Modul 2
Tutor :
dr. Nur Asikin
KELOMPOK 3
Ketua : M. Luthfi Mandani (2014730064)
Sekretaris : Yasmin Kamila Manan (2014730100)
Anggota : Bobzi Razvidi (2014730016)
Taufiq Zulyasman (2014730089)
Amiru Zachra (2014730007)
Dwinur Syafitriani C (2014730022)
Kinanthy Danendra P (2014730048)
Nursyafitriani S(2014730078)
Rizti Rachmawati (2014730083)
Skenario 2
Seorang laki-laki berusia 35tahun, datang ke
poliklinik RS dengan keluhan jari-jari tangan
kirinya terasa baal sejak satu bulan yang lalu.
Pada lengan bawah kiri terdapat banyak
bercak-bercak putih. Pemeriksaan fisis: tampak
lesi makulo anestetik di daerah lengan bawah
kiri.
Kata kunci
1. Laki-laki 35tahun
2. Biasanya jari-jari tangan kiri terasa baal sejak 1 bulan yang
lalu
3. Bercak putih pada lengan kiri bawah
4. Tampak lesi makulo anastetik
Peta Konsep
Laki-laki 35tahun
Anamnesis:
1. Keluhan jari tangan kirinya
terasa baal sejak 1 bulan yang
lalu
2. Lengan bawah kiri terdapat
banyak bercak putih
Pemeriksaan Fisik:
1. Tampak lesi makulo
anastetik di lengan bawah
kiri
Alur diagnosis
Differential
Diagnosis
komplik
asi
Defini
si
Epidemiol
ogy
Etiolo
gy
patom
ekanis
me
Gejala
klinis
Penatala
ksanaan
progno
sis
Pertanyaan
1. Sebutkan dan jelaskan penyakit apa saja yang
2.
3.
4.
5.
6.
1.Penyakit-penyakit yang
menimbulkan bercak-bercak putih
Tinea/
Pityriasis
Versicolor
Pityriasis
Alba
Vitiligo
Morbus
Hansen /
Leprosy
Pityriasis Versicolor
Infeksi
ringan
disebabkan
oleh
Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit
ini kronik & asimtomatik
Pityriasis Alba
Pitiriasis alba adalah suatu dermatitis
yang tidak spesifik dan belum diketahui
penyebabnya, ditandai dengan adanya
bercak kemerahan dan skuama halus
yang
akan
menghilang
serta
meninggalkan area depegmentasi.
Vitiligo
Vitiligo adalah kelainan pigmentasi
(pewarnaan) kulit, seringkali bersifat
progresif dan familial yang ditandai
oleh makula hipopigmentasi (warna
keputihan) pada kulit. Selain kelainan
pigmentasi, tidak dijumpai kelainan lain
pada kulit tersebut. Kata vitiligo berasal
dan bahasa latin vitellus yang berarti
anak sapi, karena kulit penderita
berwarna putih seperti kulit anak sapi
yang berbercak putih.
Taufiq Zulyasman
(2014730051)
2.Patomekanisme bercak
putih pada morbus hansen
Proses metabolisme M. Leprae
Hasilkan zat bersifat toksik terhadap pigmen
melanin
Pembentukan pigmen melanin
hipopigmentasi
Bobzi Razvidi
(2014730096)
Mycobacterium lepraae
Respon Imun
Sitokin dan GF
Kerusakan saraf
Nursyafitriani S
2014730078
Rizti Rachmawati
(2014730083)
5.ALUR DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Memastikan terlebih
dahulu penyakit
tersebut dengan
cara merenggangkan
kulit daerah lesi
hipopigmentasi
dengan
menggunakan kedua
ibu jari, maka akan
terlihat lesi menjadi
lebih putih dan jelas
bersisik
Uji sensibilitas kulit
Pemeriksaan
Penunjang
Kerokan kulit pada
lesi
Pemeriksaan
serologis
Pemeriksaan
histopatologik
Pemeriksaan
bakterioskopik
Dwinur Syafitriani C
(2014730022)
Kinanthy Danendra P
(2014730048)
Epidemiologi :
Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan
menderita kusta.India adalaj negara dengan jumlah penderita
terbesar, diikuti olehBrasildanMyanmar. Tetapi untukkasus
kusta baru, Indonesia menduduki posisi nomor-3 dengan
16.825 kasus dan angka kecacatan 6,82 orang per sejuta
penduduk.
Patomekanisme :
Setelah Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh,
perkembangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan
seseorang. Kalau sistem imunitas seluler tinggi maka penyakit
akan berkembang ke arah tuberkuloid, dan bila rendah maka
akan berkembanh ke arah lepromatosa. Mycobacterium leprae
berpredileksi di daerah daerah yang relatif lebih dingin,
yaitu daerah akral dengan vaskularisasi yang sedikit.
Pemeriksaan Penunjang :
Tes sensibilitas : kulit daerah lesi baik menggunakan jarum, kapas
MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis KUSTA MULTIBASILAR (MB):
SIFAT
LEPROMATOSA
(LL)
Lesi
- Bentuk
- Jumlah
- Distribusi
- Permukaa
n
- Batas
- Anastesia
Makula, infiltrat
difus, papul,
nodus
Tidak terhitung,
praktis tidak ada
kulit sehat
Simetris
Halus berkilat
Tidak jelas
Tidak ada
BORDERLINE
LEPROMATOSA
(BL)
Makula, plakat,
papul
Sukar dihitung,
mash ada kulit
sehat
Hampir simetris
Halus berkilat
Agak jelas
Tidak jelas
MID BORDERLINE
(BB)
Plakat, dome-shape
(kubah), punchedout
Asimetris
Agak jelas
TUBERKULOID
(TT)
Lesi
- Bentuk
- Jumlah
- Distribusi
- Permukaan
- Batas
- Anastesia
Makula saja;
makula dibatasi
infiltrat
Satu, dapat
beberapa
Asimetris
Kering bersisik
Jelas
Jelas
BORDERLINE
TUBERCULOID
(BT)
Makula dibatasi
infiltrat; infiltrat
saja
Beberapa atau
satu dengan
satelit
Masih asimetris
Kering bersisik
Jelas
Jelas
INDETERMINAT
E (I)
Hanya makula
Satu atau
beberapa
Variasi
Halus, agak
berkilat
TATALAKSANA
1. Farmakologis
Lini pertama
Dapson (Diaminodifenil
sulfon/DDS)
- Kombinasi
- Dosis 1-2 mg/KgBB per hari
Protionamid
- Dosis 5-10 mg/KgBB per hari,
namun obat ini tidak
digunakan di Indonesia.
Rimfapisin
- Kombinasi dari DDS
- dosis 10 mg/KgBB diberikan
setiap hari atau setiap bulan
Ofloksasin
- Termasuk turunan
flurokuinolon
- dosis optimal adalah 400
mg/hari.
Klofazimin
- Dosis awal 300 mg/bulan,
dilanjutkan dengan 50 mg/hari,
atau 100 mg/selang sehari atau
3x100 mg/minggu
Minosiklin
- Termasuk dalam kelompok
tetrasilkin
- Dosis standar adalah 100
mg/hari
2. Non-farmakologis
Pasien kusta secara rutin perlu menjaga kebersihan
diri
Tangan atau kaki yang anestetik dapat direndam
setiap hari selama 10-15 menit
Lesi kalus atau kulit keras disekitar ulkus dapat
diabrasi dengan bilah skapel
Menjaga nutrisi dan kelembapan yang adekuat pada
kulit, dapat diberikan pelembab topikal
Istirahatkan regio yang terlihat kemerahan atau
melempuh, hindari tekanan yang berlebihan. Misalnya
dengan elevasi tungkai saat istirahat atau mencegah
berjalan kaki dalam jangka waktu yang lama
3. Pencegahan kecacatan
Diagnosis dini kusta, pemberian pengobatan yang
uveitis,
daktilis,
artritis,
limfadenitis,
neuritis,
miositis,
orchitis
Kelainan
oftalmologis
Neuropati
KOMPLIKASI
Ulkus / fisura
yang dapat
mengakibatkan
osteomielitis
hingga
amputasi digiti
Kontraktur
sendi
Pembentukan
kalus
PROGNOSIS
Umumnya
baik
apabila
dilakukan
pengobatan yang tepat. Akan tetapi, perlu
dilakukan upaya pencegahan serta deteksi
dini terhadap komplikasi yang mungkin
terjadi.
Tinea Versikolor
Definisi
Tinea versikolor adalah penyakit yang disebabkan oleh Malassezia
furfur. Suatu penyakit jamur kulit kronik dan asimptomatik.
Epidemiology
Penyebarannya hampir semua umur, pria maupun wanita, dan
tidak juga memandang ras. Pityriasis versicolor biasanya
mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan
lipatan paha
Etiology
Disebabkan oleh jamur yang suka hidup di tempat lembab
menyebabkan stratum korneum lunak dan mudah dimasuki oleh
Malassezia furfur.
Yasmin Kamila Manan
(2014730100)
Patomekanisme
Faktor eksogen
meliputi suhu
Malazessia
furfur
mengeluarkan
azaleic acid
Multiple, white,
and brown
Sel melanosit
tidak
membentuk
pigmen
Terjadi
perubahan
warna kulit.
Gambaran Klinis
Lesi biasanya di bagian atas dada dan meluas
Luthfi Mandani
(2014730064)
Penatalaksanaan
Pengobatan topical harus dilakukan secara menyeluruh,
tekun dan konsisten
Pengobatan sistemik diberikan pada kasus pitiriasis versikolor
yang luas atau jika pemakaian obat topical tidak berhasil.
Pengobatan Topikal
Pengobatan Sistemik
Komplikasi
Infeksi bakteri sekunder, selulitis
Penyebaran tinea ke kaki, kulit kepala, dan
kuku
Pyoderma, dermatopytid
Prognosis
baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh,
Kesimpulan
kelompok kami menyimpulkan jika pasien
laki-laki berumur 35tahun yang datang ke RS
dengan keluhan jari-jari tangan kirinya terasa