Abstract
This study aims to determine the differences in learning outcomes between the significant
science students who take the contextual approach to learning through Teaching and
Learning ( CTL ) computer -aided animation media with students who take conventional
teaching fifth grade elementary school student groups I Tampaksiring academic year
2013/2014 . For those reasons, the design of experiments approach " Nonequivalent
Control Group Design " held in 6 meetings and 1 Post test.Populasi in this study were all
students of class V SD SD Cluster I Tampaksiring , school year 2013/2014 , amounting to
PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan pendidikan
yang dihadapi sekolah pada umumnya
adalah kurang optimalnya mutu pendidikan.
Hal ini dapat dilihat dari lemahnya proses
pembelajaran contohnya pada metode,
pendekatan atau model pembelajaran yang
digunakan guru masih menggunakan
pembelajaran yang konvensional. Usaha
untuk mengoptimalkan mutu pendidikan
terus dilaksanakan secara sistematis.
Pembaharuan
pendidikan
tersebut
merupakan upaya sadar yang sengaja
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki praktik dengan sungguh
sungguh. Upaya untuk mengoptimalkan
mutu pendidikan salah satunya adalah
memperbaiki
kurikulum
yang
lebih
memberdayakan peserta didik. Untuk itu,
perlu dirancang sebuah kurikulum yang
berorientasi pada pencapaian tujuan
pendidikan nasional yakni menghasilkan
manusia
yang
berkualitas
dan
berkompeten. Selain itu, mutu pendidikan
juga sangat ditentukan oleh pendekatanpendekatan yang digunakan para guru
dalam
proses
pembelajaran
untuk
mencapai tujuan pendidikan. Ketepatan
dalam
menggunakan
pendekatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
akan dapat membangkitkan motivasi dan
minat siswa terhadap materi pelajaran yang
diberikan, serta terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Siswa akan mudah menerima
materi yang diberikan oleh guru apabila
pendekatan pembelajaran yang digunakan
tepat
dan
sesuai
dengan
tujuan
pembelajarannya.
Adapun permasalahan yang dihadapi
siswa di SD Gugus I Tampaksiring antara
lain perilaku siswa di kelas yang sering
ramai dan kurang merespon materi yang
disampaikan
oleh guru.
Selanjutnya
motivasi siswa rendah, ini dapat dilihat dari
antusias siswa dalam mengikuti pelajaran
rendah. sehingga guru harus memotivasi
terus menerus saat kegiatan pembelajaran.
Optimalnya mutu pendidikan dapat
dilihat
salah
satunya
dari
proses
pembelajaran yang berlangsung pada
sekolah tersebut, baik metode maupun
pendekatan yang digunakan. Proses
pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) belum
sepenuhnya optimal. Dari hasil observasi
yang peneliti lakukan di SD Gugus I
Tampaksiring guru masih menggunakaan
metode ceramah dan penugasan dalam
proses pembelajaran. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil belajar IPA tahun
pelajaran 2012/ 2013 yang masih di bawah
standar ketuntasan minimal yaitu 70 dan
standar ketuntasan kelas sesuai Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )70
persen ( Dokumen nilai ulangan ).
Menurut Muhibbin Syah (2003:27),
Pendekatan pembelajaran yang baik adalah
pendekatan yang sesuai dengan materi
yang akan disampaikan, kondisi siswa,
sarana yang tersedia serta tujuan
pembelajarannya. Umumnya pembelajaran
IPA
yang berlangsung di SD masih
menggunakan pendekatan pembelajaran
mengikuti
pembelajaran
melalui
pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Berbantuan Media Animasi
Komputer dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V SD Gugus I Tampaksiring Tahun
Ajaran 2013/2014
METODE
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
pengaruh
pendekatan
Contekstual
teaching
and
learning
berbantuan media animasi komputer
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Gugus
I
Tampaksirirng,
dengan
memanipulasi variabel bebas pendekatan
pembelajaran, sedangkan variabel lain tidak
bisa dikontrol secara ketat sehingga desain
penelitian yang digunakan adalah desain
eksperimen semu (quasy exsperiment).
Desain eksperimen semu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design.
Rancangan penelitian ini memperhitungkan
skor pre test dan skor post-test yang
dilakukan pada awal dan akhir penelitian.
Sugiyono (2010) Pre test hanya digunakan
untuk penyetaraan kelas. Dantes (2012:97)
Menyatakan bahwa pemberian pra-tes
biasanya digunakan untuk mengukur
ekuivalensi/
penyetaraan
kelompok.
Penyetaraan
di
lakukan
dengan
menggunakan
skor
ulangan
harian.
Sedangkan skor post test akan digunakan
untuk menguji hipotesis dalam penelitian
ini.
Langkah-langkah
yang
akan
ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari
tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan
dan pengakhiran eksperimen. Pada tahap
persiapan eksperimen langkah langkah
yang dilakukan yaitu: (1) menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP), mempersiapkan slide presentasi
yang berupa animasi komputer yang akan
disajikan
melalui
layar
LCD
dan
mempersiapkan
sumber
pembelajaran
sperti Lembar Kerja Siswa (LKS), Silabus,
dan Kurikulum yang nantinya digunakan
selama
proses
pembelajaran
pada
kelompok eksperimen, (2) menyusun
instrumen penelitian berupa tes hasil
belajar pada ranah kognitif untuk mengukur
hasil belajar IPA siswa dan (3) mengadakan
Kelompok
Eksperimen
N
30
2.
Kontrol
30
Dk
58
80,10
S
82,31
70,65
89,12
thitung
3,956
ttabel
2,000
V
yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional mencapai KKM yang telah
ditentukan. 3) Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan diperoleh thitung
sebesar 3,956. Dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% dan dk = 58 diperoleh batas
penolakan hipotesis nol sebesar 2,000.
Berarti thitung > ttabel maka hipotesis nol yang
diajukan ditolak dan menerima hipotesis
alternatif. Dapat diinterpretasikan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar IPA siswa yang dibelajarkan
menggunakan pendekatan
Contextual
Teaching And Learning (CTL) berbantuan
media animasi komputer dengan siswa
yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V SD Gugus I Tampaksiring tahun
ajaran 2013/2014. Maka dapat dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL)
berbantuan media animasi komputer
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Gugus I Tampaksiring tahun ajaran
2013/2014.
Saran yang dapat disampaikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Siswa sebaiknya dibiasakan untuk
berpikir
mandiri
serta
mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri melalui
melalui media pembelajaran yang sudah
disediakan oleh guru. Dalam hal ini guru
hanya berperan sebagai fasilitator. 2)
Dalam
kegiatan
pembelajaran
guru
diharapkan
mampu
meningkatkan
kreativitas mengajar, dan guru juga dapat
memilih media yang sesuai dengan mata
pelajaran serta materi ajar yang tentunya
membantu dalam proses pembelajran. 3)
Materi pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini terbatas hanya pada pokok
bahasan perkembangan teknologi saja
sehingga dapat dikatan bahwa hasil-hasil
penelitian terbatas hanya pada materi
tersebut. Untuk mengetahui kemungkinan
hasil yang berbeda pada pokok bahasan
lainya, peneliti menyarankan kepada
peneliti lain untuk melakukan penelitian
yang sejenis pada pokok bahasan yang
lain.