Hydrocracking Paper
Hydrocracking Paper
MONIKA SHECILIA
SANTOSO NUGROHO
MUHAMMAD RAHMAN
INTAN FITRA MARTIN
PUTRA Z NUGRAHA
SYLVIA YEMITA
BETTRY RIFANI
ANNA APRYANA
(1107114283)
(1107114276)
(1107114248)
(1107114272)
(1107114242)
(1107114273)
(1107114277)
(1107114305)
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
2013
1. Pendahuluan
Hydrocracking merupakan unit proses kilang minyak bumi yang termasuk
kelompok secondary processing, yaitu proses downstream kilang minyak bumi yang
menggunakan
reaksi
kimia
untuk
menghasilkan
produk-produknya.
Walaupun
terutama
hanya
pada
jenis
umpannya).
Sedangkan
hydrocracking
3. Proses Hydrocracking
Pada tahap pertama, bahan baku dipanaskan lalu dicampur dengan hidrogen daur
ulang dan dikirim ke reaktor tahap pertama, di mana katalis mengkonversi senyawa
sulfur dan nitrogen untuk menjadi hidrogen sulfida dan amonia. Setelah hidrokarbon
meninggalkan tahap pertama, kemudian didinginkan hingga cair dan dijalankan melalui
pemisah hidrokarbon. Hidrogen didaur ulang untuk bahan baku. Cairan dibebankan pada
sebuah fractionator. Tergantung pada produk yang diinginkan (bensin komponen, bahan
bakar jet, dan minyak gas), fractionator dijalankan untuk memotong beberapa bagian dari
keluaran reaktor tahap pertama. Range minyak tanah material dapat diambil sebagai
produk samping imbang terpisah atau termasuk dalam dasar fractionator dengan minyak
gas. Bagian bawah fractionator yang dicampur lagi dengan aliran hidrogen dan
dibebankan pada tahap kedua. Karena bahan ini telah mengalami beberapa hidrogenasi,
cracking, dan reformasi dalam tahap pertama, operasi tahap kedua yang lebih tinggi
(suhu yang lebih tinggi dan tekanan). Seperti tenaga mesin dari tahap pertama, tahap
kedua produk dipisahkan dari hidrogen dan dibebankan fractionator tersebut. Berikut data
umpan dan produk dari proses hydrocracking.
Tabel 1. Umpan dan Produk Proses Hydrocracking
Umpan
Naptha
Kerosin
Straight run diesel
Atmospheric gas oil
Natural gas condensates
Vacuum gas oil
Deasphalted oils and demetalized oils
Catalytically cracked light cycle oil
Coker distillate
Coker heavy gas oil
Produk
Propane dan butane (LPG)
Naphtha
Naphtha dan/atau jet fuel
Naphtha, jet fuel, dan/atau distilasi
Naphtha
Naphtha, jet fuel, distillates, lube oils
Naphta, jet fuel, distillates, lube oils
Naphtha
Naphtha
Naphtha dan/atau distillates
b. Reaksi lain
Penjenuhan olefin
Bersamaan dengan proses hydrocracking, impurities yang terkandung dalam feed, seperti
senyawa sulfur, nitrogen, oksigen, halide, dan metal juga dihilangkan. Selain itu senyawa
olefin juga dijenuhkan.
Semua reaksi di atas bersifat eksotermis sehingga temperatur akan naik saat feed melewati
unggun katalis (catalyst bed). Urutan kemudahan reaksi yang terjadi di hydrocracking adalah
sebagai berikut (mulai dari yang paling mudah hingga yang paling susah) :
Penghilangan logam
Penjenuhan olefin
Penghilangan sulfur
Penghilangan nitrogen
Penghilangan oksigen
Penjenuhan cincin (heteroaromatic multiring aromatic monoaromatic)
Cracking naphthene (multiring naphthene mono naphthene)
Cracking parafin
melebihi 60 cm untuk
menghindari pecahnya katalis). Dense loading method sangat mandatory dilakukan untuk
katalis hydrocracker, sedangkan untuk graded catalyst dan inert catalyst dapat
menggunakan sock loading terutama karena ukurannya yang cukup besar sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan dense loading machine untuk me-loading.
5.4 Catalyst Unloading
Sebelum dilaksanakan unloading katalis, agar pelaksanaan unloading dapat
dilaksanakan dengan lancar, maka saat shutdown dilakukan proses sweeping terlebih
dahulu. Sweeping adalah mengalirkan recycle gas semaksimal mungkin ke dalam reactor
untuk mengusir minyak yang masih tertinggal di dalam reactor setelah cut out feed.
Waktu pelaksanaan sweeping disesuaikan dengan perkiraan kondisi katalis. Biasanya
sweeping selama 2 s/d 4 jam sudah cukup membuat katalis di dalam reactor kering
sehingga pelaksanaan unloading dapat dilakukan dengan lancar.
difference yang tinggi dapat terjadi karena terjadi channeling, yaitu distribusi aliran
dalam reaktor yang tidak merata. Channeling dapat terjadi pelaksanaan loading
katalis yang tidak baik, frekuensi start-stop yang sering, frekuensi emergency stop
yang sering (terutama saat depressuring reaktor), pelaksanaan prewetting yang kurang
sempurna, atau perubahan komposisi feed yang mendadak yang menyebabkan
temperature bed reaktor menjadi lebih tinggi daripada kebutuhan dan menyebabkan
terjadinya coking pada katalis.
6. Variabel Proses Hydrocracking
6.1 Fresh Feed Quality
Kualitas feed hydrocracker akan mempengaruhi :
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan kualitas feed hydrocracker adalah sebagai
berikut :
a. Boiling range (Rentang Titik Didih)
Peningkatan boiling range umpan akan mengakibatkan umpan tersebut lebih susah
untuk diproses, sehingga membutuhkan temperatur yang lebih tinggi yang kemudian
akan menyebabkan umur katalis menjadi lebih pendek. Umpan dengan end point
tinggi biasanya juga mengandung sulfur dan nitrogen lebih banyak. Initial boiling
point umpan yang rendah (< 370oC) tidak berpengaruh buruk terhadap operasi,
namun akan mengurangi efisiensi operasi karena fraksi < 370 oC tidak mengalami
konversi di katalis.
b. Kandungan Sulfur dan Nitrogen
Kenaikan jumlah senyawa sulfur dan nitrogen organik akan meningkatkanseverity
operasi. Kandungan sulfur tinggi akan meningkatkan konsentrasi H2S dalam recycle
gas sehingga akan menurunkan purity recycle gas dan kemudian menurunkan tekanan
partial hydrogen. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas katalis
karena konsentrasi H2S hanya berkisar ratusan ppm (part per million). Namun
kandungan senyawa nitrogen organic yang terkonversi menjadi ammonia dan
terakumulasi dalam recycle gas akan menurunkan aktivitas katalis. Oleh karena itu,
umpan dengan kandungan nitrogen organik tinggi akan lebih sulit diproses dan
membutuhkan temperature lebih tinggi.
CFR optimum untuk operasi Hydrocracker adalah antara 1,6 s/d 1,65. CFR > 1,65 berarti
unit dijalankan dengan low severity, sedangkan jika CFR < 1,6 berarti unit dijalankan
dengan high severity. CFR ini bisa juga untuk mensiasati umur katalis; jika peak
temperature fresh feed reactor sudah tercapai, CFR dapat dinaikkan untuk menurunkan
severity operasi fresh feed reactor.
6.4 Hydrogen Partial Pressure
Selain digunakan untuk reaksi, hydrogen juga berfungsi untuk menjaga tingkat
kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis. Hydrogen partial pressure yang
rendah akan meningkatkan kecepatan deaktivasi katalis. Hydrogen partial pressure
dikendalikan dengan cara menjaga tekanan reaktor dan purity hydrogen dalam recycle
gas. Purity hydrogen dapat ditingkatkan dengan cara :
Peningkatan laju alir recycle gas akan meningkatkan rasio H 2/HC. Pengaruh perubahan
H2/HC sama dengan pengaruh tekanan parsial hidrogen terhadapseverity reaksi. Variabel
yang dikendalikan untuk menjaga H2/HC adalah laju recycle gas, hydrogen purity dalam
recycle gas, dan laju umpan.
6.6 Temperatur
Kenaikan
temperatur
akan
menaikkan
konversi
yang
kemudian
akan
menyebabkan kenaikan laju deaktivasi katalis. Kenaikan temperature yang mendadak dan
sangat tinggi disebut dengan istilah temperature runaway atau temperature excursion.
Temperature runaway atau temperature excursion didefinisikan sebagai berikut :
T reaktor (peak inlet temperature) > 28oC (untuk 1st stage amorphouscatalyst)
atau > 14oC (untuk 2nd stage amorphous catalyst) atau > 42oC (untuk 1st stage zeolite
catalyst) atau > 21oC (untuk 2nd stage zeolite catalyst), dan
Peak temperature reaktor melebihi batasan disain (untuk amorphous catalyst >
454oC).
Penyebab
Troubleshooting
atau
bahkan
shutdown).
supply
dari
banyak
mengandung VDU
kondisi
(mungkin
lakukan
operasi
flash
di
zone
terjadinya coking).
Umpan dari tangki mempunyai Kurangi umpan dari tangki dan
backwash cycle
viskositas
yang
sehingga
pressure
lebih
drop
meningkat.
Tangki umpan tidak dicleaning Jika mungkin, tarik umpan dari
dengan benar sebelum digunakan,
lakukan
content
pada
excessive backwash.
metode
bottom
analisa
tangki
water
dengan
tegak
(ambil
metode
blending
top,
middle, bottom.
Kenaikan temperature reactor
Pada saat normal
Perubahan hot feed (feed dari Lakukan
operasi,
temperature bed
VDU)
pengecekan
kondisi
Feed
mengandung
cracked
feed
yang
banyak umpan
cracked
Kurangi
umpan
noncracked.
cracked
memungkinkan.
Operasi fired heater tidak stabil Lakukan
pengecekan
jika
dan
berat
atau
Kualitas
make
up
hydrogen Jangan
pernah
CO-CO2
operasi, delta
reactor
mengkompensasi
konversi
menaikkan
(karena
untuk
menurunnya
jika
kualitas
temperature bed
catalyst reactor
normal,
(peak temperature
maka
menyebabkan
inlet temperature)
excursion).
menurun.
akan
dapat
temperature
Lakukan pengecekan
tangki
yang
bermasalah.
differential
dilengkapi
pressure
dengan
feed.
tajam
pump.
recycle feed.
Reactor Catalyst Bed Maldistribution
Catalyst
bed
radial Loading katalis tidak dilakukan
temperature
unloading
menunjukkan
adanya
channeling.
katalis
dan
re-load