Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya kepada kita semua, sehingga telah selesai dalam pembuatan makalah
ini.
Dalam pembuatan makalah tentang hormon ZPT (Giberelin) ini tidak lepas
dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkannyak banyak terima kasih kepada:
1. Eka Sari M.Si sebagai dosen mata kuliah Fiosiologi Tumbuhan
2. Teman-teman yang telah membantu, sehingga terselesaikannya makalh ini
Penulis menyadari bahwa manusia tak luput dari kekurangan, mungkin
dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi sisi maupun
penulisannya, maka dari itu penulis mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang sengaja maupun tak sengaja. Saran dan kritik dari pembaca sangat kami
butuhkan. Tanpa ada kritikan maupun saran dari pembaca tak mungkin tahu dan
bisa utnuk memperbaikinya.
Penulis berharap semoga makalalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan kita semua khususnya mahasiswa

Universitas Bangka Belitung

serta memberikan manfaat dari pembaca dan penulis.

Balunijuk,23 April 2016


Penul
is,

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau
fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi
hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan
dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan
istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,
dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan
pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon
eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan
istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator) (Anonymous
2013 dalam Ziogallier 2014).
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan
berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang
evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan
diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Beberapa hormon tumbuhan diantaranya adalah auksin, sitokinin, giberelin, asam
absisat, dan etilen (Bey 2005 dalam Ziogallier 2014).
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis
yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat
pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan
yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk
(misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu
berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan
tanaman buah musiman).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalm dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan giberelin?
2. Bagaimana sejarah hormon giberelin?

3.
4.
5.
6.

Apa saja fungsi hormon giberelin pada tumbuhan?


Bagaimana karakteristik kimia giberelin?
Apa saja manfaat giberelin bagi tumbuhan dan mikrob?
Bagaimana mekanisme cara kerja dan metabolisme giberelin pada
tumbuhan dan mikrob?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian giberelin
2. Untuk mengetahui sejarah hormon giberelin
3. Untuk mengetahui fungsi hormon giberelin pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui karakteristik kimia giberelin
5. Untuk mengetahui manfaat giberelin bagi tumbuhan dan mikrob
6. Untuk mengetahui mekanisme cara kerja dan metabolisme giberelin pada
tumbuhan dan mikrob
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
manfaat lebih dari penerapan fitohormon, khususnya hormon giberelin.

BAB II
ISI
2.1 Hormon Giberelin
2.1.1 Pengertian Hormon Giberelin
Dalam pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan hormone

merupakan factor internal yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup suatu


tumbuhan . Giberelin sering disingkat dengan GA merupakan diterpenoid yang
menempatkannya dalam keluarga kimia yang sama dengan klorofil dan karotein.
Semua organ tanaman mengandung berbagai GA, dengan sumber terkaya
sekaligus sebagai tempat biosintesisnya yaitu di dalam buah dan biji yang belum
masak, tunas, daun dan akar (Rismunandar 1988 dalam Skilly 2012). Giberelin

(GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua seluruh
siklus hidup tanaman. Nama lain/nama dagang giberelin adalah ProGib. Hormon
ini mempengaruhi perkecambahan biji, batang perpanjangan, induksi bunga,
pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu,
hormon ini juga berperan dalam respon menanggapi rangsang dari melalui
regulasi fisiologi berkaitan dengan mekanisme biosintesis GA (Ziogallier 2014).
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utamayaitu
giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara
biologis

(GA

bioaktif)

mengontrol

beragam

aspek

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman,termasuk perkecambahan biji, perpanjangan batang,


perluasan daun, dan bunga serta pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat
lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil
dari mereka, seperti GA1 dan GA4 diperkiarakn berfungsi sebagai bioaktif
hormon (Ziogallier 2014).
2.1.2 Sejarah Penemuan Hormon Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh seorang ahli
penyakit tanaman dari jepang bernama E. Kurosawa . Hormin ini diisolasi dari
jamur Gibberella fujikuroi yang merupakan parasit dari tanaman padi. Tanaman
tersebut sering tak mampu menopang dirinya sendiri dan akhirnya mati karena
kelemahan ini dan kerusakan oleh parasit. Sejak Tanya penyakit tahun 1890-an
orang jepang menyebutnya penyakit bakanae (kecambah tolol) Pada tahun 1926 ,
beberapa ahli patologi tumbuhan mendapatkan bahwa ekstrak cendawan tersebut
yang disemprotkan ke tanaman padi menimbulkan gejala yang sama dengan
endawan itu sendiri . hal itu menunjukkan bahwa bahan kimia tertentu
menimbulkan penyakit tersebut (Ziogallier 2014).
Pada tahun 1930-an, T yabuta dan T hayasi memisahkan satu senyawa
aktif dari cendawan tersebut , yang mereka namakan giberelin, hingga tahun 1990
telah ditemukan 84 jenis giberelin pada berbagai jenis cendawan dan tumbuhan .
dari jumlah itu, 73 jenis berasal dari tumbuhan tingkat tinggi , 25 jenis
daricendawan giberella dan 14 dari keduannya (Ziogallier 2014).
Hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan
yaitu pada buah dan biji saat berkecambah. Giberelin pertama kali ditemukan

pada tumbuhan sejenis jamur Giberella fujikuroi (Fusarium moniliformae) oleh


F.Kurusawa, seorang berkebangsaan Jepang di tahun 1930-an. Ketika itu, ia
sedang mengamati penyakit Banane pada tumbuhan padi. Padi yang terserang
oleh sejenis jamur memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga batangnya mudah
patah. Jamur ini kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang menyekresikan
zat kimia bernama giberelin. Giberelin ini kemudian diteliti lebih lanjut dan
diketahui banyak berperan dalam pembentukan bunga, buah, serta pemanjangan
sel tumbuhan. Kubis yang diberi hormon giberelin dengan konsentrasi tinggi,
akan mengalami pemanjangan batang yang mencolok. (Ziogallier 2014).
2.1.4 Fungsi Hormon Giberelin Pada Tumbuhan
Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut :
Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis
giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang
dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti di bawah ini(Davies, 1995;
Mauseth, 1991; Raven, 1992; Salisbury dan Ross, 1992 dalam Ziogallier 2014).
1. Mengatasi Kekerdilan Akibat Mutasi (Gnetic Dwafism)
Giberelin merupakan hormon yang mampu merangsang pertumbuhan
secara sinergi, baik bagian batang, akar, maupun daun. Di dunia pertanian, manfaat
giberelin yang penting adalah mengatasi masalah genetic dwafism atau kekerdilan
pada tanaman. Genetic dwafism adalah suatu gejala yang di sebabkan adanya
mutasi. Dengan pemberian giberelin, tanaman yang tadinya tumbuh kerdil dapat
kembali tumbuh normal. Hasil penelitian menunjukan pemberian giberelic acid
pada tanaman kacang menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tinggi.
2. Membuat Buah Tanpa Biji (Seedless)
Pemberian giberelin bermanfaat dalam proses parhenocarpy dan fruit set.
Parthenocsrpy adalah proses tidak terbentuknya biji dalam buah. Karena itu ,
pemberian giberelin bermanfaat dalam proses rekayasa untuk menghasilkan buah
yang tak berbiji. Pemberian giberelin juga bermanfaat dalam meningkatkan jumlah
tandah buah (fruit set) dan meningkatkan hasil buah. Pemberian giberelin juga
dapat menyebabkan buah yang telah di panen tidak cepat busuk, sehingga lebih
tahan lama.

3. Mempercepat Proses Pertumbuhan


Pemberian giberelin pada fase perkecambahan (Germination) sangat
menguntungkan . Giberelin membantu proses anzimatik untuk mengubah pati
menjadi gula yang selanjutnya di translokasi ke embrio. Gula akan di gunakan
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan, sehingga pertumbuhan embrio
berlangsung cepat. Pemberian GA3 dapat meningkatkan aktivitas kambium dan
perkembangan xilem sehingga aktivitas pertumbuhan berjalan lancar dan cepat.
Pemberian Giberelin pada tanaman kacang-kacangan akan memacu pertumbuhan
dan mempercepat perambatan. Begitu juga pada tanaman semangka, mentimun air,
dan mentimun yang di semprot giberelin mengalami perpanjangan batang yang
sangat cepat.
4. Mempercepat Proses Pembungaan
Giberelin berfungsi untuk mempercepat proses pembungaan. Giberelin
dapat memenuhi kebutuhan bunga beberapa jenis tanaman pada musim dingin
ketika potosintesis kurang dan memacu taanaman agar berbunga lebih awal.
5. Meningkatkan Produktivitas
Di Amerika serikat, Perkebunan anggur telah menggunakan giberelin untuk
meningkatkan kerenyahan dan ukuran anggur. Di Hawai, giberelin digunakan
untuk meningkatkan produksi tebu. Selain itu, giberelin yang disemprotkan ke
tanaman seledri menyebebkan tanaman bertambah panjang, bertambah renyah,
produksi meningkat. Penggunaan giberelin pada tanaman anggur tahan terhadap
infeksi cendawan. Penyemprotan giberelin dilakukan sejak tanaman berbunga dan
pada fase pembentukan rangkaian buah. Penyemprotan giberelin pada buah dan
daun jeruk nevel bisa mencegah timbulnya gangguan pada kulit buah dan menjaga
agar kulit tetap kencang selama penyimpanan.
7.Giberelin berfungsi dalam proses pembentukan biji, yaitu merangsang
pembentukan serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah, merangsang
pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi pada biji.
8. Memacu aktivitas kambium
9.Membantu perkecambahan biji
2.1.5 Karakteristik Kimia Giberelin

2.1.6 Pemanfaatan Giberelin bagi Tumbuhan dan Mikrob


Pemanfaatan giberirelin bagi tumbuhan adalah sebagai berikut (anonim
2013 dalam Fahmi

).

a) Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga


tanaman dapat tumbuh normal dengan cara mempercepat proses
pembelahan sel.
b) Merangsang pemanjangan sel.
c) Meningkatkan proses pembungaan.
d) Menyebabkan perkembangan buah tanpa benih/partenokapri.
e) Dapat menunda penuaan daun dan buah.
f) Memacu proses perkecambahan benih dan pertumbuhan perikarp.
Pemanfaatan giberelin bagi mikrob adalah sebagai berikut.
a) Memacu pertumbuhan akar (Alexander 1977 dalam Saraswati dan Sumarno
2008).
b) Memacu / menigkatkan pertumbuhan tanaman (Tien et al. 1979, Schroth dan
weinhold

1986, Zakharova et al. 1999, Marorr et al. 2004 dalam Saraswati

dan Sumarno 2008).


c) Mempercepat pematangan buah (Mawarintiasari dan Krisno 2012).
d) Secara tidak langsung bakteri pemacu tumbuhan juga menghambat patogen
melalui sintesis senyawa antibiotik, sebagai kontrol biologis (Strobel et al.
1999 dalam Saraswati dan Sumarno 2008).
2.1.7 Ekstraksi Giberelin dari Tumbuhan dan Mikrob
Ekstraksi giberelin dapat berasal dari berbagai tumbuhan diantaranya
(Azzamy 2015):
1) Bawang merah
Bawang merah mengandung hormon auksin dan giberelin. salah satu fungsi
auksin dan giberelin adalah merangsang pertumbuhan akar dan merangsang
proses perkecambahan biji (memecah dormansi biji).
2) Rebung bambu

Rebung bambu mengandung hormon giberelin. jenis bambu yang banyak


mengandung giberelin adalah bambu tali.
3) Tomat
Berdasarkan peneletian terbaru, ekstrak buah tomat dapat digunakan sebagai
ZPT. Ekstrak buah tomat mengandung auksin, sitokinin dan giberelin.
4) Air kelapa
Air kelapa mengandung sitokinin, giberelin, mineral dan senyawa organik
lain seperti 1,3 dipheniluea, zaetin, zeatin glukosida dan zeatin ribosida.
5) Eceng gondok
Akar eceng gondok banyak mengandung hormon giberelin, protein dan
karbohidrat.
6) Jagung muda
Biji jagung yang masih muda mengandung hormon giberelin dan sitokinin.
7) Paku/pakis dan jamur
Giberelin alami juga banyak terdapat pada tumbuhan paku-pakuan dan
jamur.
Mikro
2.1.8 Keuntungan dan Kelemahan Giberelin dari Tumbuhan dan Mikrob
Berikut beberapa keuntungan dan kelemahan giberelin dari tumbuhan
(Skilly 2012) adalah sebagai berikut.
-

Keuntungan giberelin dari tumbuhan:


a. Mendorong perkembangan biji
b. Menghilangkan dormansi biji
c. Perkembangan kuncup
d. Pemanjangan batang dan pertumbuhan daun
e. Mendorong pembungaan dan perkembangan buah
secara partenogenesis
f. Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar.
Kelemahan giberelin dari tumbuhan:
a. Pembungaan terganggu, pematangan buah terganggu
b. Buah berukuran lebih kecil
c. Kekerdilan pada tanaman
d. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat
Berikut beberapa keuntungan dan kelemahan giberelin dari Mikroba

(Ardiansyah 2013) adalah sebagai berikut.


-

Keuntungan giberelin dari Mikroba:

a. Dapat memacu pertumbuhan dan fisiologi akar tanaman


b. Menghambat patogen melalui sintesis senyawa
antibiotik, sebagai kontrol biologis
c. Mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh

2.1.10

serangga
d. Mempercepat proses pematangan buah
Kelemahan giberelin dari Mikroba:

Mekanisme

Cara

Kerja

dan

Metabolisme

pada

Tumbuhan dan Mikroba


- Mekanisme cara kerja pada tumbuhan (Anonim 2016):
1. Hormon giberelin berpengaruh terhadap konsentrasi kadar auksin melalui
pembentukan enzim proteolitik yang akan melepaskan asam amino
triptofan (pembentuk auksin) sehingga akan meningkatkan kadar auksin
pada tumbuhan serta merangsang pembentukan polihidroksi asam sinamat,
yang mampu menghambat kerja enzim IAA oksidase dimana enzim ini
merupakan enzim perusak auksin
2. Giberelin dapat memacu terbentuknya enzim -amilase yang akan
menghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik. Hal ini akan
mengakibatkan air lebih banyak masuk sehingga proses pemanjangan sel
terjadi.
-Mekanisme metabolisme pada tumbuhan (Anonim 2016):
Giberelin adalah senyawa isoprenoid,khususnya berupa di terpen yang di
sintesis dari unit asetad asetil Koenzim A melalui lintasan asam mevalonat yaitu
senyawa 20-karbon,bertindak sebagai donor bagi semua atom karbon pada
giberelin.senyawa itu di ubah menjadi kapalilpiro fosfat yang memiliki system 2
cincin.dan senyawa terahir tersebut kemudian di ubah menjadi kauren yang
mempunyai system Empat cincin.perubahan kauren lebih lanjut di sepanjang
lintasan meliputi oksidasi yang terjadi di retikulum endosplasma,menghasilkan
senyawa antara kaurenol(jenis alkohol),kaurenal (jenis aldehid)dan asam
kaurenoad.setiap senyawa teroksidasi lebih lanjut.
Senyawa pertama dengan system cincin gibrelin yang sejati adalah aldehit
GA12 suatu molekul 20-karbon . Dari senyawa itu terbentuk giberelin 20-karbon
dan giberelin 19-karbon , barangkali terdapat di ER juga. Aldehid-GA12 terbentuk
dengan cara menerobos salah satu karbon cincin B pada asam kaurenoat dan

mengerutkan cincin tersebut. Semua tumbuhan mungkin menggunakan reaksi


yang sama dalam membentuk aldehit- GA12 tapi dari titik ini dalam
lintasan,spesies yang berdeda menggunakan paling sedikit 3 lintasan yang berbeda
untuk membentuk giberelin yang berbeda.Tapi pada umumnya gugus aldehid
yang meruak ke bawah dari cincin B aldehid GA12 teroksidasi menjadi gugus
karboksil yang penting untuk aktivitas biologis semua giberelin.
Umumnya giberelin 19-karbon lebih aktif dari pada giberelin 20 karbon dan
gugus yang hilang dari molekul 20-karbon adalah karbon yang menempel antara
cincin A da n cincin baldehid GA12. Karbon tersebut teroksidasi menjadi guugus
karboksil . yang kemudian terlepas menjadi karbondioksida . Pada sebagian besar
giberelin, system cincin kelima (lakton) dibentuk dari karbon 19 gugus karboksil
pada aldehid GA12 untuk menghasilkan GA9 . Perubahan lainnya pada system
cincin dapat pula terjadi . Misalnya, GA1 memiliki satu gugus hidroksil yang
menempel pada cincin A dan satu gugus lainnya menempel diantara cincin Cdan
D. Seperti yang akan diuraikan , GA1 nampakknya sangat penting bagi
pemanjangan batang .
- Mekanisme cara kerja pada tumbuhan:
- Mekanisme metabolisme pada tumbuhan:

Anda mungkin juga menyukai