Anda di halaman 1dari 2

c.

Modul Moulding Sand


1.

2.

Tujuan Percobaan
Dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan
hubungannya antara sifat-sifat pasir cetak dengan
proses penuangan yang meliputi
a. Distribusi besar butir pasir
b. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak
c. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser,
dan kekuatan tekan terhadap kadar air serta bahan
aditif dalam pasir cetak
d. Mampu bentuk(flowability)dari pasir cetak
e. Perbedaan karakteristik antara pasir basah(green
sand), pasir kering(dry sand) dan pasir kering
tanpa dengan pemanasan (holding sand)
Dasar Teori
Pendahuluan
Metal casting merupakan proses pembentukan logam
(ferrous dan non ferrous) dengan cara memasukkan
logam cair kedalam cetakan berongga dan dilanjutkan
dengan proses solidifikasi. Proses pengecoran
dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
cetakan yang diklasifikasikan berdasarkan :
a. Material cetakaannya. Metode pengecoran dibagi
menjadi cetakan pasir, cetakan keramik, cetakan
logam
b. Berdasarkan tekanan yang diberikan saat logam
cair mengisi cetakan. Metode penegcoran
diklasifikasikan menjadi :
Gravity casting menggunakan gaya
gravitasi,
Low Pressure Die Casting, tekanan
dibawah 20 Mpa,
High Pressure Die Casting, Tekanan 2080 Mpa.
Centrifugal casting, penuangan logam
dengan gaya sentrifugal.
Vacuum casting, cetakan pasir tanpa
binder dan air.

Pada . penggunaan cetakan pasir dapat mengontrol laju


pendinginan.

1.

2.

3.

4.

5.

Terdapat 3 jenis cetakan pasir yaitu:

b.

Cetakan pasir kering ( Dry-Sand Molds) yakni


cetakan yang mneggunakan bahan pengikat
organic dan kemudian dibakar dalam oven dengan
suhu antara 200-300C yang bertujuan untuk
menguatkan ikatan antar pasir agar kuat dan keras.
Cetakan apsir basah (Green Sand Molds) yakni
cetakan yang terdiri dari pasir yang masih
mengandung air.

8.

Syarat Pasir Sebagai Cetakan

6.

a.

Cetakan kulit kering (Skin-dried Molds) yakni


cetakan yang diperoleh dengan mengeringkan
permukaan pasir basah sedalam 1.2-2.5 cm pada
permukaan rongga cetakan.

7.

Memiliki sifat mampu bentuk yang kuat


Bertujuan untuk memudahkan untuk
membuat cetakan pasir dengan kekuatan yang
diinginkan, dimana ketika dipindah-pindah cetakan
tidak akan rusak. Cetakan yang kuat juga akan dapat
menahan logam cair saat penuangan kedalam cetakan
Permeabilitas yang cocok
Permeabilitas
berhubungan
dengan
kemampuan pasir melewatkan gas dari dalam cetakan
(sela-sela butir pasir) maupun gas dari dalam logam
cair, sehingga cacat seperti rongga penyusutan,
gelembung gas atau kekasaran permukaan dapat
diminimalisir.
Flowability yang baik
Pasir mamou mengisi ruangan-ruangan dari
cetakan dengan merata dan seragam.
Tahan terhadap temperature logam
Temperature penuangan yang biasa digunakan untuk
bermacam-macam logam coran. Seperti temperature
baja tahan karat 1700-1750C, baja cor 1500-1550C,
besi cor 1250-1450C, Bronze 1100-1250C,
Kuningan 950-1100C dan aluminium 600-700C.
Distribusi besar butir pasir yang cocok
Ukuran dan distribusi pasir mempengaruhi
permeabilitas cetakan. Semakin halus butir pasir maka
permukaan hasil coram semakin halus. Jika butir pasir
terlalu besar maka permukaan hasil coran akan kasar.
Tetapi jika ukuran butir pasir terlalu halus maka gas
akan sulit keluar.
Sifat adhesive yang baik
Apabila sifat adhesive cetakan pasir baik,
maka cetakan tidak akan mudah ambruk/ terlepas dari
dinding kup dan drag sebelum proses penuangan.
Sifat kohesif
Sifat ini berhubungan antara sesame butri
pasir maupun antara butir pasir komponen penyusun
cetakan. Dengan adanya sifat kohesif diharapkan
kekuatan mekanis antara butir pasir cetak semakin
baik. Kekuatan mekanis yang berhubungan dengan
sifat ini antara lain :
Kekuatan basa, karena adanya kandungan air

Kkuatan kering, kekuatan tanpa kandungan


air
Kekuatan panas, kekuatan menahan ekspansi
panas logam cair
Kekuatan kimi, tidak mudah bereaksi dengan
logam cair
Kekuatan terhadap temperature tinggi.
Sifat Collapsibility
Collapsibility merupakan sifat mampu
ambruk cetakan/ dapat dihancurkan, terutama untuk
core sand. Sifat tersebut diperlukan agar pasir mudah
direklamasi dan digunakan kembali.
Hal ini berhubungan dengan faktor efisiensi
biaya, tempat pembuangan limbah dan ketersediaan
pasir baru.

9.

Binder yang umumnya digunakan yaitu bentonit, tanah


lempung dan resin yang bertujuan utnuk meningkatlan
plastisitas cetakan bila bertemu air karena terjadinya
penggelembungan. Pada praktikum ini yang digunakan
adalah bentonit sejenins tanah lempung dengan ukuran
butir pasir 20-0.1 nano dimna fasa penyusunnya
monmorilonit
3. Air
Kadar air memiliki pengaruh yang kompleks pada sifat yang
dimiliki pasir cetak. Kadar air mempengaruhi plastisitas dan
permeabilitas dan densitas cetakan pasir
4. Aditif
Merupakan bahan tambahan khusus sekitas 1 % kedalam
campuran pasir.
Meningkatkan kehalusan permukaan : coal-dust,
bubuk arang
Meredam
tegangan akibat
pemuaian dan
permeabilitas : serbuk gergaji, tepung
Mengningkatkan ketahanan panas : zircon dan
cromite
Meningkatkan collapsibility : serbuk gergaji
Coating : alumina dan grafit

Koefisien muai yang rendah


Cetakan pasir yang mempunyai koefisien
muai yang rendah, tidak akan mudah mengalami
pemuaian yang berlebih ketika enuangan logam cair.

Bentuk dan Distribusi Pasir


Bentuk butir pasir akan mempengaruhi flowability,
permeabilitas dan sifat mekanik dari pasir dan cetakannya. Pasir
berdasarkan bentuknya di klasifikasikan menjadi

Jenis butir pasir bulat baik sebagai pasir cetak, karena


tidak memiliki sudut sebab tiap butri pasir dapat saling mengisi
kekosongn antar butri sehingga permeabilitas yang dihasilkan
lebih rapat.untuk butir pasir yang berbentuk Kristal, sulit bagi
pasir untuk saling mengisi kekosongan ruang sehingga
permeabilitas yang dihasilkan tidak dapat diprediksi. Pada buku
teknik pengecoran logam oleh Tata Surdia menjelaskan bentuk
distribusi pasir ynag mendekati ideal adalah dua pertiga dari
jumlah pasir yang digunakan terletak pada tiga nomer sieve
yang berurutan.
Bahan Pasir Cetak

1. Pasir
Silica (SiO2) : digunakan untuk seluruh pengecoran
logam dengan pasir cetak
Zircon (ZrO2) : digunakan sebagai facing sand
Cromit (FeO. Cr2O3) : digunakan sebagai facing sand
2. Binder

Bahan pasir cetak yang umumnya digunakan adalah


pasir silica. Penggunaan aditif sepeti cereal atau tepung jagung
bergunan untuk meningkatkan fluiditas dan kolapsabilitas dari
pasir cetak. Zat yang berfungsi sebagai pengikat adalah bentonit
yang jika terkena air akan meningkatkan plasitisitasnya dan
mampu mengikat antar butir.
Apabila air semakin banayk sedangkan tananh
lempung jumlahnya tetap atau seblaiknya maka kekuatan
berangsur-angsur ke titik maksimum dan seterusnya menurun.
Ketika kadar air kurang maka lempung akan mengalami
penurunan kekuatan karena kurang lekat,

Pembuatan Core Sand (Inti)


Merupakan suatu bentuk dari pasir yang dipasang pada rongga
cetakan untuk mencegah pengisian logam pada bagian yang
seharusnya berbentuk lubang. Inti ini dapat berupa inti minysk,
inti kulit, inti CO2, inti udara. Contoh pembuatan inti, harus
diganti dengan pasir baru yang akan dilapisi resin sebanyak 23% dan dikeringkan dengan Hot Box.
3.

Alat dan Bahan


Pengujian Distribusi pasir
a) Pasir baru
b) Timbangan

Tanggal

: 22 Maret 2016

Nama

: Vithiya Sri Yulina

Skala

: 1:1

NPM

: 13063925550

Kelompok

:5

Praktikum Cor

LABORATORIUM METALURGI PROSES

Peringatan:

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

c) Mesh / Alat pengayakan


d) Saringan dengan mesh berbeda

C. Uji Kekuatan Tekan

Flowbility

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Persiapan sebelum
percobaan yaitu
kalibrasi timbangan,
menyaring pasir baru &
hitung komposisi
bentonit, serbuk arang
& molases,

Pasir baru
Timbangan
Alat pengayak
Saringan
Bentonit
Bubuk arang
Molasses
Cetakan silinder
Rammer

Lalu sampel kering


yang didapatkan
dari sampel basah
yang dikeringkan
di dalam oven
untuk pengujian
dry strength

Uji Kekuatan Tekan & Geser

a)
b)
c)
d)
e)

Siapkan oven dan


alat universal
strength machine
dan alas koran

Sampel yang
digunakan teridiri
dari sampel basah
untuk pengujian
green strength

D. Uji Kekuatan Geser


Persiapan sebelum
percobaan yaitu
kalibrasi timbangan,
menyaring pasir baru &
hitung komposisi
bentonit, serbuk arang
& molases,

Siapkan cetakan
silinder & alat rammer,
campurkan semua
bahan dan timbang
adonan pasir cetak
sebanyak 154 gram

Lalu sampel kering


yang didapatkan
dari sampel basah
yang dikeringkan
di dalam oven
untuk pengujian
dry strength

Masukan adonan
kedalam cetakan
silinder, padatkan
dengan rammer

Siapkan oven dan


alat universal
strength machine
dan alas koran

Sampel yang
digunakan teridiri
dari sampel basah
untuk pengujian
green strength

5. Literatur
Modul Praktikum Metalurgi Proses 2016
Siapkan cetakan
silinder & alat rammer,
campurkan semua
bahan dan timbang
adonan pasir cetak
sebanyak 154 gram

Masukan adonan
kedalam cetakan
silinder, padatkan
dengan rammer

Pasir baru

Timbanngan
Alat pengayak
Saringan
Bentonit

Lalu sampel
holding yang
didapatkan dari
pengeringan
sampel basah
pada suhu kamar
selama 24 jam

4. Prosedur Percobaan (Flowchart Diagram)


A. Pengujian Distribusi Pasir

Timbang & catat


setiap
mesh(ayakan)
yang akan
digunakan

Susun mesh dengan


urutan nomor sieve
yang terkecil pada
mesin pengguncang

Timbang & catat


berat pasir serta
mesh

Putar tombol mesin


pengguncang ke
arah 1 & lakukan
pengujian selama 15
menit

Masukan pasir pada


mesh yang paling
atas dan ditutup

Selisih antara berat


mesh dan berat
pasir di dalam mesh
merupakan berat
pasir pada setiap
mesh

Hitungan % berat
dan GNF dengan
rumus

Persiapan sebelum
percobaan yaitu
kalibrasi timbangan
& menyaring pasir
baru

Masukan sampel
kering ke oven dan
pisahkan dengan
sampel holding

Siapkan sampel
basah pada holder
di USM

Lalu sampel
holding yang
didapatkan dari
pengeringan
sampel basah
pada suhu kamar
selama 24 jam

Masukan sampel
kering ke oven dan
pisahkan dengan
sampel holding

Siapkan sampel
basah pada holder
di USM

Nyalakan alat,
maka pengujian
akan berhenti
otomatis dan catat
nilai oada
indikator magnet

Siapkan kertas
koran sebagai alas

Pastikan magnet
untuk indikator di
skala 0

Nyalakan alat,
maka ketika
sampel retak dan
hancur matikan
alat

Siapkan kertas
koran sebagai alas

Pastikan magnet
untuk indikator di
skala 0

Keluarkan sampel
kering dari oven
dan dinginkan
selama 5 menit

Ulangi pengujian
untuk sampel
kering

Setelah 24 jam
lakukan pengujian
yang sama untuk
sampel holding

Keluarkan sampel
kering dari oven
dan dinginkan
selama 5 menit

Ulangi pengujian
untuk sampel
kering

Setelah 24 jam
lakukan pengujian
yang sama untuk
sampel holding

Bersihkan alat,
letakkan pada
tempat awal, dan
matikan USM

Bandingkan 3 hasil
pengujian dan juga
dengan literatur

Bersihkan alat,
letakkan pada
tempat awal, dan
matikan USM

Bandingkan 3 hasil
pengujian dan juga
dengan literatur

B. Pengujian Flowability
Persiapan sebelum
percobaan yaitu kalibrasi
timbangan, menyaring
pasir baru, & menghitung
komposisi bentonit, serbuk
arang & molases

Sampel yang
digunakan
sebanyak 3
sampel.

Siapkan cetakan
silinder & alat
rammer,
campurkan
semua bahan
dan timbang
adonan pasir
cetak sebanyak
154 gram

Masukan adonan
kedalam cetakan
silinder, padatkan
dengan rammer

Tanggal

: 22 Maret 2016

Nama

: Vithiya Sri Yulina

Skala

: 1:1

NPM

: 13063925550

Kelompok

:5

Praktikum Cor
Hitung ketinggian
sampel yang telah
di ramming, lalu
menambahkan
0.3 mm pada hasil
pengukuran

Bandingkan hasil
pengukuran
dengan grafik
tinggi sampel vs
flowability.
Bersihkan alat
dan letakkan
ditempat semula

LABORATORIUM METALURGI PROSES

Peringatan:

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai