptif

Subjek : Ibu yang mempunyai bayi usia 0 -12 bulan.

Objek : Pengetahuan ibu tentang stimulasi pada bayi.

Lokasi : Kelurahan Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo

Kecamatan Metro Timur.

Waktu : 8 Mei - 01 Juni 2004


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang stimulasi pada bayi

usia 0 –12 bulan di Kelurahan Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo

Kecamatan Metro Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengetahuan ibu dengan bayi usia 0 - <3 bulan di Kelurahan

Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur

b. Diketahui pengetahuan ibu dengan bayi usia ≥ 3 - < 6 bulan di Kelurahan

Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur

c. Diketahui pengetahuan ibu dengan bayi usia ≥ 6 - < 9 bulan di Kelurahan

Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur

d. Diketahui pengetahuan ibu dengan bayi usia ≥ 9 - 12 bulan di Kelurahan

Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo Kecamatan Metro Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Prodi Kebidanan Metro

Sebagai bahan referensi tentang tumbuh kembang dan stimulasi pada bayi usia

0 – 12 bulan dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan bagi petugas puskesmas untuk penyuluhan tentang tumbuh

kembang dan stimulasi bayi usia 0 – 12 bulan.


7

3. Bagi Kader Posyandu

Dapat menambah pengetahuan/masukan tentang stimulasi pada bayi usia 0 –

12 bulan.

4. Bagi Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 0-12 Bulan

Dapat menambah pengetahuan pentingnya stimulasi pada bayi usia 0 – 12

bulan di Kelurahan Yosodadi wilayah kerja Puskesmas Iring Mulyo

Kecamatan Metro Timur.

Anda mungkin juga menyukai