Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Umum
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga hingga
program LUSAS 14.0. eksperien yang dilaksanakan oleh L.K.Seach dan P.W.Khong
akan dijadikan sebagai rujukan untuk bahan simulasi. Besarnya beban kritis dari hasil
percobaan dan besar beban kritis yang disarankan dalam peraturan/standar AS/NZS
4600.
3.2. Eksperimen
Eksperimen yang dilaksanakan oleh L.K.Seach dan P.W.Khong(1990)yang
dimuat dalam journal of Construktional Steel and Research bertujuan untuk
mendapatkan perilaku balok baja ringan(cold formed)yang memikul beban lentur.
Test dilakukan terhadap 6 6 buah spesimen yang diproduksi dengan spesimen yang
diproduksi dengan proses cold forming dan terbuat dari lembaran galvanized mild
steel . semua material memiliki karakteristik material yang sama karena diproduksi
dari lembaran baja yang sama. Dari hasil uji tarik yang dilakukan Seah dan Khong
diperoleh tegangan leleh rata-rata dari spesimen sebesar 286.72 N/mm. Skema
pengujian yang dilaksanakan seperti pada gambar 3.1. dimensi dari spesimen yang
diuji terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. ukuran penampang benda uji akan disimulasi
Benda uji
Spesimen 1
Spesimen 2
Spesimen 3
Spesimen 4
Spesimen 5
Spesimen 6

t(mm)
0.75
0.76
0.76
0.75
0.76
0.75

H1(mm)
50.25
51.24
49.24
51.25
51.24
50.25

H2(mm)
39.25
40.24
41.24
40.25
40.74
39.25

H3(mm)
14.125
14.620
14.620
10.625
6.620
0.00

Pengujian dilakukan untuk semua spesimen dengan panjang batang 2000mm.


Pemberian beban dilakukan secara simetris dengan menurunkan loading arm dan
beban diberikan pada dua tempat yang berjarak sama dari ujung perletakan.
3.3. Pemodelan struktur Dalam Program Elemen Hingga
Dalam program elemen hingga, struktur aktual (eksperimen) didekati dengan
struktur ideal. Hal ini tentunya memerlukan penyesuaian-penyesuaian sehingga
model tersebut dapat dikerjakan dalam program/ software elemen hingga yang
dipilih. Penyesuaian yang dilakukan antara lain pada panjang batang, karakteristik
perletakan, karakteristik material dab pemberian beban. Tahapan-tahapan dalam
pemodelan elemen hingga dengan program LUSAS adalah seperti pada diagram alir/
flowchart di bawah ini.

Mulai

Mendefenisikan model :
Geometri Penampang
Pengelompokan Elemen (Grouping)
Meshing elemen
Properti Geometri
Properti Material
Posisi dan jenis pereltakan
7. Posisi dan jenis pembebanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memasukkan parameter model :


1. Meshing elemen
2. Geeometri
3. Properti Material
4. Jenis perletakan
5. Pembebanan

3.3.1 Pemodelan Geometri


Geometri struktur meliputi bentuk dan dimensi tampang , ketebalan dan
panjang batang. Dari skema percobaan yang dilakukan oleh Seah dan Kong, maka
dibuat model geometri yang bersesuain sebagai input geometri struktur pada elemen
hingga. Dalam pengujian, bentuk penampang baja ringan yang digunakan adalah
penampang C (Channel), baik yang berkait (lip) maupun tanpa kait.
Dalam program LUSAS geometri ini terdiri dari titik (point) , garis (line),
luasan (surface), dan volume. Cara membentuk geometri adalah dalam urutan : titik
membentuk garis, garis membentuk luasan, dan luasan membentuk volume. Sumbu
orientasi global dan lokal perlu diperhatikan dalam membentuk geometri untuk
memastikan semua elemen sruktur berada pada sumbu orientasi yang sama.

3.3.2 Pemodelan Material


Material untuk pengujian ini dimodelkan sebagai material isotropik yang
bersifat non linear. Sifat non linear material dapat muncul akibat hubungan tegangan
dengan regangan yang tidak lagi linear atau perubahan sifat material dari elastis
menjadi pelastis. Spesimen untuk percobaan Seah dan Kong terbuat dari lembaran
baja Galvanized Steel yang diproduksi melalui proses bentukan dingin (cold forming)
sehingga nilai modulus elastisitas, E yang diambil adalah 2 x 105 Mpa dann angka
Voisson (voisson ratio), v, diambil sebesar 0.25, sedangkan tegangan leleh rata rata
(average yield stress) sebesar 286.72 Mpa. Nilai nilai tersebut sesuai dengan batas
toleransi yang diijinkan (F.G.A. Al-Bermani et all,1994)
Karena material dianggap mengalami hardening maka parameter parameter /
property material hardening seperti tegangan leleh uniaxial awal (uniaxial yield
stress ) , slope hardening gradient, dan regangan plastis (palstisc strain) diperlukan
untuk masukan dalam program elemen hingga. Data hasil uji tarrik spesimen (coupon
test) dari percobaan Seah dan Kong tidak tersedia sehingga untuk pendekatan diambil
dari kurva tipikal tegangan-regangan untuk miel steel (Ivanco,2009)

3.3.3 Meshing Elemen


Meshing adalah proses diskretisasi pada geometri struktur untuk menentukan
kuantitas yang kontiniu pada titik-titik diskrit elemen dari penampung sehingga dapat
diselesaikan secara numerik. Pada penelittian ini balok kanal di meshing dengna
menggunakan elemen cangkang tipis ( Thin Shell ). Jenis elemen Shell yang
digunakan adalah elemen QSL 8 (Quadrat Semi Loof, 8 node). Proses meshing

dilakukan secara otomatis oleh program LUSAS setelah ukuran meshing yang
diinginkan di input kedalam program. Ukuran meshing yang dipilih adalah 20 mm
3.3.4. Pemodelan Tumpuan (Support)
Kondisi perletakan dari eksperimen Seah dan Kong dimodelkan seperti gambar
dibawah ini :

Syarat batas pada tumpuan :


-

Perpindahan arah x, arah y dan arah z adalah nol


Rotasi terhadap sumbu z adalah nol

3.3.5 Pemodelan pembebanan


Beban diasumsikan sebagai beban terdistributor per unit panjang dilokasi
pemberian beban. Karena analisis yang dilakukan adalah analisis non linier
material maka pemberian beban dilakukan secara bertahap (increment). Load

factor untuk pembebanan awal dipilih sebesar 0.1 dan load factor step
pembebasan 0.05

Anda mungkin juga menyukai