Anda di halaman 1dari 10

Pengukuran Antropometri pada Penyadap Karet

Gita Nur Azizah


102013182
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510, No. Telp (021) 5694-2061
Email: Gita.2013fk182@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan
Antropometri menurut Hinchiliff (1994) adalah pengukuran tubuh manusia dan
bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan norma-norma untuk jenis
kelamin, usia, suku, bangsa, berat badan dll.1 Di masyarakat, cara pengukuran status
gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam
program gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode
antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping itu pula dalam
kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut
(Supariasa, dkk., 2001).
Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteran manjadi
bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat tentang pertumbuhan.
Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri, setidak-tidaknya ada lima hal
penting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu mengetahui kekern otot, kekekaran
tualng, ukuran tubuh secara umum, panjang tungkai dan lengan, serta kandungan
lemak tubuh di ekstremitas dan di torso. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi,
antropometri disajikan dalam bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur
(BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB), lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U) dan sebagainya. menurut
(Barasi., 2008)
Antropometri
Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam pengukuran, yaitu
pengukuran berdasarkan usia pengukuran tidak berdasarkan usia. Pengukuran
berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan
usia, dan lain-lain. Sedangkan pengukuran tidak berdasarkan usia misalnya
pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan
tinggi badan, dan lain-lain. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisa berdiri sendiri
1

untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa indeks dengan
membandingkan ukuran seperti BB/U, BB/TB, TB/U.2
Pengukuran berat badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan
cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak.
Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga
dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam
tindakan pengobatan. Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan
standar NCHS ( Nasional Center for Health Statistic) yaitu menggunakan persentil
sebagai berikut: persentil ke 50-3 dikatakan normal, sedangkan persentil kurang atau
sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi.2
Penilaian berat badan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan persentase dari
median sebagai berikut: antara 80-100% dikatakan malnutrisi sedangkan kurang dari
80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).2
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar buku NCHS yitu
menggunakan persentil sebagai berikut: persentil 75-25 dikatakan normal, persentil
10-5 dikatakan malnutrisisedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakn malnutrisi
berat.2
Selain penggunaan standar buku NCHS juga dapat digunakan kartu menuju sehat
(KMS). Sebagaimana penelitian anwar (2003), dengan adanya KMSperkembangan
anak dapat dipantau secara praktis, sederhana, dan mudah.2
Pengukuran Tinggi Badan
Tinggi Badan / Panjang Badan
Tinggi badan diukur dalam posisi berdiri bila usia subjek > 2 tahun, sedangkan
panjang badan diukur dengan subjek terlentang dan gunakan penguur panjang pada
subjek berusia < 2 tahun.3

Pengukuran Lingkar Kepala


Untuk lingkar kepala pada anak sampai berusia 36 bulan dan pada anak-anak yang
memiliki masalah pada ukuran kepalannya. Ukur lingkar kepala pada lingkaran
terbesarnya, biasanya sedikit di atas alisan mata dan daun telinga dan mengelilingi
promien oksipital di belakang tengkorak. Karena bentuk kepala dapat memengaruhi
lokasi lingkar yang maksimum, maka perlu dilakukan pengukuran lebih dari satu kali

pada titik di atas alis mata untuk mendapatkan hasil paling akurat. Pengukuran dapat
menggunakan selembar kertas atau meteran logam karena meteran yang terbuat dari
kain dan merenggang dan memberikan pengukuran yang salah supaya hasil
pengukuran benar-benar akurat, gunakan alat pengukur dengan skala 1cm, karena
grafik persentil hanya berskala 0.5cm.4
Pengukuran Lingkaran Lengan Atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun penilaian ini
tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan
berat badan. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak.
Pengukuran lingkar lengan mengikuti prosedur yang sama dengan pengukuran
ketebalan lipatan kulit kecuali pengukuran titik tengah dengan menggunakan sehelai
kertas atau meteran logam. Letakkan meteran secara vertical, sepanjang bagaian
posterior lengan atas ke prosesus akrominal dan prosesus olecranon, setengah dari
panjang hasil pengukuran adalah titik tengahnya. Persentil untuk lipatan kulit trisep
dan lingkar lengan pada anak terdapat dalam Apendiks D dan dapat digunakan
sebagai data rujakan. Walaupun demikian, persentil tersebut bukan merupakan standar
atau norma, karena nilai antara persentil 5 dan 95 bukan merupakan rentang normal.5
Indeks Masa Tubuh
Indeks masa tubuh (body mass indeks, BMI) dipakai sebagai standar klinis dalam
menilai kelebihan bobot dan obesitas seseorang. BMI didefinisikan sebagai bobot
badan dalam kilogram dibagi dengan luas permukaan tubuh yang diukur dalam meter.
BMI biasanya dinyatakan tanpa satuan. Namun, satuan yang dspakati adalah kg/m2.4
BMI=

Tabel 1: Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia:


Kategori
Kurus

Kekurangan BB tingkat berat

< 17,0

Kekurangan BB tingkat ringan

17,0 - < 18,5

Normal

18,5 22,9
Kelebihan BB tingkat ringan

Gemuk

IMT

Kelebihan BB tingkat moderat (Obes I)


Kelebihan BB tingkat berat (Obes II)

23 24,9
> 25 29,9
> 30,0

Indeks Broca
Selain berdasarkan IMT, cara sederhana menghitung berat tubuh ideal dengan
menggunakan rumus Paul Broca/ Indeks Broca. Sementara ahli lain, key,
menyodorkan pendekatan berbeda untuk mengetahui berat tubuh ideal. Masingmasing rumus tersebut adalah sebagai berikut.4
Rumus Paul Broca
Berat tubuh untuk usia diatas 40 tahun, Berat Badan Normal= tinggi badan (cm) 110
Berat tubuh ideal untuk usia dibawah 40 tahun, Berat Badan Normal = berat tubuh
(cm) 100-10%
Pengukuran Ketebalan Lipatan kulit
Pengukuran berat badan dan tinggi badan relative tidak dapat membedakan antara
jaringan adipose (lemak) atau otot. Satu pengukuran lemak tubuh yang tepat adalah
ketebalan lipatan kulit, yang telah semakin dianjurkan sebagai pengukuran rutin.
Ketebalan lipatan diakur dengan caliper khusus, seperti caliper Lange. Tempat yang
paling sering digunakan untuk mengukur ketebalan lipatan kulit adalah trisep (paling
praktis untuk penggunakan klinis secara klinis), subscapula, suprailiaca, abdomen,
dan paha atas. Agar reliabilitasnya sangan penting, prosedur pengukuran yang tepat
harus dilakukan dan rata-rata dua kali pengukuran pada satu tempat yang sama harus
dicatat.5,6
(WHR) Rasio Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi
harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang
berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya.
Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko
tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang
diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek
berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan
pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic
sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.6
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,
termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding
dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme
memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan
4

perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar
pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan
oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi
pengukuran memberikan hasil yang berbeda.6
Lingkar Perut (LP)
Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah dengan
mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm
untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan.6
Pengukuran lingkar perut lebih memberikan arti dibandingkan IMT dalam
menentukan timbunan lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena
peningkatan timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut.6
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas
abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian
penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.6
Tabel 2: Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.6
Klasifikasi

Laki-laki

Wanita

WHO 2000

94 cm

80 cm

Eropa

102 cm

88 cm

90 m

80 m

Asia Pasifik
Sumber: WHO

Keuntungan Antropometri
Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti Indeks Massa Tubuh
(IMT) untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang merupakan indikator untuk
menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang. Ada cara-cara yang
lebih akurat dalam mengkaji komposisi tubuh, yaitu dengan menggunakan penimbang
berat badan dalam air, menggunakan bioelectrical imedance, dilusi isotop, dan
berbagai metode laboratorium lainnya, kendati demikian semua metode ini
membutuhkan biaya yang mahal serta memberatkan responden. Biaya yang murah
dengan alat yang murah, portable, tahan lama, dan buatan lokal. Oleh karena itu,
bagian ini memfokuskan perhatian pada berat dan tinggi badan yang paling sering
digunakan dalam kesehatan masyarakat karena pengukurannya mudah dilakukan dan
dapat digunakan untuk jumlah sampel yang besar.7
Ukuran tinggi dan berat badan memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup
akurat, tidak invasif, dan tidak mahal. Keuntungan lainnya adalah bahwa pengukuran
tinggi dan berat badan dapat dikerjakan oleh petugas yang relatif tidak terampil, dan
pengukuran ini juga memberikan informasi mengenai riwayat gizi jangka panjang.7,8
Keterbatasan Antropometri
Ukuran ini relatif tidak sensitif terhadap perubahan asupan makanan (atau aktivitas)
yang baru saja terjadi atau gangguan pertumbuhan. Dalam hal ini, antropometri
5

memiliki keterbatasan utama yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi tertentu
dan faktor-faktor non gizi seperti gangguan pertumbuhan/genetik dapat
mempengaruhi spesifitas dan sensitifitas sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendeteksi status gizi jangka pendek.9
Ada banyak sumber dan tipe kesalahan pengukuran dalam ukuran status gizi yang
masing-masing memberikan konsekuensi yang berbeda secara nyata sehingga
menimbulkan ketidakstabilan atau invaliditas pada kesimpulan tentang status gizi
perorangan dan masyarakat. Kesalahan dapat terjadi secara acak dan spesifik baik
secara perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu umumnya dilakukan test-retest
reproducibility untuk mengetahui apakah pengujian memberikan dua kali hasil yang
sama pada subjek yang sama untuk mengurangi kesalahan.9
Kesalahan petugas yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar
menimbulkan kesalahan acak. Kesalahan acak terjadi secara kebetulan. Dalam
pengukuran antropometri, biasanya terjadi kesalahan dalam membaca pita pengukur
atau salah mencatat hasil observasi seperti angka yang terbalik ketika membaca berat
badan.9
Kesalahan yang spesifik pada kelompok mengacu pada underestimasi atau
overestimasi ukuran status gizi pada keseluruhan populasi. Dalam pengukuran
antropometri, biasanya terjadi dalam timbangan yang tidak dikalibrasi sehingga
semua berat badan subjek penelitian mengalami overestimasi sebanyak 5 kg.9
Di samping itu, orang-orang di negara maju umumnya sudah mengetahui tinggi serta
berat badan mereka dan dengan demikian tinggi serta berat yang dilaporkan sendiri
merupakan data yang berguna ketika pengukuran langsung tidak mungkin atau tidak
praktis untuk dilakukan. Namun, data yang dilaporkan sendiri harus diperiksa dengan
hati-hati karena sejumlah penelitian memperlihatkan bahwa overestimasi dan
underestimasi tinggi serta berat badan yang dilaporkan sendiri dapat bervariasi
menurut gender dan derajat obesitas. Kesalahan spesifik pada perorangan terjadi
ketika karakteristik seseorang menimbulkan bias pada ukuran status gizinya sehingga
bersifat subjektif.9
BMR(basal metabolic rate)
Laju pemakaian energy oleh tubuh selama kerja ekternal dan internal dikenal sebagai
laju

metabolic. Laju metabolic seseorang ditentukan di bawah kondisi basal

seseorang terstandar yang diciptakan untuk menciptakan untuk mengontrol sebanyak


mungkin variable yang dapat mengubah laju metabolic. Dengan cara ini, aktifitas
metabolic yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh dasar saat istirahat
dapat ditentukan. Karena itu disebut sebagai laju metabolic basal( basal metabolic
rate ) adalah laju pengeluaran internal minimal saat terjaga. 10
BMR diukur di bawah kondisi dalam keadaan istirahat fisik dan mental sempurna
dimana untuk memperkecil tonus otot rangka dan mencegah peningkatan epinefrin,
suatu hormone yang dikeluarkan sebagai respon terhadap stress yang meningkatkan
6

laju metabolic, dalam keadaan post absorptive( sudah berpuasa selama 12-14 jam),
ruang pemeriksaan nyaman, istirahat selama jam sebelum pemeriksaan(berbaring
tenang) dan 1 hari sebelum pemeriksaan mengurangi makan protein(SDA). Faktor
yang mempengaruhi laju metabolic basal adalah hormon tiroid adalah penentu utama
meskipun bukan satu-satunya penentu laju metabolisme basal. Peningkatan hormone
tiroid menyebabkan peningkatan BMR. Seperti yang telah disebutkan, epinefrin juga
meningkatkan BMR.10

Gizi
Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpangan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan
energi. Makanan dan zat gizi adalah balok pembangun yang membantu membentuk
gigi, tulang dan otot yang kuat, jaringan yang sehat, perkembangan saraf otak dan
sistem daya tahan tubuh. Setiap hari anak perlu mendapatkan zat gizi dari makanan.
Tidak ada satu jenis makanan yang menyediakan semua zat gizi yang dibutuhkan
anak. Yang paling baik adalah memberikan aneka ragam makanan untuk memastikan
terpenuhinya kebutuhan zat gizi.7
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang terdapat pada
makanan sehari-hari. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas
hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam suatu
susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kualitas
menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Kalau
susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaikbaiknya, disebut konsumsi adekuat. Kalau konsumsi baik dari kuantitas dan
kualitasnya melebihi kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih, maka akan
terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan
kuantitasnya akan memberikan kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisit . 7,8
Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan konsumsi, tingkat kesehatan gizi terbaik adalah
kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh zat gizi tersebut.7
Karbohidrat
Karbohidrat adalah penghasil utama energi. Karbohidrat yang terdapat pada makanan
umumnya hanya tiga jenis ialah monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Mono
dan disakarida terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar). Di
dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yaitu dapat dicerna dan
yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna ialah zat tepung (amylum) dan dekstrin.
Yang tidak dapat dicerna ialah selulosa, pentosa dan galaktan. Plisakarida di dalam
bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut glikogen. Tidak ada polisakarida
hewani yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.8

Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan


hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Yang merupakan sumber
energi utama terutama terdapat dalam bentuk zat tepung (amylum) dan zat gula
(monosakarida dan disakarida). Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya
termasuk bahan makanan pokok. Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa
beras, (serealia), akar dan umbi, serta ekstrak tepung seperti sagu. Karbohidrat hewani
berbentuk glikogen, terutama terdapat dalam otot (daging) dan hati.8
Di dalam tubuh, karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi dan yang
paling murah. Simpanan energi di dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen, salah
satu bentuk karbohidrat yang mudah dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak
energi. Mono dan disakarida berfungsi sebagai pemanis di dalam makanan. Tingkat
manis sebagai standar diambil sucrosa (100), dan berturut-turut: fruktosa (173),
glukosa (74), galaktosa (32), maltosa (32) dan laktosa (16). Karbohidrat menghasilkan
energi sebesar 4,1 kilokalori/gr, di mana komposisi gizi yang dibutuhkan adalah 6070% total kalori/hari.8
Protein
Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein
metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak
dapat diekstrai tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik ikut
serta dalam reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi
atau sintesa protein baru. Protein metabolik diekstrasi tanpa merusak integritas
struktur sel itu sendiri. Kalau protein mengalami hidrolisa total, akan menghasilkan
sejumlah 20-24 jenis asam amino, tergantung dari cara menghidrolisanya. 8,9
Dari 20-24 jeins asam amino yang dihasilkan dalam hidrolisa total suatu protein, dan
yang dapat disintesa di dalam tubuh, tetapi ada pula yang tidak. Asam amino yang
tidak dapat disintesa harus tersedia dalam makanan yang dikonsumsi, jadi merupakan
bagian yang esensial dari makanan. Karena itu asam amino yang tidak dapat disintesa
oleh tubuh, disebut asam amino esensial, sedangkan yang lainnya disebut asam amino
non esensial. Terdapat delapan jenis asam amino esensial yaitu lysine, leucine,
isoleucine, valine, threonin, phenylalanine, methionin, tryptophane, sedangkan untuk
anak-ank yang sedang tumbuh ditambah dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin.
Asam amino nonesensial seperti glisin, arginin, prolin, asam glutamat, asam aspartat,
serin dan alanin.8
Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang
seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya. Protein nabati ialah protein
yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung (zein), dari
terigu, dan sebagainya.8
Fungsi protein sebagai zat pembangun. Selain itu, protein berfungsi dalam
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang mati dan aus
terpakai, sebagai protein struktural. Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi
dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain
yang datang dari luar dan masuk ke dalam milieu interieur tubuh. Sebagi zat pengatur,
protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.

Protein juga adalah salah satu sumber energi. Protein menghasilkan 4,1 kilokalori/gr
di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 10-15% total kalori/hari.8
Lemak
Lemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak
netral atau triglicerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol (glycerin)
dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut dengan ikatan
ester.8
Menurut sumbernya dibedakan atas lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati
berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari
binatang termasuk ikan, telur, dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis
asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak
tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar
berbentuk cair, disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak
jenuh, khususnya mempunyai rantai rantai karbon panjang yang mengakibatkan
dalam suhu kamar berbentuk padat inilah yang biasa oleh awam disebut lemak atau
gaji.9
Fungsi lemak di dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah,
terutama pada makanan yang digoreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan memberikan
sifat empuk (lunak) pada kue yang dibakar. Di dalam tubuh, lemak berfungsi sebagi cadangan
energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat tertentu, yang
memberikan fiksasi organ tersebut, seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di bawah kulit
melindungi tubuh dari hawa dingin. Lemak menghasilkan 9 kilokalori/gr di mana komposisi
gizi yang dibutuhkan 20-35%.9

Kesimpulan
Pengukuran antropometri memiliki keuntungan utama bahwa ukuran ini cukup akurat,
tidak invasif, tidak mahal, dan dapat digunakan dengan sampel besar. Pengukuran
antropometri memiliki kerugian yaitu yaitu tidak dapat membedakan kekurangan gizi
tertentu dan faktor-faktor non gizi, serta memungkinkan terjadi kesalahan petugas
yang kurang mengikuti prosedur dan teknik baku yang benar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometri dibagi dua antara lain
faktor internal (genetik, obstetrik, dan gender) dan eksternal (diet, obat-obatan
lingkungan, dan penyakit). Klasifikasi pengukuran antropometri dibagi menjadi dua
yaitu pertumbuhan dan komposisi tubuh. Ukuran antropometrik untuk pertumbuhan
meliputi lingkar kepala, tinggi lutut, rentang depa, tinggi badan/panjang badan, dan
berat badan. Ukuran antropometrik untuk komposisi tubuh dibagi menjadi lemak
tubuh (ketebalan lipatan kulit) dan massa bebas lemak (lingkar lengan atas).
Indeks massa tubuh dapat digunakan sebagai indikator massa tubuh terhadap tinggi
untuk mendeteksi kekurangan atau kelebihan berat badan. Rasio Lingkar Perut dan
Lingkar Panggul dapat digunakan untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh
(panggul) dan bagian atas tubuh (pinggang dan perut).

Daftar Pustaka
1. Narendra MB, Sulyarno TS, Soetjiningsih, Suyitono H, Ranuh IG, Wiradi
Surya. Buku ajar tumbuh kembang. Jilid ke-1. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh
2.

Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Indonesia, 2004.


Hidayat AA. Pengantar ilmu kesehatan anak: Untuk pendidikan kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika. 2008.h.26-8.


3. Nah YK, Santoso M, Rumawas JSP, Winaktu JSP, Sularyo TS, Adam H. Buku
panduan keterampilan klinik (skills lab). Jakarta: Biro Publikasi Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2008. hal.7-13.
4. Wilkins, Williams L. Kalkulasi Farmasetik. Jakarta: EGC. 2004.h. 136-7.
5. Wong DL, Hockenberry-Eaton M, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz.
Volume 1. Jakarta: EGC.2002.h.182.
6. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Edisi ke 2. Jakarta: EGC. 2004.h.
96-7.
7. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia pustaka utama.2009.h.290-6.
8. Sediaoetama AD. Ilmu Gizi. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat;
2008.h.75-83
9. Hartriyanti Y, Triyanti. Penilaian status gizi. Dalam: Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Gizi dan kesehatan masyarakat. Edisi ke-1.
Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2008. h. 278-83.

10. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2007.h.7578.

10

Anda mungkin juga menyukai