Anda di halaman 1dari 2

Flek Paru

24 10 2008

Pendahuluan
Kalau kita mendengar kata Flek Paru, maka pemikiran kita langsung tersambung dengan
penyakit TBC atau disingkat TB, dengan gambaran seseorang yang kurus kering, batuk darah,
sering panas badan, dan seterusnya. Padahal sesungguhnya, paru hanyalah salah satu target organ
diantara sekian banyak penyakit TB yang menyerang bagian-bagian lain dari tubuh kita. Robert
Koch pada tahun 1882 menemukan bakteri berbentuk batang penyebab TB, dan sejak itulah
diagnosa secara mikrobiologis dan penatalaksanaan TB lebih terarah, terlebih setelah rontgen
menemukan sinar X yang sangat membantu mendiagnosa TB paru.
Apakah berbahaya?
Ya, karena bakteri batang ini menyerang ke hampir seluruh organ tubuh mulai dari paru, kelenjar
getah bening, lulit, sendi, usus, tulang, otak, mata dan lain sebagainya namun yang paling banyak
adalah menyerang ke organ paru. Pada awalnya penderita TB dianggap perlu dirawat di
sanatorium karena membahayakan lingkungan, namun dalam perkembangannya konsep itu
ditinggalkan dan dengan ditemukannya obat-obat Anti TB maka perawatan cukup di RS. Dengan
ditemukannya Streptomycin, disusul OAT (Obat Anti TB) yang lain, maka terjadi penurunan
jumlah penderita dengan cepat.
Bagaimana gejalanya?
Penyakit ini bisa menyerang semua orang baik anak-anak maupun dewasa, serta gejalanya sangat
bervariasi. Gejala atau keluhan yang dirasakan pasien bisa bermacam-macam, banyak
diantaranya yang mirip-mirip dengan penyakit lain, atau bahkan tanpa gejala sama sekali.
Namun keluhan terbanyak adalah sebagai berikut :
1. Demam yang tidak khas
Terkadang hanya sebagai flu biasa, kadang demamnya sangat tinggi hingga 40 derajat C, namun
hampir tak pernah bebas dari demam, dan ini dipengaruhi oleh daya tahan tubuh yang semakin
turun.
2. Batuk-batuk lama, dengan atau tanpa darah. Biasanya batuk berlangsung berminggu-minggu
sampai 1 bulan, sehingga disebut dalam slogan TB bukan batuk biasa ?
3. Sesak nafas, bisa terjadi pada kasus-kasus TB yang berat, dimana fungsi paru dan jantung
sudah terganggu atau kasus-kasus berlatar belakang asma yang mengalami batuk lama.
4. Badan sering lesu, lemah dan kurang bersemangat, nafsu makan turun, berat badan makin
lama makin turun, kesan kurus dan mudah sakit.
Pemeriksaan Lab, rontgen dan tes tuberkulin
Pemeriksaan lab dan rontgen ini sangat membantu untuk menegakkan diagnosa penyakit TB
paru. Pada pemeriksaan lab, jika diambil sampel darah akan menunjukkan hasil LED (Laju Enap
Darah) dan Lymphocyt yang meninggi, pada pemeriksaan test ICT anti TB juga di dapatkan hasil
positif. Apabila batuk berdahak, maka pemeriksaan sputum (dahak) bisa ditemukan kuman BTA
atau Bacteri Tahan Asam yang berbentuk batang. Namun seringkali kesulitan jika tidak keluar
dahak, dalam hal inilah dilakukan foto rontgen. Pada fase awal, biasanya akan didapatkan

gambaran seperti bercak-bercak awan (flek) yang tidak tegas yang berlokasi di daerah apex atau
puncak kedua paru atau salah satu. Bila penyakit berlanjut, gambaran flek ini akan berbatas lebih
tegas. Pada stadium lanjut, dapat lebih parah dengan gambaran radiologis yang bermacammacam seperti adanya gambaran cairan jernih di paru bawah, atau jaringan paru yang berlubang
atau penebalan jaringan ikat.
Bagaimana mencegah TB ?
1. Jaga stamina dan daya tahan tubuh dengan olah raga dan istirahat teratur.
2. Jaga pola hidup sehat, makanan dan asupan gizi yang baik dan seimbang.
3. Hindari merokok atau asap merokok bagi yang sudah terlanjur merokok.
4. Jaga pula keseimbangan mental spiritual agar ketenangan jiwa terjaga.
5. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan, cukup sinar dan ventilasi.
6. Apabila ada anggota keluarga atau orang disekitar yang batuk lama, agar segera periksa dokter
apakah ada kemungkinan TB. Dan jika memang positif, dia harus berobat secara teratur agar
tidak menulari ke anggota keluarga yang lain.
7. Hindarkan diri dari kemungkinan terpapar infeksi TB melalui droplet di udara, yang
dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita TB.
8. Hindari berada diruang yang lembab dan gelap karena di sanalah kuman dapat bercokol hidup
selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
9. Bagi penderita TB yang aktif dan batuknya produktif, sebaiknya selalu menggunakan penutup
mulut jika batuk atau bersin.
Mengapa terjadi kegagalan pengobatan ?
Selalu dibutuhkan adanya kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien yang diobati. Ada
beberapa sebab gagalnya pengobatan antara lain :
1. Minum obat tidak teratur, sering lupa.
2. Jangka waktu minum obat tidak sesuai, pasien menghentikan obat sendiri sebelum saatnya,
merasa sudah sembuh.
3. Tidak dapat lanjutkan obat karena tidak ada biaya.
4. Lesi paru yang sakit terlalu luas dan berat.
5. Adanya penyakit lain yang terjadi bersama-sama.
6. Daya tahan tubuh pasien yang sangat rendah.
Oleh dr.Sri Kadarsih Subroto, MM
Comments : Leave a Comment
Tags: Flek paru, TBC
Categories : Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai