Part dua
1. Gambarkan kurva hubungan antar progres reaksi dengan energi antara reaksi kimia biasa dan reaksi
menggunakan enzim
4. Apa yang terjadi pada reaksi enzimatik pada suhu rendah dan suhu tinggi.
Pada suhu tinggi atau diatas suhu optimal maka enzim menjadi inaktif karena protein mengalami denaturasi
dan pada suhu rendah aktivitas enzim berkuran atau tidak berkerja secara optimal. Pada suhu 0C enzim tidak
aktif dan pada suhu <50 OC enzim mangalami penurunan reaksi/ denaturasi.
Part satu
1. Apa yang dimaksud dengan enzim.
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses
reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan
dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
* Biomolekul merupakan senyawa-senyawa organik sederhana pembentuk organisme hidup dan bersifat khas
sebagai produk aktivitas biologis.
2. Nama enzim yang terdapat disaliva dan fungsinya.
Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut
yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh
organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8-7 dan suhu 37 derajat
Celsius.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi enzim.
Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia
meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul
sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak
antara substrat dan enzim.
Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi,
molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang
terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana
kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35C sampai 40C. Ada juga beberapa
enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.
Nilai pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini karena
muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum,
kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim
tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat
enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar
enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan
benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar
berhenti berfungsi.
Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang
terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit
jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas
enzim.
Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif,
peningkatan konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas enzim. Dalam
kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk
substrat ekstra.
Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula. Konsentrasi enzim
berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah
menjadi produk.
part tiga
1. buatlah kurva hubungan antara enzim dengan kadar enzim yang berbeda.
2.
Sebutkan macam-macam
inhibitor, jelaskan dan berikan
contoh :
inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.
Inhibitor Kompetitif memiliki struktur
yang sama dengan molekul substrat,
inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi pembentukan
ikatan kompleks enzim-substrat.
Inhibitor Non-Kompetitif dapat
melekat pada sisi enzim yang bukan
merupakan sisi aktif, dan membentuk
kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini
mengubah bentuk/struktur enzim,
sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak
berfungsi
dan
substrat
tidak dapat
berikatan
dengan
enzim
tersebut