BAB III
PEMBAHASAN
saraf
menunjukkan
adanya
proses
regenerasi
berupa
37
tersebut
berlangsung
secara
kronis
dengan
proses
38
dengan
kerusakan
mikrovaskular.
Hiperglikemia
persisten
nitric
oxide,
yang
berefek
menghalangi
vasodilatasi
39
2) Faktor metabolik
Kondisi hiperglikemia menyebabkan glukosa dan metabolitnya dipakai oleh
beberapa jalur. Beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan dampak
negatif hiperglikemia adalah:
a) Penumpukan sorbitol (Polyol pathway)
Hiperglikemia menyebabkan kadar glukosa intraseluler yang meningkat,
sehingga terjadi kejenuhan (saturation) dari jalur glikolitik yang
biasanya digunakan. Hiperglikemia persisten menyebabkan aktivitas
jalur poliol meningkat, yaitu terjadi aktivasi enzim aldose-reduktase,
yang
mengubah
glukosa
menjadi
sorbitol,
yang
kemudian
40
41
3) Faktor autoimun
Peran
antibodi
berperan
dan
sensorik
yang
bisa
dideteksi
dengan
42
Manifestasi klinis tergantung dari tipe neuropati dan tergantung dari saraf
mana yang terkena. Gejala biasanya tidak terlalu kelihatan pada awalnya, dan
biasanya gejala karena kerusakan saraf baru terlihat beberapa tahun kemudian. Gejala
dapat meliputi sistem saraf sensorik, motorik dan otonom. Pada beberapa orang
dengan neuropati fokal, onset nyerinya dapat tiba-tiba dan berat.5
Gejala neuropati perifer antara lain :5,8
-
Nyeri yang tajam terasa di jari kaki, kaki, tungkai, tangan, lengan dan jari
tangan
Rasa kebas, kesemutan atau nyeri di telapak kaki, kaki, tangan, telapak tangan
dan jari-jari
43
Disfungsi ereksi
proprioseptif
seperti
berkurangnya
rasa
vibrasi/gangguan rasa posisi dapat pula ditemukan, kadangkadang ataksia dapat dijumpai. Lebih jauh bisa pula timbul
kelainan motorik seperti atrofi, refleks tendo menurun sampai
menghilang pada bagian distal dari ekstremitas.10
44
b) Neuropati otonom
Pada neuropati otonom, meliputi kombinasi dari disfungsi pupil
dan lakrimal, refleks vaskular, diare nokturnal yang disebabkan
kerusakan pada esophagus dapat menyebabkan kesukaran
menelan
sedangkan
kerusakan
pada
usus
menyebabkan
45
46
2) Asimetris
a) Cranial Mononeuropathy
Kelainan pada cranial mononeuropathy ini disebabkan karena
pada awalnya terjadi iskemik yang didapatkan pada degenerasi
Wallerian dan pada degenerasi aksonal dimana terjadi dying
back type neuropati.9
Terjadinya diabetik oftalmoplegia biasa sering terjadi. Terjadi
kerusakan pada N.III, N.IV dan N.VI. Pada hasil autopsi yang
dikerjakan oleh Dreyfus dll ditemukan lesi infark ditengah pada
retro orbital pada N.III. Biasanya cranial mononeuropathy
47
bergabung
menjadi
satu
berkas
di
foramen
48
c) Entrapment syndromes
Pada penderita diabetes biasanya juga terjadi kompresi saraf
(entrapment syndromes) antara lain sindrom terowongan karpal
(Carpal
Tunnel
Syndrome) yang
seringkali
terjadi
dan
menyebabkan rasa tebal dan kesemutan di tangan dan kadangkadang disertai kelemahan atau nyeri. CTS termasuk ke dalam
polineuropati diabetik sensori. Ini disebabkan karena adanya
patofisologi dari neuropatik diabetik itu sendiri, seperti
glikolisis, jalur poliol dan lain-lain. CTS ini disebabkan karena
gula darah yang tinggi sehingga protein di tendon menjadi
glikosilasi, glukosa menempel pada protein tendo sehingga
menginflamasi tendo dan tendo jadi berkurang gerakannya.8,9
Pemeriksaan pada neuropati diabetik yaitu pemeriksaan fisik, dimana diperiksa
tekanan darah, denyut jantung, kekuatan otot, refleks, dan raba halus. Pemeriksaan
kaki yang komprehensif yaitu dengan cara memeriksa kulit, apakah ada luka atau
tidak.5
a. Pemeriksaan Laboratorium
Periksa laboratorium untuk mengetahui apakah gula darah dan
HbA1c pada diabetes tidak terkontrol dengan baik atau yang belum
diketahui.5
b. Pemeriksaan Imaging
49
neuropati torakoabdominal.
MRI digunakan untuk menyingkirkan aneurisma intracranial,
Kelainan
50
51
iritasi.
Pemakaian sepatu yang cocok dan harus diperhatikan bagian dalamnya
agar tidak ada ujung-ujungnya yang tajam dan dapat melukai kaki.
b. Diet agar mencapai berat badan ideal
c. Fisioterapi
- TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) adalah stimulasi
listrik yang digunakan untuk menghilangkan nyeri, yang digunakan
frekuensi
rendah
menghilangkan
untuk
nyeri
menyembuhkan
neuropatik,
kaku,
menurunkan
mobilisasi,
edemaa
dan
52
aldose
reductase
inhibitor,
yang
berfungsi
53
digunakan
untuk
penyakit
autoimun.
IVIg
merupakan
54
55
Bagan 1. Prevalensi neuropati diabetik dalam kurun waktu 5 tahun (sumber: Azra et
al. Diabetic Neuropathy Assessed at Two Time Points Five Years Apart. 2008)
Pada tahun 1999 sebanyak 51,1 % pasien menderita neuropati diabetik,
dimana 15,5% pasien tidak menunjukkan gejala dan tanda neuropati diabetik. Selama
5 tahun penelitian terjadi peningkatan perkembangan neuropati diabetik yang
signifikan sebanyak 33,5%. Penelitian lain oleh Thomas (1999) menyatakan bahwa
pada populasi tertentu DM tipe 1 dan 2 di Eropa dan Amerika Utara, prevalensinya
56
serta
produktivitas
pasien.
Penelitian
tersebut
bertujuan
untuk
57
Bagan 2. Skala Produktivitas Kerja dan Perburukannya (sumber: Gavin et al. Association of
Patient-Rated Severity with Other Outcomes in Patients with Painful Diabetic Peripheral
Neuropathy. 2011)
58
59
60
61
64,7% meminum obat oral saja ataupun mengkombinasi dengan insulin. Lebih dari
90% pasien mengalami kelebihan berat badan (24,9%) maupun obesitas (67%).
Sekitar 43% dari pasien memiliki riwayat merokok dan 13% dari pasien masih tetap
merokok. Selain itu 69% dari pasien tidak rutin berolahraga.14
Dari 816 pasien yang diteliti, 78 pasien (9,6%) sudah didiagnosis neuropati
diabetik sebelumnya, 351 pasien (43%) baru saja didiagnosis neuropati diabetik, 8
pasien (1%) mempunyai riwayat ulkus kaki, dan 7 pasien (0,9%) sudah menjalani
amputasi.14
Setelah semua kuisioner dalam DSME terjawab, disimpulkan resiko tinggi terkena
neuropati diabetik adalah: wanita; kaukasian; pendidikan rendah; durasi menderita
diabetes; riwayat merokok. Selain itu penelitian menemukan bahwa prevalensi
neuropati diabetik cukup tinggi pada daerah pedesaan.14
62
LAPORAN KASUS
I. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 6 Januari 2015 di
bangsal VIP kamar I bed 1 .
A. Identitas Penderita
Nama
: Tn. S
Umur
: 67 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
Alamat
No. RM
: 41-14-06-00
Masuk RS
: 6 Januari 2015
Pemeriksaan
: 6 Januari 2015
B. Keluhan Utama
Kaki bengkak
63
: disangkal.
: disangkal.
: disangkal.
: sejak 2005.
: disangkal.
: disangkal.
7. Riwayat transfusi
: disangkal.
E. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat merokok
: disangkal.
64
: disangkal.
: disangkal.
: disangkal.
: kaki bengkak.
2. Kulit
3. Kepala
4. Mata
(-), keluar
cairan atau darah (-).
7. Mulut
8. Tenggorokan
65
9. Sistem respirasi
terasa
panas
(-),
denyut
jantung
kencing
(-),
rasa
pegal
di
66
a. Atas : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (-/-), ujung jari terasa
dingin (-/-), bengkak (-/-), lemah (-/-), nyeri (-/-), lebam-lebam
kulit (-/-)
b. Bawah : luka (-/+), kesemutan (+/+), tremor (-/-),ujung jari
terasa dingin (-/-), bengkak (+/+), lemah (-/-), nyeri (-/-),
lebam-lebam kulit (-/-)
15. Sistem neuropsikiatri : kesemutan (-), kejang (-), gelisah (-),
mengigau (-)
: 130/70 mmHg
Nadi
cukup
Denyut jantung
Frekuensi nafas
Suhu
3. Status Gizi
67
4. Kulit
Warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-), kering (+),
selulitis (+), luka (+), telengiektasis (-), petechie (-), ikterik (-),
ekimosis (-), lebam kemerahan (-).
5. Kepala
Bentuk normocephali, rambut warna hitam, uban (+), mudah
rontok (-), luka (-)
6. Wajah
Simetris, eritema (-)
7. Mata
Mata
cekung
(-/-),
konjungtiva
pucat
(-/-),
perdarahan
9. Hidung
Deviasi septum nasi (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-),
sekret (-), fungsi pembau baik, foetor ex nasal (-)
68
10. Mulut
Sianosis (-), papil lidah atrofi (-), gusi berdarah (-), bibir kering (-),
stomatitis (-), pucat (-), lidah tifoid (-), luka pada sudut bibir (-).
11. Leher
JVP tidak meningkat, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid
(-), pembesaran kelenjar getah bening (-), leher kaku (-), distensi
vena leher (-).
12. Thoraks
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), spider navy
(-), pernafasan thorakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran
kelenjar
getah
bening
aksilla
(-),
rambut
ketiak
rontok
(-),
ginecomastia (-).
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
sinistra ICS5
kiri atas
69
Palpasi :
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),
tidak ada yang tertinggal
Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang
tertinggal, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi :
Kanan : sonor hingga SIC III, batas paru hepar redup
relatif di SIC VI LMCD, batas paru hepar redup absolut
di SIC VII LMCD
Kiri : sonor, sesuai batas paru jantung pada SIC VI
LMCS.
Auskultasi :
70
: distended (-)
Auskultasi :
epigastrium (-)
Perkusi
71
Palpasi
15. Genitourinaria
Ulkus (-), secret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Rectal Toucher
Pembesaran kelenjar Prostat (+)
17. Kelenjar getah bening inguinal
Tidak membesar
18. Ekstremitas
Ulkus (-/+), nyeri (-/-)
72
Hasil
Nilai Rujukan
Natrium
137 mmol/L
136 145
Kalium
4.8 mmol/L
3.5 5.1
Clorida
106 mmol/L
99 111
65 mm/ jam
< 10
9.1 g/dl
14 16
Leukosit
9.3 ribu/uL
5 10
Eritrosit
2.98 juta/ml
4.5 5.5
27.1%
40 48
190 ribu/uL
150 400
MCV
90.8 / fL
82 92
MCH/ HER
30.5 pg
27 31
MCHC
33.6 %
32 36
Basofil
0%
01
Eosinofil
7%
03
Batang
2%
25
Segmen
61 %
50 70
Limfosit
27 %
20 40
Hb
Ht
Trombosit
73
Monosit
3%
28
Protein total
6.0 g/dl
6.6 8.3
Albumin
3.2 g/dl
3.7 5.2
Globulin
2.8 g/dl
2.9 3.1
SGOT
20 U/L
10 34
SGPT
30 U/L
9 43
383 mg/dl
< 200
8.4 %
4.5 6.3
Ureum Darah
40 mg/dl
15 45
Creatinin Darah
1.47 mg/dl
0.70 1.10
Kimia Klinik
UK (Ureum, Kreatinin)
Diagnosa
DD
Penatalaksanaan
-
74
: Propanolol 2 x 10 mg
Lactulac syrup 1 x II Cth
Curcuma 3 x I
Spironolaktone 2 x 50 mg