Anda di halaman 1dari 20

Laporan kasus

Tetanus
Eka wahyuningtias
10700140

Definisi tetanus

Tetanus merupakan penyakit infeksi akut yang


menunjukkan
diri
dengan
gangguan
neuromuskular akut berupa trismus, kekauan dan
kejang otot akibat eksotoksin spesifik kuman
anaerob Clostridium tetani

epidemiologi

Tetanus
masih
merupakanpenyakit
yang
membebani di seluruh duniaterutama di
negaraberiklim tropis dan negara-negarasedang
berkembang, sering terjadi di Brazil, Filipina,
Vietnam,
Indonesia,
dan
negara
lain
dibenuaAsia.

etiologi

Tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani


yang bersifat anaerob murni.

patogenesis

Gambaran klinis

Lokal tetanus: dijumpai adanya kontraksi otot yang


persisten, pada daerah tempat dimana luka terjadi
Tipe sefalik: pada trauma kepala, timbul tetanus lokal tipe
sefalik. Dalam hal ini terjadi fenomena motorik sesuai
dengan serabut saraf kepala yang terkena (N III, IV, V, VI,
VII, IX, X, dan XII).

Gambaran klinis lanjutan

Tetanus umum:Bentuk ini yang paling banyak dikenal. Berupa:


1. trismus, risus sardonikus/berkeringat
2. opistotonus
3. kejang hipertonus pada ekstremitas superior disertai flexi siku.
4. Ekstensi ekstremitas inferior
5. kaku kuduk/kaku leher
6. perut tegang keras
7. sensorium sadar
8. porte dentree

Klasifikasi derajat tetanus


Tabel 1 Severitas Tetanus Berdasarkan Klasifi kasi
Ablett
Grade
1 (ringan) Trismus ringan, spastisitas menyeluruh, tidak ada yang
membahayakan respirasi, tidak ada spasme, tidak ada disfagia
Grade 2 (sedang) Trismus sedang, rigiditas, spasme singkat, disfagia ringan, keterlibatan
respirasi sedang, frekuensi pernapasan >30
Grade 3 (berat) Trismus berat, rigiditas menyeluruh, spasme memanjang, disfagia berat,
serangan apneu, denyut nadi >120, frekuensi pernapasan >40
Grade 4 (sangat berat) Grade 3 dengan ketidakstabilan otonom berat

diagnosis
Diagnosis tetanus adalah murni diagnosis klinis berdasarkan
riwayat penyakit dan temuan saat pemeriksaan. Pada
pemeriksaan fisik dapat dilakukan uji spatula, dilakukan dengan
menyentuh dinding posterior faring menggunakan alat dengan
ujung yang lembut dan steril. Hasil tes positif jika terjadi kontraksi
rahang involunter (menggigit spatula) dan hasil negatif berupa
refleks muntah.
Kultur C. tetani dari luka sangat sulit (hanya 30% positif ), dan
hasil kultur positif mendukung diagnosis

Diagnosis banding
Meningitis
Rabies
Epilepsi
ensefalitis

pengobatan

Ada tiga sasaran penatalaksanaan tetanus, yakni:


(1) membuang sumber tetanospasmin
(2) menetralisasi toksin yang tidak terikat
(3) perawatan penunjang (suportif ) sampai tetanospasmin yang
berikatan dengan jaringan telah habis dimetabolisme.

pengobatan
1. Membuang Sumber Tetanospasmin:
-debridement
-Metronidazole diberikan secara iv dengan dosis inisial 15
mg/kgBB dilanjutkan dosis 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama
7-10 hari
-Sebagai lini kedua dapat diberikan penicillin procain 50.000100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari, jika hipersensitif terhadap
penicillin dapat diberi tetracycline 50 mg/kgBB/hari (untuk anak
berumur lebih dari 8 tahun).

Pengobatan
2. Netralisasi toksin yang tidak terikat
-Setelah evaluasi awal, human tetanus immunoglobulin (HTIG)
segera diinjeksikan intramuskuler dengan dosis total 3.00010.000 unit, dibagi tiga dosis yang sama dan diinjeksikan di tiga
tempat berbeda. Tidak ada konsensus dosis tepat HTIG
-Bila tidak tersedia maka digunakan ATS dengan dosis 100.000200.000 unit diberikan 50.000 unit intramuskular dan 50.000 unit
intravena pada hari pertama, kemudian 60.000 unit dan 40.000
unit intramuskuler masing-masing pada hari kedua dan ketiga.
Setelah penderita sembuh, sebelum keluar rumah sakit harus
diberi immunisasi aktif dengan toksoid.

pengobatan
3. Pengobatan suportif
-Penanganan jalan napas merupakan prioritas.
-Diazepam efektif mengatasi spasme dan hipertonisitas tanpa
menekan pusat kortikal. Dosis diazepam yang direkomendasikan
adalah 0,1-0,3 mg/kgBB/ kali dengan interval 2-4 jam sesuai
gejala klinis, dosis yang direkomendasikan untuk usia diturunkan
bertahap 5-10 mg/hari dan dapat diberikan melalui pipa
orogastrik.

pencegahan

Imunisasi aktif didapat dari penyuntikan toksoid tetanus


untuk merangsang tubuh membentuk antibodi.
Imunisasi pasif diperoleh dari pemberian serum yang
mengandung antitoksin heterolog (ATS) atau antitoksin
homolog (imunoglobulin antitetanus).

prognosis

terdapat sistem skoring untuk menilai prognosis tetanus seperti


Phillips score. Berdasarkan perolehan angka, derajat keparahan
penyakit dapat dibagi menjadi tetanus ringan (angka <9), tetanus
sedang (angka 9-16), dan tetanus berat (angka >16).

Faktor

skor

Masa Inkubasi:
-

<48 jam

2-5 hari

6-10 hari

11-14 hari

>14 hari

Lokasi infeksi:
-

Internal/umbilikal

Leher,kepala, dinding tubuh

Ekstremitas proksimal

Ekstremitas distal

Tidak diketahui

Imunisasi:
-

Tidak ada

10

Mungkin ada/ibu mendapat

>10 tahun yang lalu

<10 tahun

Proteksi lengkap

Faktor yang memberatkan:


-penyakit/trauma yang membahayakan jiwa

10

-keadaan yg tidak langsung membahayakan jiwa

-keadaan yang tidak membahayakan jiwa

-Trauma atau penyakit ringan

-ASA 1

komplikasi

Padasaluranpernapasan

olehkarenaspasmeototpernapasandanspasmeototlaringdanseri
ngnya kejang menyebabkan terjadinya asfiksia. Karena akumulasi
sekresi
saliva
serta
sukarmenelanairliurdanmakanandanminumansehinggaseringte
rjadipneumonia aspirasi.
Pada kardiovaskular

Komplikasiberupaaktifitassimpatismeningkatantaralainberupatak
ikardia,hipertensi, vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium
Padatulangdanotot
Padaotot karena spasme yang berkepanjangan bisa terjadi
perdarahan
dalamotot.Padatulangdapatterjadifrakturcolumnavertebralisakib
atkejang

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai