Anda di halaman 1dari 14

8

BAB VI
BKIA, KMS DAN UKS

A.

Pendahuluan
Bahwa kajian pediatri dalam pendidikan luar biasa (PLB) lebih banyak

menekankan pada kajian pediatri sosial dan pediatri pencegahan untuk meningkatkan
kemampuan dan kualitas kesehatan masyarakat umumnya dan masyarakat PLB
khususnya dalam rangka

mencegah dan menanggulangi terjadinya kecacatan atau

kelainan.
Sebagaimana diketahui sebab terjadinya kelainan seperti tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunawicara, tunadaksa, gangguan motorik, kesulitan belajar, autistik, dan
sebagainya semua dapat terjadi ketika janin masih dalam kandungan ibu, saat persalinan
dan ketika dalam proses tumbuh kembang anak. Oleh karena itu usaha-usaha mencegah
terjadinya kelainan pada masa kehamilan, persalinan dan masa tumbuh kembang adalah
sangat penting.
Di Indonesia, kegiatan-kegiatan pediatri sosial dan pencegahan yang dilakukan
meliputi aspek:
1)

Pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja.

2)

Imunisasi.

3)

BKIA dan KMS.

4)

ASI dan kegunaannya pada bayi.

5)

Makanan sehat untuk bayi dan anak.

6)

UKS.
Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

9
264
Pembahasan pada bab-bab sebelumnya sudah dibahas tentang pertumbuhan dan
perkembangan anak, imunisasi, ASI dan kegunaannya pada bayi, makanan sehat untuk
bayi dan anak. Selanjutnya pada bab 6 ini dibahas tentang BKIA (Balai Kesehatan Ibu
dan Anak) dan KMS (Kartu Menuju Sehat), serta UKS (Usaka Kesehatan Sekolah).

B.

Balai Kesehatan Ibu Anak (BKIA)


Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) merupakan usaha kesejahteraan ibu dan

anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan umum masyarakat. Subyek garapannya terutama melayani kesehatan ibu
(termasuk ibu menyusui dan ibu hamil), bayi dan anak sampai umur 5 tahun.
Latar belakang dilaksanakannya program BKIA adalah:
1. Karena banyak bayi yang dilahirkan dalam keadaaan sehat tetapi kemudian setelah
beberapa bulan bayi tersebut menurun kesehatannya sehingga dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan. Bahkan sebagian dari
mereka yang mengalami gangguan tumbuh kembang berubah menjadi kelainan
yang permanen.
2. Usia bayi 0-1 tahun merupakan masa-masa kritis, oleh karena setiap saat mereka
dapat terancam oleh episode serangan penyakit infeksi, diare dan malnutrisi.
Keadaan ini dapat membahayakan kelangsungan hidup atau apabila selamat dan
bertahan tetapi juga dapat menjadi cacat.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

10
3. Pada masa-masa ibu menyusui bayi merupakan saat yang paling tepat dan mudah
untuk memberikan motivasi, baik di bidang perawatan bayi, makanan bayi,
imunisasi, keluarga berencana maupun tata cara pemelihatan kesehatan pada
umumnya..
Tujuan BKIA untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu secara
teratur dan terus menerus dalam waktu sakit dan sehat, pada masa ante-partum, intrapartum, pos-partum dan masa menyusui serta pemeliharaan anak-anaknya dari mulai
lahir sampai masa parasekolah.
Program-program BKIA diantaranya adalah:
1.

Pemeriksaan ibu hamil (masa ante-partum), meliputi:


a.

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan ibu hamil.

b.

Menentukan umur kehamilan pada waktu kunjungan pertama.

c.

Menentukan letak janin

d.

Memeriksa detak jantung janin.

e.

Memeriksa kesehatan umum: tekanan darah, anemia, odema.

f.

Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, terutama untuk


menentukan Hb ibu hamil.

2.

g.

Memberikan imunisasi tetanus toxoid.

h.

Pemberian tablet tambah darah.

i.

Pendidikan kesehatan terutama gizi, pemberian makanan tambahan.


Perawatan intra-partum (waktu melahirkan), diantaranya berupa pertolongan

persalinan di luar rumah sakit.


3.

Perawatan pos-partum (setelah melahirkan), misalnya:


Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

11
1)

Perawatan masa nifas,

2)

Pemeriksaan jumlah air susu ibu

3)

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan bayi.

4)

Pemeriksaan kesehatan secara umum, untuk menentukan secara dini


adanya tidaknya gangguan tumbuh kembang dan atau kelainan-kelainan.

5)

Pemberian imunisasi.

6)

Pemberian petunjuk pemberian makanan bayi sehat.

7)

Pemberian pengobatan penyakit-penyakit ringan seperti biang keringat,


sariawan

4. Pembinaan dukun bayi.


Disadari bahwa dukun bayi masih besar peranannya di masyarakat, sehingga
petugas kesehatan justru perlu mengadakan pendekatan dan pembinaan untuk
meningkatkan pengetahuan mereka, sehingga mereka dapat membantu tercapaianya
program-program kesehatan pada umumnya dan bidang KIA pada khususnya, yaitu
membantu menurunkan angka kesakitan pada ibu hamil, menurunkan angka
kematian dan kesakitan pada bayi.
Kegiatan pembinaan pada dukun bayi diantaranya:
a.

Memberikan kursus dukun pada para dukun yang belum pernah


mendapatkan kursus. Apabila keadaan memungkinkan dapat juga diberikan
dukun kit bagi dukun yang memiliki dedikasi baik dan tinggi.

b.

Pembinaan dukun terlatih atau dukun yang sudah mendapatkan kursus,


sehingga selalu terdapat hubungan yang berkesinambungan antara petugas

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

12
kesehatan dengan para dukun bayi, dengan cara mengadakan pertemuan rutin
tiap bulan, atau hari pasaran atau kegiatan arisan.
5.

Pendidikan Kesehatan
Menjelang dilakukannya pemeriksaan kesehatan untuk ibu hamil atau untuk
bayi, merupakan saat yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan,
seperti tentang:
a.

Cara pemeliharaan bayi sehat

b.

Pemberian makanan bayi sehat, cara pembuatan nasi tim, pentingnya


pemberian ASI, dan sebagainya

6.

c.

Pentingnya imunisasi.

d.

Keluarga berencana.
Pemberian imunisasi.

a. Imunisasi untuk bayi, meliputi:


1)

BCG

2)

DPT

3)

Polio

4)

Campak

5)

Imunisasi ibu hamil terutama tetanus toxoid.

b. Pemeriksaan kesehatan murid taman kanak-kanak.


Secara periodik harus dilakukan pemeriksaan terhadap anak/murid taman kanakkanak, tentu saja dengan mengikut sertakan ibu gurunya.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

13
Program-program BKIA tersebut di atas, hakekatnya bermuara pada usaha
meningkatkan kesehatan ibu dan anak secara umum, baik ketika sakit maupun sehat,
baik katika masih dalam kandungan, saat kelahiran dan setelah kelahiran sampai usia
prasekolah. Program-program itu juga dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kelainan dan kecacatan permanen.

Oleh karena itu sangat penting bagi

masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan luar biasa mengetahui dan


memanfaatkan BKIA dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta
mencegah terjadinya kelainan anak.

C.

Kartu Menuju Sehat (KMS)


Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan suatu alat teknologi tepat guna di bidang

kesehatan untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah
dilakukan oleh ibu. Alat ini juga sebagai instrumen monitoring bagi orangtua dan
petugas kesehatan. Apabila kartu ini dikerjakan dengan penuh perhatian dan secara
teratur maka kesehatan anak diharapkan benar-benar dapat terwujud.
Kartu menuju sehat ini setidak-tidaknya berisi informasi tentang :
1.

Data tentang anak itu sendiri

2.

Status gizi anak

3.

Imunisasi

4.

Penyakit yang pernah diderita.

5.

Pesan penyuluhan tentang penanggulangan diare, makanan anak, pemberian


kapsul vitamin A

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

14
Data tentang anak itu sendiri seperti nama anak, jenis kelamin, tanggal lahir,
berat badan waktu lahir, anak ke berapa dari saudara kandung, nama ayah ibu, pekerjaan
ayah/ibu, alamat rumah.
Status gizi anak digambarkan lewat naik turunnya grafik berat badan anak.
Anak yang sehat umumnya bertambah umur bertambah berat. Apabila titik dan garis
grafik berat badan berada di bawah garis merah, maka berarti anak tersebut sangat tidak
sehat. Tetapi apabila dibandingkan dengan hasil penimbangan sebelumnya berat
badannya bertambah mengikuti salah satu pita warna, maka anak ini berindikasi sehat.
Sedangkan apabila berat badannya tidak naik (berat badan berkurang, berat badan tetap,
atau berat badan bertambah tetapi pindah pada pita warna yang lebih muda) maka ini
artinya anak yang bersangkutan tidak sehat.
Kartu menuju sehat juga berisi informasi tentang macam imunisasi yang harus
diikuti/diberikan kepada anak, manfaat imunisasi, siapa saja yang perlu diimnisasi.
Kartu menuju sehat juga memuat informasi tentang penyakit yang pernah
diderita anak, minimal informasi tentang pencegahan dan penanggulangan diare,
pemberian makanan tambahan (PMT) bagi yang malnutrisi, pencegahan dan
penanggulangan penyakit kekurangan vitamin A, pencegahan dan penanggulangan
penyakit kurang darah.
Kartu Menuju Sehat dapat digunakan untuk suatu perawatan dan pengawasan
terus menerus atas kesehatan bayi dan balita. Di samping itu juga dapat menjadi alat
pemantauan bagi program-program yang bersifat kuratif maupun preventif. Alat yang
sederhana ini dapat juga membantu kita dalam mengikuti secara epideiologis suatu
penyakit yang sedang berkembang di daerah tertentu.
Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

15
Manfaat KMS yang lain orangtua dapat melihat sendiri keadaan berat badan
anak, apakah anak berat badannya kelebihan, normal atau di bawah normal. Apabila
berat badannya kelebihan sudah tentu orangtua dalam menindak lanjuti dengan
mengurangi volume dan frekuensi makan, meskipun sudah tentu harus dipertimbangkan
untuk tetap mempertahankan asupan kecukupan gizi. Sementara apabila berat badannya
kurang/di bawah normal, maka orangtua harus menindaklanjuti dengan memberikan
asupan makanan yang lebih dari biasanya guna mengejar ketertinggalam berat
badannya.
Penggunaan KMS juga dapat untuk memonitor bagaimana status vaksinasi bayi
dan balita, karena dapat dilihat di KMS tentang macam dan frekuensi vaksinasi yang
sudah diberikan kepada bayi dan anaknya. Di samping itu dapat juga dipergunakan
untuk pedoman melaksanakan keluarga berencana, apakah sudah sesuai dengan
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera).
Kartu menuju sehat ternyata cukup hemat, hanya terdiri dari satu lembar saja,
warnanya menarik dan mempunyai daya guna yang besar sekali. Penggunaan KMS
secara baik dan benar, akan dapat mencegah bayi dan anak menjadi sakit, mencegah
bayi dan anak dari malnutrisi dan mencegah bayi dan anak menjadi generasi yang
cacat/kelainan permanen.
Kondisi kesehatan bayi dan balita yang baik dapat menjadi modal baik bagi
kesehatannya saat anak nanti di usia sekolah. Ketika anak berusia sekolah khususnya di
SD ia kemungkinan juga akan mendapatkan imunisasi Difteri, Tetanus dan Campak di
kelas I, 2 dan kelas 3 (Umar Fahmi Achmadi, 2006). Di samping itu untuk kasus
tertentu anak usia SD dapat diberikan vitamin A, kapsul/tetes iodium ataupun
Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

16
pemberian makanan tambahan. Usaha mencegah dan meningkatkan status kesehatan
anak usia sekolah tersebut dimasukkan dalam program usaha kesehatan sekolah.

D. Usaha Kesehatan Sekolah


Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai
sasaran utama.
Sasaran UKS adalah masyarakat sekolah yang terdiri dari:
1.

Anak Didik

2.

Guru

3.

Petugas lainnya
Satuan pendidikan atau sekolah dalam istilah UKS ialah semua sekolah dari

tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan sekolah lanjutan atas (SLTA). Prioritas
pelaksanaan diberikan kepada Sekolah Dasar, mengingat bahwa SD merupakan dasar
dari sekolah-sekolah lanjutan tanpa mengabaikan pelaksanaannya di sekolah-sekolah
lanjutan.
Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan bertitik tolak pada pemikiran bahwa:
1.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dengan sengaja selenggarakan


untuk mempertinggi kualitas bangsa dalam segala aspek.

2.

Usaha Kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata efektif untuk mendukung


terwujudnya kualitas generasi penerus, terutama untuk mencapai kebiasaan hidup
sehat dari masyarakat sekolah pada umumnya, karena masyarakat sekolah:

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

17
a.

Mempunyai jumlah anggota masyarakat sekolah yang banyak, karena


jumlah penduduk umur 6-18 tahun di Indonesia sangat banyak (kurang lebih
29%)dan 50% dari jumlah itu adalah anak-anak.

b.

Masyarakat sekolah yang terdiri dari murid, guru serta orangtua


murid merupakan masyarakat yang paling peka terhadap pengaruh modernisasi
dan tersebar merata di seluruh Indonesia, sehingga sangat strategis digunakan
untuk melaksanakan program-program/usaha-usaha kesehatan masyarakat.

3.

Masa usia sekolah adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaankebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan serta
mempengaruhi lingkungannya sekarang dan di masa yang akan datang.

4.

Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah satu hasil dari pengertian,
sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anak-anak pada waktu sekarang.
Maksud dan tujuan UKS (a) secara umum bertujuan untuk mempertinggi nilai

kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan
lingkungannya sehingga didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rokhani dan
sosialnya. (b) Secara khusus UKS bertujuan untuk mencapai keadaan kesehatan anakanak sekolah dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh
kembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal, dengan jalan:
1.

Mempertinggi nilai kesehatan

2.

Mencegah dan memberantas penyakit

3.

Memperbaiki atau memulihkan kesehatan melalui usahausaha:


a.

Mengikut sertakan secara aktif guru dan orang tua murid dalam usaha:
Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

18
1) memberikan pendidikan kesehatan dalam arti menanamkan kebiasaan hidup
sehat sehari-hari yang penting bagi kesehatan.
2) Mengawasi kesehatan anak didiknya serta mengenai kelainan kesehatan
sedini mungkin.
b.

Mengikutsertakan secara aktif anak didik dalam usaha memperbaiki dan


memulihkan kesehatan, misalnya dengan kegiatan dokter kecil.

c.

Pengobatan ringan.

d.

Imunisasi.

e.

Usaha pengobatan gigi dan pencegahannya.

f.

Usaha perbaikan gigi anak.

g.

Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat.

Program UKS meliputi:


1.

Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (Health School Living):


a. Bangunan sekolah, perlengkapan sekolah, fasilitas sanitasi dan pekarangan yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan serta terjaga kesehatannya.
b. Ada hubungan yang baik antara guru, anak didik, orang tua murid serta petugas
kesehatan dan masyarakat pada umumnya sehingga menjamin adanya
pertumbuhan dan perkembangan mental dan sosial yang sebaik-baiknya.

2.

Pendidikan Kesehatan (Health Education)


Menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak-anak didik agar dapat bertanggung
jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya dan ikut aktif dalam
usaha-usaha kesehatan antara lain:
Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

19
a.

Kebersihan perorangan dan lingkungan.

b.

Pencegahan dan pemberantasan penyakit.

c.

Pencegahan kecelakaan dan pertolongan pertama pada kecelakaan


dengan melalui kegiatan Dokter Kecil.

d.
3.

Perawatan orang sakit di rumah.


Usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah (Health Service in School) meliputi:

a.

pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik pemeriksaan umum atau


khusus (paru-paru, gigi, gizi, mata).

b.

Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan perorangan.

c.

Pemeliharaan dan pengawasan kebersihan lingkungan.

d.

Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular misalnya


dengan imunisasi.

e.

Usaha perbaikan gizi.

f.

Usaha kesehatan gigi sekolah (UKSG).

g.

Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi pertumbuhan jasmani,


rohani dan sosial.

h.

Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengobatan ringan oleh


Dokter Kecil.

E. Rangkuman
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) merupakan usaha kesejahteraan ibu dan
anak yang bergerak dalam pendidikan kesehatan, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan umum masyarakat. Subyek garapannya terutama melayani kesehatan ibu
Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

20
(termasuk ibu menyusui dan ibu hamil), bayi dan anak sampai umur 5 tahun. Program
BKIA umumnya meliputi (a) pemeriksaan ibu hamil, (b) pemeriksaan bayi sehat, (c)
pembinaan dukun bayi, (d) pendidikan kesehatan, dan (e) pemberian imunisasi.
Kartu Menuju Sehat merupakan alat teknologi tepat guna di bidang kesehatan
untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak yang mudah dilakukan
oleh ibu. Alat ini juga sebagai instrumen monitoring bagi orangtua dan petugas
kesehatan. Isi KMS setidak-tidaknya tentang (a) Data tentang anak itu sendiri, (b)
Status gizi anak, (c) Imunisasi, (d) Penyakit yang pernah diderita, dan (e) Pesan
penyuluhan penanggulangan diare, makanan anak, pemberian kapsul vitamin A
Kartu Menuju Sehat dapat digunakan untuk suatu perawatan dan pengawasan
terus menerus atas kesehatan bayi dan balita. Di samping itu juga dapat menjadi alat
pemantauan bagi program-program yang bersifat kuratif maupun preventif. Alat yang
sederhana ini dapat juga membantu kita dalam mengikuti secara epideiologis suatu
penyakit yang sedang berkembang di daerah tertentu.
UKS merupakan bidang pekerjaan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di
sekolah-sekolah untuk mewujudkan keadaan sehat pada anak didik, guru dan petugas
sekolah lainnya. Secara umum UKS bertujuan untuk mempertinggi nilai kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan
lingkungannya sehingga didapatkan anak-anak yang sehat jasmani, rokhani dan
sosialnya. Secara khusus UKS bertujuan untuk mencapai keadaan kesehatan anak-anak
sekolah dan lingkungannya sehingga dapat memberikan kesempatan tumbuh kembang
secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

21
Buku Acuan
Edhi Dharma, Endang Sumirih. T.th. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Sehat.
Yogyakarta: Yayasan Sarana Cipta
Gerald B. Merenstein, David W.Kaplan, Adam A. Rosenberg, Alih Bahasa Hunardja.
Cet. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Jakarta: Widya Medika.
Harsono Salimo. 1994. Ilmu Kesehatan Anak. Pediatri Sosial. Surakarta: UNS
Jack Insley MB. Alih Bahasa Achmad Suryono. Editor Rusi Muhaimin Syamsi. Cet.
2005. Vade-Mecum Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Umar Fahmi Achmadi. 2006.Imunisasi Mengapa Perlu?.Jakarta:Penerbit Buku Kompas.

Abdul Salim, Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa, 2006

Anda mungkin juga menyukai