Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1
1.

Tujuan Percobaan
Mempelajari mekanisme pengeringan dengan membuat kurva karakteristik

pengeringan pada kondisi operasi pengeringan tertentu.


2.
Menentukan periode-periode laju pengeringan.
3.
Menentukan titik kritis.
4.
Menetukan kadar air kesetimbangan.
5.
Menetukan laju pengeringan pada periode laju pengeringan konstan.
1.2
Dasar Teori
1.2.1 Konsep Dasar Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian
besar air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas. Keuntungan pengeringan
adalah bahan menjadi lebih tahan lama disimpan dan volume bahan menjadi lebih kecil
sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan. Di sisi
lain, pengeringan menyebabkan sifat asli bahan mengalami perubahan, penurunan mutu
dan

memerlukan

penanganan

tambahan

sebelum

digunakan

yaitu

rehidrasi

(Muchtadi,1989).
Proses pengeringan merupakan proses perpindahan panas dari sebuah permukaan
benda sehingga kandungan air pada permukaan benda berkuerang. Perpindahan panas
dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang signifikan antara dua permukaan.
Perbedaan temperatur ini ditimbulkan oleh adanya aliran udara panas diatas permukaan
benda yang dikeringkan yang mempunyai temperatur lebih dingin.
1.
2.
3.
1.2.2

Tujuan pengeringan antara lain :


Untuk menghemat biaya transportasi.
Untuk memenuhi spesifikasi bahan agar dapat diolah lebih lanjut
Untuk menghindari kerusakan pada bahan seperti pembusukan, korosi dll, jika
bahan tersebut disimpan.
Kelembaban
Pada proses pengeringan biasanya cairan yang diuapkan adalah air dan gas yang

digunakan adalah udara. Kelembaban untuk sistem udara-uap air dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Kelembaban absolute massa :

b. Kelembaban absolute molar :

Untuk mengetahui harga kelembaban udara, dapat diukur dengan menggunakan


psikrometer. Dimana akan didapatkan temperatur bola basah (tw) dan temperatur udara
(tg).

= suhu udara (F)

= suhu bola basah (F)

= entalpi penguapan air pada

= kelembaban jenuh udara pada

Dimana

= tekanan uap jenuh air pada suhu

dapat didekati dengan

persamaan Antoine sebagai berikut :

dalam mmHg dan T dalam Kelvin.


1.2.3

Kadar Air Kesetimbangan


Zat padat basah jika dikontakkan dengan udara yang mempunyai kelembaban dan

suhu tertentu dengan dalam waktu cukup lama, maka akan dicapai keadaan
kesetimbangan dimana kandungan air pada zat padat tidak berubah. Kandungan air pada
kondisi ini disebut kadar air kesetimbangan.
Pada prinsipnya air dalam bahan padat berada dalam dua keadaan. Sejumlah air
berada dalam pori-pori padatan karena adanya tegangan permukaan yang disebut

unbounded water atau air bebas. Air ini mempunyai tekanan uap dan panas laten
penguapan sama dengan air murni. Sedang air yang berada dalam bahan padatan
mempunyai interaksi dengan bahan padat misalnya, air kristal atau yang ada di
permukaan zat padat misalnya air teradsorpsi disebut air terikat atau bounded water. Air
terikat ini mempunyai tekanan uap yang lebih kecil dari air murni.
1.2.4

Kurva Kecepatan Pengeringan


Dari data percobaan pengeringan akan dapat dibuat kurva yang menyatakan

hubungan antara kadar air dan waktu pengeringan, seperti terlihat pada gambar.
A
Kadar
. B

air
(X)

. C
. D
X*

. E
Waktu, t (menit)

Gambar 1.1 Kurva Hubungan Kadar Air dengan Waktu Pengeringan.


Dari data tersebut dapat diubah ke kecepatan pengeringan, N kg air/jam m2 sebagai
fungsi dari kandungan air (X) seperti gambar 2. dengan menentukan perubahan X dalam
waktu t.
N

L s X
A t

(1)

Yang mana;
Ls = berat padatan kering (kg)
A

= luas padatan (m2).

= kadar air bahan (kg air/kg padatan kering)

= waktu (menit)

kg air
jam.m 2

A
D
E

X*

X (kg air/kg padatan)

Gambar 1.2 Kurva Hubungan Kadar Air Padatan dengan Kecepatan Pengringan.

Pada permulaan operasi, biasanya temperatur padatan lebih rendah dibanding


temperatur kesetimbangan, sehingga kecepatan pengeringan akan naik dengan kenaikan
temperatur bahan. Periode ini (AB) disebut periode penyesuaian awal dan biasanya sangat
pendek dibanding keseluruhan operasi.
Setelah temperatur kesetimbangan tercapai, maka periode kecepatan pengeringan
tetap dimulai (BC). Pada periode ini akan terjadi penguapan cairan dari permukaan
padatan, kecepatan penguapan di permukaan tersebut masih bisa diimbangi oleh difusi
maupun efek kapiler air dari dalam padatan ke permukaan padatan. Dengan demikian
permukaan padatan akan tetap basah.
Setelah mencapai kadar air kritis Xc, kecepatan difusi air dari dalam padatan tidak
bisa mengimbangi kecepatan penguapan di permukaan padatan. Dengan demikian akan
terjadi tempat-tempat kering (dry spot). Ini akan mengurangi kecepatan pengeringan dan
disebut periode kecepatan menurun yang pertama (CD).
Pada periode (DE), kecepatan pengeringan ditentukan oleh kecepatan difusi dari
dalam permukaan padatan. Ini akan terus berlangsung sampai tercapai kadar air
kesetimbangan X*.
1.2.5

Mekanisme Pengeringan
Dalam proses pengeringan, proses perpindahan massa dan perpindahan panas

merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Pada permukaan bahan akan
terbentuk lapisan tipis air dan juga terbentuk lapisan tipis udara, yang sering disebut
lapisan film. Dengan adanya beda konsentrasi air di permukaan padatan dan di udara
pengering maka air akan menguap dan berpindah dari bahan ke udara pengering.
X

Y*

fasa padatan

fasa gas

Gambar 1.3 Perpindahan Massa dari Fasa Padatan ke Fasa Gas.

Persamaan perpindahan massa dari fasa padat ke fasa gas dapat dituliskan sebagai
berikut:
N = Ky (Y*-Y)

(2)

Yang mana;
Ky

= koefisien perpindahan massa

Y* = kelembaban udara pada permukaan padatan, pada keadaan relatif basah


didekati dengan Y (kelembaban jenuh pada suhu padatan).
Ditinjau dari perpindahan panasnya, maka panas yang diterima padatan akan
digunakan untuk menguapkan air. Untuk kasus pengeringan pada suhu relatif rendah
maka perpindahan panas yang terjadi dianggap hanya melalui mekanisme konveksi.
Sehingga dapat dituliskan persamaan:
h
(Tg Ts )
w

(3)

h = 0,01 G0,8

(4)

Yang mana;
h

Btu

= koefisien transfer panas konveksi


2 o
jam. ft . F

lb

untuk kecepatan udara 2-25


G = kecepatan massa udara pengering
2
jam. ft

ft/det.
Btu
pada suhu padatan.
lb

w = panas laten penguapan

Tg = suhu udara pengering (oF)


Ts = suhu padatan (oF) untuk keadaan relatif basah dapat didekati dengan suhu
bola basah udara pengering.
1.2.6 Tray Drier
Salah satu alat pengering yang ada adalah tray drier yang beroperasi sacara batch,
dimana bahan yang dikeringkan berada di suatu tempat tertentu (di tray) sedang gas
(biasanya digunakan udara) mengalir secara terus-menerus melalui bahan yang

dikeringkan dan menguapkan airnya. Operasi secara batch ini di industri merupakan
proses yang relatif mahal dan hanya sesuai dengan bahan tertentu saja. Tetapi untuk skala
laboratorium alat ini sangat bermanfaat untuk mempelajari pengetahuan fundamental
tentang pengeringan seperti misalnya mekanika fluida, kimia permukaan, struktur
padatan, perpindahan massa dan panas yang kesemuanya itu sangat berpengaruh terhadap
proses pengeringan.
Contoh tray drier ditunjukkan pada Gambar 2.1 Pengering ini
terdiri dari sebuah ruang dari logam lembaran yang berisi dua buah
truk yang mengandung rak-rak H. Setiap rak mempunyai sejumlah
piringan sebagai penapis tempat bahan yang akan dikeringkan
diletakkan. Piringan ini umumnya berukuran 30 in2, dengan ketebalan
2 sampai 6 in. Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7 sampai 15
ft/detik di antara piringan dengan bantuan kipas C dan motor D,
mengalir melalui pemanas E. Sekat-sekat G membagi udara tersebut
secara seragam di atas susunan talam tadi. Sebagian udara basah
diventilasikan keluar melalui talang pembuang B; sedangkan udara
segar masuk melalui pemasuk A. Rak-rak itu disusun di atas roda truk I
sehingga pada akhir siklus pengeringan truk itu dapat ditarik keluar
dari ruang pengering dan dibawa ke bagian akhir untuk off loading
bahan yang selesai dikeringkan.

Gambar 1.4 Skema Tray Drier

Tray drier dapat beroperasi dalam vakum, terkadang dengan pemanasan tidak
langsung. Masing-masing tray terdiri atas pelat-pelat logam bolong yang dilalui uap atau
air panas atau terkadang dilengkapi ruang khusus untuk fluida pemanas. Uap dari zat
padat dikeluarkan dengan ejektor atau pun pompa vakum. Pengering beku (freeze drying)
terdiri dari sublimasi es dari es pada tekanan vakum dan pada temperatur di bawah 0 oC.
Freeze drying dilakukan khusus untuk mengeringkan vitamin dan berbagai bahan yang
peka terhadap panas.

Anda mungkin juga menyukai