Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yosua Ferian Olga

Kelas : 6 EG.A.
NIM

: 061340411524
UJIAN MID TEKNIK KONSERVASI ENERGI

1) Definisi energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Di banyak negara


berkembang, termasuk Indonesia, sumber renewable energy (energi terbarukan/ET)
belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Jika ditinjau dari dampak sosial dan
ekologi, pemanfaatan sumber ET ini harus mendapatkan perhatian lebih serius. Pada
Hakikatnya energi terbarukan (renewable energy) tersebut akan dikonversikan
menjadi energy listrik demi menghidupi kebutuhan dan kegiatan sehari-hari.
Pemanfaatan sumber daya energi terbarukan meruapakan suatu peluang yang harus
digali lebih jauh dikarenakan sumber energy terbarukan memiliki kelebihan yakni :
1. Relatif mudah didapat,
2. Dapat diperoleh dengan gratis, berarti biaya operasional sangat rendah,
3. Tidak mengenal problem limbah,
4. Proses produksinya tidak menyebabkan kenaikan temperatur bumi, dan
5. Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar.
Akan tetapi bukan berarti pengembangan pemanfaatan sumber daya energi terbarukan
ini terbebas dari segala kendala. Khususnya di Indonesia ada beberapa kendala
yang menghambat pengembangan energi terbarukan bagi produksi energi listrik,
seperti:
1. Harga jual energi fosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia
masih sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di
Indonesia Rp.380,-/liter sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau
sekitar enam kali lebih tinggi.
2. Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum
dapat dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar negeri.
3. Biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah finansial
pada penyediaan modal awal.

4. Belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih
terbatasnya studi dan penelitian yang dilkakukan.
5. Secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi fosil.
6. Kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya energinya
sangat bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu.
Potensi sumber daya energi terbarukan, seperti; matahari, angin dan air, ini secara
prinsip memang dapat diperbarui, karena selalu tersedia di alam. Namun pada
kenyataannya potensi yang dapat dimanfaatkan adalah terbatas. Tidak di setiap daerah
dan setiap waktu; matahari bersinar cerah air jatuh dari ketinggan dan mengailr deras
serta angin bertiup dengan kencang Di sebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan
tersebut, nilaii sumber daya energi sampal saat ini belum dapat begitu menggantikan
kedudukan sumber daya energi fosil sebagai bahan baku produksi energi listrik. Oleh
sebab itu energi terbarukan ini lebih tepat disebut sebagai energi aditif, yaitu sumber
daya energi tambahan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi listrik, serta
menghambat atau mengurangi peranan sumber daya energi fosil.

2) Green Building ialah sebuah gerakan berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya


konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemakaian produk konstruksi
yang Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin
memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
Dalam penerapan green building tentunya banayk tantangan yang harus dilalui, yaitu :
1. Modal atau Biaya
2. Pembuatan design yang startegis
3. Pemilihan material/bahan bangunan yang ramah lingkungan
4.
5.
6.
7.

Pembuatan peraturan-peraturan yang sah dalam penerapan green construction


Penataan kota untuk mewujudkan konsep green building
Pembiayaan serta perawatan green building
Membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya green building

Zero energy building merupakan bangunan yang menciptakan nol emisi


karbon dan mengonsumsi nol energy per tahun. Cara ini dianggap paling
mutakhir dalam mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan hidup.

Konsepsi ZEB lebih mengarah pada total energi yang dikonsumsi bangunan,
antaratekor energi (energi yang dikonsumsi dari PLN dan generator minyak), dan
surplus energi(energi yang dihasilkan perangkat pembangkit energi di bangunan: sel
surya, baling-baling,dan biogas). Secara keseluruhan (net) konsumsi energi bangunan
harus nol atau bahkan surplus (menghasilkan energi lebih dari yang dikonsumsi).
3) Terkait isu global, CDM (Clean Development Mechanism) adalah salah satu dari tiga
mekanisme fleksibel dalam Protokol Kyoto yang dirancang untuk membantu negara
industri/Annex1untuk memenuhi komitmennya mengurangi efek GRK dan membantu
negara berkembang dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. CDM adalah satusatunya mekanisme fleksibel yang melibatkan negara berkembang. Berdasarkan
Protokol Kyoto, negara berkembang tidak memiliki kewajiban membatasi emisi
GRKnya, akan tetapi dapat secara sukarela berkontribusi dalam pengurangan emisi
global dengan menjadi tempat pelaksanaan proyek CDM.

Contoh Clean Development Mechanism


Di bidang energi, Sumber utama emisi CO2 di sektor energi adalah pembakaran
bahan bakar minyak dalam proses produksi dan prosesing sumber energi primer
terutama minyak dan gas, pembangkit tenaga, dan proses pembakaran di industri-

industri lainnya. Umumnya sektor ini masih banyak menggunakan teknologi yang
tidak menghasilkan emisi GRK lebih rendah.
Pengurangan emisi GRK di sektor industri umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip
berikut:
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis carbon dengan bahan bakar noncarbon atau kandungan carbon rendah
2. Meningkatkan efisiensi pembakaran
3. Meminimalkan kebocoran methane dan dekarbonisasi
4)

Ketergantungan terhadap minyak bumi baik untuk bahan bakar


pembangunan maupun untuk meningkatkan penghasilan negara menjebak Indonesia
dan untuk keluar dari kondisi tersebut Indonesia perlu dan mampu menjadi ekonomi
energi yang solid. Ketergantungan terhadap energi fosil perlu diakhiri dengan
memanfaatkan potensi sumber-sumber energi alternatif yang ada sehingga
ketersediaan energi lebih terjamin
Ketahanan energy sering digambarkan sebagai indicator aspek yang meliputi
bagaimana ketersediaan energy, bagaimana cara mudah mendapatkannya, bagaimana
keterjangkauan harga energy, serta bagaimana kualitas energy yang diterima. Seiring
dengan pertumbuhan konsumsi energy keempat aspek tersebut mengalami penurunan.
Penurunan ketersedian energy serta kualitas energy sedangkan impor minyak dan gas
bumi semakin meningkat. Hal ini akan berdampak bagi ketahanan energy nasional.
Untuk melakukan efisiensi energy langkah yang harus dilakukan antara lain
dengan memaksa konversi penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke
energi terbarukan seperti bahan bakar nabati, panas bumi, tenaga air dan tenaga
surya atau bahkan nuklir, serta mempersiapkan infrastruktur energi termasuk
perangkat hukum, riset, pembiayaan. dan sumber daya manusia yang dibutuhkan..

Dengan adanya Konservasi Energi ketahanan energy nasional akan terjaga. Dengan
tercapainya konservasi energy, perekonimian pun turut membaik.
Tingkat konsumsi energy perkapitanya akan mempengaruhi pertumbuhan
energy atau dikenal dengan hubungan bi-directional. Hal ini terjadi karena basis
ekonomi adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh suatu industri. Seluruh jenis
industri memerlukan energi yang banyak. Yang membedakannya hanya tingkat rasio
efisiensi penggunaan energi terhadap output yang dihasilkan. Peranan energi sangat
penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan energi nasional,
sehingga dengan adanya konservasi energy maka pengelolaan energi yang meliputi

penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya akan dilaksanakan secara berkeadilan,


berkelanjutan, rasional, optimal, efektif, dan terpadu.

DAFTAR PUSTAKA

Firman. 2014. Green Building. http://firmanmine.blogspot.co.id/2014/01/bangunanhemat-energi.html. diakses pada 20 April 2016


Azaz, Arifia. Zero Energy Building.
http://www.academia.edu/8418006/zero_energi_building . diakses pada 20 April 2016
_ 2009. Global Warming CDM.http://www.kamase.org/?p=932. diakses pada 20 April
2016
Humas UGM. 2005. Konservasi Energi dalam penyedianaan energy nasional .
http://ugm.ac.id/id/berita/1057-konservasi.energi.dalam.penyediaan.energi.nasional .
diakses pada 20 April 2016

Anda mungkin juga menyukai