Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN
ISOLASI SOSIAL DI PRS MAUNATUL MUBAROK DEMAK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Asuhan
Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
Ebtabes Fianfi

(22020112130057)

Atikah Rasa Fauziah

(22020112140107)

Kelas A12.1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA Tn.S DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI PRS MAUNATUL MUBAROK DEMAK
A. PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS KLIEN
A. Identitas Klien
a. Nama
: Tn R
b. Umur
: 51 tahun
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Pendidikan
: DIII
f. Pekerjaan
: Guru SMP
g. Alamat
: Brebes Jawa Tengah
h. Tahun Masuk RS : 2011
i. Tgl Pengkajian
: 15 Maret 2016
j. No.CM
:k. Dx. Medis
:B. Identitas Penanggungjawab
a. Nama
: Ny. K
b. Umur
: 47 tahun
c. Jenis kelamin
: Perempuan
d. Alamat
: Adik kandung
e. Pekerjaan
: Guru SD
f. Hub dengan klien : Ayah kandung
II.

ALASAN MASUK
Klien dibawa ke panti rehabilitasi karena sering melamun dan gampang
marah

III.

FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


A. Predisposisi
Klien menggalami gangguan jiwa sejak 15 tahun yang lalu. Sebelumya
klien sempat dirawat di rumah sakit jiwa sebanyak 4 kali.
B. Presipitasi
Tidak terkaji

IV.

FISIK
A. Kesadaran

a.
b.
c.
d.

Composmentis E4M6V5
B. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Frekuansi nadi
: 90x/ menit
Frekuansi nafas
: 22x/ menit
Suhu
: 37 oC
C. Antopometri
a. Tinggi badan
: 170 cm
b. Berat badan
: 58 kg
c. Indeks masa tubuh : 20,06 (normal)
D. Riwayat makan/minum di rumah
Selama di rumah nafsu makan klien baik, klien makan 3 kali sehari.
Minum 5gelas perhari
E. Tanda-tanda dehidrasi
Mukosa bibir lembab, tidak ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi.
F. Riwayat penyakit fisik
Klien tidak memiliki riwayat penyakit fisik.

V.

PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Keterangan :
: Perempuan
: Laki-Laki
: Klien
: Laki-Laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Tinggal serumah
: Menikah
: Anak

1.

B. Konsep Diri
Gambaran diri
Klien mengatakan merasa biasa saja dengan bentuk tubuhnya dan
tidak ada yang dapat dibanggakan. Klien bersyukur dengan

2.

3.

tubuhnya saat ini


Identitas diri
Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki-laki, belum
menikah dan tinggal bersama ibunya.
Peran Diri

Klien menyadari perannya sebagai seorang anak laki-laki satusatunya di keluarga harus dapat mencari penghasilan terlebih
4.

setelah ayahnya meninggal.


Ideal diri
Klien ingin segera pulang dan membuka kembali bengkelnya yang
telah tutup. Klien merasa mampu bekerja, namun tidak segera

5.

pulang dan membuka bengke; sehingga klien pasrah saja.


Harga diri
Klien lebih sering berdiam diri dan berada di kamar. Klien
mengatakan tidak malu dengan orang lain, hanya saja enggan

ngobrol.
C. Hubungan sosial
1. Orang yang dekat
Klien mengatakan selama di rumah dekat dengan ibunya karena
inggal

satu

rumah

dengan

tibunya

dan

ibunya

selalu

2.

memperdulikan klien.
Peran serta dalam kegiatan kelompok
Klien mengatakan tidak suka keluar rumah, lebih suka di dalam

3.

rumah. Klien mengatak enggan berkomunikasi dengan orang lain.


Hambatan dalam berhubungan dengan kelompok
Klien berbicara dengan sangat pelan. Klien terlihat tidak berminat
berhubungan dengan orang lain.
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama Islam dan percaya dengan adanya
Allah. Klien juga mengatakan di Islam ada kewajiban solat 5
waktu. Namun hanya orang-orang yang bacaan Alqurannya kuat
yang boleh solat

2. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan pernah sholat. Namun sekarang klien sangat
jarang melakukan sholat.
VI.

STATUS MENTAL
A. Penampilan
Klien berpenampilan berantakan. Badan klien mengeluarkan bau badan
yang tidak sedap, rambut sedikit panjang dan berantakan. Kuku klien
tampak pendek dan kotor. Baju klien tampak lusuh dan kotor.
B. Pembicaraan
Pembicaraan klien dapat dimegerti dan klien tidak dapat memulai
pembicaraan
C. Aktivitas motorik
Klien terlihat kurang bersemangat ketika berbincang-bincang dengan
orang lain, kontak mata klien kurang dan klien sering menundukan
kepala.
D. Alam perasaan
Klien mengatakan bosan berada di panti rehabilitasi dan ingin cepat
pulang ke rumah.
E. Afek
Afek datar
F. Interaksi selama wawancara
Klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik akan tetapi klien lebih
banyak menunduk, kontak mata kurang dan nada bicara sangat pelan.
G. Persepsi
Presepsi klien baik. Klien mengatakan tidak mendengar bisikan atau
hal-hal lain yang mengganggu pancaindranya.
H. Proses pikir
Proses pikir klien baik, apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang
terjadi

I. Isi fikir
Tidak ditemukan adanya gangguan pada isi fikir.
J. Tingkat kesadaran
Composmentis. Orientasi klien tentang waktu dan orang baik, klien
mengatahui waktu dan tempat pengkajian yaitu pada siang menjelang
sore di panti rehabilitasi sosial di Demak.
K. Memori
Klien mampu mengingat kejadian

masa

lalu

klien,

dan

menceritakannya. Klien mampu mengingat tahun lahir klien dan tahun


lulus kuliah. Klien juga mengingat menu makan saat pagi hari.
L. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berhitung dengan baik. Pertanyaan tentang penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian sederhana dapat dijawab
dengan benar.
M. Kemampuan penialaian
Tidak terkaji
N. Daya tilik diri
Klien mengetahui bahwa klien dirawat di Panti Rehabilitasi Demak.
VII.

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)


A. Makan
Klien makan dan minum secara mandiri. Klien selalu menghabiskan
makanan yang disediakan, mampu menggunakan alat makan dengan
baik. Makan sehari 2 kali.
B. BAB/BAK
Klien dapat memenuhi kebutuhan BAB/BAK secara mandiri, tidak ada
hambatan untuk BAB/BAK.
C. Mandi
Klien mengatakan hanya mandi sehari 1 kali. Namun kadang-kadang
tidak mandi sama sekali. Klien mengatakan sangat jarang sikat gigi
dan keramas.
D. Berpakaian/berhias
Klien mengatakan mampu mengganti pakaian secara mandiri tetapi
klien tidak pernah mengganti baju. Klien mengatakan mengganti baju
kadang 2 hari sekali.
E. Istirahat dan tidur
Tidak terkaji
F. Penggunaan obat
Tidak terkaji

G. Pemeliharaan kesehatan
Tidak terkaji
H. Aktivitas di dalam rumah
Klien mampu membantu menjaga kebersihan rumah, bersih-bersih dan
menyapu.
I. Aktivitas di luar rumah
Klien mengatakan tidak suka melakukan kegiatan di luar rumah. Bila
harus keluar rumah klien dapat mengendarai sepeda motor jika
berpergian jauh dan berjalan kaki jika jarak dekat.
VIII.

Mekanisme Koping
Mekanisme koping klien maladaptif. Klien mengatakan jika ada masalah
klien lebih memilih diam dan menyendiri.

IX.

Masalah Psikososial dan Lingkungan


Klien merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya sehingga klien lebih
senang menyendiri. Klien mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi.
Nada bicara klien ketika diajak berbica sangat pelan dan kontak mata
kurang. Klien mengatakan lebih nyaman sendiri.

X.

Pengetahuan Kurang Tentang


Pengetahuan klien tentang perawatan diri kurang dan bersosialisasi masih

kurang
B. ANALISA DATA
No
1

Data Fokus

Problem
Isolasi sosial

DS :
-

Klien mengatakan bahwa dirinya enggan


berkomunikasi dengan orang lain

Klien

mengatakan

lebih

nyaman

menyendiri
DO:
-

Klien tampak menarik diri

Kontak mata kurang

Klien

tidak

pembicaraan

mampu

memulai

Nada bicara pelan

DS :
-

Defisit perawatan diri

Klien mengatakan hanya mandi sehari 1


kali. Namun kadang-kadang tidak mandi
sama sekali.

Klien mengatakan sangat jarang sikat gigi


dan keramas.

DO:
-

Penampilan klien tampak berantakan.

Badan klien mengeluarkan bau badan


yang tidak sedap

Rambut

klien

sedikit

panjang

berantakan
-

Kuku klien tampak pendek dan kotor.

Baju klien tampak lusuh dan kotor.

dan

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Tanggal
14 Maret 2016

Diagnosa
Isolasi sosial

Tujuan dan Kriteria Hasil


Rencana Tindakan dan Rasional
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Bina hubungan saling percaya dan
keperawatan

selama 3 x 24

hubungan interpersonal dengan klien

jam klien dapat berinteraksi dengan

Rasional: Agar klien mampu terbuka

orang lain baik secara individu

dan bisa kooperatif

maupun

secara

berkelompok 2. Diskusikan

dengan

klien

penyebab

dengan kriteria hasil :

isolasi sosial

1. Klien dapat membina hubungan

Rasional:

saling percaya.
2. Klien
dapat

penyebab isolasi sosial yang dialaminya

klien

mengetahui

menyebutkan 3. Bantu klien mengenal keuntungan dan

penyebab isolasi sosial.


3. Klien
dapat
menyebutkan
keuntungan

Agar

berhubungan

dengan orang lain.


4. Klien
dapat
menyebutkan

kerugian berhubungan dengan orang lain


Rasional:
keuntungan

Agar
dan

klien

mengetahui

kerugian

apabila

berhubungan dengan orang lain

berhubungan 4. Ajarkan klien berkenalan dengan orang


lain
dengan orang lain.
5. Klien dapat berkenalan dan
Rasional: Agar klien dapat berkenalan
kerugian

tidak

bercakap-cakap dengan orang

dengan orang lain, dan tidak menyendiri

lain secara bertahap.


5. Berikan kesempatan kepada klien
6. Terlibat dalam aktivitas seharimempraktekkan cara berkenalan dengan
hari
satu orang
Rasional: agar klien dapat melakukan
cara berkenalan dengan orang lain
secara tepat
6. Anjurkan klien memasukkan kegiatan
latihan

berbincang-bincang

dengan

orang lain dalam kegiatan harian


Rasional: Agar klien dapa melakukan
kegiatan yang positif dalam kehidupan
sehari-hari
7. Sampaikan sikap menerima dengan
sering adanya kontak
Rasional: Agar klien dapat memiliki
banyak teman
8. Berikan

pengakuan

dan

penguatan

positif agar klien bersedia berinteraksi

dengan orang lain


Rasional: Agar klien merasa dihargai
14 Maret 2016

Defisit perawatan diri

Setelah

dilakukan

atas apa yang telah dilakukannya


tindakan 1. Monitor kemampuan klien untuk

keperawatan selama 3 x 24 jam

melakukan

klien mampu merawat diri sendiri

mandiri

dengan kriteria hasil:

Rasional:

1. Klien tampak bersih dan segar

kemampuan merawat dir klien yang

2. Klien

dapat dilakukan secara mandiri dan

mampu

melakukan

perawatan diri di panti secaa


mandiri

perawatan
mengetahui

diri

secara

apa

saja

tidak
2. Bantu klien memenuhi ADL sampai

3. Klien mampu mandi 2 kali

mandiri

sehari secara mandiri tanpa

Rasional: membantu sambil mengaarkan

diingatkan orang lain

cara merawat diri dengan benar dan

4. Klien mampu menggosok gigi 2


kali sehari pada pagi hari dan

secara bertahap membantu klien untuk


melakukannya secara mandiri

sebelum tidur tanpa diingatkan 3. Ajarkan pada klien cara perawatan diri
orang lain
5. Klien

mandiri sesuai dengan kemampuan


mampu

keramas

Rasional:

memberikan

wewenang

menggunakan shampoo secara

kepada

mandiri

perawatan dirinya dengan mandiri

seminggu

minimal
tanpa

kali

untuk

memenuhi

diingatkan 4. Beri penjelasan kepada klien mengenai

orang lain
6. Klien

klien

pentingnya merawat diri


mampu

mengganti

Rasional: memberikan kesadaran pada

pakaian setelah mandi 2 kali

klien mengenai pentingnya menjaga

sehari tanpa diingatkan oran lain

personal hygiene

D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Tanggal

Diagnosa

15 Maret 2016

Isolasi sosial

Tujuan/Target

Implementasi

Respon klien

Evaluasi

Klien
dapat Membina
S: Klien berkata, Saya S: Klien
mengatakan
membina hubungan hubungan saling
S
mbak,
Mbak
namanya sendiri dan
saling percaya.
percaya
dan
namanya Mbak Ebta
nama perawat dengan
hubungan
sama Mbak Tikah.
benar. Klien merasa
interpersonal
minder dengan keadaan
O: Klien
tampak
dengan klien :
dirinya
menunduk, berjabat
Memperkenalkan
tangan dan duduk O: Klien kooperatif
nama klien dan
berhadapan dengan A: SP 1 isolasi sosial
perawat
perawat
tercapai
Klien
dapat Diskusikan
S: Klien merasa malu
P: Lanjutkan intervensi:
menyebutkan
dengan
klien
berkumpul dengan
- Bantu klien mengenal
penyebab
isolasi penyebab isolasi
orang lain
orang lain
sosial
sosial
O: Klien tampak malu
saat
menjawab
pertanyaan,
klien
tampak menunduk
Klien
dapat
menyebutkan
keuntungan
berhubungan
dengan orang lain

Membantu klien S: Klien mengatakan


mengenal
kerugiannya apabila
keuntungan dan
butuh bantuan hanya
kerugian
sedikit teman yang
berhubungan
bisa dimintai tolong,

dengan orang lain

kelebihan
berhubungan
atau
berkenalan dengan
orang lain yaitu bisa
minta tolong kepada
temannya saat butuh
bantuan
O: Klien mengangguk

16 Maret 2016

Isolasi sosial

Klien
dapat Mengajarkan
S: Klien mengatakan S: Klien mengatakan malu
berkenalan
dan klien berkenalan
malu
kalau
kalau
berbincangbercakap-cakap
dengan orang lain
berbincang-bincang
bincang dengan orang
dengan orang lain
dengan orang lain,
lain, hanya berbincang
secara bertahap
hanya
berbincang
dengan pegurus panti
dengan
pengurus O: Klien tampak berkenalan
panti
dengan Tn. K
O: Klien tampak sedikit A: SP 2 isolasi sosial
malu
untuk
tercapai
berkenalan
P: Lanjutkan
intervensi:
Memberikan
S: Klien mengatakan
SP 3 isolasi sosial
kesempatan
hanya ingin kenal
kepada
pasien
dengan
beberapa
mempraktekkan
teman saja
cara berkenalan O: Klien
tampak

dengan satu orang

berkenalan
Tn. K

dengan

Klien
terlibat Menganjurkan
S: Klien mengatakan
dalam
aktivitas pasien
akan
mencoba
sehari-hari
memasukkan
berkenalan dengan
kegiatan latihan
teman dan perawat
berbincangyang lain
bincang dengan O: orang lain dalam
kegiatan harian
17 Maret 2016

Isolasi sosial

Klien
dapat Menyampaikan
S: Klien mengatakan S: Klien mengatakan telah
menerima
orang sikap menerima
akan
menerima
mencoba
berkenalan
lain
serta dengan
sering
teman yang ingin
dengan perawat yang
berinteraksi dengan adanya kontak
berkenalan dengan
lainnya
orang lain
dia
O: Klien tampak berkenalan
O: dengan beberapa perawat
dan berbincang-bincang
Memberikan
S: Klien mengatakan
dengan perawat lainnya
pengakuan
dan
telah
mencoba
penguatan positif
agar
klien
bersedia
berinteraksi
dengan orang lain O:

berkenalan dengan A: Penguatan positif untuk


orang lain, beberapa
berinteraksi
dengan
temannya
dan
orang lain tercapai
perawat yang lain
P: Lanjutkan intervensi
Klien
tampak

berkenalan
dan
berbincang-bincang
dengan
perawat
yang lainnya
15 Maret 2016

Defisit
perawatan
diri

Klien
mampu
mengidentifikasi
kemampuannya
dalam merawat diri
secara mandiri

Memonitor
S: Klien mengatakan S: Klien
mengatakan
kemampuan klien
mampu
mandi,
mampu
melakukan
untuk melakukan
gosok
gigi,
perawatan diri secara
perawatan
diri
membesihkan diri
mandiri, akan tetapi
secara mandiri
setelah BAB/BAK,
tidak rutin dan malas bila
keramas,
potong
tidak diingatkan oleh
kuku secara mandiri
orang lain
O: Pakaian
klien O: Klien memiliki peralatan
terlihat kusut dan
mandi
kotor, tercium aroma A: Identifikasi kemampuan
tidak sedap dari
klien
merawat
diri
tubuh dan mulut
tercapai
klien, rambut klien
P: Lanjutkan intervensi SP1
terlihat tidak rapi
Defisit perawatn diri

Mengkaji S: Klien mengatakan di


kebutuhan klien
panti sudah tersedia
akan alat bantu
peralatan mandi
untuk ADL
O:
Klien
dapat
menunjukkan
peralatan
mandi
yang digunakan
16 Maret 2016

Defisit
perawatan
diri

Klien
mampu
mengetahui
pentingnya
perawatan diri dan
mampu melakukan
secara mandiri

Memberi
S: Klien mengatakan S: Klien mengatakan senang
penjelasan
mengetahui
karena diberi penjelasan
kepada
klien
beberapa
manfaat
oleh perawat mengenai
mengenai
dan kerugian bila
merawat
diri,
klien
pentingnya
tidak
melakuan
mengatakan
senang
merawat diri
perawatan diri
setelah diajarkan cara
menyikat gigi yang
O: Klien mendengarkan
benar
penjelasan perawat
mengenai
O: Klien
mampu
pengertian, manfaat
mendengarkan
merawat
diri,
penjelasan perawat, klien
kerugian
tidak
mampu
mengikuti
merawat diri serta
instruksi yang diberikan
akibatnya
oleh perawat, napas klien

Mengajarkan
S: Klien mengatakan
segar, klien
terlihat
pada klien cara
tadi pagi belum
tersenyum
perawatan
diri
menggosok gigi
A: SP 1 defisit perawatan
mandiri
sesuai O: Klien
mampu
diri tercapai
dengan
menyebutkan
dan P: Lanjutkan intervensi SP2
kemampuan
mempersiapkan alatdefisit perawatan diri
(menggosok gigi)
alat yang dibutuhkan
untuk
menggosok
gigi, klien mampu
menggosok
gigi
secara mandiri, klien
mampu
mngikuti
instruksi
perawat
tentang
cara
menggosok
gigi
yang benar
17 Maret 2016

Defisit
perawatan
diri

Klien
mampu
merawat diri secara
mandiri
dan
mempertahankan
yang baik dan
meningkatkan yang
kurang
kemampuannya

Membantu klien S: Klien mengatakan S: Klien mengatakan senang


memenuhi ADL
mampu
keramas
sudah
diajari
cara
dan mengajarkan
secara mandiri
keramas dengan benar,
cara
merawat O: Klien
klien mengatakan akan
mampu
diri: keramas
melakukannya
secara
menebutkan
dan
rutin
tanpa
harus
mempersiapkan alatdiingatkan orang lain
alat yang dibutuhkan
untuk keramas, klien O: Klien terlihat segar,

dalam
hygiene

personal

mampu mengikuti
rambut klien harum dan
instruksi
perawat
rapi
tentang
cara A: SP 2 defisit perawatan
keramas yang benar
diri tercapai
Memotivasi klien S: Klien mengatakan P: Lanjutkan
intervensi
untuk
terus
akan
menjaga
monitoring
perawatan
menjaga
kebersihan diri tanpa
diri klien
kebersihan diri
harus
diingatkan
oleh
perawat
ataupun orang lain
O: Klien
tampak
antusias dan setuju
untuk
melakukan
perawatan
diri
secara mandiri dan
lebih baik

Anda mungkin juga menyukai