galak, tidak suka senyum, dan menakutkan yang mengakibatkan relasi dengan siswa jauh.
Dalam konteks pembelajaran konstruktivistik guru fisika diharapkan lebih dekat dengan siswa
sehingga proses pembelajaran berjalan menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran fisika dapat diartikan sebagai suatu
proses belajar mengajar antara guru dan siswa yang mempelajari tentang berbagai gejala dan
kejadian alam yang didasarkan pada hasil pengamatan disertai aktivitas pemecahan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran fisika menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Oleh karena itu, untuk memperoleh pembelajaran
fisika yang baik tidak akan cukup hanya diajarkan melalui pembelajaran secara teoritik, tetapi
perlu adanya lingkungan pembelajaran yang konstruktivis yaitu membangun pengetahuan dari
pengalaman siswa.
dengan
siswa
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
Misalnya
cara
e. Membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten dalam suatu pelajaran atau
matakuliah. Dengan memahami modelmodel pembelajaran, dapat membantu guru untuk
mengembangkan dan mengkonstruk kurikulum atau program pembelajaran pada suatu mata
pelajaran atau mata kuliah.
f. Membantu guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk
pembelajaran, penyusunan RPP, dan silabus. Dengan memahami model pembelajaran yang baik,
guru akan terbantu dalam menganalisis dan menetapkan materi yang dipikirkan sesuai untuk siswa.
g. Membantu guru dalam merancang kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang sesuai. Oleh karena
dalam model pembelajaran ada sintakmatik atau fase-fase kegiatan pembelajaran, maka dengan
model pembelajaran yang telah dipilih, guru akan terpandu dalam merancang kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
h. Memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar yang menarik dan
efektif. Dalam setiap model pembelajaran ada sistem pendukung. Dengan sistem pendukung pada
model pembelajaran tertentu, guru akan terbimbing untuk mengembangkan materi dan sumber
belajar, misalnya membuat handout, modul, diktat, dan lain-lain.
i. Merangsang pengembangan inovasi pendidikan atau pembelajaran baru. Dengan memahami dan
menerapkan model-model pembelajaran, guru mungkin menemukan beberapa kendala. Jika
kendala-kendala yang ditemukan kemudian dicarikan solusinya, maka akan memunculkan ide
model atau strategi pembelajaran baru.
j. Membantu mengkomunikasikan informasi tentang teori mengajar. Setiap model pembelajaran tentu
memerlukan teori-teori mengajar berupa pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik. Oleh
karena itu, ketika guru menggunakan model pembelajaran tertentu secara otomatis guru akan
mengkomunikasikan teori-teori tentang mengajar seperti yang telah disebutkan. Membantu
membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara empiris. Ketika guru menerapkan model
pembelajaran tertentu, guru akan mengamati aktivitas belajar dan mengajar dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran tertentu guru dapat
terpandu untuk membangun hubungan antara kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan kegiatan
yang dilakukan oleh guru.
Menurut Rusman (2012: 136) komponen dalam suatu model pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Sintakmatik
Sintakmati yaitu langkah-langkah, fase-fase, atau urutan kegiatan pembelajaran. Sintaks merupakan
diskripsi model dalam action.
b. Sistem Sosial
Sistem Sosial yaitu situasi/suasana dan norma yang berlaku dalam pelasanaan model.
c. Prinsip Reaksi
Prinsip reaksi yaitu pola kegiatan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran
sesuai dengan pelaksanaan model.
d. Sistem Pendukung
Sistem pendukung yaitu sarana,bahan, dan alat yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan model.
e. Dampak Instruksional dan pengiring
Dampak instruksional merupakan perubahan perilaku yang telah ditargetkan atau yang
seharusnya terjadi dalam pembelajaran materi dengan pelaksanaan model tersebut,
sedangkan dampak pengiring adalah perubahan perilaku yang ditargetkan kemungkinan
muncul.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan suatu
perencanaan yang digunakan oleh gurur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2.3 Model Inquiry Terbimbing
2.3.1.
Pengertian Model Inquiry Terbimbing
Herdian (2010:2) berpendapat bahwa peran guru yang membimbing siswa dalam
kegiatan inkuiri disebut sebagai inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing ini digunakan
bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan
pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga
siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.
Inkuiri dalam Bahasa Inggris Inquiry berarti pernyataan atau pemeriksaan,
penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari dan
memahami informasi. Jadi pembelajaran inkuiri adalah model yang membawa siswa secara
langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat (Trianto,2009: 166-167).
Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu model pembelajaran
inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas
kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem
atau masalah. Dalam pembelajaran Inkuiri terbimbingguru tidak melepas begitu saja kegiatankegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau
siswa yang mempunyai kemampuan berpikir rendah tetap mampu mengikuti kegiatankegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai intelegensi tinggi tidak
memonopoli kegiatan.
2.3.2.
guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Adapun langkah model inquiry terbimbing seperti pada
tabel 2.1
Tabel 2.1 sintak inkuiri terbimbing
Fase
1) Penyajian
masalah atau
menghadapkan
siswa pada situasi
teka teki
2) Pengumpulan
dan verifikasi data
3). Eksperimen
4). Mengorganisir
data dan
merumuskan
penjelasan
2.3.3.
(Sudirman,1992 ), Discovery adalah proses mental, dan dalam proses itu individu
mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Istilah asing yang sering digunakan untuk metode
ini ialah discovery yang berarti penemuan, atau inquiry yang berarti mencari.
bekerja
atas
inisiatifnya
sendiri.e.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yakni penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Ada 6 aspek ranah psikomotor yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar,
(c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan
kompleks, (f) serta gerakan ekspresif dan interaktif (Sudjana, 1990:22-23).
Ketuntasan hasil belajar adalah pencapaian taraf minimal yang ditetapkan bagi setiap
unit bahan ajar, baik secara perorangan maupun kelompok. Artinya secara perorangan,
ketuntasan hasil belajar dinyatakan telah terpenuhi jika seorang siswa telah mencapai taraf
penguasaan minimal yang telah ditetapkan bagi setiap unit bahan yang telah dipelajarinya.