Skenario
STEP 3
1. Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan (tyas)
2.
3.
4.
5.
6.
Sifat polaritas zat terlarut dan pelarut : molekul polar larutan dalam pelarut polar dan
sebaliknya
Konsolvensi : peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan dengan penambahan pelarut
lain
Suhu dan tekanan : suhu naik maka terjadi naiknya larutan
Ukuran partikel : partikel kecil maka luas
Apa saja yang termasuk dalam sediaan liquid (nurul)
- Sirup
- Eliksir
- Emulsi
- Suspensi
- Potio
- Tingtura
(andi, tyas)
Apa saja uji evaluasi sediaan liquid (andi)
- Uji organoleptis
- Uji homogenitas
- Uji pH
- Uji kebocoran
- Uji viskositas
- Uji berat jenis
- Uji volume
- Uji kejernihan
(intan, nurul, riesma)
Apa saja kekurangan dan kelebihan sediaan liquid (daniel)
Kelebihan :
Cocok untuk pasien yang sukar menelan
Cepat diabsorbsi dalam tubuh
Secara homogen terdistribusi ke dalam tubuh
Dapat diberikan dalam larutan encer
Untuk pemakaian luar mudah digunakan
Mudah diberikan pemanis, perasa dan pengaroma
Kekurangan :
Kurang praktis
Stabilitasnya kurang
Ada obat yag sukar ditutupi baunya
(binta, halijah)
Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan liquid (riesma)
Kelarutan dari zat aktifnya
Penyimpanan
Penampilan yang menarik (rasa, bau, viskositas)
Aman dalam penggunaannya (tidak toksik)
Homogen (antara pelarut dan zat aktif bercampur merata)
Tidak boleh ada partikel yang mengapung, melayang atau mengendap dalam larutan
Cepat daya sebarnya dalam tubuh
(noor, ratna)
Apa saja yang memperngaruhi reaksi oksidasi (ratna)
Radiasi : oleh sinar matahari
Bahan pengoksidasi : asam nitrat
Katalis netral
Sistem oksidasi
(afida)
7. Apa saja metode dalam pembuatan sediaan liquid (intan)
Emulsi :
- Gom kering : pemcampuran bahan secara langsung tanda penambahan cairan
- Gom basah : pencampuran bahan dengan penambahan cairan
- Metode botol : pencampuran yang menggunakan botol atau pencampuran di
dalam botol
Suspensi
-
Dispersi
Presipitasi
(afida, andi)
8. Apa saja syarat dalam pembuatan liquid (halijah)
Sediaan harus jernih
Tidak ada endapan
Zat terlarut harus larut sempurna (homogen)
(tyas)
Mudah diberi pemanis
Dosis dapat diubah-ubah
(dian)
Aman di gunakan
aseptis
(ratna)
9. Sebutkan penggolongan larutan yang berdasarkan rute pemberiannya (noor)
Larutan oral : sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral ex : sirup dan eliksir
Larutan topikal : larutan yang mengandung air dan pelarut lain yang digunakan pada
kulit ex : lotion
(riesma)
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi formulasi sediaan liquid oral
Emulsi : suhu pemanasan tidk konstan, perbedaan intensitas pengadukan,
pencampuran tidak merata, ketidak stabilan dalam kestabilan emulsi
Suspensi : ukuran partikel, kekentalan/viskositas, jumlah partikel
Step 4
Concept mapping
Sediaan Liquid
Oral
Macam-macam
Perbedaan :
Potio
Tingtu
r
- Sirup
Metode Suspen
si
pembuatan
- Formulasi
- kestabilan
Uji Evaluasi
Emuls
i
Eliksir
STEP 2
1. Apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan (tyas)
Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi
III. Jakarta: UI Press. Pp. 940-1010, 1162, 1163, 1170.
(binta)
(andi)
(afida)
2. Sebut dan jelaskan yang termasuk dalam sediaan liquid (nurul)
a. Solutio (Larutan) : sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, sebagai
pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain.
b. Suspensi : sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan
tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
c. Emulsi : sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok.
Sumber : Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press (Ratna)
(ratna)
Larutan oral :
1.
Potiones (obat minum)
Adalah solutio yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam ( peroral ).
2. Elixir
Adalah sediaan larutan yang mengandung bahan obat dan bahan
tambahan ( pemanis, pengawet, pewarna dan pewangi ) sehingga
memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air etanol.
3.Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan
bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan
bersifat netral.
4. Saturatio adalah Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan
asam dengan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah
sehingga larutan jenuh dengan gas.
5. Potio effervescent adalah Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
6. Guttae ( drops )
Guttae / obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau
suspensi, apabila tidak dinyatakan lain maka dimaksudkan untuk
obat dalam.
Sumber : Syamsuni, A. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi.
EGC : Jakarta.
(dian)
3. Sebut dan jelaskan uji evaluasi sediaan liquid (andi)
1.
Viskositas adalah gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lainnya dalam
kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan cairan
yang akan ditentukan kekentalannya
2.
Organoleptik meliputi bau rasa dan warna
3.
Penetapan pH mempunyai perbedaan pH tidak lebih dari 4 unit, dengan pH
larutan uji
4.
Uji kejernihan untuk memastikan bahwa larutan yang di uji terbebas dari
pengotor
5.
Penentuan bobot jenis untuk menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang
sesuai dengan spesifikasi dari produk yang telah ditetapkan.
6.
Uji volume untuk jaminan bahwa larutan oral dan suspensi yang dikemas
dalam wadah dosis ganda dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih dari 250
mL, jika dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan.
Sumber: Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
(intan)
1.
Organoleptis
: Meliputi pewarnaan, bau, rasa dan dari seeiaan
emulsi pada penyimpanan pada suhu endah 5oC dan tinggi 35oC pada
penyimpanan masing-masing 12 jam.
2. Volume Terpindahkan (FI IV, <1089>)
Untuk penetapan volume terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30 wadah,
dan selanjutnya ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan tersebut.
Kocok isi dari 10 wadah satu persatu.
3. Kejernihan
Dilakukan dengan cara mengamati dengan mata sediaan larutan elixir,
apakah ada partikelnya atau tidak bila tidak berarti larutan tersebut sudah
jernih.
4. Densitas (Bobot Jenis)
Dilakukan denganmenggunakan piknometer
5. Viskositas
Cara
menentukan
viskositas
suatu
zat
menggunakan
alat
viscometer,antara lain :
a.viskometer kapiler
b. Viskometer Hoppler
c. Viskometer Cup dan Bob
d. Viskometer Cone dan Plate
6. Ph
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan pH meter, yaitu disesuaikan
dengan pH usus karena sediaan diabsorbsi di usus jadi pH sediaan harus
sama dengan pH usus.
Sumber : Anief Moeh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta.Gadjah Mada
University press
(halija)
4. Apa saja kekurangan dan kelebihan sediaan liquid (daniel)
Sirup
Keuntungan Sirup
Sesuai untuk pasien yang susah menelan obat dengan sediaan padat. Contohnya : anak anak,
lanjut usia, dan parkinson.
Dapat menarik keinginan pasien untuk minum obat, karena rasanya yang enak dan baunya
yang sedap. Sehingga anak anak tidak takut untuk minum obat.
Kerugian sirup
Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau kombinasi
beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien
tersebut.
Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi atau eliksir)
eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya
lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan.
Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi
yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.
Harga relaatif mahal karena memerlukan khusus dan kemasan yang khusus pula.
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga : Jakarta.
Suspensi
A. Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi :
baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk
anak-anak
lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan
saluran cerna tinggi
dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnya
menjadi buruk
pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila
terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga : Jakarta.
emulsi
i.
b.
c.
Kelebihan :
a.
Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu menjadi
sediaan yang homogen dan bersatu.
Mudah ditelan.
Dapat menutupi rasa yang tidak enak pada obat
ii.
a.
b.
Kekurangan :
Kurang praktis dan staabilits rendah dibanding tablet.
Takaran dosis kurang teliti.
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga : Jakarta.
potio
Keuntungan bentuk sediaan larutan (solutio) dibandingkan dengan jenis sediaan lainnya antara
lain :
lebih mudah ditelan daripada sediaan yang lain, sehingga dapat lebih mudah digunakan bayi,
anak-anak, dewasa, maupun usia lanjut
segera diabsorpsi karena telah berbentuk sediaan cair (tidak mengalami proses disintegrasi
maupun pelarutan seperti pada tablet/pil dsb
mengurangi resiko terjadinya iritasi lambung oleh zat zat iritan (Aspirin, KCl) karena larutan
langsung diencerkan dalam lambung
lebih mudah untuk menutupi rasa dan bau tidak enak pada obat dengan cara penambahan
pemanis dan pengaroma
B. Kerugian bentuk sediaan larutan (solutio) dibandingkan dengan jenis sediaan lainnya antara
lain :
bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau diangkut dan
disimpan, lebih berat.
stabilitas dalam bentuk cair kurang baik dibandingkan dalam bentuk sediaan tablet, kapsul,
pil, terutama apabila zat aktif/bahan mudah terhidrolisis
rasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak apabila dalam bentuk
larutan, terutama jika tidak dibantu dengan pemanis dan pengaroma
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga : Jakarta.
(noor)
5. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sediaan liquid (riesma)
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Sediaan Larutan:
1.
Kelarutan zat aktif
2.
Kestabilan zat aktif dalam larutan
3.
Penyimpanan
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Erlangga : Jakarta.
(riesma)
o katalis metal khususnya garam dari beberapa macam logam berat dan
o sistem oksidasi, misalnya adanya katalis organik yang labil terhadap panas.
Sumber : R, Ritonga. 2010. Penentuan Bilangan Peroksida Pada
Minyak Inti Kelapa Sawit (CPKO) Di PT. Ecogreen Oleochemicals. USU
(Ratna)
Sumber : Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV.
Erlangga: Jakarta.
(tyas)
Metode atau cara Pembuatan Suspensi :
a. Metode Dispersi
metode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat
kedalam misilago yang telah terbentuk, kemudian baru di encerkan.
b. Metode Prestipitasi
zat yang hendak didespersiakan di larutkan terlebih dulu kedalam pelarut
organik yang hendak di campur dengan air.
(Syamsuni, A. 2006)
(danil)
Sirup
Voigt. 1984. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh Soendani Noeroto
S.,UGM Press, Yogyakarta. Hal: 337-338
(binta)
8. Apa saja syarat dalam pembuatan liquid (halijah)
-
(halija)
9. Sebutkan penggolongan larutan yang berdasarkan rute pemberiannya (noor)
1.
Larutan oral
Adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat dengan/ tanpa aroma,
pemanis, pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air yang
pemakaiannya melalui oral. Contohnya : sirup, sirup simpleks, eliksir.
a. Potiones (Obat Minum)
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air
atau berbentuk emulsi atau suspensi.
b. Elixir
Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis, pengawet,
pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air-etanol. Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir
dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol.
c.Sirup
-Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 %b/v
-Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan,
digunakan untuk pengobatan.
-Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau
penyedap lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat
yang tidak enak.
d. Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa
sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Mis; solutio citratis magnesii.
e. Saturatio
Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa tetapi gas yang terjadi
ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
f.
Potio Effervescent
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
g.
Guttae (drop)
Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, apabila tidak
dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia. Pediatric
drop : obat tetes yang diguanakan untuk anak-anak atau bayi.
2.Larutan topical
Adalah larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut
lain seperti etanol dan poliol yang pemakaiannya untuk bagian luar tubuh.
Contohnya : Collyrium Guttae, Ophthalmicae, Gargarisma, Guttae Oris, Guttae
Nasalis, Inhalation, Injectiones , Lavement, Douche.(Syamsuni, 2006)
a.Collyrium
Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk
membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
b. Guttae ophthalmicae
Obat tetes mata : larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat
dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata.
Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.
c. Gargarisma (Gargle)
Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam
keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan.
Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi
tenggorokan.
Penandaan : Petunjuk pengencern sebelum digunakan dan hanya untuk kumur, tidak
ditelan
d. Litus Oris
Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam
mulut. Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin
e. Guttae Nasales
Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat
ke dalam rongga hidung, Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan
pengawet.
Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.
f. Inhalationes
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan
dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan.
Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai
bronkhioli.
Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
Penandaan : Pada etiket ditulis Kocok dahulu
g.Epithema/Obat Kompres
Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan
panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan
untuk mengeringkan luka bernanah.
Cth : Sol Rivanol, campuran Borwater-revanol
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta
(afida)
10. Apa saja faktor yang mempengaruhi formulasi sediaan liquid oral
Faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi antara lain:
o Hal-hal yang berdampak pada kelarutan
o Hal-hal yang berdampak pada kelarutan
o Hal-hal yang berdampak pada kecepatan disolusi
o Hal-hal yang berdampak pada stabilitas kimia dan enzimatik
o Kapabilitas absorbsi
Formulasi sediaan cair farmasi memerlukan beberapa pertimbangan:
a Konsentrasi obat
b Kelarutan obat
c Kelarutan obat
d Pemilihan pembawa cair
e Stabilitas fisika dan kimia
f Pengawetan sediaan
g Pemilihan eksipien yang sesuai, seperti dapar, pensolubilisasi, pemanis,
peningkat viskositas, pewarna, dan flavour.
Sumber : Kurniawan, D. W., 2012. Formulasi Sediaan Farmasi
(intan)
EMULSI
Suhu pemanasan tidak konstan
Perbedaan intensitas pengadukan
Pencampuran kurang merata
Kekompakan dan elastisitas film yang melindungi zat terdispersi
Ketidaktelitian dalam pengamatan kestabilan emulsi.
SUSPENSI
Ukuran partikel ukuran partikel erat hubungannya dengan luas
penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan
suspense itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan
perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan
antara luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan
hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka
semakin luas penampangnya.
Kekentalan/viskositas kekentalan suatu cairan mempengaruhi
pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu
cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Jumlah partikel/konsentrasi apabila didalam suatu ruangan berisi
partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah
melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan
antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan
terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin
Bahan : Tepung ubi cilembu (Ipomea batatas Lamk.). Bahan kimia dan
bahan lainnya meliputi CMCNa, tragacant, PGA, gula, nipagin, essence,
dan aquadest.
Kestabilan : Stabilitas sediaan suspensi dipengaruhi oleh komponenkomponen yang terdapat dalam formulasi tersebut, salah satu adalah zat
pensuspensi atau suspending agent. Oleh karena itu untuk mendapatkan
suspensi yang stabil dan baik diperlukan penanganan dalam proses
pembuatan, penyimpanan maupun pemilihan bahan pensuspensi. Contoh
suspending agent yang digunakan adalah CMC Na
(Carboxymethylcellulose Natrium) dan PGS
Cara pembuatan : Metode pembuatan suspensi adalah dengan metode
dispersi dan metode stabilitas dipercepat. Evaluasi stabilitas fisik suspensi
yang dilakukan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, berat jenis,
viskositas, volume sedimentasi, dan redispersi.
Sumber : Fitriani, Yeyen Nor, dkk. 2015. Formulasi and Evaluasi Stabilitas
Fisik Suspensi Ubi Cilembu (Ipomea batatas L.) dengan Suspending Agent
CMC Na dan PGS Sebagai Antihiperkolesterol.
Departemen Farmasi Industri, Fakultas Farmasi, Institut Ilmu Kesehatan Bh
akti Wiyata
(andi)
Sediaan sirup
1.sirup
Bahan :
-Pemanis
-Pengawet antimikroba
-Perasa dan Pengaroma
-Pewarna
Cara pembuatan :
Kecuali dinyatakan lain, Sirup dibuat dengan cara sebagai berikut :
Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan
hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot
yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai.
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida
antrakinon, di tambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot
simplisia.pada pembuatan sirop simplisia untuk persediaan di tambahkan
Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan dalam
wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.
Pelarut : air
2. LINCTUS
Bahan :
Luminal 4
Propilenglikol 100
Alkohol 200
Larutan sorbitol 600
Zat warna q.s
Aq.dest ad 1 liter
Pelarut : air, alkohol
Cara pembuatan :
Mencampur zat padat dengan pelarut atau campuran pelarut sambil
diaduk hingga larut.
Bahan yang larut dalam air dilarutkan terpisah dengan zat yang larut
dalam pelarut alkohol. Larutan air ditambahkan ke dalam larutan alkohol
agar penurunan kekuatan alkohol dalam larutan secara gradien mencegah
terjadinya pemisahan/ endapan.
Sumber : Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Ed
4.Universitas Indonesia Press: Jakarta.
(dian)
12. Bahan eksipien dari sediaan liquid oral
Bahan tambahan a. Corrigen odoris: digunakan untuk memperbaiki bau obat. Contoh: oleum
cinnamommi, oleum rosarum, oleum citri, oleum menthae pip. b. Corrigen saporis: digunakan
untuk mempebaiki rasa obat.
Contoh: saccharosa/sirup simplex, sirup auratiorum, tingtur cinnamommi, aqua menthae
piperithae. c. Corrigen coloris: digunakan untuk memperbaiki warna obat. Contoh: karminum
(merah), karamel (coklat), tinture croci (kuning). d. Corrigen solubilis: digunakan untuk
memperbaiki kelarutan dari obat utama. Contoh: iodium dapat mudah larut dalam larutan
pekat. e. Pengawet: digunakan untuk mengawetkan obat. Contoh: asam benzoat, natrium
benzoat, nipagin, nipasol. (Syamsuni, A., 2006)
Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. EGC : Jakarta.
(noor)