Anda di halaman 1dari 13

NAMA

HASTI TRISNA
AMALIA
FAK/PRODI :
FIK/FARMASI
AKTIVIS VS
AKADEMIS
Mendengar kata
akademis secara
langsung kita
sudah tahu bahwa
mahasiswa yang
mendapat predikat
akademis adalah
yang rajin kuliah,
cerdas, aktif dalam
diskusi, suka
membaca buku,

dan indeks
prestasinya
cumlaude. Orang
tua bila diberi
pertanyaan, Mau
gak punya putra
putri yang
mendapat predikat
akademis
sebagaimana
criteria di atas ?.
Pasti mereka
secara kompak
akan menjawab,
Mau. Memang
orang tua yang
membiayai kuliah
pasti berharap
putra putrinya
akan menjadi

manusia yang
cerdas, baik cerdas
otaknya dan juga
hatinya alia
shaleh.

Menjadi akademis
sejati memang
perlu perjuangan
yang tidak mudah.
Di samping harus
rajin kuliah, juga
rajin berdiskusi
agar dirinya
terbiasa
mengeluarkan
pendapat dan
mengasah ide-ide
yang ada dalam

otaknya. Orang
yang biasa
berdiskusi akan
memiliki mental
berani dan cepat
tanggap dalam
mengatasi
permasalahan.
Nah, dalam
berdiskusi juga
harus punya
modal, yakni
pengetahuan yang
luas. Jangan jadi
tong kosong
nyaring
bunyinya,
bersuara tapi gak
ada isinya. Oleh
karena itu,

membaca buku itu


sangat penting.
Apalagi kampus
sudah
menyediakan
fasilitas
perpustakaan yang
cukup memadai.
Selain itu, media
pengetahuan
bukan hanya buku,
ada surat kabar,
majalah, internet,
televisi, dan lainlain.

Selain tipe
mahasiswa
akademis, ada

juga tipe
mahasiswa aktivis.
Mendengar kata
aktivis pasti kita
tahu bahwa
mahasiswa yang
mendapat predikat
ini adalah orang
yang aktif di
organisasi, baik di
kampus maupun
di luar kampus.
Kesehariannya
sibuk dengan
organisasi, mulai
rapat, membuat
acara, mengurus
proposal, seminar,
diskusi, bahkan
melakukan aksi

bila dibutuhkan.
Menjadi aktivis
memang hal yang
membanggakan,
selain akan
memiliki banyak
teman, pasti akan
banyak
pengalaman yang
tidak didapatkan
di bangku
perkuliahan.

Tidak semua
mahsiswa mau
menjadi aktivis.
Alasannya tidak
diizinkan orang
tua, takut kuliah

terlantar, takut
indeks prestasi
berantakan, atau
bahkan malas
karena masih
senang jalan-jalan,
hura-hura, dan
menikmati masa
muda untuk
senang-senang.
Apakah benar
pendapat sebagian
orang bila menjadi
mahasiswa aktivis,
kuliah akan
terlantar dan
indeks prestasi
berantakan ? Bisa
tidak menjadi
aktivis sekaligus

menjadi
akademis?

Pendapat sebagian
orang bahwa
mahasiswa aktivis
itu kuliahnya
terlantar dan
indeks prestasinya
berantakan,
memang benar dan
salah. Benar
karena ada
sebagian aktivis
yang jarang masuk
kuliah dan indeks
prestasinya hancur
berantakan. Salah
karena ada juga

aktivis yang tetap


rajin kuliah dan
indeks prestasinya
baik, bahkan ada
yang cumlaude.
Jadi benar atau
salahnya pendapat
tadi tergantung
pribadi masingmasing aktivis,
apakah ia bisa
mengatur
kesibukan di
organisasi dengan
waktu kuliah atau
tidak?

Mahasiswa aktivis
bisa menjadi

akademis
sekaligus. Aktivis
dan akademis
bukanlah kedua
hal yang saling
bertentangan,
justru keduanya
bisa saling
berjalan beriringan
dan saling mengisi
kekurangan. Nah
yang bahaya
adalah mahasiswa
no aktivis or
akademis, yakni
sudah tidak mau
aktif di organisasi
juga kuliahnya
malas, tidak suka
diskusi apalagi

membaca buku di
perpustakaan.
Mahasiswa seperti
ini yang harus
lenyap dari muka
bumi. Oleh karena
itu, menjadi
aktivis yang aktif
di organisasi
sekaligus menjadi
akademis yang
cerdas, rajin, dan
memiliki indeks
prestasi tinggi
bukanlah
keniscayaan.
Kemampuan
mengatur waktu
adalah kunci
suksesnya seorang

aktivis akademis.
Jadi, menjadi
aktivis sekaligus
akademis, Why
Not ???

Anda mungkin juga menyukai