Morfologi
HIV
Siklus
hidup
HIV
Sumber : www.avert.org
Sumber : www.avert.org
Epidemiologi
1,2 juta orang meninggal karena penyakit terkait AIDS (end 2014)
Patogenesis
Patofisiologi
Setelah pasien terinfeksi oleh virus HIV maka
selanjutnya pasien akan masuk ke fase
Immunodefficiency. Hal ini terjadi akibat defisiensi
kuantitatif dan kualitatif progresif CD4 (T-Helper),
Monosit dan Makrofag.
Autoimmunity dapat terjadi pada pasien karena adanya
antibodi terhadap limfosit, trombosit dan neutrofil. Pada
pasien HIV dapat juga terjadi Neurologic dysfunction,
hal ini akibat infeksi opportunistik dan neoplasma serta
efek langsung HIV maupun produknya.
Tahapan
HIV
Stage 1 (Infeksi HIV
akut)
Stage 2 (Clinical
Latency)
Stage 3 (AIDS)
Gejala
dan Tanda
Klinis
yang
Patut
Diduga
Infeksi
HIV
Sumber : Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi ARV, Kemenkes RI,
Direktorat P2PL 2011
Alur tes
Laboratorium HIV
Strategi III
Keterangan bagan :
Tes HIV secara serial adalah apabila tes yang
pertama memberi hasil nonreaktif atau negatif,
maka tes antibodi akan dilaporkan negatif.
Apabila hasil tes pertama menunjukkan reaktif,
maka perlu dilakukan tes HIV kedua pada sampel
yang sama dengan menggunakan antigen dan/atau
dasar tes yang berbeda dari yang pertama.
Perangkat tes yang persis sama namun dijual
dengan nama yang berbeda tidak boleh digunakan
untuk kombinasi tersebut.
Hasil tes kedua yang menunjukkan reaktif kembali maka di daerah atau di
kelompok populasi dengan prevalensi HIV 10% atau lebih dapat dianggap
sebagai hasil yang positif.
Di
daerah
atau
kelompok
prevalensi
rendah
yang
cenderung memberikan hasil positif palsu, maka perlu dilanjutkan dengan
tes HIV ketiga.
WHO,
UNAIDS
dan
Pedoman
Nasional
menganjurkan
untuk
selalu menggunakan alur serial tersebut karena lebih murah dan tes kedua
hanya diperlukan bila tes pertama memberi hasil reaktif saja.
Stadium WHO
Stadium 1
Asimtomatik
Limfadenopati generalisata
Stadium 2
Stadium 3
Berat badan turun > 10%
Diare yang tidak diketahui penyebab > 1 bulan
Demam berkepanjangan (intermitena atau konstan) >
1 bulan
Kandidiasis oral
Oral hairy leucoplakia
Tuberculosis paru
Infeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)
Stadium 4
HIV wasting syndrome
Toksoplasma serebral
Kriptosporidiosis dengan diare > 1 bulan
Sitomegalovirus pada organ selain hati,
limpa atau kelenjar getah bening
(misalnya retinitis CMV)
ARV drugs
(Anti Retroviral drugs)
Sumber : Pedoman
Nasional Tatalaksana
Klinis Infeksi HIV dan
Terapi ARV, Kemenkes RI,
Direktorat P2PL 2011
Pemantauan Klinis
Pemantauan klinis perlu dilakukan pada minggu 2, 4, 8,
12 dan 24 minggu sejak memulai terapi ARV dan
kemudian setiap 6 bulan bila pasien telah mencapai
keadaan stabil.
Pada setiap kunjungan perlu dilakukan penilaian klinis
termasuk tanda dan gejala efek samping obat atau gagal
terapi dan frekuensi infeksi (infeksi bakterial, kandidiasis
dan atau infeksi oportunirtik lainnya) ditambah konseling
untuk membantu pasien memahami terapi ARV dan
dukungan kepatuhan.
Pemantauan Laboratoris
ODHA perlu mempunyai akses pemeriksaan CD4 untuk
rawatan
pra-terapi ARV dan manajemen terapi ARV yang lebih
optimum.
Pemeriksaan HIV RNA (viral load) dianjurkan untuk
memastikan
kemungkinan gagal terapi.
Pemantauan toksisitas obat berdasarkan gejala dan
hasil
laboratorium
Kegagalan Terapi
ARV menurut
WHO
Klinis
Munculnya IO dari
kelompok stadium 4
setelah minimal 6 bulan
dalam terapi ARV.
Beberapa penyakit yang
termasuk dalam stadium
klinis 3 (TB paru, infeksi
bakteri berat) dapat
merupakan petunjuk
kegagalan terapi.
Imunologis
Definisi dari kegagalan imunologis adalah gagal
mencapai dan mempertahankan jumlah CD4 yang
adekuat, walaupun telah terjadi penurunan/ penekanan
jumlah virus.
Virologis
viral load tetap >
5.000 copies/ml
(lihat gambar.4),
atau
viral load menjadi
terdeteksi lagi
setelah
sebelumnya tidak
terdeteksi.
Komplikasi
Infeksi oportunistik
Kanker terkait HIV
Prognosis
Tergantung stadium penyakit
Referensi
Harrison's Principles of Internal Medicine 19th Edition
Interim who clinical staging of hiv/aids and hiv/aids case definitions for surveillance
Permenkes No.21 Tahun 2014 Penanggulangan HIV/AIDS
Infodatin AIDS Kemenkes RI
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi ARV, Kemenkes RI, Direktorat P2PL
2011
Pedoman Nasional Tes dan Konseling HIV dan AIDS Kemenkes RI 2013
Situs : www.avert.org/
Situs : www.aids.gov/
Situs : www.cell.com/
Situs : www.cdc.gov/hiv
Situs : www.who.int/hiv/
Situs : www.searo.int/