TUJUAN
1.Mahasiswa dapat mengetahui struktur litologi, proses, dan ciri bentuklahan
asal genesis.
2.Mahasiswa dapat membuat penampang melintang berdasarkan peta
topografi / peta kontur tersebut.
II.
III.
CARA KERJA
1.Mengamati secara cermat peta topografi / RBI yang tersedia.
2.Membuat pola aliran pada peta RBI yang tersedia dengan berdasarkan garis
kontur (lembah dan punggungan).
3.Mengklasifikasikan jenis pola aliran yang digambar.
4.Menentukan jenis litologi yang ada dengan pendekatan peta RBI / topografi.
5.Menentukan struktur geologi yang bekerja serta mengemukakan bukti-bukti
yang memperkuat.
6.Melengkapi informasi yang ada pada masing-masing peta kontur
berdasarkan bentuklahan, seperti material yang umumnya berada pada
bentuklahan tersebut, serta proses geomorfologisnya berdasarkan referensi
terkait.
7.Membuat penampang melintang A B yang mewakili variasi kenampakan
permukaan yang terdapat dalam peta tersebut, kemudian membuat
keterangan di bawahnya secara rinci dan jelas.
No
Kode
Bentuklahan
Material Penyusun
Proses
Geomorfologis
1.
2.
3.
IV.
DASAR TEORI
Salah satu kunci pokok dlam mempelajari geomorfologi adalah
Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dibandingkan dengan evolusi
yang sederhana Hal ini dapat diketahui bahwa proses yang bekerja pada
suatu kenampakan dibumi saat ini tidak hanya bekerja dalam satu proses,
akan tetapi telah mengalami proses yang banyak, bervariasi maupun
berulang- ulang yang pada akhirnya akan membentuk kenampakan yang
komplek seiring dengan berjalannya waktu. Dalam hal ini struktur geologi
dan litologi memegang peranan penting dalam analisis geomorfologi, karena
dapat diketahui proses- proses yang terjadi baik yang bersifat konstruksional
maupun destruksional.
Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bentuklahan
yang menyusun permukaan bumi, baik di ats maupun dibawah permukaan air
laut, dan menekankan pada asla mula terbentuknya (genesis) serta
perkembangan yang akan datang, dan hubungannya dengan lingkungan
(Verstappen, 1983).
Konsep Dasar Geomorfologi
1. Proses- proses dan hokum- hokum yang sama yang bekaerja sekarang,
bekerja juga dalam waktu geologi, walau tidak selalu dengan intensitas
yang sama.
2. Sturktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam
evolusi
bentuklahan
dan
struktur
geologi
dicerminkan
oleh
bentuklahannya.
3. Proses- proses geomorfik meninggalkan bekas- bekasnya yang nyata pada
bentuk lahan dan setiap proses geomorfik yang berkembang akan
mempunyai karakteristik bentuk lahan yang tertentu.
4. Karena perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi akan
dihasilkan urutan bentuklahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada
tahap- tahap perkembangannya.
5. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dibandingkan dengan
evolusi yang sederhana.
6. Sebagian kecil topografi bumi lebih tua dari tersier dan kebanyakan dari
topografi tersebut lebih muda pleistosen.
7. Interpretasi bentanglahan yang sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa
memperhatikan perubahan- perubahan geologi dan iklim selama
pleistosen.
8. Apresiasi iklim dunia perlu untuk mengetahui berbagai kepentingan suatu
proses geoorfik yang berbeda- beda.
Walaupun geomorfologi menekankan pada bentuklahan yang sekarang,
namun
untuk
mempelajarinya
secara
maksimu
perlu
sejarah
perkembangannya.
Aspek Geomorfologi
1. Morfologi
a. Morfografi
Deskripsi aspek- aspek geomorfologi suatu daerah
b. Morfometri
Aspek kuantitatif / ukuran suatu daerah
2. Morfogenesa
a. Morfo struktur aktif
Proses dinamik endogen atau tektonisme, lipatan dan patahan (sesar)
b. Morfo struktur pasif
Litologi, keduanya baik tipe maupun struktur batuan dalam kaitannya
dengan pelapukan (mekanisme, khemis, dan organis) dan erosi.
3. Morfodinamik
Proses dinamik eksogen dalam kaitannya dengan aktivitas angin, air, dan
es, gerak masa batuan dan volkanisme.
4. Morfokronologi
Umur relative absolute (fosil) dari berbagai bentuklahan
5. Morfo arrangement
Susunan keruangan dan antar hubungan berbagai macam bentuklahan dan
proses yang berkaitan.
Bentuklahan
Kenampakan medan yang dibentuk oleh proses proses alami yang
mempunyi komposisi, julut, serta karakteristik fisikal dan visual tertentu
dimana bentuklahan tersebut ditemukan (Way, 1973)
topografis
(konfigurasi
permukaan:
dtaran
perbukitan,pegunungan)
4. Ekspresi topografi (aspek morfometri) seperti kemiringan bentuk lereng
baik tunggal maupun gabungan.
Dengan memperhatikan ke 4 butir diatas akan dapat memberikan
deskripsi yang mampu memberikan penjelasan tentang sifat dan wataknya
Proses Geomorfologi
1. VOLKANISME
2. DIASTROPISME
Bentuklahan
1. VOLKANIS
2. SRUKTURAL
2.1.
Dataran
2.2.
Plato
2.3.
Kubah/ Dome
2.4.
Lipatan
2.5.
Blok Sesar
2.6.
Kompleks
3. DEGRADASI
3.1.
Pelarutan
3.2.
Gerak massa batuan
3.3.
Erosi
a. Air
b. Gelombang/arus
c. Gleyser (es)
d. Angin
3.4.
Organisme
3.1.
3.2.
karst/pelarutan
Denudasioanl
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
Fluvial
Marin
Glasial
Aeolian
Organik
4. Agradasi
4.1. Air
4.2. Gelombang (Abrasi)
4.3. Gleyser (es)
4.4. Angin(Deflasi)
4.1. Fluvial
4.2 Marin
4.3. Glasial
4.4. Aeolian
5. EKSTRA TERESTRIAL
5. Krater Meteor
Asal Bentuklahan
Vulkanik
Struktural
Denudasional
Fluvial
Marin
Aeolian
Solusional
Glasial
Organik
landai
dari
topografinya
(diperlihatkan
dengan
dome.
Lapisan horizontal, dicirikan dengan permukaan yang datar dengan
garis kontur yang jarang,tebing tebingnya bisa terjal atau
morfologi.
c. Struktur Kekar
Ditandai dengan adanya kelurusan gawir, lembah lembah, bukit
bukit dan celah celah. Sering pula dengan pola tertentu dan tidak
hanya satu arah. Atau dapat pula dilhat dari pola perkembangan
sungainya.
3. Pola Pengaliran
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi:
a. Dendritik
Bantul
Gunungkidul
Rectangular.
4. Menentukan jenis litologi yang ada dengan pendekatan peta RBI /
topografi.
Berdasarkan pendekatan topografi pada peta RBI Lembar 1408
221 Bantul, dapat diperoleh informasi bahwa terdapat empat jenis
litologi yang terdapat di wilayah tersebut, yaitu:
6.
berdasarkan bentuklahan
No
Bentuklahan
Struktural
Pola aliran
Rektangular
Struktur
Material
Proses
geologis
penyusun
geomorfologi
Sesar
dan Breksi
Erosi
Ket
Aeolian
Lipatan
Vulkanik
Pasir
Solusional
rectangular
Sesar
Fluvial
Rektangular
Sesar
Kapur
dan Aluvial
kekar
5
denudasional
rektanguler
Karstifikasi
Erosi
dan -
Sedimentasi
Lipatan,
Breksi
Degradasi
sesar
Vulkanik
berupa gerak
massa
6
marine
dendritik
Tersusun
batuan.
Abrasi,
atas
sedimentasi,
material
tektonik
lepaslepas,
ditandai
adanya
endapan
material
berupa
pasir
7.
B. Pembahasan
Peta yang diamati dan dijadikan sebagai basemap adalah peta RBI
Lembar Dringo dan Peta RBI lembar Bantul. Adapun untuk dapat
mngidentifikasi bentuklahan di daerah tersebut melalui pendekatan garis
kontur yaitu mendasarkan pada informasi kontur yang ada pada peta RBI
serta pola aliran yang ada.
rectangule
r
material-material
sungai
yang
berada
di
atasnya.
batuan
yang
ditunjukkan
sebagai
lengkungan/beberapa
cukup banyak dan tersusun dengan rapi. Di dalam peta geologi juga
telah dijelaskan bahwa bentuklahan ini termasuk dalam formasi
wonosari.Yang mana formasi ini tersusun atas batugamping berlapis
dan batugamping terumbu, batugamping napalan dan betugamping
konglomeratan, batupasir tufan serta batulanau.
d. Bentuklahan Asal Fluvial
Bentuklahan asal fluvial merupakan bentuklahan yang paling besar
yang ditemui dalam peta yang digunakan untuk praktikum. Bentuklahan
asal fluvial ini dipengaruhi oleh proses erosi, transportasi, dan
sedimentasi. Bentuklahan ini dapat diidentifikasi dari penggunaan
lahan. Penggunaan lahan yang ada pada bentuklahan asal fluvial adalah
sawah irigasi, sehingga bisa terjadi proses erosi dan transportasi yang
dimulai dari anak anak sungai.
e. Bentuklahan asal marine
Merupakan semua bentuklahan yangdihasilkan oleh aktivitas laut, yaitu
adanya gelombang dan arus laut dan tersusun atas material lepas
lepas. Dalam peta RBI ditunjukkan dengan adanya garis kontur yang
bersifat renggang sehingga daerah tersebut berelief datar serta didapat
kenampakan adanya endapan material yang berupa pasir. Keberadaan
material tersebut dipengaruhi oleh aliran sungai yakni sungai opak oyo.
Kenampakan lain yang terlihat adalah bentuk garis pantai yang
cenderung lurus. Proses yang terjadi pada daerah ini adalah
pengendapan atau sedimentasi serta bentukan lahan yang dipengaruhi
oleh angin.
f. Bentuklahan asal denudasional
Merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan
kemudian diakhiri prosespengendapan. Semua proses pada batuan baik
secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi
desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang
berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi,
tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian
terendapkan. Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter
utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis
batuannya, vegetasi, dan relief. Bentukan ini terbentuk oleh proses
gradasi yang di dalamnya terdapat dua proses yaitu proses agradasi, dan
proses degradasi. Proses agradasi adalah berbagai proses sedimentasi
dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses
degradasi. Sedangkan proses degradasi adalah proses hilangnya lapisanlapisan dari permukaan bumi. Proses degradasi adalah proses yang
paling dominan yang terjadi. Satuan geomorfologi dari bentukan ini ada
8 macam, yaitu pegunungan terkikis, perbukitan terkikis, bukit sisa,
bukit terisolasi, dataran nyaris, lereng kaki, pegunungan/ perbukitan
dengan gerakan masa batuan, dan lahan rusak.
Adapun simbol area yang digunakan dalam enyusunan peta
bentuklahan di daerah ini adalah sebagai berikut :
= Bentuklahan Solusional
= Bentuklahan Struktural
= Bentuklahan Aeolian
= Bentuklahan Fluvial
= Bentuklahan marine
= Bentuklahan denudasional
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Basemap yang digunakan dalam praktikum adalah peta RBI lembar
Dringo dan Bantul
2. Pola aliran di daerah tersebut adalah rektanguler. Hal ini dapat diketahui
karena terbentuk pada kekar atau sesar yang memiliki sudut kemiringan
yang ada pada daerah tersebut.
3. Jenis litologi yang terdapat diwilayah tersebut adalah :
a. Batuan keras (litologi resisten)
b. Batuan lunak (litologi non resisten)
c. Batuan urai (endapan aluvial)
d. Batuan karbonat (karst topografi)
4. Struktur geologi yang bekerja adalah sesar, lipatan, kekar. bukti yang
menguatkan struktur geologi kekar / retakan ditemukan di daerah kars
pegunungan selatan tersebut karena bentuklahan karst dicirikan memiliki
struktur kekar. Bukti adanya patahan adalah dapat dilihat dari Sungai
oyo. Sungai ini merupakan sungai yang dilalui oleh jalur patahan.
5. Bentuklahan yang dapat diidentifikasi dari peta tersebut antara lain :
Bentuklahan Struktural, Bentuklahan Aeolian, Bentuklahan Solusional,
Bentuklahan Asal Fluvial, Bentuklahan asal marine, Bentuklahan asal
denudasional. Masing masing bentuklahan memiliki karakteristik
tersendiri.
6. Penggunaan penampang melintang berfungsi untuk menunjukkan dan
mewakili bentuklahan yang ada di dalam peta.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
Makalah