Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS

POLICYSTIC OVARIAN SYNDROME

Oleh :
Stivenson Tiven, S.Ked
Pembimbing :
Mayor CKM dr. Robert W. Lim, Sp.OG

Pendahuluan
Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) : kelainan kompleks endokrin
& metabolik yg ditandai dgn adanya anovulasi kronik dan atau
hiperandrogenisme yg diakibatkan oleh kelainan dari fungsi
ovarium dan bukan oleh sebab lain.
Pertama kali diperkenalkan oleh Stein dan Leventhal tahun 1953
ESHRE & ASRM di Rotterdam pada tahun 2003 : di jumpai 2 dari 3
gejala.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
SOPK : serangkaian gejala yg dihubungkan dgn hiperandrogenisme
& anovulasi kronik yg berhubungan dgn kelainan endokrin &
metabolik pd wanita tanpa adanya penyakit primer pada kel.
hipofise / adrenal yg mendasari.

Etiologi
Etiologi SOPK tidak diketahui secara pasti, namun
diperkirakan sangat dipengaruhi oleh genetik. Bila
dalam satu keluarga terdapat penderita SOPK maka 50%
wanita dalam keluarga tersebut akan menderita SOPK
pula.

Patofisiologi

Gambaran Klinis
Gangguan menstruasi dan Infertilitas
Hirsutisme
Obesitas
Akne, seborrhoe, pembesaran klitoris ,
pengecilan payudara.

Diagnosis
1.

BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama

: Ny. A.W

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Serui

Usia

: 25 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: IRT

Nomor RM

: 04 54 98

Suku

: Jawa

Tgl MRS

: 4 Februari 2016

Keluhan Utama
Tidak memiliki keturunan 5 tahun setelah menikah

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien merupakan pasien rujukan dari tempat praktek Dr. dr. Suhartono,
SpOG(K), pasien datang dengan keluah tidak memiliki keturunan 5 tahun
setelah menikah dan tinggal bersama suami pasien. Pasien riwayat haid
tidak teratur 2-3 bulan sekali haid, dengan lama haid 2 minggu dan darah
haid banyak, 2 kali ganti pembalut sehari dan pembalut penuh, darah
warna merah kehitaman, nyeri haid (-), pasien telah mengalami gangguan
haid dari pertama kali pasien mendapatkan haid.

Pasien juga mengeluhkan tumbuhnya rambut halus pada bibir dan


pada kedua ekstremitas atas dan bawah sejak pasien berusia 14
tahun. Riwayat penggunaan KB (-).

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Asma, Alergi, Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Penyakit
Jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Asma, Alergi, Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Penyakit
Jantung disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien pernikahan pertama, sudah tinggal dengan suami pasien
kurang lebih 5 tahun. Pasien adalah ibu rumah tangga dan suami
sebagai PNS.

Riwayat Obstetri
G0P0A0

Riwayat Menarche
Menarche : 13 tahun, Siklus tidak teratur (2-3 bulan), Lama Haid : 2
minggu, Darah Haid : banyak.

Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
Keadaan

Kompos mentis
Tampak sakit sedang

umum
Tinggi

152 cm

Badan
Berat

80 kg

Badan
Tekanan

110/80

Darah
Denyut nadi 82 kali/ menit, reguler, isi cukup, equal
Laju napas 24
kali/
menit,
reguler,
dalam,
Suhu
Kepala
Leher

abdominotorakal
37,2C di axilla
CA (-/-), SI (-/-), Edema Palpebra (-/-)
KGB tidak teraba membesar

Paru

Inspeksi:
dada,
Palpasi:

tidak

ada

pergerakan
fremitus

kelainan
dada

kiri

bentuk

asimetris,

sama

dengan

kanan
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: vesikuler di seluruh lapang
Jantung

paru, tidak ada rhonki atau wheezing


Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: iktus kordis teraba di sela iga IV linea
midklavikula kiri, tidak ada heaving, lifting,
maupun thrilling
Perkusi: tidak dapat diperiksa
Auskultasi: BJ I-II normal, tidak ada murmur,
tidak ada gallop

Abdomen

Inspeksi: cembung, lemas, tidak terdapat


venektasi
Auskultasi: bising usus 2 kali/menit
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, hepar
tidak teraba. Lien tidak teraba, turgor kulit
baik.

Extremitas

Perkusi: timpani, shifting dullness (-)


Akral hangat, CRT <2 detik, tidak terdapat

Status

edema.
I : v/u : tenang

Ginekologi

Io : Portio Licin, OUE tertutup, fluor (-), Valsava


(-), Pooling (-)
VT : Portio kenyal, Arah Posterior, Tidak teraba
massa di kedua adneksa, parametrium lemas,

Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap (04/02/2016)

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Hb

12,5

Leukosit

9.500

Hematokrit

35,9

Trombosit

228.000

CT

11'00

BT

01'00

Kimia Lengkap (04/02/2016)

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Gula Darah Sewaktu

75

Ureum

14

Kreatinin

0,66

SGOT

30

SGPT

28

Gambaran Hasil USG

Diagnosa Kerja
P0A0 dengan Kista Ovarium

Rencana Terapi
IVFD RL500 cc/ 8 jam
Pro Pasang DC
Pro Konsul Anestesi
Pro Laparoskopi (09/02/2016)

Laporan Operasi (09/02/2016, Jam : 09.45 WIT)


Pasien dalam Anestesi Umum
Insersi Trokar Utama di Umbilikus
Insersi Trokar tambahan
Pada eksplorasi tampak uterus dan kedua tuba normal
Kedua Ovarium tampak membesar lubular PCO
Dilakukan Ovarian Drilling pada kedua Ovarium
Dilakukan Kromatubasi
Didapatkan tuba kanan paten, tuba kiri paten
Diyakini tidak ada perdarahan
Operasi selesai

Uterus

Left Ovary
PCO

Ovarian
Drilling

Instruksi Post Operasi


Obs. Hemodinamik ibu : KU, TTV, Perdarahan
IVFD RL 2500 cc / 24 jam
Ceftriaxone 1 x 2 gr (iv)
Asam Mefenamat 3 x 500 mg (po)
GV hari Ke 2
Mobilisasi Aktif
Diet TKTP

Diagnosis Akhir
Polycystic Ovarian Syndrome

BAB IV
PEMBAHASAN

Sindroma ovarium polikistik : serangkaian gejala


yg dihubungkan dgn hiperandrogenisme &
anovulasi

kronik

yg

berhubungan

dengan

kelainan endokrin dan metabolik pada wanita


tanpa

adanya

penyakit

primer

hipofise / adrenal yg mendasari.

pada

kel.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan yang ada pada


pasien, pada pasien ini didapatkan berdasarkan anamnesa :
Pasien datang dengan keluhan tidak memiliki keturunan
setelah menikah selama 5 tahun dan hidup bersama suami
pasien. Pasien juga mengalami gangguan siklus haid dari
pertama kali mendapatkan haid, dengan siklus 2-3bulan sekali
dapat dengan lama haid kurang lebih 2 minggu.

Pada pasien juga terdapat tumbuhnya rambut-rambut halus di


daerah ekstremitas atas dan bawah, juga di atas bibir pasien.
Riwayat penggunaan KB (-).
Pasien juga didapatkan berat badan yang berlebihan atau
obesitas, berdasarkan IMT pasien yaitu : 34,63 masuk kategori
Obese tipe I.

Kriteria diagnosis SOPK Rotterdam 2003


Didapatkan dua dari tiga tanda berikut, serta disingkirkan kelainan lain yang
mungkin menyebabkan hiperandrogenisme atau anovulasi:
1. oligo- atau anovulasi
2. hiperandrogenisme (secara klinis) atau hiperandrogenemia (secara biokimia)
3. ovarium polikistik (dari hasil USG)

Gambaran klinis yang didapatkan pada pasien


SOPK :
Gangguan menstruasi dan Infertilitas
Hirsutisme
Obesitas
Akne, seborrhoe, pembesaran klitoris , pengecilan
payudara.

Pada pasien ini didapatkan gambaran klinis Gangguan


Menstruasi : Pasien juga mengalami gangguan siklus haid dari
pertama kali mendapatkan haid, dengan siklus 2-3bulan sekali
dapat dengan lama haid kurang lebih 2 minggu. Infertilitas :
Pasien datang dengan keluhan tidak memiliki keturunan setelah
menikah selama 5 tahun dan hidup bersama suami pasien.

Hiperandrogenisme (klinis) : Pada pasien juga terdapat


tumbuhnya rambut-rambut halus di daerah ekstremitas atas dan
bawah, juga di atas bibir pasien.
didapatkan

berat

badan

yang

Obesitas : Pasien juga


berlebihan

atau

obesitas,

berdasarkan IMT pasien yaitu : 34,63 masuk kategori Obese


tipe I.

Hasil USG : Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada


pasien adalah pemeriksaan USG dan didapatkan hasil USG
gambaran Policystic Ovary pada Ovarium Kiri pasien.
Berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dan didukung kriteteri Rotterdam 2003, maka pasien
ini didiagnosis dengan Policystic Ovarium Syndrome

Terapi Medikamentosa1

Penatalaksanaan Awal
Pengendalian

dan

Penurunan

Berat Badan

Kontrasepsi Oral

Medroksiprogesteron Asetat

Agonis Gonadotropin releasing Hormone


(Gn-RH)

Ketokonazol

Flutamide

Cyproterone Acetate

Wedge Resection.

Spironolactone

Laparoscopic ovarian drilling

Insulin Sensitizers

Clomiphene citrate

Terapi Pembedahan

Pada pasien ini tidak terapi medikamentosa dan dilakuakan


Laparoscopy Ovarian Drilling, didapatkah hasilnya Ovarium
kiri pasien PCO, diharapkan setelah dilakukan penetalaksanaan
ini pasien dapat ovulasi. Pasien juga diedukasi untuk menurunkan
berat badan pasien sehingga manfaat dari pengobatan ini dapat
segera didapatkan dan pasien diedukasi untuk kembali kontrol.

BAB V
KESIMPULAN

SOPK : kumpulan gejala, bukan merupakan suatu penyakit.


Diagnosis SOPK ditegakkan berdasarkan dengan minimal dua
kriteria mayor yang meliputi: anovulasi kronik, hiperandrogenemia,
tanda-tanda klinis dari hiperandrogenisme.
Etiologi SOPK masih belum jelas
Penanganan SOPK meliputi terapi medikamentosa & penanganan
bedah.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai