Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KASUS

Kasus :

Suatu hari di ruang penyakit dalam RS. Mentari, saat


dinas shift pagi terdapat keluarga Tn. A yang
komplain karena pasien lansia Tn. D terpeleset dan
jatuh di kamar mandi dan menyampaikan tidak
percaya terhadap keperawatan di ruangan karena
merasa perawat dipanggil lama. Sedangkan dari sisi
perawat yang sedang bertugas menyampaikan telah
menjelaskan kepada keluarga agar membunyikan bel
jika perlu bantuan ke kamar mandi.

Pengkajian ...

Jenis konflik: Konflik interpersonal dimana konflik tersebut


terjadi antara dua orang dengan nilai, tujuan, dan keyakinan yang
berbeda (terdapat pertentangan dalam komunikasi).
Sumber konflik : Disebabkan perawat tidak melaksanakan
peran interpersonal (liaison) dengan baik dan salah satu fungsi
manajemen yang tidak terpenuhi dalam hal ini adalah fungsi
pengarahan dimana komunikasi tidak berjalan baik akibat
ketidakadekuatan dukungan informal yang menyebabkan
komunikasi antara perawat associate dan keluarga terdapat mis.
(ketidakadekuatan pemberian informasi kepada keluarga untuk
membunyikan bel bila perlu bantuan ke kamar mandi) sehingga
mengakibatkan kebutuhan dasar pasien, yaitu kebutuhan rasa
aman pasien tidak terpenuhi.

(Marquis & Bessie, 2012)

Tahap konflik
: Konflik yang dirasakan (felt conflict) dimana
konflik tersebut sudah melibatkan emosi dan menimbulkan rasa
tidak percaya Tn. A kepada keperawatan di ruangan tersebut.
Strategi konflik : Berkolaborasi (collaboration) karena
merupakan strategi asertif (win-win solution) dan dianggap
sebagai strategi konflik yang tepat untuk mengatasi konflik yang
terjadi antara perawat associate yang sedang bertugas dengan
keluarga Tn. A di ruang penyakit dalam RS. Mentari.
Dampak konflik : Menurunnya tingkat kepercayaan pasien dan
keluarga terhadap keperawatan.

(Marquis & Bessie, 2012)

Langkah-langkah persiapan menyelesaikan konflik dengan


strategi manajemen konflik collaboration dengan melakukan
analisis situasi :

1. Mengidentifikasi apa yang ingin dicapai kedua belah pihak yang


berkonflik.
2. Mengidentifikasi apa yang diinginkan dari kedua belah pihak
yang berkonflik.
3. Mengidentifikasi asumsi atau persepsi yang mungkin tidak benar
yang dimiliki oleh kedua belah pihak yang berkonflik.
4. Mengidentifikasi kewaspadaan khusus yang harus dilakukan
dalam melakukan kolaborasi.
5. Menghadirkan ketua tim untuk membantu proses kolaborasi
antara kedua belah pihak yang berkonflik.

(Marquis & Bessie, 2012)

Masalah Keperawatan ...

Domain 7 : Hubungan peran

Kelas 1 : Peran pemberi asuhan


Diagnosa Keperawatan : (00061) Ketegangan peran
pemberi asuhan
Definisi : Kesulitan dalam melakukan peran pemberi
asuhan keluarga

(NANDA Classification 2015-2017)

Plan of Action (POA) ...


Objektif

Prosedur/
Strategi
Manajemen
konflik :
collaboration

Uraian
Kegiatan
1. Perawat
associate
menghubungi
katim.
2. Perawat
associate
menjelaskan
yang terjadi
kepada katim
dan
mendiskusikan
penyelesaiann
ya.
3. Katim dan
perawat
associate
menemui
keluarga Tn. A
dan melakukan
strategi
manajemen
konflik
collaboration.
4. Setelah
mendapatkan
solusi yang
tepat, kedua
belah pihak
menyepakati
untuk
melakukan
perubahan

Waktu

Setelah
timbul
konflik

Penanggung
Jawab
Ketua tim

Sasaran

Perawat
associate
dan
keluarga
Tn. A

Metode

Diskusi

Anda mungkin juga menyukai