HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Oskulum
3. Ektoderm
4. Holdfast
5. Endoderm
No. Sampel
: 07
No. Peraga
: 1643
Filum
: Porifera
Kelas
: Calcarea
Ordo
: Spirosclerophorida
Family
: Hyalotragosidae
Genus
: Hyalotragos
Spesies
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
: Conical
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari Filum porifera, family Hyalotrgosidae kelas demos
pongiae, Ordo Spirosclerophorida, genus Hyalotrgos, dan dengan nama spesies
Hyalotrgos rugosum (MSTR).
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1. Test
2. Ostium
3. Oskulum
4. Ektoderm
5. Endoderm
6. Holdfast
No. Sampel
: 06
No. Peraga
: 1645
Filum
:Porifera
Kelas
: Calcarea
Ordo
:lychniscosa
Family
: Pachyteichismanidae
Genus
: Pachyteichisma
Spesies
: Pachyteichisma lopas Q.
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk
: Conical
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum porifera, klas hexactinellida, ordo lychniscosa,
family Pachyteichismanidae, genus Pachyteichisma, dan dengan nama spesies
Pachyteichisma lopas Q.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. ostium
3.eksoderm
4. endoderm
No. Sampel
: 10
No. Peraga
: 244
Filum
:Porifera
Kelas
:Anthozoa
Ordo
:Tabulata
Family
:Favositesidae
Genus
: Favosites
Spesies
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
: Globular
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum porifera, kelas Anthozoa, ordo Tabulata, family
Favositesidae, genus Favosites, dan dengan nama spesies Favosites saginatus.
LECOMPTE.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah mineralisasi. Mineralisasi adalah
proses pergantian unsur kimia dari fosil hingga seluruh bagiannya.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Globular, yaitu fosil yang berbentuk
seperti membundar, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, ostium
yaitu lubang kecil tempat masuknya air ke dalam tubuh, test yaitu kenampakan
keseluruhan dari fosil, ektoderm yaitu lapisan bagian luar fosil, endoderm yaitu
lapisan dalam fosil.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini
adalah di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah
Devon Tengah yaitu antara 370-360 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Holdast
3. Oskulum
4. Endoderm
5. Ektoderm
6. Ostium
No. Sampel
: 05
No. Peraga
: 816
Filum
: Porifera
Kelas
: Calcarea
Ordo
: Pleospolares
Family
: Verruculinanidae
Genus
: Verruculina
Spesies
: Verruculina tenuis
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (mineralisasi)
Bentuk
: Conikal
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum Porifera, kelas calcrea, ordo pleospolares, family
Verruculinanidae, genus Verruculina, dan dengan nama spesies Verruculina tenuis.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan
itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan
inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah mineralisasi. Mineralisasi adalah
proses pergantian unsur kimia dari fosil hingga seluruh bagiannya.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conikal, yaitu fosil yang membentuk
seperti kerucut. Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, oskulum yaitu
saluran penyebaran air dari tubuh, test yaitu kenampakan keseluruhan dari fosil,
ektoderm yaitu lapisan bagian luar fosil, endoderm yaitu lapisan dalam fosil,
holdfast yaitu tempat tertambatnya tubuh porifera, ostium yaitu lubang kecil tempat
masuknya air ke dalam tubuh.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya di laut
dangkal.Berdasarkan skala waktu geologi, umur fosil ini adalah KapurAtas yaitu
antara 100-70 juta tahun yang lalu.
Adapun kegunaan fosil ini diantaranya adalah penentu umur relatif lapisan
sedimen, penentu lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan
penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Oral opening
3. Oral disk
4. Calix
5. Enteron
6. Hyphostoma
No. Sampel
: 09
No. Peraga
: 805
Filum
: Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo
: Rugosa
Family
: Zonophyllumidae
Genus
: Zonophyllum
Spesies
: Zonophyllum pyriforme
Proses Pemfosilan
: Petrifikasi (permineralisasi)
Bentuk
: Conikal
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini termasuk filum Coelenterata, kelas Anthozoa dan merupakan ordo
Rugosa, family Zonophyllumidae, Genus Zonophyllum dengan nama spesies
Zonophyllum pyriforme.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
laut dangkal.Berdasarkan skala waktu geologi, umur fosil ini adalah Devon Tengah
(370-360 juta tahun yang lalu).
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Oral opening
3. Oral disk
4. Calix
5. Enteron
6. Hyphostoma
No. Sampel
: 03
No. Peraga
: 155
Filum
: Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo
: Rugosa
Family
: Omphymanidae
Genus
: Omphyma
Spesies
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Bentuk
: Conical
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo Rugosa,
family Omphymanidae, Genus Omphyma, dan spesies Omphyma subturbinata
(ORB.).
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan
itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan
inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah mineralisasi. Mineralisasi adalah
proses pergantian unsur kimia dari fosil hingga seluruh bagiannya.
Proses munculnya
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical yaitu fosil yang membentuk
seperti kerucut, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, Test adalah
bagian keseluruhan dari tubuh fosil, hyphostoma adalah bagian pada tubuh fosil
yang tertambat, oral opening adalah tempat kelur masuknya makanan pada fosil,
chalix adalah garis-garis halus yang ada pada tubuh fosil, oral disk adalah katub
yang terletak pada tubuh fosil, enteron adalah garis pembatas antara ruang calix.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan bereaksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa fosil ini terndapkan di laut dangkal.
Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Silur Tengah (435-423 juta
tahun yang lalu).
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Oral opening
3. Oral disk
4. Calix
5. Enteron
6. Hyphostoma
No. Sampel
: 01
No. Peraga
: 986
Filum
: Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo
: Stanrida
Family
: Dibunophyllumidae
Genus
: Dibunophyllum
Spesies
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Bentuk
: Conical
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo Stanrida,
family Dibunophyllumidae, genus Dibunophyllum, dan dengan nama spesies
Dibunophyllum compressum (EDUL P.H).
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan
itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan
inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah mineralisasi. Mineralisasi adalah
proses pergantian unsur kimia dari fosil hingga seluruh bagiannya.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical yaitu fosil yang membentuk
seperti kerucut,dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, Test adalah
bagian keseluruhan dari tubuh fosil, hyphostoma adalah bagian pada tubuh fosil
yang tertambat, oral opening adalah tempat kelur masuknya makanan pada fosil,
chalix adalah garis-garis halus yang ada pada tubuh fosil, oral disk adalah katub
yang terletak pada tubuh fosil, enteron adalah garis pembatas antara ruang calix.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya di
daerah laut dangkal. Berdasrkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Karbon
Bawah (345-318 juta tahun yang lalu).
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Oral opening
3. Calix
4. Enteron
5. Hyphostoma
No. Sampel
: 02
No. Peraga
: 1744
Filum
:Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo
: Scleractinia
Family
: Acanthocerasidae
Genus
: Acanthoceras
Spesies
Proses Pemfosilan
: Cast
Bentuk
: Tabular
Komposisi Kimia
: Silika (SiO2)
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum Coelenterata, kelas Anthozoa, ordo Scleractinia,
family Acanthocerasidae, genus Acanthoceras, dan dengan nama spesies
Acanthoceras Rhotomagenso (DEFR).
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan
itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan
inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah cast. Cast adalah Mold yang terisi
mineral sekunder membentuk jiplakan fosil aslinya secara kasar.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah tabular, yaitu fosil yang membentuk
seperti tabung, dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai adalah Test adalah
bagian keseluruhan dari tubuh fosil, hyphostoma adalah bagian pada tubuh fosil
yang tertambat, oral opening adalah tempat kelur masuknya makanan pada fosil,
chalix adalah garis-garis halus yang ada pada tubuh fosil, oral disk adalah katub
yang terletak pada tubuh fosil, enteron adalah garis pembatas antara ruang chaliks.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini tidak akan beraksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini tidak mengandung
kalsium karbonat (CaCO3) melainkan silica (SiO2) hal ini menandakan bahwa
lingkungan pengendapan fosil ini berada di laut dalam. Berdasarkan skala waktu
geologi, umur fosil ini adalah Kapur Atas, yaitu antara 100-70 juta tahun yang lalu.
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi,
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
HARI/TGL.
ACARA
NIM
: D611 15 503
Keterangan :
1.Test
2. Oral opening
3. Oral disk
4. Calix
5. Enteron
6. Hyphostoma
No. Sampel
: 04
No. Peraga
: 265
Filum
:Coelenterata
Kelas
: Anthozoa
Ordo
: Stanrida
Family
: Ceratophyllumidae
Genus
: Ceratophyllum
Spesies
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Bentuk
: Conical
Komposisi Kimia
Umur
Keterangan
Fosil ini berasal dari filum Coelenterara, kelas Anthozoa, ordo Stanrida,
family Ceratophyllumidae, genus Ceratophyllum, dan dengan nama spesies
Ceratophyllum Ceratites (GOLDF).
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan
itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan
inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan
menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami sementasi.
Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses
pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah rmineralisasi. Mineralisasi adalah
proses pergantian unsur kimia dari fosil hingga seluruh bagiannya.
Proses munculnya
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical yaitu fosil yang membentuk
seperti kerucut,dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti, dan bagian fosil
yang masih dapat dijumpai adalah Test adalah bagian keseluruhan dari tubuh fosil,
hyphostoma adalah bagian pada tubuh fosil yang tertambat, oral opening adalah
tempat kelur masuknya makanan pada fosil, chalix adalah garis-garis halus yang
ada pada tubuh fosil, oral disk adalah katub yang terletak pada tubuh fosil, enteron
adalah garis pembatas antara ruang calix.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3) hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini
berada di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi, umur fosil ini adalah
Devon Tengah ( 370-360 juta tahun yang lalu).
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi,
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
I.
HARI/TGL.
ACARA
:FILUM PORIFERA
NIM
: D611 12 252
dijumpai.
b. Mengetahui bentuk-bentuk fosil filum Porifera
c. Mengetahui proses penfosilan filum Porifera secara umum.
II. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a. Buku penuntun praktikum paleontologi 2011/2012
b. Alat tulis menulis
c. Lap kasar dan halus
d. Larutan HCl 0,1M
e. Sampel fosil
f. Format praktikum sebanyak 8 lembar
III.
TEORI RINGKAS
ada
yang
berwarna
pucat,
dan ada yang berwarna cerah, seperti merah, jingga, kuning bahkan ungu.
tubuh-porifera.
Tubuh
protozoa.
Permukaan
luar
pinakosit
terdapat
1. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau
Hyalospongiae (dalam bahasa yunani,
hyalo = kaca/transparan, spongia =
spons) memiliki spikula yang tersusun
dari silika.Ujung spikula berjumlah
enam
seperti
bintang.Tubuhnya
3. Calcarea (Calcisspongiae)
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam
latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari
kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk
seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10
cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau
leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa
lancifer. Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid,
dan leukonoid
4. Pleospongia
Rangka sangat kompak, memunyai dinding satu atau dua lapis yang
membentuk sperti cone.
III. 6. Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia.
Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat
digunakan sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang
banyak digunakan umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka
porifera.Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker
dan penyakit lainnya.
IV.
IV.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Asisten Paleontologi 2011/2012.2012. Penuntun Praktikum Paleontologi.
Laboratorium Paleontologi. Jurusan Teknik Geologi Universitas
Hasanuddin.Makassar
Anonim.2013. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-selukbeluk-phylum-porifera/. diakses pada tanggal 19 Maret 2013, hari Rabu
pukul 22:08.