DEFINISI HIPOGLIKEMIA
Konsentrasi glukosa dalam darah berkurangnya secara abnormal yang
dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan sakit kepala apabila kronik
dan berat, dapat menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat (Kamus
Kedokteran Dorland, 2000).
Pada bayi aterm, hipoglikemia adalah konsentrasi glukosa plasma kurang
dari 35 mg/dl dalam 72 jam pertama, kemudian menjadi 45 mg/dl. Pada
bayi BBLR angka tersebut kurang dari 25 mg/dl (Muslihatun, 2010).
Masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah kurang dari 40 - 45mg/dl
(Sudarti dkk, 2010).
Kondisi dimana glukosa plasma kurang dari 30 mg/dL pada 24 jam
pertama kehidupan dan kurang dari 45 mg/dL setelahnya (Cranmer, 2013).
Menurut WHO, hipoglikemia adalah bila kadar glukosa/gula darah < 47
mg/dL.
ETIOLOGI
Menurut Cranmer (2013), penyebab hipoglikemia neonatal antara
lain:
1.PHHI (Persistent Hiperinsulinemic hypoglycemia of infancy)
2.Penyimpanan glikogen yang terbatas
3.Peningkatan penggunaan glukosa
4.Penurunan glikogenolisis, glukogenolisis, atau penggunaan
bahan bakar alternative
5.Penurunan penyimpanan glikogen
KLASIFIKASI
Berdasarkan tingkat beratnya Hipoglikemia neonatus dapat
digolongkan menjadi:
1.Hipoglikemia transisional: Prognosisnya baik dan tergantung
kepada kelainan yang mendasarinya .
2.Hipoglikemia sekunder : Mortalitas neonatus pada kelompok
ini disebabkan oleh kelainan yang menyertainya.
3.Hipoglikemia transien : Bayi yang termasuk dalam kelompok
ini bila tidak diobati akan mati.
4.Hipoglikemia berat (berulang), Kelompok ini bisa dibagi atas
beberapa katagori yang masing-masing mempunyai masalah
tersendiri yang mempengaruhi prognosisnya.
FAKTOR RESIKO
Menurut Haksari (2013) dan Lissauer (2013), faktor resiko hipoglikemia :
1.Ibu dengan diabetes mellitus (DM)
Gangguan spesifik yang sering ditemui pada Ibu DM
a. Gangguan metabolic (Hipokalsemia & Hipomagnesemia )
b. Gangguan kardiorespiratori (Asfiksia perinatal &Penyakit membran hyaline)
c. Gangguan hematologis
Polistemia dan hiperviskositas
Hiperbilirubinemia
Trombosis vena ginjal
d. Gangguan morfologis dan fungsional
Cidera lahir (fraktur klavikula, Erbs palsy dan cidera sistem syaraf karena
makrosomia dan prematuritas)
Malformasi kongenital (Cacat jantung Cacat renal, Cacat saluran gastrointestinal,
Cacat neurologis, Wajah abnormal, dan Micropthalmos
Lanjutan...
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tremor
Sianosis
Apatis
Kejang
Apnea intermitten
Tangisan lemah/melengking
Letargi
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kesulitan minum
Gerakan mata berputar/nistagmus
Keringat dingin
Pucat
Hipotermi
Refleks hisap kurang
Muntah
PATOFISIOLOGIS
DIAGNOSIS
Anamnesis
1.Riwayat bayi asfiksia, hipotermi, hipertemi,
gangguan pernafasan, prematur
2.Riwayat bayi dengan ibu DM
Manifestasi klinis
Kasus bisa menunjukan gejala ataupun
tidak. Kecurigaan tinggi harus selalu
diterapkan dan selalu antisipasi
hipoglikemia pada neonatus dengan faktor
risiko
Lanjutan ..
Glokosa <mg/dl
Darah Plasma/serum
Bayi/anak
<40 mg/100 ml
<45 mg/100 ml
<20 mg/100 ml
<25 mg/100 ml
0 - 3 hr
<30 mg/100 ml
<35 mg/100 ml
3 hr
<40 mg/100 ml
<45 mg/100 ml
Neonatus
* BBLR
* BCB
PROGNOSIS
Hipoglikemia
sistem saraf pusat rusak
keterbelakangan
mental,
gangguan
perkembangan, dan gangguan kepribadian.
Hipoglikemia yang tidak ditangani secara adekuat
beresiko
menimbulkan
komplikasi
seperti
hipotermia, kejang dan berakhir dengan kematian
neonatus (Cranmer, 2013 dan Kosim, 2012)
PENCEGAHAN
Kejadian hipoglikemia dapat dicegah dengan:
1.Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah, contohnya hipotermia
2.Pemberian makan enteral merupakan tindakan preventif tunggal paling
penting
3.Jika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian minum dengan
menggunakan sonde dalam waktu 1-3 jam setelah lahir
4.Neonatus yang berisiko tinggi harus dipantau nilai glukosanya sampai
asupannya penuh dan 3x pengukuran normal sebelum pemberian minum
berada diatas 45 mg/dL
5.Jika ini gagal, terapi intravena dengan glukosa 10% harus dimulai dan kadar
glukosa dipantau
PENATALAKSANAAN
Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis:
1.Pada saat lahir
2.30 menit setelah lahir
3.Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai
pemberian minum berjalan baik dan kadar glukosa
normal tercapai
h. Hipoglikemia refraktori
Kebutuhan glukosa >12 mg/kg/menit menunjukan adanya hiperinsulinisme.
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan:
1)Hidrokortison 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam
2)Glukagon 200 ug IV (segera atau infus berkesinambungan 10 ug/kg/jam)
3)Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat sekresi insulin pancreas
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Simtomatik dengan manifestasi klinis atau kadar glukosa plasma < 2025 mg/dL atau < 1,1 - 1,4 mmol/L.
Berikan glukosa 200 mg tiap kilogram berat badan atau 2 mL tiap kilogram
berat badan cairan dekstrosa 10%.
Koreksi hipoglikemia yang ekstrim atau simtomatik, tidak boleh diberikan
melalui oral atau pipa orogastrik.
Pertahankan kadar glukosa bayi yang simtomatik pada >45 mg/dL atau >2.5
mmol/L
Sesuaikan pemberian glukosa iv dengan kadar glukosa darah yang didapat
Dukung pemberian ASI sesering mungkin setelah manifestasi hipoglikemia
menghilang
Pantau kadar glukosa darah sebelum pemberian minum dan saat penurunan
pemberian glukosa intra vena secara bertahap (weaning), sampai kadar
glukosa darah stabil
Lakukan pencatatan manifasi klinis, pemeriksaan fisis, kadar skrining
glukosa darah, konfirmasi laboratorium, terapi dan perubahan kondisi klinik
(misal respon dari terapi yang diberikan).
2.
3.
Masalah hematologis
Hiperbilirubinemia
Pantau kadar serum bilirubin
Fototerapi dan transfusi tukar jika diperlukan