Anda di halaman 1dari 65

Pemeriksaan neurologis meliputi:

- Pemeriksaan kesadaran,
- Rangsang meningeal,
- Saraf otak,
- Sistem motorik,
-Sistem sensorik
- Refleks tendon
-Pemeriksaan mental (fungsi luhur).
-Test khusus

Alat- alat yang dibutuhkan dalam


pemeriksaan ini antara lain:
Reflex Hammer
- Funduscopy
128 and 512 (or 1024) Hz Tuning Forks
A Snellen Eye Chart atau Pocket Vision
Card
Pen Light
Kapas
Jarum pentul.
- Tusuk gigi
- Raider

Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
Suhu

Tingkat kesadaran dibagi menjadi


beberapa yaitu:
Compos mentis
Somnolen
Sopor (stupor)
Koma

RESPON

NILAI

espon Membuka Mata / Eye (E)

Spontan
Terhadap perintah
Dgn rngsng nyeri (tekan kuku/supra orbita)
Tdk ada reaksi (biar dirangsang nyeri)
espon Bicara / Verbal (V)

4
3
2
1

Baik dan tidak ada disorientasi


Kacau (confused) dapat bicara kalimat namun disorientasi
waktu dan tempat

5
4

Tidak tepat mengucapkan kata-kata dan tidak beraturan

Mengerang
Tidak ada jawaban
espon Gerakan / Motorik (M)

2
1

Menurut perintah (ex.suruh angkat tangan)


Mengetahui lokasi nyeri
Reaksi menghindar
Reaksi fleksi (dekortikasi)
Reaksi ekstensi
Tidak ada reaksi sama sekali (pastikan dengan rangsangan yang

6
5
4
3
2
1

Kaku kuduk /KK :

Tangan pemeriksa ditempatkan


dibawah kepala ps, kepala
ditekukan (fleksi) & diusahakan
dagu mencapai dada.
Selama penekukan
diperhatikan adanya tahanan.

Bila KK(+) kita dapatkan


tahanan dan dagu tidak dapat
mencapai dada.

KK dapat bersifat ringan atau


berat

kedua tungkai diluruskan


(diekstensikan), 1 tungkai
diangkat lurus, (fleksi)
persendian panggulnya.
Tungkai yang satu lagi harus
selalu berada dalam keadaan
ekstensi (lurus).
Normal dapat dicapai sudut
70 sebelum timbul rasa sakit
dan tahanan.
Bila sudah timbul rasa sakit
dan tahanan < 70
Lasegue(+)
Namun pada pasien yang
sudah lanjut usianya diambil
patokan 60.

Brudzinski I == Kaku kuduk

Tungkai yang akan


dirangsang difleksikan
pada sendi lutut,
kemudian tungkai atas
diekstensikan pada
sendi panggul. Bila
timbul gerakan secara
reflektorik berupa
fleksi tungkai
kontralateral pada
sendi lutut dan
panggul (+)

Brudzinski III
-Tekan os
zigomaticum
- Brudzinski III (+) bila
terjadi fleksi
involunter
ekstremitas superior
(lengan tangan fleksi)

Brudzinski IV
Tekan simphisis pubis
ps Bila timbul
gerakan secara
reflektorik fleksi
tungkai (+)

Nervus I (olfaktorius)
Nervus II (optikus)

Nervus III
(okulomotorius)
Nervus IV (trochlearis)
Nervus V (trigeminus)
Nervus VI (abdusens)
Nervus VII (fasialis)

Nervus VIII (vestibulokoklearis)


Nervus IX
(Glosopharingeus)
Nervus X (Vagus)
Nervus XI (Acessorius)
Nervus XII (Hypoglosus)

Nervus Cranialis I -

Persiapan :
Pasien hrs sadar & kooperatif
N.I : olfaktorius (daya penciuman) :
pasien memejamkan mata, disuruh
membedakan yang dirasakan
kopi, kopi,teh,tembakau,sabun
mandi
Periksa kedua lubang hidung
yakinkan jalan pernafasan & mukosa
baik.

:
Normosmia
Hiperosmia
Hiposmia
Anosmia
Parosmia
Kakosmia
Halusinasi
olfactorik

1. Px tajam
penglihatan.
2. Px pengenalan
warna.
3. Px lapang pandang
4. Px fundus
(funduskopi).

Tabel Snellen
Pasien berdiri 6 m
dari kartu snellen.
Interpretasi
Visus normal : 6/6

Manual
- jari tangan

Normal:menghitung jari tangan jarak 60 m, jika


hanya dpt menghitung jari-jari tangan drjarak 5
m visus: 5/60

- Gerakan/lambaian tangan
Normal : gerakan tangan dari jarak 300 m
Hanya melihat arah gerakan tangan dr 3 mvisus 3/300
- Lampu / Cahaya/Sinar
Mata ps/ disinari dg cahaya lampups/ disuruh
menentukan gelap atau terang.
Normal : jarak tak terhingga
Jika dpt melihat cahaya dr jarak 1 m visus 1/~.
Cahaya tidak dilihatvisus: nol (nol light perseption

kartu test istihara

56

Interpretasi
Normal
Buta Warna

1. Tanpa alat :

- Test konfrontasi.

2. Dengan alat :
- Test kampimeter.
- Test perimeter.

Interpretasi
Normal
Menyempit

adalah papan hitam yang


diletakkan di depan penderita
padajarak 1 atau 2 meter,
dan sebagai benda penguji
(test object) digunakan
bundarankecil berdiameter 1
sampai 3 mm.
Mata pasien difiksasi di
tengah dan benda
penguji digerakkan dari
perifer ke tengah dari segala
jurusan.
Kita catat tempat pasien
mulai melihat benda penguji.
Dengan demikian diperoleh
gambaranlapangan pandang.

setengah lingkaran
yang dapat diubahubah letaknyapada
bidang
meridiannya.
Cara
pemakaiannya serta
cara melaporkan
keadaan sewaktu
pemeriksaan sama
dengan
kampimeter.

Pemeriksa memegang
oftalmaskop dengan
tangan kanan.
o Tangan kiri pemeriksa
memfiksasi dahi ps/.
o Pemeriksa
menyandarkan dahinya
pd darsum manus tangan
kiri
yang memegang dahi ps/.
o Mata kanan ps/
diperiksa dg mata kanan
pemeriksa,begitu
sebaliknya.
o Pemeriksa menilai retina
& papil nervi optisi.

Interpretasi Funduskopi
1. Gambaran retina

Normal :
Latar belakang :merah keoranye-oranyean
Papil N II : lebih muda
Pembuluh darah berpangkal pd pusat papil
memancarkan cabangnya ke seluruh retina
Arteri berwarna jernih & vena berwarna merah
tua.
Reflek sinar hanya tampak pd arteri
Vena ukuran lebih besar & berkelak2 : arteri
Tampak pulsasi pada pangkal vena besar (di
papil) dan
penekanan bola mata pulsasi lebih jelas

Normal : bentuk
lonjong, warna
jingga muda, bagian
temporal
sedikit pucat, batas
tegas, bagian nasal
agak kabur,
fisiologik cupping,
vena:arteri 3 : 2

1.Inspeksi saat istirahat


:
Kedudukan bola mata
Observasi celah
kelopak mata
2.Inspeksi saat
bergerak :
Observasi gerakan
mata sesuai perintah
3.Pemeriksaan fungsi &
reaksi pupil

A.Kedudukan bola
mata

B.Observasi celah kelopak


mata

Pemeriksaan :
Penderita memandang lurus
kedepan
Perhatikan kedudukan kelopak
mata thd pupil & iris.
Interpretasi
Normal : simetris kanan-kiri
Kelainan :
1.Celah kelopak mata
menyempit
- Ptosis, Enoftalmus,
blefarospasmus
2.Celah kelopak mata melebar
- Eksoftalmus & proptosis

Pemeriksaan
Kedudukan mata

semetris/tidak
Strabismus, deviasio
conjugat
Eksoptalmus /
endoftalmus

Penilaian gerakan
monokular
Penilaian gerakan
kedua bola mata atas
perintah
Penilaian gerakan
bola mata mengikuti
obyek bergerak
Pemeriksaan gerakan
konjungat reflektorik
(dolls eye movement)

Pupil

Reaksi pupil
Pemeriksaan :
Observasi bentuk,
ukuran pupil &
posisi pupil
pupil kanan : kiri
Reflek pupil
Reflek cahaya ldirek
/indirek

1. Fungsi Motorik
Ps/ menggigit giginya sekuatkuatnya,
- palpasi m.maseter & temporalis
Ps/ membuka
mulutnya,perhatikan
deviasi rahang bawah
( m.pterigoideus lateralis)
Kayu tong spatel digigit
bergantian,
bandingkan bekas
gigitan( M.Pterigoideus Medialis

3.Reflek
Trigeminal
1. Pemeriksaan :
Reflek Kornea
Reflek
Ophtamikus
Reflek mandibular
Reflek Bersin
Reflek Masseter

Pemeriksaan:
1. Fungsi motorik N.Fasialis
2. Fungsi sensorik N.Fasialis
3. Parasimpatis N.Fasialis

Persiapan :
larutan garam (rasa
asin), gula (rasa manis),
kinine (rasa pahit), cuka
(rasa asam)
Pemeriksaan:
1.Mintalah ps/ utk
menjulurkan lidahnya
2.Bersihkan lidah sblm
pemeriksaan
3.Berilah rangsangan pd
indera pengecapnya 2/3
bg.depan

A. N.Kokhelaris/.
Akustikus)

1.manual ( Bisik,detik
arloji,petikan jari)
2.Uji garputala

Description Relative Positive/negative In a normal


ear, air conduction (AC) is better than bone
conduction (BC)
AC > BC this is called a positive Rinne
In conductive hearing loss, bone conduction is
better than air AC < BC negative Rinne
In sensorineural hearing loss, bone conduction and
air conduction are both equally depreciated,
maintaining the relative difference of bone and
air conductions AC > BC positive Rinne In
sensorineural hearing loss patients there may be
a false negative Rinne AC < BC negative Rinne

Description

Relative

Positive/negative

Inanormalear,air
conduction(AC)isbetter AC>BC
thanboneconduction(BC)

thisiscalledapositive
Rinne

Inconductivehearingloss,
boneconductionisbetter AC<BC
thanair

negativeRinne

Insensorineuralhearingloss
,boneconductionandair
conductionarebothequally
AC>BC
depreciated,maintainingthe
relativedifferenceofbone
andairconductions

positiveRinne

Insensorineuralhearingloss
patientstheremaybea
AC<BC
falsenegativeRinne

negativeRinne

Getarkan
garputala,tempelkan pd
proc.mastoideus
penderita
Jika suara garputala tdk
di dengar lg oleh
penderita,pindahkan ke
proc.mastoideus
pemeriksa.
Interpretasi :
Schwabach normal
Schwabach memendek

Pemeriksaan :
Getarkan
garputala dan
tempatkan diatas
calvaria penderita.
Tanyakan kpd
penderita ke telinga
mana suara
garputala terdengar
lebih keras.

Weber without
lateralization
Rinne both ears
AC>BC

Rinne left BC>AC

Normal

Weber lateralizes left Weber lateralizes right

Sensorineurallossin
right

Sensorineurallossin
left

Combinedloss:
Conductivelossinleft conductiveand
sensorineurallossinleft

Rinne right BC>AC

Combinedloss:
conductiveand
sensorineurallossin
right

Rinne both ears


BC>AC

Combinedlossinright
Conductivelossinboth
Combinedlossinleft
andconductivelosson
ears
andconductivelo
left

Conductivelossinright

Pemeriksaan :
Getarkan garputala dan tempatkan pd
calvaria penderita.
Sumbatlah salah satu lubang telinga
penderita.
Tanyakan kearah telinga mana terdengar
suara garputala lebih keras.
Interpretasi :
Bing + : lateralisasi ke telinga yg disumbat
Bing - : tidak ada lateralisasi

Pemeriksaan keseimbangan :
- Uji romberg
- Jalan ditempat dengan mata tertutup
- Mengerak-gerakkan kedua anggota
bagian
atas,keatas, kebawah dengan mata
tertutup
Interpretasi :
Romberg +
Jalan berubah arah kesisi labirin yg rusak
Deviasi kearah labirin yg rusak

1. Pemeriksaan Fungsi
Motorik
A.INSPEKSI LENGKUNG
LANGIT-LANGIT
Minta penderita membuka
mulut & suruh ucapkan
Ah,Ah
Perhatikan lengkung langitlangit dan posisi uvula
Kelainan : Lengkung langitlangit yg sehat bergerak
keatas
Lengkung langit-langit yg
lumpu tertinggal

Minta penderita minum air


Perhatikan mampu minum air atau air
masuk ke hidung
Interpretasi:
Normal : mampu minum air dg baik.
Kelainan : air akan masuk ke hidung pd
lesi n.IX bilateral

C.Pemeriksaan Fonasi suara


- Minta penderita mengucapkan a.a.a.a.a.

-Ggn fonasi suara sangau

3.Pemeriksaan Fungsi Sensorik


A.Refleks muntah
Sentuh bagian atas faring/palatum molle

. Pemeriksaan Fungsi
pengecapan
B

Minta pasien menjulurkan lidahnya.


Bersihkan lidah penderita pd 1/3 bagian
belakang.
Berilah rangsangan pd lidah 1/3 belakang.

M.Sterno Kleidomastodius
M.Trapezius

lidah saat dijulurkan

-artikulasi kata ular


loreng lari lurus
dilorong

0..............Otot sama
sekali tidak mampu
bergerak,

pasif.1..............Tampak
kontraksi atau ada
sedikit gerakan,jari2

.2..............Mampu
mengeser

3.............dapat angkat
tapi tdk kuat menahan
gravitasi
4............ Mampu
menahan tegak
walaupun sedikit
didorong tetapi tidak
mampumelawan tekan/
dorongan dari
pemeriksa.
5............Kekuatan utuh

Refleks fisiologis
BTR

- Biseps
Stimulus : ketokan pada jari
pemeriksa yang ditempatkan
pada tendon m. biseps brachii,
posisi lengan setengah ditekuk
pada sendi siku.
Respons : fleksi lengan pada
sendi siku.
Afferent : n.
musculucutaneus (C5-6)
Efferenst : idem

Triseps
Stimulus :
ketukan pada tendon
otot triseps brachii,
posisi lengan fleksi
pada sendi siku dan
sedikit pronasi.
Respons :
extensi lengan
bawah disendi siku
Afferent : n.
radialis (C 6-7-8)
Efferenst : idem

KPR
Stimulus : ketukan
pada tendon patella
Respons : ekstensi
tungkai bawah karena
kontraksi m.
quadriceps emoris.
Efferent : n.
femoralis (L 2-3-4)
Afferent : idem

APR
Stimulus :
ketukan pada tendon
achilles
Respons : plantar
fleksi kaki karena
kontraksi m.
gastrocnemius
Efferent : n.
tibialis ( L. 5-S, 1-2 )
Afferent : idem

Refleks patologis

- Babinski

Stimulus : penggoresan
telapak kaki bagian lateral
dari posterior ke anterior.
Respons : ekstensi ibu jari
kaki dan pengembangan
(fanning) jari jari kaki.
- Chaddock
Stimulus : penggoresan kulit
dorsum pedis bagian lateral,
sekitar malleolus lateralis
dari posterior ke anterior.
Respons : seperti babinski

Oppenheim
Stimulus : pengurutan crista
anterior tibiae dari proksimal ke
distal
Respons : seperti babinski
- Gordon
Stimulus : penekanan betis
secara keras
Respons : seperti babinski
- Schaeffer
Stimulus : memencet tendon
achilles secara keras
Respons : seperti babinski
- Gonda
Stimulus : penekukan ( planta
fleksi) maksimal jari kaki
keempat
Respons : seperti babinski

Hoffman
Stimulus : goresan pada kuku jari tengah
pasien
Respons : ibu jari, telunjuk dan jari jari
lainnya berefleksi
- Tromner
Stimulus : colekan pada ujung jari tengah
pasien
Respons : seperti Hoffman

Termasuk dalam pemeriksaan


koordinasi :
- Lenggang
- Bicara : berbicara spontan,
pemahaman, mengulang,
menamai.
- Menulis : mikrografia pada
Parkinsons disease
- Percobaan apraksia :
ketidakmampuan dalam
melakukan tindakan yang
terampil : mengancing baju,
menyisir rambut, dan mengikat
tali sepatu
-

Mimik
- Tes telunjuk : pasien
merentangkan kedua lengannya
ke samping sambil menutup
mata. Lalu mempertemukan jarijarinya di tengah badan.
- Tes telunjuk-hidung :
pasien menunjuk telunjuk
pemeriksa, lalu menunjuk
hidungnya.
- Disdiadokokinesis :
kemampuan melakukan gerakan
yang bergantian secara cepat
dan teratur.
- Tes tumit-lutut : pasien
berbaring dan kedua tungkai
diluruskan, lalu pasien
menempatkan tumit pada lutut
kaki yang lain.

Pemeriksaan vegetatif :
- Vasomotorik : pembuluh darah digores
merah
- Sudomotorik : berkeringat
- Pilo-erektor : merinding tangan pemeriksa
setelah
memegang es, lalu memegang pasien
- Miksi
- Defekasi
- Potensi libido

Kesadaran kualitatif/kuantitatif
Ingatan baru
Ingatan lama
Orientasi : diri, tempat, waktu, situasi
Inteligensia : normal, terganggu
Daya pertimbangan : baik, kurang
Reaksi emosi : normal, terganggu

Afasia : gangguan berbahasa


(gangguan dalam memproduksi
atau memahami bahasa)

- Ekspresif : motorik, area Brocca


- Reseptif : area Wernicke
9. Agnosia : ketidakmampuan
mengenali benda-benda yang telah
dikenali sebelumnya.
- Agnosia visual : tidak mampu
mengenali objek secara visual
- Agnosia jari : ketidakmampuan
mengidentifikasi jarinya atau jari
orang lain pasien menutup mata,
pemeriksa memegang salah satu jari
pasien, dan pasien membuka mata
dan menunjukkan jari yang diraba
tadi.
10. Akalkulia : ketidakmampuan
berhitung
11. Disorientasi kanan-kiri

HATUR NUHUN

Vertebra
Bentuk, scoliosis, hiperlordosis, kifosis
Tanda-tanda perangsangan
radikuler

Laseque : kaki difleksikan pada


sendi panggul dengan sendi lutut
tetap ekstensi tahanan dengan
sudut > 60
Cross Laseque : lakukan tes
Laseque, nyeri pada kaki yang
berlawanan
Patrick
Contra-Patrick

Gejala-gejala Cerebellar

Ataksia : gangguan gerakan jalan


yang tidak teratur oleh karena
impuls proprioseptif tidak dapat
diintegrasikan (gangguan
koordinasi gerakan).
Disartria : gangguan kata-kata.
Tremor : intention tremor :
iregular, bertambah kasar bila
tangan menuju suatu arah atau
sasaran.
Nistagmus : tes kalori
Fenomena Rebound : tidak
mampu menghentikan gerakan
tepat pada waktunya. Penderita
memfleksikan tangan dan disuruh
menahan tahanan oleh
pemeriksa, lalu pemeriksa
melepaskan tangannya dengan
tiba-tiba ditahan oleh otot-otot
triseps normal.
Vertigo : gangguan orientasi
ruangan dimana perasaan dirinya

Gejala-gejala ekstrapiramidal

Tremor : resting tremor/Parkinson


tremor
Rigiditas : hipertonus otot-otot
Bradikinesia : gerakan melambat

Anda mungkin juga menyukai