Anda di halaman 1dari 49

KELOMPOK 3

NAWIR
GITA TOMBE
NOVITA SARI
NURUL ASMI
NUR FADILLAH
ARBATASIAH
RINA YULIANA HAKIM
SUKMA RAHAYU
SRI HANDAYANI NOBER
SUSILAWATI
ALIVIA ANGGRAINI

Skenario 2
Seorang anak laki-laki berumur 3 tahun dibawa
oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan
utama berak-berak. Keluhan ini dialami sejak
2 hari yang lalu dengan frekuensi hingga 8x
dalam sehari dan disertai riwayat muntah 2
kali. Satu minggu sebelumnya anak tidak
pernah BAB. Perut anak tampak buncit, BB: 10
kg, suhu tubuh C, denyut nadi 90X/menit.

Kata Penting
Anak laki-laki 3 tahun
Keluhan utma beak-berak sejak 2 hari yang

lalu, dengan frekuensi hingga 8x/hari


Riwayat muntah 2 kali
1 minggu sebelumnya anak tidak pernah BAB
Perut tampak buncit
BB: 10 kg
S : 38,0o C
N : 90x/menit

Topick Tree
TOPICK TREE.docx

PERTANYAAN-PERTANYAAN
PENTING
Jelaskan patomekanisme berak-berak !
Jelaskan tanda dan gejala penyakit yang

berhubungan dengan berak-berak !


Jelaskan penyakit yang berhubungan dengan
skenario !
Jelaskan asuhan keperawatan yang berhubungan
dengan skenario !

Jawaban pertanyaan penting


1.Jelaskan patomekanisme berak-berak !
defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup
untuk membuang kotoran berupa tinja atau feses melalui anus
yang telah disimpan sementara dalam rectum, baik berbentuk
padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem
pencernaan mahkluk hidup. Lubang anus terdiri atas otot
sfingter yang berupa otot polos di bagian dalam dan otot lurik
dibagian bawah. Manusia dapat melakukan buang air besar
beberapa kali dalam satu hari atau satu kali dalam beberapa
hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga
hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat
berkali-kali dalam satu hari, biasanya gangguan-gangguan
tersebut diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak benar dan jika
dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.

2.Jelaskan tanda dan gejala sistem gastrointestinal pada anak


!
a. Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari), serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi (feses cair).
Pada dasarnya semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, adanya perpindahan
air melalui membrane usus berlangsung secara pasif dan hal ditentukan oleh aliran larutan
secara aktif maupun pasif terutama natrium, klorida, dan glukosa.

b.Konstipasi
Merupakan suatu gejala, bukan penyakit (toies et,al, 2008). Didefinisikan konstipasi
bersifat relative bergantung pada konsinsestensi feses, frekuensi buang air besar (BAB)
dengan disertai kelambatan pasase feses, dan kesulitan keluarnya feses (Behrman, 1996).
Anak normal yang hanya buang air besar 2-3 hari sekali dengan konsistensi feses lunak
tanpa disertai kesuliatan keluar tidak disebut konstipasi; akan tetapi bila anak buang air
besar 3 hari dengan konsistensi feses keras dengan disertai kesulitan keluar, sebaiknya
anak dianggap sebagai konstipasi. Konstipasi dapat disebabkan karena defek pengisian
ataupun pengosongan di rectum.

c.Nyeri
Merupakan hal yang biasa, sebagai tanda dari kelainan dari saluran cerna, dalam hal ini
terutama nyeri perut.Persepsi serta lambung toleransi nyeri pada mkasing-masing individu
berbeda-beda. Anak dengan nyeri perut fungsional (yaitu dengan penyebab organic yang tidak
diketahui) mungkin sama tidak enaknya dengan nyeri organic. Factor penyebab nyeri secara
umum sifat dan letak lesi yang mendatangkan nyeri dapat ditentukan tanda-tanda klinis.

d.Disfagia
Gannguan motolitas primer yang menyebabkan rusaknya funsi peristaltic serta disfagia, jarang
terjadi pada anak.Disfagia adalah kesukaran untuk menelan, dapat disebabkan karena infeksi
seperti tonsillitis, faringitis, atau laryngitis.

e.Nausea
Nuasea (mual) dapat dijelaskan sebagai perasan yang tidak enak dibelakang tenggorokan dan epigastrium,
sering menyebabkan muntah.. Gejala dan tandai mualseringkali adalah pucat, meningkatnya saliva, hendak
muntah, hendak pingsan, berkeringat, dan takikardia.
f.Muntah
Muntah didefinisikan sebagai penegluaran isi lambung (esophagus) melalui mulut secara paksa . Muntah
adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur dan dengan
muntah-muntah secara tidak sengaja. Muntah dimulai dengan penurunan diafragma yang hebat dan kontraksi
otot-otot perut dengan relaksasi dibagian kardiak lambung, mekanisme tersebut secara aktif mendesak isi
lambung kembali ke esophagus.
g.Anoreksia
Pusat rasa lapar dan kenyang berada di hipotalamus. Pusat yang tampak seperti saraf-saraf aferen dari
saluran cerna ke pusat otak ini berfungsi penting bagi penentu rasa mual (anoreksia) yang akan menjadi
pertanda dari berbagai penyakit lambung serta usus. Anoreksia dapat disebabkan karena kelainan kebiasaan
makan, gagguan psikologis, serta adanya penyakit tertentu. Cirri anoreksia yang disebabkan karena kelainan
kebiasaan makan antara lain memilih makanan, selera anak beruabah-ubah. Anoreksia biasanya menimbulkan
kekuranagan gizi yang nyata.

h.Regurgitasi
Adalah gerakan isi lambung tanpa usaha ke dalam esophagus dan mulut.
i.Distensi abdomen dan massa di abdomen
Pembesaran perut dapat diakibatkan karena berkurangnya tonus otot dinding perut atau
bertambahnya isi cairan, gas, atau zat padat.Distensi abdomet tidak hanya terjadi karena
penyakit.Bayi yang menelan banyak udara selama menyusu atau menelan udara saat
menagis untuk waktu yang lama dapat mengakibatkan distensi abdomen.

3.Jelaskan penyakit yang berhubungan dengan skenario !


Gastroentritis
Definisi
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus disebabkan oleh
infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi
lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari
biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Etiologi
Faktor infeksi
Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis, meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi
virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T.
hominis) dan jamur (C. albicans).
Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

Patomekanisme
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah:Penyebab gastroenteritis akut
adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin
dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.Penularan Gastroenteritis
bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen
dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan
sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi)
yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Manifestasi Klinik
Diare yang berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau
berulang panderita akan mengalami penurunan berat badan.
Berak kadang bercampur dengan darah.
Tinja yang berbuih.
Konsistensi tinja tampak berlendir.
Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak.
Penderita merasakan sekit perut.
Rasa kembung.
Kadang-kadang demam.

Pemeriksaan Dianogstik

Laboratoris (pemeriksaan darah)


Peningkatan LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit malabsorbsi. Di ju
chron.
Radiologis
- Barrium Foloow through penyakit chron.
- Barrium enema skip lession, spasme pada sindroma kolon iritable.
Kolonoskopi
Pemeriksaan ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

Penatalaksanaan
Pemberian cairan.
Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga
kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
Obat-obatan.
Racecordil adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks
terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting,
tidak menyebabkan ketergantungan.
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara emeperlambat motilitas saluran cerna dengan
mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus.
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella
dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada
saluran pencernaan.
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti
dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.

Penyakit Seliak

Defenisi
Penyakit seliak ( Nontropical sprue, enteropati gluten, celiac prue ) merupakan suatu
penyakit keturunan, dimana terjadi alergi karena intoleransi ,terhadap gluten ( sejenis protein )
yang menyebabkan perubahan dalam usus sehingga terjadi mallabsorbsi.
Etiologi
Penyakit seliak merupakan penyakit permanen yang bersifat jangka panjang. Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit seliak, yaitu genetik, lingkungan, dan
kepekaan terhadap gluten. Makanan yang mengandung bahan tersebut adalah roti, biskuit,
pasta, saos, dan sebagainya. Proses terjadinya kelainan ini adalah adanya autoantibodi terhadap
gluten yang dapat mengganggu permukaan usus halus. Gangguan ini menyebabkan lapisan usus
yang berjonjot-jonjot menjadi rata. Permukaan yang rata ini kurang mampu mencerna dan
menyerapan makanan pada penderita penyakit seliak.

Patofisiologi

Penyakit seliak disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara sistem


kekebalan tubuh, diet gluten, dan genetik dari individu. Respon imun
terhadap gluten dapat ditemukan dalam gandum dan gandum hitam
yang dapat menyebabkan kerusakan pada usus halus. Masuknya gluten
ke dalam saluran pencernaan akan menyebabkan reaksi autoimun
(menyerang sistem kekebalan sendiri) yang merusak lapisan pelindung
dinding usus. Kerusakan ini menyebabkan lapisan usus yang berjonjotjonjot menjadi rata sehingga kurang mampu menyerap nutrisi makanan,
yang akhirnya berakibat pada malnutrisi

Pemeriksaan Fisik dan Diagnostik


gejaanak mengalami gagal tumbuh yang progresif sejak saat pengenalan makanan padat yang
mengandung gluten.
pubertas terlambat.
malabsorbsi terlihat saat saat anak mengalami gagal tumbuh dan pubertas yang terlambat
Diare.
perut kembung yang terasa sakit.
sering rewel.
nyeri perut.
sulit makan.
sering buang angin.
produksi tinja yang banyak, berlemak, pucat, dan sangat la tampak pada anak sebelum mencapai
usia 2 tahun yaitu setelah pemberian makanan tambahan (sekitar 4-6 bulan).
berbau busuk serta bila disiram di dalam kloset terdapat bentukan benda padat yang melayang.

Pemeriksaan labolaterium
foto rontgen dapat membantu memperkuat diagnosis . Kadang dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengukur penyerapan xilosa, suatu gula sederhana.
Diagnosis juga diperkuat dengan melakukan biopsi usus halus, yang permukaannya yang
mendatar dan pemeriksaan diulan setelah makanan yang mengandung gluten dihentikan .

Manifestasi Klinik
Gluten mutlak harus dihindari karena dengan hanya makan sedikit gluten saja sudah menimbulkan
keluhan . Sebaiknya penderita berkonsultasi pada seorang ahli gizi untuk mengetahui makannan apa saja yang
dapat dimakannya, sebab gluten juga terdapat pada roti-rotian , yang terbuat dari terigu ataupun gandum hitam.
Kadang anak-anak cukup serius menderita penyakit ini pada saat pertama kali di diagnosis, membutuhkan
makanan yang diberikan melalui infuse secara berkala . Tetapi hal ini juga jarang terjadi pada orang dewasa.

Sebagian penderita memberikan respon yang buruk atau gejalanya akan muncul lagi. Hal ini bisa terjadi
karena didiagnosis yang salah satunya karena kelainan ini sudah masuk kedalam fase yang tidak
memberikan respon.
Bila hal ini terjadi maka diberikan kortikosteroid seperti Hydrocortisone, prednisolone,
methylprednisolone, prednisone, dexamethasone, betamethasone.
Pemberian makanan yang tidak mengandung gluten akan memperbaiki prognosis penyakit ini pada anakanak maupun dewasa. Tetapi penyakit ini bisa berakibat fatal terutama jika terjadi pada dewasa. Sebagian
kecil penyakit seliak pada dewasa berkembang menjadi limfoma usus.

Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk penyakit celiac , satu-satunya pengobatan adalah diet bebas gluten . Pasien penyakit
celiac bervariasi dalam toleransi mereka terhadap gluten - beberapa pasien dapat menelan sejumlah kecil gluten
tanpa gejala berkembang , sementara yang lain mengalami diare besar dengan hanya jumlah menit gluten .
Pengobatan standar panggilan untuk menghindari lengkap gluten seumur hidup. Prinsip-prinsip diet bebas
gluten termasuk:

1.Hindari semua makanan yang terbuat dari gandum , rye , dan barley . Contohnya adalah roti, sereal, pasta, biskuit,
kue, kue, cookies, dan gravies.
Hindari gandum . Beberapa pasien dengan penyakit celiac dapat mentolerir

2.Hindari gandum . Beberapa pasien dengan penyakit celiac dapat mentolerir oats dalam diet . Tapi keamanan
jangka panjang dari oats pada pasien penyakit celiac tidak diketahui , dan beberapa persiapan oat dapat
terkontaminasi dengan gandum . Oleh karena itu, mungkin lebih baik untuk menghindari oats setidaknya selama
pengobatan awal dengan diet bebas gluten . Setelah penyakit ini dalam remisi dengan diet bebas gluten yang ketat
dimungkinkan untuk memperkenalkan sejumlah kecil gandum dalam diet di bawah pengawasan medis.
3.Perhatikan makanan olahan yang mungkin mengandung gluten. Tepung terigu merupakan bahan umum di banyak
makanan olahan. Contoh makanan yang mungkin mengandung gluten termasuk :
Sup kalengan
Salad dressing
Es Krim
Permen bar
Kopi instan
Luncheon daging dan daging olahan atau kalengan
Kecap dan mustard
Yogurt
Pasta

4.Waspadalah terhadap tablet, kapsul, dan persiapan vitamin yang mengandung gluten. Pati gandum
biasanya digunakan sebagai bahan pengikat tablet dan kapsul. Gluten juga dapat ditemukan dalam
banyak produk vitamin dan produk kosmetik seperti lipstick.
5.Hindari bir, tapi anggur, brendi , wiski , dan alkohol lainnya tanpa barley baik-baik saja di
moderasi.
6.Hindari susu dan produk susu lainnya yang mengandung laktosa . Pasien yang tidak diobati dengan
penyakit celiac sering tidak toleran laktosa . Dengan pengobatan yang berhasil , produk susu dapat
kembali perlahan-lahan ke dalam diet nanti.

7.Konsultasikan ahli gizi dan masyarakat penyakit celiac nasional untuk daftar makanan bebas
gluten. Baca label makanan dan produk sebelum membeli atau mengkonsumsi produk apapun. Hal
ini diperlukan, karena produsen dapat mengubah bahan-bahan produk setiap saat. Sebuah produk
yang bebas gluten di masa lalu sekarang mungkin mengandung gluten. Bahkan produk bermerek
mungkin bebas gluten di satu negara namun mengandung gluten di negara lain. Jika salah satu tidak
pasti setelah membaca label, hubungi produsen.
8.Karena orang-orang dengan penyakit celiac yang memiliki malabsorpsi parah dapat
mengembangkan kekurangan vitamin dan mineral, suplemen vitamin dan mineral penting. Semua
pasien harus mengambil multivitamin setiap hari.
Pasien dengan anemia defisiensi besi harus diperlakukan dengan besi. Pasien dengan anemia karena
folat atau B12 harus diperlakukan dengan asam folat dan B12. Pasien dengan ProTime abnormal
harus diobati dengan vitamin K. Pasien dengan kadar kalsium darah yang rendah atau dengan
osteoporosis harus diobati dengan suplemen kalsium dan vitamin D.

PENYAKIT INTUSUSEPSI

Definisi
Intususepsi adalah invaginasi (telescoping) salah satu bagian usus ke bagian usus lain, yang
mengakibatkan obstruksi di bagian atas defek (Wong, 1996). Menurut bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1991), invaginasi terjadi bila sebagian segmen usus masuk
ke bagian distal.Intususepsi terjadi jika suatu bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian
bawahnya (Catzel, 1992).
Keadaan invaginasi usus paling sering ditemukan pada bayi yang mulai mendapat makanan padat
(weaning period) dan merupakan keadaan akut abdomen yang memerlukan tindakan pembedahan.
Etiologi
Secara umum penyebab intususepsi tidak diketahui, akan tetapi pada anak-anak yang masih muda
inseden terbesar terjadi antara bulan ke-4 dan ke-8; hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut
terdapat kesempatan untuk mengonsumsi diet lebih padat- yang akan mengubah peristaltik.

Terdapat hubungan dengan infeksi infeksi virus adeno dan keadaan tersebut dapat
mempersulit gastroenteritis. Bercak bercak peyeri yang banyak terdapat di dalam
ileum mungkin berhubungan dengan keadaan tersebut, bercak jaringan limfoid yang
membengkak dapat merangsang timbulnya gerakan peristaltic usus dalam upaya untuk
mengeluarkan massa tersebut sehingga menyebabkan intususepsi. Pada puncak insidens
penyakit ini, saluran cerna bayi juga mulai diperkenalkan dengan bermacam bahan
baru. Pada sekitar 5% penderita dapat ditemukan penyebab penyebab yang dikenali,
seperti divertikulum meckeli terbalik, suatu polip usus, duplikasi atau limfosarkoma.
Secara jarang, keadaan ini akan mempersulit purpura Henoch Schonlein dengan sutau
hematom intramural yang bertindak sebagai puncak dari intususepsi. Suatu intususepsi
pasca pembedahan jarang dapat didiagnosis, intususepsi intususepsi ini bersifat
iloileal.

Manifestasi Klinik
Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan gizi baik.Pada tahap awal muncul gejala strangulasi
berupa nyeri perut hebat yang tiba -tiba.Bayi menangis kesakitan saat serangan dan kembali
normal di antara serangan.Terdapat muntah berisi makanan/minuman yang masuk dan keluarnya
darah bercampur lendir (red currant jelly) per rektum. Pada palpasi abdomen dapat teraba massa
yang umumnya berbentuk seperti pisang (silindris).
Dalam keadaan lanjut muncul tanda obstruksi usus, yaitu distensi abdomen dan muntah hijau
fekal, sedangkan massa intraabdomen sulit teraba lagi. Bila invaginasi panjang hingga ke daerah
rektum, pada pemeriksaan colok dubur mungkin teraba ujung invaginat seperti porsio uterus,
disebut pseudoporsio.Pada sarung tangan terdapat lendir dan darah.

Pemeriksaan Fisik & Diagnostik


Beberapa hal yang mendasari diagnosis intususepsi antara lain :
Anamnesa:
Ras
Usia
riwayat penyakit intestinal
riwayat operasi
gejala diare atau muntah.
Pemeriksaan fisik:
Palpasi abdominal disertai rasa sakit dan adanya bentukan seperti sosis yang merupakan loop
usus yang menebal akibat intususepsi (terutama intususepsi jejunojenjunal).
Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising usus). Pada
penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi, atau mungkin tidak
terdengar sama sekali.
Bila peritonitis terjadi karena adanya perforasi, penderita akan merasakan sakit ketika dokter menekan
perutnya dan nyerinya bertambah jika dokter mendadak melepaskan tekanan tersebut.
Foto rontgen bisa menunjukan lingkaran usus yang melebar, yang menunjukkan lokasi dari
penyumbatan.
Foto rontgen juga bisa menunjukkan adanya udara di sekitar usus di dalam perut, yang merupakan
tanda adanya perforasi

Radiografi:
dengan menggunakan media kontras bubur barium, terjadi daerah radiopaque
akibat akumulasi media kontras pada lumen intususeptum dan intususipien.
USG
bentukan cincin hiperekogenik dan hipoekogenik akibat akumulasi cairan pada
proksimal intususepsi
Endoskopi:
terlihat invaginasi dari lumen intususipien
Pemeriksaan laboratoris:
bersifat pendukung, terjadi leukositosis akibat stress, kenaikan PCV, anemia

Penatalaksanaa Farmako
rususitasi dengan cairan fisiologis intravena dengan pengosongan lambung dengan pipa
nasogastric
puasa untuk persiapan operasi
reduksi radiologic bila memungkinkan
reduksi operatif/reseksi
Operasi dilakukan jika anak tersebut memiliki tanda pelubang usus, jika enema udara tidak
berhasil dengan baik dalam memperbaiki intususepsi, atau jika anak tersebut mengalami
kondisi yang berulang. Pada kasus berulang, operasi dilakukan tidak hanya untuk memperbaiki
keadaan tersebut tetapi:juga untuk melihat polip, tumor, atau kelainan yang bisa menjelaskan
kenapa intususepsi berulang.

Penatalaksanaan Non farmako


Penurunan dari intususepsi dapat dilakukan dengan suntikan salin, udara, atau barium ke dalam
kolon.Metode ini tidak sering dikerjakan selama terdapat suatu risiko perforasi, walaupun
demikian, kecil dan tidak terdapat jaminan penurunannya yang berhasil. Pendorongan dengan
barium dapat berhasil bila dilakukan dalam 24 jam setelah gejala-gejala pertama timbul.

Intususepsi

Invaginasi salah satu bagian dari usus


ke bagian lain

Halangan untuk bagian isi di luar cacat


Dua dinding usus menekan satu sama lain

Peradangan
Edema
Gangguan aliran darah

Pengurangan tekanan catat


atau bedah perbaikan

Nekrosis
Pendarahan
Perforasi
Peritonitis

PENYAKIT COLITIS
ULTERATIF

Definisi
Kolitis ulserativa merupakan penyakit radang non spesifik kolon yang umumnya
berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi yang berganti-ganti.Sakit
abdomen, diare dan perdarahan rektum merupakan tanda dan gejala yang penting.Lesi
utamanya berupa reaksi peradangan daerah subepitel yang timbul pada basis kriptus
Lieberkuhn, yang akhirnya dapat menimbulkan pertukakan pada mukosa. Frekuensi
penyakit paling banyak antara usia 20 -40 tahun, dan menyerang ke dua jenis kelamin
sama banyak. Insiden kolitis ulserativa adalah sekitar 1 per 10.000 orang dewasa kulit
putih per tahun.
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui
Faktor Risiko :
Genetik
faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi, karena terdapat hubungan familial.
Lingkungan
PenyakitAutoimun
Autoimunnita berperan dalam patogenisis kolitis ulserativa.Antibodi antikolon telah
ditemukan dalam serum penderita penyakit ini. Dalam biakan jaringan limfosit dari
penderrita kolitis ulterativa merusak sel epitel pada kolon.Patofisiologis

Beberapa fakor yang dicurigai menjadi penyebab terjadinya colitis ulseratif


diantaranya adalah :
hipersensitifitas terhadap faktor lingkungan dan makanan,
Interaksi imun tubuh dan bakteri yang tidak berhasil (awal dari
terbentuknya ulkus),
Pernah mengalami perbaikan pembuluh darah, dan stress.

Manifestasi Klinik
Nyeri perut
Diare berdarah, berlendir dan bernanah
Anemia
Turunnya berat badan
Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
Perdarahan rektum (anus).

Patofisiologi
Lesi patologis awal adalah terbatas pada lapisan mukosa dan terdiri atas pembentukan abses
dalam kriptus.Pada permulaan penyakit, terjadi udema dan kongesti mukosa.Udema dapat
mengakibatkan kerapuhan yang hebat sehingga terjadi perdarahan dari trauma yang ringan, seperti
gesekan ringan pada permukaan.Pada stadium penyakit yang lebih lanjut, abses kriptus pecah
melewati di dinding kriptus dan menyebar dalam lapisan mukosa, menimbulkan terowongan dalam
mukosa.Mukosa kemudian terkelupas dalam lumen usus, meninggalkan daerah yang tidak diliputi
mukosa (tukak). Pertukakan mula-mula tersebar dan dangkal, tetapi pada stadium lebih lanjut
permukaan mukosa yang hilang luas sekali mengakibatkan banyak kehilangan jaringan, protein dan
darah

Pada kondisi yang fisiologis system imun pada kolon melindungi mukosa kolon dari
gesekan dengan feses saat akan defekasi, tetapi karena aktifitas imun yang berlebihan pada colitis
maka system imunnya malah menyerang sel-sel dikolon sehingga menyebabkan terjadi ulkus.
Ulkus terjadi di sepanjang permukaan dalam (mukosa) kolon atau rectum yang
menyebabkan darah keluar bersama feses. Darah yang keluar biasanya bewarna merah, karena
darah ini tidak masuk dalam proses pencernaan tetapi darah yang berasal dari pembuluh darah
didaerah kolon yang rusak akibat ulkus. Selain itu ulkus yang lama ini kemudian akan
menyebabkan peradangan menahun sehingga terbentuk pula nanah (pus). Ulkus dapat terjadi
pada semua bagian kolon baik, pada sekum, kolon ascenden, kolon transversum maupun kolon
sigmoid.Akibat ulkus yang menahun maka terjadilah perubahan bentuk pada kolon baik secara
mikroskopik ataupun makroskopik.

Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui pasti diagnosa penyakit ini adalah dengan cara melakukan beberapa
test penunjang.Tes pertama yang dilakukan adalah anamnesis dan pemeriksaaan fisik tentunya,
pada pemeriksaan fisik , periksalah kekauan dari otot-otot abdominal kemudian perhatikan
apakah pasien demam dan dehidrasi jika ya, kemungkinan pasien mengalami gejala awal
ulkus.
Pemeriksaan feses (berdarah, lendir dan nanah)
Pada pemeriksaan laboratorium terlihat anemik dan malnutrisi
Pengobatan ditujukan untuk mengendalikan peradangan, mengurangi gejala dan mengganti
cairan dan zat gizi yang hilang.Penderita sebaiknya menghindari buah dan sayuran mentah
untuk mengurangi cedera fisik pada lapisan usus besar yang meradang. Diet bebas susu bisa
mengurangi gejala. Penambahan zat besi bisa menyembuhkan anemia yang disebabkan oleh
hilangnya darah dalam tinja.

Askep Gastrointestinal

Informasi Tambahan
Jelaskan perbedaan Kolitis Ulseratif dengan Penyakit Crohn !
Jelaskan tentang sindrom Malasorbsi !

Perbedaan Kolitis Ulseratif dan Penyakit Crohn

Gambaran Karakteristik

Kolitis Ulseratif

Penyakit Crohn

Bagian usus yang terserang

Mukosa dan submukosa

Transmural

Respon peradangan granulomatosa

Jarang

Sering

Mengenai rectum

95%

50%

Mengenai usus halus

Biasanya normal

80%

Mengenai kolon kanan

Kadang-kadang terkena

Sering terkena

Penyebaran lesi

Menyeluruh sampai rektum

Lesi melompat diskontinu

Massa peradangan

Jarang

Biasanya teraba

Diare

Sering

Sering

Perdarahan rectum

Sering, terus menerus

Jarang

Fistula interna

Jarang

Sering

Abses ani

Jarang

Sering

Fisula dan fistula anorektal

Jarang

Sering

Mukosa tampak seperti batu koral (cobblestone)

Jarang (pseudopolip, granular, kasar)

Sering

Megakolon toksik

Kadang-kadang

Jarang

Potensi menjadi ganas

Tinggi setelah 10 tahun

Rendah

Manifestasi

ekstragastrointestinal

(missal, Kadang-kadang

Lebih jarang daripada colitis ulseratif

arthritis,keterlibatan mata dan kulit, dsb)


Striktur

Kadang-kadang, ringan

Sering

Jari tabuh

Jarang

Sering

Frekuensi relative

Tiga hingga empat kali lebih sering daripada Sering


penyakit Crohn

Bersifat familiar dan terkait

Ya

Ya

Sindrom malabsorpsi adalah suatu kondisi di mana nutrisi termasuk


karbohidrat, protein, lemak, air, elektrolit, mineral, dan vitamin yang tidak efektif
diserap oleh mukosa usus, mengakibatkan ekskresi pada tinja. Sindrom
malabsorpsi disebabkan oleh berbagai gangguan usus.
Penyakit usus kecil sering disertai dengan malabsorpsi. Selain itu, medis dan
pembedahan dapat mengakibatkan malabsorpsi jika mempengaruhi pencernaan
atau mukosa usus. Penyakit utama dari mukosa usus kecil, seperti sariawan
usus, enteritis regional (penyakit Crohns), dan infeksi akut dapat menyebabkan
malabsorpsi. Mungkin juga hasil dari maldigesti, suatu situasi di mana chyme
tidak adekuat untuk mengabsorpsi.
Terlepas dari penyebabnya, sindroma malabsorpsi dicirikan oleh manifestasi
umum akibat gangguan penyerapan nutrisi chyme. Dominan lokal atau
manifestasi gastrointestinal termasuk anoreksia; perut kembung, diare
dengankehilangan, besar, tinja berbau busuk dan steatorrhea (lemak tinja).
Penurunan berat badan, kelemahan, malaise umum, kejang otot, nyeri tulang,
perdarahan, dan anemia sering terjadi manifestasi sistemik malabsorpsi.
Manifestasi ini adalah hasil dari malnutrisi dan kehilangan cairan akibat
penyerapan yang buruk. Klasifikasi malabsorbsi terjadi karena:
Biokimia atau defisiensi enzim
Proliferasi bakteri
Perpecahan mukosa usus kecil
Gangguan limfatik dan sirkulasi vaskuler
Kehilangan area permukaan
Tiga gangguan malabsorpsi umum pada orang dewasa adalah sariawan,
laktosa intoleransi, dan sindrom usus pendek. Intoleransi laktosa adalah kelainan
malabsorbsi yang paling umum, diikuti oleh peradangan usus, nontropical
(celiac), sariawan tropikal, dan cystic fibrosis.

Laporan Diskusi
Pertemuan I: Selasa, 3 Agustus 2013 membahas klarifikasi kata kunci, tpik tree, pertanyaan penting
Pertemuan II: Rabu, 4 Agustus 2013 membahas jawaban penting, informasi tambahan, dan
klarifikasi informasi tambahan
Pertemuan III: Kamis, 5 Agustus 2013 tutorial mandiri

DAFTAR PUSTAKA

Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatn Klien Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info
Media.
Sylvia & Lorrane. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Volume 1 Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith.M, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Edisi 9, EGC, Jakarta.
Arif & Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Salemba Medika.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai