Panduan Terhadap Manajemen Pasien Dengan Penyakit Periodontal Kronis Pada Praktek
Dokter Gigi Umum
OLEH
Nama
Stambuk
: J111 11 002
Pembimbing
Sebagian besar pasien akan mengalami penyakit yang berhubungan dengan gingival,
pada beberapa waktu dalam hidup mereka, dan hingga seperempat dari mereka rentan terhadap
penyakit periodontal lanjut. Sehingga, diperlukan manajemen efektif yang merupakan bagian
penting dari praktek dokter gigi umum. Makalah ini memberikan pedoman manajemen yang
menggabungkan penilaian periodontal, manajemen kebersihan mulut pasien dan faktor risiko
yang dapat dimodifikasi. Hal tersebut dibuat dalam format diagram flow muntuk membantu
manajemen non-bedah gingiva kronis dan penyakit periodontal dalam praktek dokter gigi umum.
Sebagian besar pasien memiliki riwayat penyakit gingiva yang diantaranya10 -15%
sedang menderita '1,2 penyakit periodontal lanjut. Penyakit periodontal yang tidak dirawat karena
tidak terdiagnosis merupakan salah satu daerah yang paling cepat berkembang dari litigasion
dalam kedokteran gigi3 dan terdapat panduan terbatas untuk manajemen.
'Plak gigi adalah faktor etiologi utama dalam patogenesis periodontitis. Respon host
ini ,adalah efek modifikasi dari variable faktor risiko dan tantangan bakteri dari plak gigi dapat
menggambarkan varietas pola penyakit dan diagnosa '.4
Penyakit periodontal kronis (gingivitis kronis dan periodontitis kronis) merupakan
bentuk penyakit periodontal yang paling umum. Dengan 'populasi penuaan, periodontitis kronis
merupakan beban kesehatan yang signifikan dan berkembang sebesar 85% pada orang dewasa di
atas 65-tahun tampak kerusakan periodontal kronis '.5
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menghasilkan pedoman pada manajemen nonbedah penyakit periodontal kronis dengan praktek dokter gigi umum. Pedoman ini dirumuskan
sesuai faktor risiko pasien dan kebersihan mulut (OH). Suatu 'proses dari penyakit periodontal
kronis berhubungan erat dengan jumlah plak gigi ', 2,6-9'keberhasilan dalam perawatan periodontal
kronis tergantung pada kemampuan dan kemauan dari pasien
pemeriksaan.14
BPE
memberikanrepresentasi
yang
luas
terhadap
tingka
tpenyakit; tidak memberikan diagnosis.13 Tabel 4 menunjukkan bagaimana kode BPE yang sama
dapat menyebabkan diagnosis yang sangat berbeda.
DIAGNOSIS PENYAKIT PERIODONTAL
Jurnal ini berfokus pada manajemen penyakit periodontal kronis, bentuk lain dari
manajemen periodontitis yang berbeda sehingga diagnosis yang benar sangat penting.Untuk
mendiagnosa suatu penyakit,
Scoring Plak dapat digunakan tidak hanya untuk meningkatkan kepatuhan tetapi juga
untuk memberi panduan ketika pasien mungkin mendapatkan respon terbaik dari penerapan
RSD. Skor plak untuk respon poket yang baik harus kurang dari 25%, skor plak yang optimal
kurang dari 10%.27,28 Dengan pemikiran ini 15% disarankan sebagai skor plak maksimum dan
skor perdarahan harus sebelum memperoleh RSD untuk mendapatkan respon yang lebih
bermanfaat.
Menggambarkan PROTOKOL
Panduan dirumuskan (Tabel 8, Gambar 1-3) telah dihasilkan dalam model diagram
flow untuk setiap skor BPE, berikut diagnosis baik gingivitis kronis atau periodontitis. Faktor
risiko harus dinilai pada kunjungan pertama.Beberapa faktor risiko yang dapat dimodifikasi
harus ditangani hingga sesuai saran yang diberikan OHI atau OHE. Hal ini harus mencakup,
ketepatan, berhenti merokok, rujukan ke GMP jika terdapat hubungan kondisi medis
atau
penggunaan obat-obatan.
Penilaian Kebersihan mulut menilai pasien biasanya dilakukan secara otomatis selama
kunjungan pemeriksaan. Termasuk mengecek kesehatan gingiva, jumlah plak dan mencatat home
care pasien. Selanjutnya ,kebersihan mulut pasien harus digolongkan sebagai baik, sedang atau
buruk dan ini akan menentukan manajemen bagian yang diikuti. tabel 8 memberikan panduan
tentang cara mengkategorikan oral hygiene pasien.
Penilaian periodontal termasuk clinical attachment loss, mobilitas, bifurkasi, supurasi
dan perdarahan. Setiap skor sextants kode empat dalm BPE mengindikasikan kebutuhan
penilaian periodontal. BPE dengan kode tiga dapat mewakili baik gingivitis kronis dengan false
poket atau penyakit periodontal awal pasien, tingkat kebersihan mulut dan radiografi harus
digunakanuntuk membantu menentukan apakah terdapat true atau false poket sehingga
menentukan kebutuhan suatu penilaian periodontal. Sebaiknya BPE kode tiga dipertahankan
selanjutnya dihilangkan dari faktor lokal suatu pemeriksaan periodontal harus dilakukan.
Radiografi
Radiografi, di mana dibenarkan, untuk menunjukkan tingkat tulang horisontal, setiap
defek tulang vertical dan keterlibatan furkasi yang lengkap. Untuk baseline sebagian besar
bitewing radiografi cukup untuk menunjukkan kepadatan tulang pada sextants posterior. Vertikal
bitewings dapat membantu di mana telah terjadi kehilangan/keroposan/kerapuhan tulang.
Tampakan lokal dibenarkan ketika kepadatan tulang tidak sepenuhnya terlihat pada
bitewing, atau jika kode empat terdapat pada sextants anterior. Long cone periapikal disarankan
untuk tampakan lokal.2radiografi lanjut hanya diperlukan jika dibenarkan secara klinis.
Flow chart
Perawatan pada flow chart (Tabel 8, Gambar 1-3) harus diikuti untuk skor kode BPE
tertinggi pada pasien yang telah menyetujui manajemen.
BPE tiga memiliki dua tahap, tahap pertama dilakukan untuk menyelesaikan setiap
false poket dan menghilangkan endapan deposit kalkulus yang akan menghambat keakuratan
pemeriksaan periodontal.Pada tiga bulan selanjutnya jika masih kode tiga, tahap kedua diikuti.
BPE empat juga memiliki dua tahap; tahap pertama melibatkan penerapan awal RSD
terlepas dari OH. Penerapan awal RSD dipasien yang termotivasi, tetapi memiliki kebersihan
mulut yang sub optimal dapat bermanfaat dan menggembirakan. Suatu sesi tunggal dari
desinfeksi ultrasonic seluruh mulut adalah pendekatan perawatan awal dibenarkan yang
menawarkan manfaat untuk pasien periodontitis kronis '.29
Manajemen selanjutnya harus berdasarkan OH pasien (melalui skor plak dan
perdarahan skor) dan motivasi.
Pedoman ini menyarankan RSD ketika plak atau skor perdarahan adalah 15% atau di
bawah, lebih dari ini dan OHE merupakan manajemen yang disarankan. Preferensi pasien dan
perawatan lain yang diperlukan harus dipertimbangkan ketika memutuskan desinfeksi seluruh
mulut atau manajemen split. Hasil tidak terpengaruh terhadap jenis manajemen yang dipilih.30
Recall Interval
Recall interval juga telah disarankan berdasarkan oral hygiene dan memodifikasi
faktor resiko yang signifikan.24 Format tabel adalah'cara sederhana menempatkan pasien menjadi
kategori recall terendah yang terpilih. Warna kode ini: merah resiko tinggi, recall interval
singkat; hijau - risiko rendah,recall interval yang lama '. 24 terdapat pula metode lebih canggih
yang tersedia untuk menentukan risiko, perkembangan dan perawatan modalitas seperti 'PreViser
Risk Calculator'.24Ketika
seharusnya 'ditekankan bahwa mereka dapat mengubah risiko penyakit mereka sendiri
(meningkatkan OH mereka atau dengan smoking cessation) dan yang melakukannya, tidak perlu
recalling sesering mungkin '.24 'Pada pasien dengan faktor risiko non-dimodifikasi diharapkan
untuk lebih sering melihat mereka '.24Tolong dicatat bahwa ketika menentukan sebuah recall
keseluruhan faktor pasien lainnya juga harus disertakan sejalan dengan panduan NICE pada
recall gigi.31
Pada pemeriksaan recall penilaian dimulai lagi seperti melakukan flow chart
tergantung pada skor BPE. Pasien yang sering berkunjung atau memiliki kepatuhan
rendah,manajemen harus mengikuti kode warna merah pada flow chart. Diagram flow hanyalah
panduan perawatan dan seharusnya tidak menggantikan penilaian klinis.
Setelah kondisi periodontal stabil (poket 4 mm atau kurang, kebersihan mulut yang
baik dengan plak dan perdarahan skor di bawah 15%), pasien perlu dimasukkan ke bagian
penyeimbangan untuk memastikan stabilitas jangka panjang.
Rujukan untuk perawatan sekunder atau tersier harus dipertimbangkan bagi pasien
termotivasi dengan OH optimal yang memiliki manajemmen perbaikan kekurangan
berikutnya. Mungkin
dikarenakan
Anda.3'Apakah kasus tersebut dibuat dalam bentuk keluhan, atau klaim kelalaian, dua pertanyaan
selalu muncul: apakah dokter gigi yang bersangkutan mendiagnosa dengan benar, merawat dan
memonitoring penyakit periodontal? Apakah melakukan diskusi kritis dan penjelasan antara
dokter
gigi
dan
pasien?'.3Catatan
perlu
menyertakan
BPE,
diagnosis
dan
proses
persetujuan. Persetujuan meliputi: apakah penyakit periodontal itu, proses dan bagaimana
ditangani, pilihan perawatan,masukan seumur hidup diperlukan, faktor risiko dan efek samping
perawatan. Pasien yang menurun manajemennya, sering melupakan janji atau memiliki
kepatuhan yang rendah harus dibuat sadar akan konsekuensi kondisi periodontal tidak stabil
mereka dan ini harus dilaporkan.
KESIMPULAN
Panduan telah disarankan dalam bentuk diagram flow untuk membantu dokter dalam
manajemen non-bedah penyakit periodontal kronis pada praktek gigi umum. Panduan tersebut
meliputi penilaian, manajemendan recall yang didasarkan pada kebersihan mulut pasien dan
faktor risiko sehingga mereka bisa menyesuaikan manajemen yang menguntungkan bagi mereka
semua
DAFTAR PUSTAKA
1. National Institute for Health and Care Excellence. Gingivitis and periodontitis.
Online information available at www.evidence.nhs.uk/topic/gingivitisandperiodontitis (accessed
April 2015).
2. British Society of Periodontology. Young practitioners guide to periodontology, 2nd
edition.
Online
information
available
at
http://www.bsperio.org.uk/
10. Van der Weijden F, Slot D E. Oral hygiene in the prevention of periodontal
diseases: the evidence. Periodontology 2000 2011; 55: 104123.
11. Schatzle M, Loe H, Lang N.P, Burgin W, Anerud A, Boysen H. The clinical course
of chronic periodontitis: IV. Gingival inflammation as a risk factor in tooth mortality. J Clin
Periodontol 2004; 31: 11221127.
12. Stabholz A, Aubrey Soskolne W, Shapira L. Genetic and environmental risk factors
for chronic periodontitis and aggressive periodontitis. Periodontology 2000 2010; 53: 138153.
13. British Society of Periodontology. Basic periodontal examination. 2011. Online
information
available
at
http://www.bsperio.org.uk/publications/down-
Kingdom.
2001.
Online
information
available
at
http://www.
diseases
in
primary
care.
2014.
Online
information
available
at