Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia dalam hal budidaya
tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan secara
fisiologis maupun morfologi dari tanaman tersebut.
Pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan yang
diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan
konsumen. Produk pascapanen sangat mudah mengalami kerusakan kerusakan
fisik akibat berbagai penanganan yang dilakukan. Selain itu hal yang penting
untuk dipahami adalah produk pascapanen apapun bentuknya masih melakukan
aktivitas metabolisme penting yaitu respirasi. Aktivitas respirasi berlangsung
untuk memperoleh energi yang digunakan untuk aktivitas hidup pascapanennya.
Setelah panen, sebagian besar aktivitas fotosintesis yang dilakukan saat masih
melekat pada tanaman induknya berkurang atau secara total tidak dapat dilakukan.
Saat tersebut mulailah penggunaan substrat cadangan yang ada di dalam tubuh
bagian tanaman yang dipanen untuk aktivitas respirasinya. Pada saat substrat
mulai terbatas maka terjadilah kemunduran mutu dan kesegaran atau proses
pelayuan dengan cepat. Sehingga untuk menjaga kualitas hasil pertanian agar
tetap baik dan menarik diperlukan suatu metode penanganan pasca panen yang
optimal untuk mengurangi atau menghambat laju respirasi maupun faktor-faktor
yang dapat menurunkan kualitas buah tersebut.
Salah satu metode untuk mengurangi laju respirasi dan transpirasi untuk
menunda proses pematangan buah dan sayur agar tidak cepat rusak antar lain
yaitu dengan cara modifikasi atmosfer melalui pengemasan dan pengaturan suhu
penyimpanan. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan dan juga tak kalah memegang peranan penting dalam pengawetan
bahan hasil pertanian. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di
dalamnya, melindungi dan bahaya pencemaran serta ganggun fisik.
1

Mengingat pentingnya pengelolaan pasca panen, maka perlu adanya


pelaksanaan praktikum pasca panen, sehingga dapat menambah pemahaman
tentang pengelolaan pasca panen.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui perbedaan pengaruh
antara suhu terkendali dengan suhu ruangan pada saat penyimpanan.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui perbedaan pengaruh
antara suhu terkendali dengan suhu ruangan pada saat penyimpanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Panen merupakan kegiatan akhir dari proses produksi di lapangan dan
faktor penentu proses selanjutnya. Pemanenan dan penanganan pasca panen pada
tanaman cabai perlu dicermati untuk dapat mempertahankan mutu sehingga dapat
memenuhi spesifikasi yang diminta konsumen. Penanganan yang kurang hati-hati
akan berpengaruh terhadap mutu dan penampilan produk yang berdampak kepada
pemasaran (Rajab dan Taufik 2008).
Setelah pemetikan, proses fisiologi tetap berjalan, tergantung pada situasi
luar, seperti temperatur dan kelembaban. Proses fisiologi tetap dipertahankan
tetapi lajunya harus dikurangi. Caranya dengan menekan tingkat respirasi, yaitu
mengatur

temperatur

dan

kelembaban

udara

di

sekelilingnya

dengan

menempatkan produk dalam ruangan yang sistem udaranya terkendali. Selain laju
respirasi, harus juga ditekan laju transpirasi yaitu proses penguapan dari buah
dengan cara meningkatkan kelembaban udara dan menurunkan temperatur, atau
dengan menempatkan buah dalam kemasan tertentu untuk mengurangi gerakan
udara di sekeliling buah (Asgar, 2009).
Salah satu cara untuk menurunkan laju kemunduran adalah dengan
memodifikasi konsentrasi gas O2 dan CO2 di lingkungan atmosfer sekitar produk
dengan menggunakan pengemas plastik dengan permeabilitas tertentu yang
dikenal sebagai modified atmosphere packaging (MAP), sehingga respirasi dapat
diturunkan pada kondisi minimum yang mana dapat memperlambat laju
kerusakan fisiologis produk dan masa simpan dapat diperpanjang. MAP
melibatkan produk yang diekspose dengan atmosfir yang digenerasi dalam
kemasan akibat interaksi dari produk, kemasan dan atmosfer eksternal. MAP
adalah suatu sistem yang dinamis dimana respirasi dan keluar-masuknya gas
melalui kemasan terjadi bersamaan. Keluar-masuknya gas O 2 dan CO2 pada
kondisi suhu dan kelembaban penyimpanan yang sama dengan produk yang sama
pula adalah ditentukan oleh permeabilitas dari kemasan yang digunakan.
Permeabilitas plastik terhadap gas O2 dan CO2 semakin berkurang dengan

semakin tebalnya plastik tersebut. Hal ini berimplikasi pula pada kondisi
minimum dari konsentrasi O2 dan kondisi maksimum dari konsentrasi CO 2 yang
dicapai. Semakin tipis plastik maka kondisi minimum konsentrasi O2 adalah lebih
tinggi dan kondisi maksimum konsentrasi CO2 lebih rendah dibandingkan dengan
plastik lebih tebal (Utama dkk, 2005).
Pada prinsipnya penyimpanan buah-buahan dan sayur-sayuran dilakukan
untuk mengendalikan laju proses metabolisme, seperti respirasi, transpirasi,
infeksi hamapenyakit dan untuk memperpanjang umur simpan. Penyimpanan
sistem atmosfer terkendali dan modifikasi atmosfer adalah suatu teknologi untuk
memperpanjang umur simpan dari makanan, utamanya untuk buah-buahan dan
sayur-sayuran dan juga untuk mengurangi hama di dalam ruang simpan. Secara
teknis udara terkendali (UT) mencakup penambahan atau pengurangan gas-gas
yang menghasilkan susunan udara yang sangat berbeda dengan udara biasa. Jadi,
CO2, O2, CO, C2H4, asetilena, atau N2 dapat diatur untuk mendapatkan berbagai
kombinasi komposisi gas. Namun dalam penerapannya sekarang UT merupakan
istilah untuk penambahan CO2, penurunan O2, dan kandungan N2 tinggi
dibandingkan dengan udara biasa. Di dalam penyimpanan atmosfer terkontrol,
temperatur dan komposisi gas dari penyimpanan atmosfer telah diatur atau
dikontrol. Kisaran konsentrasi gas di dalam penyimpanan kontrol atmosfer adalah
1-10% oksigen, 0-30% karbondioksida dan sebagai penyeimbang adalah nitrogen
(Argo dkk, 2008).
Modifikasi atmosfer merupakan proses penanganan pasca panen yang
tergolong alamiah dan bebas bahan kimia serta memiliki prosedur yang lebih
mudah dan memungkinkan untuk dilakukan diman saja karena hanya
menggunakan

peralatan

yang

sederhana.

Pengemasan

berbeda

dengan

penyimpanan pada ruang dingin. Pada penyimpanan produk pertanian di suhu


dingin atau suhu rendah memang juga dapat menghambat kegiatan respirasi,
sehingga menunda pelunakan, perubahan warna, perubahan mutu, serta proses
kimiawi lain pada buah, namun penyimpanan pada suhu dingin atau lemari es
dapat menyebabkan terjadinya pembekuan sel, karena sebagian besar sel tersusun
dari larutan atau cairan yang dapat menbeku di suhu dingin, sehingga apabila

disimpan dilemari es, sel akan pecah akibatnya buah yang disimpan kadar airnya
akan lebih cepat turun (Amiarsi, 2012).

BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Pelaksanaan
Praktikum teknologi pasca panen dilaksanakan pada bulan Februari sampai
Maret 2014 bertempat di kediaman Mitra Juniarti.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu Gunting, hekter,
timbangan, kulkas, kamera dan alat tulis menulis.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu plastik, kertas minyak,
buah-buahan dan sayuran.
C. Prosedur kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu :
1. Menyiapkan bahan yang akan digunakan ( buah-buahan).
2. Membagi dua bagian buah untuk di simpan secara konvensional pada suhu
kamar dan pada suhu terkendali yaitu pada lemari pendingin (kulkas).
3. Membungkus buah dan sayur yang dibagi menjadi tiga perlakuan yang
diberikan yaitu dibungkus dengan plastik, kertas Koran dan untuk kontrol
dimana buah-buah tersebut tidak dibungkus sama sekali.
4. Menimbang berat masing-masing buah dan sayur yang telah di bungkus
5. Kemudian masing-masing disimpan dalam kulkas dan suhu kamar ( ruang
terbuka)
6. Melakukan pengamatan setiap minggu sekali dengan melihat perubahanperubahan yang terjadi pada buah dan sayuran baik secara fisik dan kimia
yang meliputi warna, tekstur, aroma dan berat buah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Komoditas

Perlakuan
Plastik

Tomat

Tanpa
kemasan
Plastik

Cabai

Tanpa
kemasan
Plastik

Wortel

Tanpa
kemasan
Plastik

Rambutan

Tanpa
kemasan
Plastik

Kentang

Tanpa
kemasan
Plastik

Mangga
Tanpa
kemasan

Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
Kulkas
Kamar
kulkas
Kamar

Berat
100
90
100
110
30
30
40
50
100
70
90
90
80
80
100
80
59,22
69,27
36,62
69,27
75,21
Busu
k
81,13
Busu
k

Tabel 1.1. Pengamatan minggu pertama

Variabel yang diamati


Warna
Aroma
Merah kekuningan
Harum
Merah kekuningan
Harum
Merah kekuningan
Harum
Merah kekuningan
Harum
Merah
Harum
Merah
Harum
Merah
Harum
Merah
Harum
Jingga
Harum
Jingga
Harum
Jingga
Harum
Jingga
Harum
Merah, kehijauan
Harum
Merah, kehijauan
Harum
Kuning, kemerahan
Harum
Kuning, kemerahan
Harum
Kuning
Tidak berbau
Kuning
Tidak berbau
Kekuning-kuningan Tidak berbau
Kekuning-kuningan Tidak berbau
Hijau
Harum

Tekstur
Keras, lem
Keras, lem
Keras, lem
Keras, lem
Keras, lem
Keras, lem
Keras, lem
Keras, lem
Keras
Keras, kas
Keras, kas
Keras, kas
Keras
Keras
Keras, kas
Keras, kas
Keras
Keras
Keras
Keras
Agak lemb

Hitam

Busuk

Lembek

Hijau

Harum

Agak lemb

Hitam

Busuk

Lembek

Komoditas

Perlakuan

Kulka
Plastik
s
Kamar
Tomat
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Cabai
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Wortel
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Rambutan
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Kentang
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Mangga
Kamar
Tanpa
kulkas
Kamar
kemasan
Tabel 1.2. Pengamatan minggu kedua

Variabel yang diamati


Aroma

Berat

Warna

90

Merah kekuningan

Harum

Keras, l

80

Merah kekuningan

Harum

Keras, l

90

Merah kekuningan

Harum

Keras, l

100

Merah kekuningan

Harum

Keras, l

20

Merah

Harum

Keras, l

20

Merah

Harum

Keras, l

30

Merah

Harum

Keras, l

40

Merah

Harum

Keras, l

90

Orange

Harum

Ker

60

Orange

Harum

Keras,

80

Orange

Harum

Keras,

80

Orange

Harum

Keras,

70

Merah, kehijauan

Harum

Ker

70

Merah, kehijauan

Harum

Ker

90

Kuning, kemerahan

Harum

Keras,

70

Kuning, kemerahan

Harum

Keras,

78,73

kuning kecokelatan

Berbau

Kera

Busuk

kuning kecokelatan

Tidak berbau

Lemb

70,60

Kuning

Tidak berbau

Kera

Busuk

kuning kecokelatan

berbau

Lemb

Busuk

Hitam

Busuk

Lemb

Busuk
Busuk
Busuk

Hitam
Hitam
Hitam

Busuk
Busuk
Busuk

Lemb
Lemb
Lemb

Teks

Komoditas

Perlakuan

Kulka
Plastik
s
Kamar
Tomat
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Cabai
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Wortel
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Rambutan
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Kamar
Kentang
Kulka
Tanpa
s
kemasan
Kamar
Kulka
Plastik
s
Mangga
Kamar
Tanpa
kulkas
Kamar
kemasan
Tabel 1.3. Pengamatan minggu ketiga

Berat

Variabel yang diamati


Warna
Aroma

Tekstur

82

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

70,5

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

82

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

70,5

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

18,4

Coklat

Busuk

Lunak

18,4

Coklat

Busuk

Lunak

26

Coklat

Busuk

Lunak

34,3

Coklat

Busuk

Lunak

80,1

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

50,4

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

74,6

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

74,8

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

86,5

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

62

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

77,52

Kuning kekuningan

Tidak berbau

Lembek

Busuk

Kuning kecoklatan

Berbau busuk

Lembek

68,45

Kuning kekuningan

Tidak berbau

Lembek

Busuk

Kuning kecoklatan

Berbau busuk

Lembek

Busuk

Hitam

Berbau

Lembek

Busuk
Busuk
Busuk

Hitam
Hitam
Hitam

Berbau
Berbau
Berbau

Lembek
Lembek
Lembek

64,3
65,3

Komoditas

Perlakuan
Plastik

Tomat
Tanpa
kemasan
Plastik
Cabai
Tanpa
kemasan
Plastik
Wortel
Tanpa
kemasan
Plastik
Rambutan
Tanpa
kemasan

Plastik
Kentang
Tanpa
kemasan

Plastik

Berat

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s

Tekstur

67,5

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

78,5

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

47,5

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

68,7

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

26,5

Coklat

Busuk

Lunak

65

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

15,2

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

65,3

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

69,2

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

64,2

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

43,2

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

50,3

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

62

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

80,5

Hitam

Busuk

Lunak

Busuk

Lunak

Busuk

Lunak

80,6
187,3

Hitam
Hitam

76,06

Kuning kekuningan

Busuk

Lunak

Kamar

Busu
k

Kuning kecoklatan

Busuk

Lunak

Kulka
s

67,88

Kuning kekuningan

Busuk

Lunak

Kuning kecoklatan

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k

Kamar
Kulka
s
Kamar

Mangga
Tanpa
kemasan

Variabel yang diamati


Warna
Aroma

kulkas
Kamar

Tabel 1.4. pengamatan minggu keempat

10

11

Tabel 1.5. Pengamatan minggu kelima


Komoditas

Perlakuan
Plastik

Tomat
Tanpa
kemasan
Plastik
Cabai
Tanpa
kemasan
Plastik
Wortel
Tanpa
kemasan
Plastik
Rambutan
Tanpa
kemasan

Plastik
Kentang
Tanpa
kemasan

Plastik

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s

Variabel yang diamati


Warna
Aroma

Tekstur

60,5

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

71,5

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

46,5

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

67,7

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

24,5

Coklat

Busuk

Lunak

60

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

14,2

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

60,3

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

60,2

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

67,2

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

40,2

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

50,3

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

62

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

80,5

Hitam

Busuk

Lunak

Busuk

Lunak

Busuk

Lunak

80,6
187,3

Hitam
Hitam

76,06

Kuning kekuningan

Busuk

Lunak

Kamar

Busu
k

Kuning kecoklatan

Busuk

Lunak

Kulka
s

67,88

Kuning kekuningan

Busuk

Lunak

Kuning kecoklatan

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Kamar
Kulka
s
Kamar

Mangga
Tanpa
kemasan

Berat

kulkas
Kamar

Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k

12

13

Komoditas

Perlakuan
Plastik

Tomat
Tanpa
kemasan
Plastik
Cabai
Tanpa
kemasan

Plastik
Wortel
Tanpa
kemasan

Plastik

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar
Kulka
s

Tanpa
kemasan

Plastik

Tanpa
kemasan
Mangga
Plastik

Busuk

Lunak

71,5

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

46,5

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

67,7

Coklat kehijauan

Busuk

Lunak

24,5

Coklat

Busuk

Lunak

60

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

14,2

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

60,3

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

60,2

Orange kehitaman

Busuk

Lunak

Kamar

Busu
k

Hitam

Busuk

Lunak

Kulka
s

40,2

Merah kehitaman

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Kamar
Kulka
s

Kulka
s
Kamar
Kulka
s

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar

Tanpa
kemasan

Tekstur

Merah kehitaman

Kamar
Kentang

Variabel yang diamati


Warna
Aroma

60,5

Kamar
Rambutan

Berat

kulkas

Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
14

Kamar

Busu
k

Tabel 1.6. pengamatan minggu ke enam

15

Hitam

Busuk

Lunak

Komoditas

Perlakuan
Kulka
s
Plastik

Tomat

Kamar
Kulka
s

Tanpa
kemasan
Plastik

Kamar
Kulka
s
Kamar

Cabai
Tanpa
kemasan

Plastik

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar

Wortel
Tanpa
kemasan

Plastik

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar

Rambutan
Tanpa
kemasan

Plastik

Kulka
s
Kamar
Kulka
s
Kamar

Kentang
Tanpa
kemasan
Mangga

Plastik

Kulka
s
Kamar
Kulka
s

Berat
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
Busu
k
16

Variabel yang diamati


Warna
Aroma

Tekstur

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Busuk

Hitam

Busuk

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Busu
k
Busu
k
Busu
k

Kamar
Tanpa
kemasan

kulkas
Kamar

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Hitam

Busuk

Lunak

Tabel 1.7. Pengamatan minggu ke tujuh.

B. Pembahasan
Panen merupakan kegiatan akhir dari proses produksi di lapangan dan
faktor penentu proses selanjutnya. Pemanenan dan penanganan pasca panen pada
tanaman perlu dicermati untuk dapat mempertahankan mutu sehingga dapat
memenuhi spesifikasi yang diminta konsumen. Penanganan yang kurang hati-hati
akan berpengaruh terhadap mutu dan penampilan produk yang berdampak kepada
pemasaran (Rajab dan Taufik 2008). Pada praktikum ini dilakukan beberapa

17

aplikasi pada setiap jenis buah yaitu aplikasi suhu kamar dan kulkas dimana buah
diberi kemasan plastik dan ada yang tidak diberikan kemasan.
Untuk setiap jenis tanaman, minggu pertama hingga minggu terakhir
berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa perlakuan dengan suhu kamar lebih
cepat mengalami pembusukan dibandingkan dengan perlakuan suhu kulkas. Hal
tersebut ditunjukan dengan berubahan warna, berat, tekstur dan bau pada suhu
kamar lebih cepat berubah dibandingkan dengan suhu kulkas. Kemudian untuk
semua buah yang diberi plastik lebih berat dibandingkan dengan buah yang tidak
diberi plastik. Hal ini disebabkan oleh buah yang diberi plastik lebih lama
kehilangan air dibandingkan dengan buah yang tidak diberi plastik.
Warna pada setiap buah yang diberi aplikasi suhu kamar, mengalami
perubahan yang jelas tiap minggunya. Dari warna buah awal hingga menjadi
hitam dibandingkan dengan buah yang ditempatkan dalam kulkas. Kemudian
untuk tekstur, buah yang disimpan pada suhu kamar, lebih cepat lembek
dibandingkan dengan yang ditempatkan pada suhu kulkas.
Hal ini menunjukan bahwa, buah pada suhu kamar lebih cepat mengalami
pembusukan dibandingkan dengan suhu kulkas baik yang diberi plastik ataupun
tidak diberi plastik.

18

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk setiap jenis tanaman, minggu pertama hingga minggu terakhir
berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa perlakuan dengan suhu kamar lebih
cepat mengalami pembusukan dibandingkan dengan perlakuan suhu kulkas. Hal
tersebut ditunjukan dengan berubahan warna, berat, tekstur dan bau pada suhu
kamar lebih cepat berubah dibandingkan dengan suhu kulkas.
B. Saran
Harus dilakukan pengamatan lebih teliti pada setiap buah agar
mendapatkan hasil yang lebih akuran. Serta harus menambahkan variabel
pengamatan.

19

DAFTAR PUSTAKA
Asgar, A. 2000. Teknologi peningkatan kualitas sayuran. Makalah disampaikan
pada Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi, BPTP Jawa Barat, Lembang, 1
Juli 2000.
Argo, dkk. 2008. Sistem Monitoring Gas Oksigen Dan Karbondioksida Pada
Ruang Penyimpanan Sistem Udara Terkontro. Teknologi Pertanian
9(3):150-156.
Aminarsih. 2012. Pengaruh Konsentrasi Oksigen Dan Karbondioksida Dalam
Kemasan Terhadap Daya Simpan Buah Mangga Gedong. Hort 22(2):197204.
Rajab, A. dan M. Taufik. 2008. Introduksi beberapa jenis sayuran di lahan kering
iklim kering. Laporan Hasil Penelitian. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan, Makassar.
Utama. 2005. Mempelajari Pengaruh Ketebalan Plastik Film Polietilen Densitas
Rendah Sebagai Bahan Kemasan Buah Manggis Terhadap Modifikasi Gas
Oksigen Dan Karbondioksida. Agritrop 25(1):1-11.

20

Anda mungkin juga menyukai