Anda di halaman 1dari 14

II.

STUDI PENDAHULUAN
ANALISIS VEGETASI (RECONNAISSANCE STUDY)
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Suatu tempat biasanya ditinggali oleh beberapa jenis tanaman.
Tanaman-tanaman tersebut nantinya akan membentuk suatu komunitas.
Komunitas ini akan membentuk suatu ekosistem yang antar individunya
saling berhubungan satu sama lain. Komunitas berisikan berbagai jenis
mahluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Suatu komunitas tumbuhan
yang hidup pada suatu ekosistem inilah yang disebut dengan vegetasi..
Kehadiran vegetasi sangat berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistem dalam skala yang lebih luas, diantaranyaterkait dengan
pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara,
perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, dan pengaturan tata air
tanah, serta berperan untuk mengurangi laju erosi. Ketergantungan pada
vegetasisaatini semakin besar, yaitu untuk mengatasi masalah erosidan
longsorantara lain sebagai evapotranspirasi, infiltrasi, perkolasi, lengas
tanah air di bawah dan di atas permukaan bumi, serta ditentukan oleh
luas, jenis, bentuk pertumbuhan, struktur dan pola distribusinya.
Keanekaragaman vegetasi semakin menurun pada tingkat yang
membahayakan karena kerusakan lingkungan, yang disebabkan oleh
tekanan dan aktivitas manusia. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan
karena keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai
penyedian bahan makanan, obat-obatan, dan berbagai komoditi lain
penghasil devisa negara, serta berperan dalam melindungi sumber air,
tanah, dan sebagai paru-paru dunia dalam menjaga kestabilan
lingkungan.
Keanekaragaman vegetasi inilah yang mendorong para pemikir
untuk melalukan berbagai cara agar keanekaragam anter sebut tidak akan
punah oleh zaman, salah satunya dengan melakukan analisis vegetasi.

Analisis vegetasi adalah studi yang mempelajari tentang susunan


(komposisi jenis) dan struktur (bentuk) vegetasi. Secara umum analisis
vegetasi dibedakan atas analisis vegetasi kuantitatif dan kualitatif.
Analisis vegetasi kualitatif dapat dideskripsi dengan observasi visual
tanpa sampling khusus. Analisis vegetasi kualitatif memerlukan suatu
perkiraan yang dapat dibuat dengan observasi spesies tumbuhan pada
tempat sampel dalam habitat.
Metode dalam analisis vegetasi terbagi menjadi dua macam, yaitu
metode kuadrat dan metode garis. Metode yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah metode kuadrat. Metode kuadrat adalah suatu
petak contoh yang berbentuk bujur sangkar yang merupakan unit lengkap
dari analisis vegetasi. Sistem analisis dalam metode ini didasarkan pada
variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi. Kerapatan didasarkan
pada jarak individu spesies sepanjang garis yang di buat, fekuensi
didasarkan pada kekerapan dari spesies yang di jumpai dalam sejumlah
garis-garis yang dibuat, dan nilai penting didasarkan pada penjumlahan
harga-harga relatif pada kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya Praktikum Studi Pendahuluan Analisis
Vegetasi (Reconnaissance study) ini antara lain adalah :
a. Untuk mengetahui kondisi lingkungan secara umum
b. Untuk mengetahui komposisi vegetasi dan pola sebarannya.
B. Tinjauan Pustaka
Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis)
dan bentuk (struktur) vegetasi atau komunitas tumbuh-tumbuhan. Salah satu
cara dalam analisis vegetasi adalah dengan menggunakan metode jalur atau
transek. Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan
vegetasi menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi. Jalur-jalur contoh
dibuat memotong garis-garis topografi (Indriyanto 2006).

Vegetasi menggambarkan perpaduan berbagai jenis tumbuhan di


suatu wilayah atau daerah. Suatu tipe vegetasi menggambarkan suatu daerah
dari segi penyebaran tumbuhan yang ada baik secara ruang dan waktu.
Rawa-rawa, padang rumput dan hutan merupakan suatu contoh vegetasi.
Suatu vegetasi kadangkala dibagi menjadi beberapa komunitas yang tumbuh
bersama di suatu daerah, dan beberapa komunitas tersebut juga disebut
assosiasi yaitu sekumpulan tumbuhan yang tumbuh bersama pada lingkungan
yang sama. Komunitas tumbuhan akan selalu di dominasi oleh jenis
tumbuhan tertentu sebagai gulma. Komunitas tumbuhan sering kali
digunakan oleh ahli ekologi untuk menjelaskan suatu vegetasi di suatu
wilayah.Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya
terdiri dari:
a. Belukar (shrub)

: Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup

besar dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak sub


tangkai.
b. Epifit (epiphyte)

Tumbuhan

yang

hidup

dipermukaan

tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup


sebagai parasit atau hemi parasit.
c. Paku-pakuan (fern): Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai,
biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada
rizhoma tersebut keluar tangkai daun.
d. Palma (palm)

: Tumbuhan yang tangkainya menyerupai

kayu, lurus dan biasanya tinggi, tidak bercabang sampai daun


pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi
dalam banyak anak daun.
e. Pemanjat (climber): Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang
tidak berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk
penyokongnya seperti kayu atau belukar.
f. Terna (herb)

: Tumbuhan yang merambat ditanah, namun

tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus,


biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih

dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang


keras.
g. Pohon (tree)

: Tumbuhan yng memiliki kayu besar, tinggi

dan memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau
tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm
(Hairiah 2009).
Analisis vegetasi pada suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan
analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut.
Metode sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh danteknik analisa vegetasi yang
digunakan. Berbeda dengan inventaris hutan titik beratnya terletak pada
komposisi jenis pohon, dari segi floristis ekologi untuk daerah yang
homogen dapat digunakan random sampling, sedangkan untuk penelitian
ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling, bahkan purposive
sampling pun juga dibolehkan (Dedy 2010).
Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak
positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Peranan
vegetasi dalam suatu ekosistem secaraumum, terkait dengan pengaturan
keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain.
Kehadiran vegetasi secaraumumpada suatu area memberikan dampak positif,
tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi
vegetasi yang tumbuh pada daerah itu, sebagai contoh vegetasi secara umum
akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan
komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut
(Arrijani et al.2006).
Analisis vegetasi dapat ditentukan beberapa besaran yang dapat
memberikan gambaran tentang keseluruhan kondisi kawasan pengamatan,
yaitu untuk mencari nilai kerapatan jenis, yaitu jumlah individu dibagi satuan
luas plot dan untuk mencari nilai kerapatan relatif yaitu kerapatan tiap

individu dibagi dengan kerapatan total dikalikan dengan 100 %


(Supeksa 2012).
Informasi mengenai INP (Indeks Nilai Penting) sangat dibutuhkan
untuk mengetahui seberapa penting jenis tanaman tertentu pada sebuah lahan
(habitat). Semakin besar nilai INP nya maka secara sederhana bias
disimpulkan semakin berarti tanaman itu. Artinya petani lebih suka menaman
jenis itu di lahannya. Tapi bias jadi, jenis dengan INP tinggi adalah jenis
pohon yang telah tumbuh sejak dulu, sehingga anakannya melimpah.
Kemampuannya untuk berkembangbiak tinggi, biji nya bijinya banyak dan
daya jangkau pesebarannya sangat luas. Bisa juga kondisi kondisi lahan yang
marginal hanya memungkinkan jenis- jenis dari genus itu yang mampu
tumbuh dan masih banyak alasan yang menarik untuk dikaji dari INP sebuah
jenis tanaman (Mahendra 2009).

C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Studi Pendahuluan Analisis Vegetasi (Reconnaissance
study) ini dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 3 April 2015 pukul
11.00-14.00 WIB di belakang gedung D Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat
a. Alat tulis
b. Rafia
c. Roll meter
d. Kantong plastik
e. Papan jalan
3. Bahan
a. Vegetasi di belakang gedung D Fakultas Pertanian UNS.
4. Cara Kerja
a. Mengamati kondisi lingkungan secara umum
b. Membuat peta lokasi secara sederhana
c. Membuat daftar komposisi tumbuhan yang ada disekitar
d. Mencatat komposisi tumbuhan yang ada pada table
e. Menentukan secara visual, komposisi tumbuhan dan tipe sebarannya

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan

Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadran Strata
Tumbuhan Bawah (1x1m)
No.
1

Jenis Spesies
Rumput

K
Kr
17.75 12.89%

F
0.75

Fr
16.67%

D
0.8266

Dr
4.97%

INP
34.52%

rambat
Wedusan

16.5

0.5

11.11%

18075
1.8700

11.25%

28.06%

5.56%

94477
0.0045

0.03%

11.44%

0.25

5.56%

42151
0.1228

0.74%

15.25%

Kacang tanah

1.25

11.98%
0.91%

0.25

Rumput (A)

6.5

Rumput teki

64.25 46.64%

22.22%

19767
13.801

83.01%

73.84%

Rumput

5.75

4.17%

0.5

11.11%

35201
0

0.00%

20.26%

bunga putih
Rumput

1.25

0.91%

0.25

5.56%

0.00%

11.44%

merica
Rumput

3.75

2.72%

0.25

5.56%

0.00%

13.25%

jagung
Rumput

0.75

0.54%

0.25

5.56%

0.00%

11.07%

0.25
0.25

5.56%
5.56%

0
0

0.00%
0.00%

12.16%
23.41%

10
11

4.72%

bayam
Rumput (B)
2.25 1.63%
Rumput (C)
17.75 12.89%
Sumber: Data Rekapan

Tabel 2.2 Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadran Strata
Semai (2x2m)
No. Jenis Spesies
K
Kr
F
Fr
D
Dr
INP
1
Sapu jagad
0.0625 50.00% 0.25 12.50% 0
0.00% 62.50%
2
Semai A
0.0625 50.00% 0.25 12.50% 0
0.00% 62.50%
Sumber: Data Rekapan
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadran Strata
Pancang (5x5m)
No.

Jenis

Kr

Fr

Dr

INP

1
2
3
4
5

Spesies
Durian
0.02
25.00%
0.25
20.00% 0.005 0.16%
Sirsak
0.02
25.00%
0.25
20.00% 0
0.00%
Spesies A 0.01
12.50%
0.25
20.00% 0
0.00%
Spesies B 0.02
25.00%
0.25
20.00% 0
0.00%
Mangga
0.01
12.50%
0.25
20.00% 0
0.00%
Sumber: Data Rekapan
Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadran Strata

45.16%
45.16%
32.66%
45.16%
32.66%

Tiang (10x10m)
No.

Jenis

Kr

Fr

Spesies
Mulwo

0.01

66.67

0.25

50.00% 0.06365

0.005

%
33.33

Tiang A

0.25

50.00% 0.0725

Dr

INP

46.75%

163.42

53.25%

%
130.08

Sumber: Data Rekapan

Tabel 2.5 Hasil Pengamatan Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadran Strata
Pohon (20x20m)
No.

Jenis

Kr

Fr

Dr

INP

Spesies
Pohon A

0.25

14.29%

0.25

20.00%

0.796

47.00

81.29%

2
3

Pohon B
Jati

0.25
0.5

14.29%
28.57%

0.25
0.25

20.00%
20.00%

0.0875
0.6

%
5.17%
35.43

81.29%
95.57%

Petai

0.75

42.86%

0.5

40.00%

0.21

%
12.40

129.86

Cina
Sumber: Data Rekapan

2. Pembahasan
Analisis vegetasi merupakan suatu studi yang digunakan
mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi darikomunitas tumbuh-tumbuhan. Komunitas akan
ditentukan oleh keadaan individu-individu atau populasinya dari seluruh
jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Penghitungannya adalah
sebagai berikut :
Kerapatan suatu jenis (K) = Jumlahindividusuatujenis
Luas petak contoh

Kerapatanrelatif (KR) = Kerapatansuatujenis

X 100 %

Kerapatansemuajenis

Frekuensisuatujenis (F) = Jumlahpetakditemukansuatujenis


Jumlahseluruhpetakcontoh

Frekuensirelatif (FR) =
Frekuensiseluruhjenis

Frekuensisuatujenis

X 100 %

Dominansi (D) = Jumlahbiangdasarsuatujenis


Luaspetakcontoh

Dominansi relative (DR) = Dominansisuatujenis

X 100 %

Dominansisemuajenis

IndeksNilaiPenting (INP)
Untuktingkattiangdanpohon (INP = KR + FR + DR)
(Lianahet al. 2013)
Pengamatan analisis vegetasi ini dilakukan di belakang gedung D
Fakultas Pertanian UNS. Langkah pertama membentuk persegi dengan
luas 1 x 1 meter, pada petak ini yang diamati jenis tumbuhan bawah
yaitu tumbuhan penutup tanah selain semai dari pohon, terdapat
vegetasi tumbuhan kecil yag belum kami ketahui jenisnya, dimana
masing-masing spesies tumbuhan tersebut memiliki jumlah yang
beragam, ada lamtoro berjumlah 2, dan berbagai macam rerumputan
dengan jumlah yang relatif banyak. Menambah panjang pembatas
dengan luas petak menjadi 2 x 2 meter, mengulang pengamatan seperti
sebelumnya dalam petak ini yang diamati vegetasi jenis semai yaitu
permudaan pohon mulai dari kecambah sampai setinggi 1,5 m,pada
petak hanya terdapat lamtoro yang berjumlah 1. Menambah luas petak
menjadi 5 x 5 meter, sama seperi sebelumnya melakukan pengamatan
dengan menghitung jumlah dan jenis tumbuhan, pada petak ini ada tiga
jenis tumbuhan yang tidak kami ketahui jenis spesiesnya yaitu kami
beri nama tumbuhan A ada 1, tumbuhan B ada 1, tumbuhan C ada 2,
selain itu ada pohon durian yang berjumlah 1, manggaberjumlah 4,
jambu mete 1, dan bisbul 1. Menambah lebar lagi 5 meter sehingga
jangkauan luasnya menjadi 10 x 10 meter, mengulang kembali
perlakuan, pada petak ini tidak terdapat vegetasi sama sekali.
Menambah lebar lagi sampai 10 meter sehingga luasnya menjadi 20 x
20 meter, pada petak ini ada 2 jenis tumbuhan yang tidak kami ketahui
spesiesnya yaitu kami memberikan nama pohon A dan pohon B

masing-masing berjumlah pohon tersebut berjumlah 1, selain itu ada


jati berjumlah 1.
Berdasarkan data yang telah kami peroleh dapat diketahui bahwa
hanya ditemukan spesies yang termasuk jenis perdu dan pohon. Jenis
perdu yang ditemukan hanya rumput-rumputan. Jenis pohon yang
ditemukan meliputi lamtoro, durian, mangga, jambu mete, bisbul, jati,
dan ada beberapa pohon yang tidak kami ketahui spesiesnya. Spesies
yang paling banyak ditemukan adalah rerumputan yang terdapathampir
di setiappetak. Jumlah tanaman tersebut terus bertambah seiring
dengan pertambahan luasan petak. Bertambah besarnya ukuran petakan
sehingga menyebabkan tingkat keragaman dari vegetasi semakin besar.
Hal tersebut tampak dari adanya vegetasi baru yang ditemukan setiap
tambahan luas petakan.
Analisis vegetasi dapat ditentukan beberapa besaran yang dapat
memberikan

gambaran

tentang

keseluruhan

kondisi

kawasan

pengamatan, yaitu untuk mencari nilai kerapatan jenis, yaitu jumlah


individu dibagi satuan luas plot dan untuk mencari nilai kerapatan
relatif yaitu kerapatan tiap individu dibagi dengan kerapatan total
dikalikan dengan 100 % (Supeksa 2012). Hasil pengamatan yang kami
peroleh nilai kerapan jenis dari masing-masing petak berbeda, urutan
kerapatan jenis dari yang mulai rapat ke yang kurang rapat adalah yang
pertama petak dengan luas 1 x 1 meter, petak 5 x 5 meter, petak 2 x 2
meter, petak 20 x 20 m dan yang terakhir petak ukuran 10 x 10 meter.
Petak 10 x 10 meter memiliki tingkat kerapatan jenis yang paling
sedikit, karena pada petak ini tidak terdapat vegetasi yang termasuk
kedalam jenis tiang.
Menghitung frekuensi pohon diperoleh dari perhitungan jumlah
kemunculan setiap individu pada masing-masing plot dibagi dengan
jumlah plot, dalam pencarian frekuensi relatif dengan perhitungan
frekuensi tiap individu dibagi dengan frekuensi total lalu dikalikan
dengan 100%. Hasil pengamatan yang kami peroleh menunjukkan

bahwa pada masing-masing petak dengan ukuran yang berbeda


memiliki nilai frekuensi yang relatif sama yaitu rata-rata 0,25.
Frekuensi suatu jenis menunjukkan penyebaran suatu jenis dalam suatu
areal. Semakin rata penyebaran jenis tertentu nilai frekuensinya akan
semakin besar, sedangkan jenis yang nilai frekuensinya kecil,
penyebarannya semakin tidak merata pada suatu areal atau kawasan
yang diamati. Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang
menunjukkan jumlah atau banyaknya suatu jenis persatuan luas(Kainde
2011).
Dominansi diperoleh dari luas bidang dasar individu dibagi
dengan luas plot, dan untuk memperoleh dominansi relatif, dominansi
tiap individu dibagi dengan jumlah dominansi, lalu dikalikan dengan
100 % (Supeksa 2012). Hasil pengamatan yang kami menunjukkan
bahwa nilai dominansi pada masing-masing petak berbeda, karena
masing-masing petak memiliki jenis spesies dan jumlah spesies yang
berbeda. Dominansi suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan
penguasaan suatu jenis terhadap jenis lain pada suatu komunitas.
Makin besar nilai dominansi suatu jenis, makin besar pengaruh
penguasaan jenis tersebut terhadap jenis lain (Kainde 2011).
Indeks nilai penting (INP) adalah parameter kuantitatif yang
dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi atau penguasaan
spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan (Indriyanto 2006).
Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa nilai INP urutan petak
yang paling banyak terdapat pada petak 2 x 2 meter, 20 x 20 meter, 5 x
5 meter, kemudian petak 1 x 1 meter, dan petak 10 x 10 meter. Makin
besar INP suatu jenis makin besar pula peranan jenis tersebut dalam
komunitas. INP dengan nilai yang tersebar meratapada banyak jenis
lebih baik dari pada bertumpuk atau menonjol pada sedikit jenis karena
menunjukkan terciptanya relung (niche) yang lebih banyak dan
tersebar merata, spesifik dan bervariasi (Kainde 2011).

E.

Kesimpulan dan Saran

1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada


acara Sudi Pendahuluan Analisis Vegetasi (RECONNAISSANCE
STUDY), maka dapat disimpulakan bahwa :
a.
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari
beberapa jenis tumbuhan yang menempati suatu ekosistem.Analisis
vegetasi adalah studi yang mempelajaritentang susunan (komposisi
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau komunitas tumbuh-tumbuhan.
b.
Salah satu cara dalam analisis vegetasi adalah dengan
menggunakan metode jalur atau transek. Cara ini paling efektif untuk
mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah,
topografi, dan elevasi.
c.
Pada lokasi pengamatan terdapat dua tipe tumbuhan yaitu
perdu dan pohon. Jenis perdu yang ditemukan hanya rumput-rumputan.
Jenis pohon yang ditemukan meliputi lamtoro, durian, mangga, jambu
mete, bisbul, jati, dan ada beberapa pohon yang tidak kami ketahui
spesiesnya.
d.
Jumlah
pertambahan

tanaman

luasan

terus

petak.

bertambah

Bertambah

seiring

dengan

besarnya

ukuran

petakanmenyebabkan tingkat keragaman dari vegetasi semakin besar.


2.
Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya dalam mengamati maupun
menganalisis vegetasi harus lebih teliti dalam menghitung jenis spesies,
serta lebih cermat mengamati jenis vegetasi yang ada agar dapat
menemukan jenis yang lebih spesifik.Co-Asisten dan praktikan
sebaiknya lebih sering berkomunikasi dan berkoordinasi agar tidak
terjadi kesalah pahaman maupun kebingungan saat praktikum.Dalam
praktikum acara analisis vegetasi ini sebaiknya untuk bahan praktikum
ditambah dengan lotion anti nyamuk untuk mengantisipasi gigitan
nyamuk saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Arrijani, Dede, Adi dan Ibnul 2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman
Nasional Gunung Gede-Pangrango. Jurnal Biodiversitas VIIVol (2): 147153.
Dedy 2010. http://dydear.multiply.com/journal/item/15/Analisa_Vegetasi.Diakses
pada 10 April 2016.
Hairiah 2009. Modul Praktikum Ekologi Pertanian. Universitas Brawijaya
Malang.
Indriyanto 2006. Ekologi Hutan. Jakarta.Bumi Aksara.
Kainde, Ratag, Tasirin dan Faryanti 2011. Analisis Vegetasi Hutan Lindung
Gunung Tumpa. Jurnal Eugenia Vol17 (3).
Lianah,

SutrisnoAnggoro,

Henna

Rya

S,

danMunifatulIzzati

2013.PerbandinganAnalisisVegetasiLingkunganAlamiTetrastigmaGlabratu
mDi

HutanLindungGunungPrauSebelumdanSesudahEksploitasi.

JurnalPengelolaanSumberdayaAlamdanLingkungan.
Mahendra, F 2009.SistemAgroforestridanAplikasinya.GrahaIlmu. Yogyakarta.
Supeksa, K 2012. Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadrat pada Plot yang
Dibuat Alam Bentuk Lingkaran di Kebun Raya Eka Karya Bali. Department of
Biology Education, of Institute Teacher Training and Education Saraswati
Tabanan. Tabanan Bali Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai