Anda di halaman 1dari 32

ANALISA

PERMASALAHAN
KESEHATAN
MASYARAKAT di
INDONESIA
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

Program Studi Kedokteran Gigi - UNLAM

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Permasalaha
n kesehatan
Secara langsung
melakukan tindakan
mengurangi masalah.

Problem
solving
cycle

SOLUSI
masalah
kesehatan

tidak langsung dengan intervensi


terhadap faktor faktor yang
diperkirakan mempengaruhi
masalah

Penyusunan rencana
Penyusunan program
Pelaksanaan rencana
Pengawasan rencana
Evaluasi

- Analisa situasi
- Forecasting
- Penetapan tujuan
rencana
- Identifikasi
kebijaksanaan
- Tahap persetujuan
rencana
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Problem solving cycle


Proses dari langkah langkah
berkesinambungan
analisa situasi,
perumusan masalah secara spesifik,
penentuan prioritas masalah,
penentuan tujuan,
memilih alternatif terbaik,
menguraikan alternatif terbaik menjadi
rencana operasional & melaksanakan
rencana kegiatan
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Tujuan analisa
situasi
Memahami masalah kesehatan secara jelas
dan spesifik
Mempermudah penentuan prioritas
Mempermudah penentuan alternative
pemecahan masalah

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Aspek Telaah Analisis Keadaan &


Masalah
Analisis masalah kesehatan
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan tersebut
Konsep HL Blum tentang hubungan antar
faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Konsep HL Blum
Genetika

Lingkungan

Status
kesehatan

Pelayanan
kesehatan

Perilaku

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisa situasi
kesehatan
Analisa derajat kesehatan
Analisa aspek kependudukan
Analisa pelayanan / upaya
kesehatan
Analisa perilaku kesehatan
Analisa lingkungan

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisis Derajat
Kesehatan

Analisa derajat kesehatan akan menjelaskan


masalah kesehatan apa yang dihadapi
Analisis ini akan menghasilkan ukuranukuran derajat kesehatan secara kuantitatif,
penyebaran masalah menurut kelompok
umur penduduk, menurut tempat dan waktu
Pendekatan yang digunakan adalah pendekata
epidemologis
Ukuran yang digunakan adalah angka kematia
(mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas)

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisis Derajat
Kesehatan
MORTALITAS (derajat kematian)
Angka kematian bayi
IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas
lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan
sosial ekonomi.
Tingginya IMR menunjukkan bobot masalah
mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan,
perawatan kehamilan, komplikasi persalinan dan
Angka kematian menurut penyebab (CSDR)
perawatan bayi
berguna untuk melihat penyebab atau penyakit apa
yang menjadi penyebab utama angka kematian

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisis Derajat
Kesehatan

MORBIDITAS (sakit, tidak


Incidence rate
sehat)

Jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang


terjadi dalam suatu kelompok masyarakat tertentu,
dalam masa waktu tertentu
Prevalence rate
Jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya
atau menderita penyakit tertentu dalam suatu
kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa
tertentu
Penyakit akut indikator yang baik digunakan adalah incidence
rate
Penyakit kronis , penggunaan incidence rate maupun
prevalence rate penting utk mengambarkan keadaan
penyakit
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisis pelayanan
kesehatan

Pelayanan kesehatan meliputi upaya promotif,


preventif, kuratif maupun rehabilitatif
Analisis ini menghasilkan data / informasi tentang
input, proses, out put dan dampak dari pelayanan
kesehatan
Input : Aspek ketenagaan kesehatan, biaya,
sarana
dan prasarana kesehatan
Proses pelayanan : pengorganisasian,
koordinasi, supervisi
Output pelayanan : cakupan pelayanan,
pemanfaatan
pelayanan

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisis perilaku
kesehatan

Analisis ini memberikan gambaran tentang


pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
sehubungan dengan kesehatan maupun upaya
kesehatan
Dapat menggunakan teori pengetahuan, sikap
praktek, atau health belief model atau teori lainnya
Meliputi
Peran serta masyarakat tentang pelayanan
kesehatan
Peran serta tentang pola pencarian pelayanan
kesehatan
Peran serta tentang penanganan penyakit
Peran serta masyarakat tentang kesehatan ibu dan
anak
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Analisis
Lingkungan

Analisis lingkungan fisik

- Mengambarkan masalah air bersih


- Keadaan rumah dan pekaranagan
(ventilasi, lantai, pencahayaan maupun
kebisingan)
- Limbah rumah tangga
- Limbah industri

Analisis lingkungan biologis

- Mengambarkan vektor penyakit, ternak dll

Analisis lingkungan
sosial
- Gotong royong
- Arisan dll

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Penentuan prioritas
masalah
Penentuan prioritas masalah kesehatan
Proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan
urutan masalah dari yang terpenting sampai yang
kurang penting
Dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
Metode yang digunakan :
metode delbeg, metode hanlon, metode delphi,
metode USG, metode pembobotan dan metode
dengan rumus
Langkahnya :
Menetapkan kriteria
Memberikan bobot masalah
Menentukan skoring setiap masalah
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Metode delbeg
Diawali dengan pembentukan kelompok
Sumber data dan informasi yang diperlukan
dalam penetapan prioritas masalah
berdasarkan :
- Pengetahuan dan pengalaman
- Saran dan pendapat nara sumber
- Peraturan perundangan kesehatan
- Analisa situasi
- Sumber informasi lainnya

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Langkah identifikasi &


mengiventarisasi kriteria
No

kriteria

Masalah kesh dgn kemampuan menyebar


tinggi

Masalah kesh dgn mengenai daerah luas

Mslh kesh yang mengakibatkan penderitaan


lama

Mslh kesh yg berkaitan kesehatan ibu dan


anak

No
5

kriteria penghasilan
Mslh kesh yang mengurangi

Mslh kesh yang mengakibatkan kecacatan

Mslah kesh yang cenderung meningkat

Msllh kesh yang berdampak politis

Mslh kesh yang berkaitan dgn lingkungan

Mslah kesh yang terkait dengan produktifitas


kerja
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Mengkaji dan mengevaluasi


kriteria
- Seluruh kriteria dari tiap anggota dituliskan
- Dikaji ulang dan dikelompokkan
- Kriteria yang sama digabung
- Jumlah kriteria dapat ditambahkan
- Semua kriteria jelas & disepakati oleh
kelompok

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Metode
hanlon

Kriteria besarnya masalah


- Besarnya prosentase penduduk yang menderita langsung karena
penyakit tsb
- Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi
masalah tsb
- Besarnya kerugian lain yang diderita

Kriteria tingkat kegawatan masalah


- Tingkat urgensinya
- Kecenderungannya
- Tingkat keganasanya

Kriteria penanggulangan masalah


- Amat sulit : (1)
- Sulit (2)
- Cukup sulit (3)
- Mudah (4)

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Menentukan kriteria kegawatan


masalah
Mslh

Kegana
san

Tingkat
urgensi

kecend
erunga
n

total

Ratarata

20

6,6

17

5,5

16

5,3

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Kriteria PEARL
P = kesesuaian
E = secara ekonomi murah
A = dapat diterima
R = tersedianya sumber daya
L = legalitas terjamin
mslah

Hasil
perkalian
PEARL

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Menetapkan pembobotan
- Kriteria yang sudah ditetapkan dikaji sehingga validitas
kriteria
- Tiap anggota memberi bobot pada kriteria (mis 1 5)
- Bobot 5 - 1 : sangat penting tidak penting
kriteria

Bobot nilai
rata-rata

11

3,6

12

14

4,5

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Metode
USG
Urgensi
Keseriusan
Berkembangnya masalah
- Masalah tenaga

- Masalah keuangan anggaran


- Maslah perlengkapan kerja
- Masalah lingkungan yg
berpengaruh

msalah

urgency

keseriusan

growth

Total

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

PENYUSUNAN Plan of
Action
- Pendahuluan
- Analisa situasi
- Tujuan dan masalah
- Kebijaksanaan pelaksanaan dan pokok
kegiatan
- Organisasi dan penggerakan pelaksanaan
- Sumber daya yang dimanfaatkan
- Perkiraan faktor penunjang & faktor
penghambat
- Pengawasan pengendalian dan peniaian
- penutup
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Indonesia Siaga Hadapi Pandemi

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia siaga menghadapi fase enam


pandemi influenza A-H1N1 yang diumumkan Organisasi
Kesehatan Dunia. Selain meningkatkan pemeriksaan di semua
pintu masuk, terutama bandara dan pelabuhan, pemerintah
mengintensifkan surveilans dan deteksi kasus di tingkat
pelayanan dasar sampai rujukan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan fase kedaruratan
setingkat lebih tinggi dari sebelumnya, fase 5 menjadi fase 6,
karena telah terjadi peningkatan kasus sebanyak 2.441 orang
dalam dua hari sejak Selasa (9/6). Selain itu juga dilaporkan 74
negara serta lebih dari 27.000 kasus terkonfirmasi kasus A-H1N1
2009.

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

BUKU MENKES FADILAH BIKIN GERAH AS-WHO


Flu Burung Ternyata Rekayasa Senjata
Biologi
Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) bikin gerah World
Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat
Fadilah
(AS).berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia
itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung,
Avian influenza (H5N1).

Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaanperusaha an dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke
pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk
Indonesia .
Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudulSaatnya Dunia
Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung.
Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakuakn negara adikuasa dengan
cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus
flu burung.
"Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu
burung dengan menjual vaksin ke negara kita," ujar Fadilah kepada
Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Tanpa Rokok, Masyarakat di Negara Maju Panjang Umur

"Pengadilan Washington juga menyebutkan bahwa industri rokok telah


melakukan kebohongan publik mengenaimilddanlow tar," tambahnya.
Akibat rendahnya konsumsi rokok di negaranya, ujar Kartono, industri rokok AS
dengan dibantu departemen perdagangan dan WTO melakukan ekspor sehingga
negara lain diminta menerima pasar rokoknya.
"Sekarang ekspor rokok AS telah meningkat 3 kali lipat dari 50 dollar AS, menjadi
150 dollar AS. Artinya, AS telah mengekspor penyakit ke negara lain,"
ungkapnya.
Pengaruhnya pada negara berkembang, sambung Kartono, membuat angka
kematian meningkat hingga 2 juta per tahun. Diprediksi pada tahun 2020 angka
kematian di negara maju mencapai 3 juta, sementara di negara berkembang
mencapai 7 juta.
Untuk Indonesia sendiri, jelasnya, konsumsi rokok masyarakatnya telah mencapai
250 miliar batang rokok per tahun. Sebagian besar konsumen adalah penduduk
miskin yang membelanjakan 12 persen penghasilan bulanannya untuk membeli
rokok.
Di Indonesia, diperkirakan ada 2.000 hingga 400.000 kematian yang
berhubungan dengan konsumsi tembakau pada tahun 2005, yang akan terus
meningkat kalau pemerintah tidak menganggap prioritas dan kerugian dihitung
sebesar lima kali lipat penerimaan cukai tahun yang sama.
Jika hal tersebut terus berlanjut, angka kematian yang disebabkan oleh konsumsi
rokok akan terus meningkat. "Angka tersebut harus ditekan, pemerintah harus
segera mengesahkan RUU Pengendalian Tembakau yang selama ini terkatungPriyawan Rachmadi,drg.,Ph.D
PSKGkatung di DPR," tandasnya.

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Priyawan Rachmadi,drg.,Ph.D

PSKG-

Anda mungkin juga menyukai