Anda di halaman 1dari 19

BAB III

ANALISIS LINGKUNGAN

UPT Puseksmas Kecamatan Labuhan Badas dalam menjalankan tugas dan


fungsinya sebagai lini terdepan dalam pelayanan kesehatan tentu tidak terlepas dari
permasalahan yang dihadapi, baik internal maupun eksternal dan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan
dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Adapun tantangan yang paling nyata dihadapi
kedepan terkait dengan kesehatan adalah bahwa dinamika pembangunan
kesehatan terus bergerak dengan cepat yang diakibatkan oleh adanya
perkembangan global di berbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat
dihindari, seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi oleh
berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi, hal ini tentu akan berimplikasi pula terhadap kebijakan yang akan
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa agar adanya sinergi dan
kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.
A. Analisis Permasalahan Internal dan Ekternal
Metode yang digunakan didalam melakukan analisa terhadap permasalahan
internal maupun eksternal di UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas yaitu
metode SWOT Analisis. Dalam analisi SWOT Lingkungan Internal meliputi
Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan Lingkungan
eksternal meliputi Opportunity (Peluang) dan Threath (Ancaman).
Kekuatan (Strength) :
1) Adanya struktur organisasi yang sesuai Permenkes No.75 Tahun 2014
cukup efektif dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
2) Adanya pedoman manajemen puskesmas yang diatur dalam Permenkes
No. 44 Tahun 2016.
3) Adanya standar operasi prosedur (SOP) dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajerial dan pelayanan kesehatan promotif,preventif dan kuratif.
4) Adanya dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dalam bentuk dana JKN,BOK dan Dana Operasional
5) Tersusunnya program kesehatan yang berorientasi pada pencapaian misi
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
6) Adanya komitmen seluruh jajaran organisasi untuk mewujudkan kinerja
optimal dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Kelemahan (Weakness) :
1) Belum mantapnya koordinasi lintas sektoral dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat;
2) Belum tercukupinya kebutuhan sumber daya tenaga kesehatan;
3) Masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyararakat;
4) Keterbatasan alat-alat kesehatan dan obat-obatan sehingga menghambat
dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5) Belum optimalnya pengawasan dan pengendalian terhadap berbagai
upaya Pelayanan kesehatan masyarakat;
Peluang (Opportunity) :
1) Adanya komitmen yang sinergis antara Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa yang menempatkan
pembangunan kesehatan sebagai fokus pembangunan dalam rangka
mendukung pencapaian masyarakat yang sejahtera.
2) Adanya komitmen yang sinergis antara Pemerintah Kecamatan, Pemerintah
Desa, Petugas Kesehatan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Kapolsek,
Koramil, LPMD, BPD dalam rangka mendukung program-program
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3) Adanya peningkatan tingkat pemahaman masyarakat bahwa kesehatan
merupakan investasi bagi masa depan yang lebih baik.
4) Dukungan Kebijakan Pembangunan Nasional yang dimulai dari spirit
membangun wilayah Indonesia mulai dari daerah pesisir, perbatasan,
kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan.
5) Adanya sistem informasi kesehatan berbasis IT, mulai dari sistem informasi
kesehatan nasional (SIKNAS) sampai sistem informasi kesehatan daerah
(SIKDA).
6) Potensi sumber daya masyarakat di Kecamatan Labuhan Badas yang cukup
kondusif untuk didayagunakan dalam pembangunan kesehatan.
Tantangan (Threat):
1) Adanya potensi bencana alam dan musibah massal mengingat kondisi
geografis sebagian wilayah UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas
yang dekat mulut sungai;
2) Luasnya daerah sasaran yang harus dijangkau dalam upaya pembangunan
kesehatan secara bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan.
3) Adanya kecenderungan peningkatan kasus penyakit berbasis lingkungan
akibat dari pola hidup masyarakat yang tidak sesuai dengan PHBS.
4) Pada beberapa tempat masih ada keluarga yang belum memiliki jamban
sehat serta sistem pengelolaan limbah rumah tangga yang belum maksimal.
5) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
dan tidak diimbangi oleh adanya ketersediaan tenaga kesehatan yang
memadai.
6) Partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan masih
perlu peningkatan.
7) Belum optimalnya peran serta para pemangku kepentingan (Stakeholders)
dan sumber daya masyarakat dalam mewujudkan misi pembangunan
kesehatan.
B. Penentuan Isu-Isu Strategis
Penentuan isu-isu strategis didasarkan pada hasil analisis terhadap lingkungan
internal dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan
kekuatan dan kelemahan pada UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas
dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta misi dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Penentuan isu-isu strategis digunakan sebagai acuan
dalam menentukan program dan kegiatan yang menjadi prioritas selama lima
tahun kedepan tahun 2016-2021. Dari hasil analisis faktor internal dan eksternal
dirumuskan isu-isu strategis sebagai berikut :
1. Ada beberapa bangunan UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas
yang kurang representatif lagi didalam memberikan pelayanan kesehatan
yang maksimal sehingga perlu dilakukan renovasi untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
2. Belum terakreditasinya UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas
sehingga dapat menimbulkan permasalahan didalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
3. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat diupayakan untuk selalu
mengacu pada Standar Operasional dan Prosedur (SOP )

Berdasarkan penentuan isu-isu strategis maka faktor-faktor kunci keberhasilan yang


dapat dilakukan oleh UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten
Sumbawa dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada
masyarakat dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas layanan kesehatan berdasarkan komitmen seluruh aparatur
organisasi untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
terjangkau dan berkesinambungan.
2. Menjadikan UPT Pusksmas Kecamatan Labuhan Badas sebagai Puskesmas
yang terakreditasi.
3. Optimalisasi derajat kesehatan masrayakat berbasis sumber daya masyarakat
yang potensial untuk mewujudkan kemandirian hidup sehat.
4. Pemanfaatan secara optimal dukungan eksternal guna optimalisasi derajat
kesehatan masyakat.
Analisa lingkungan bisnis dilakukan melalui analisa SWOT yakni menilai
kekuatan terhadap kelemahannya, dan peluang terhadap ancaman dari pesaing.
Ada 4 kuadran posisi organisasi hasil analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan
pada peninjauan dan penilaian atas keadaan-keadaan yang dianggap sebagai
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman
(threat). Setelah diketahui gambaran mengenai posisi/keadaan organisasi saat ini,
maka akan dapat ditentukan beberapa alternatif langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang
dengan cara memaksimumkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta
meminimumkan kelemahan dan mengatasi ancaman yang dihadapi.
Dalam bentuk diagram, gambaran perusahaan pada saat ini berdasarkan
analisis SWOT dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Peluang

I
II Stable GROWTH
STABIL Aggressive Growth
Maintenance

Selective Rapid
Maintenance Growth Kekuatan
X
Turn Arround
Kelemahan Giurella Conglomerat
Diversification
Nice Concentric
diversification
III IV
DEFENSIF Y DIVERSIFIKASI
Ancaman

Anatomi Kuadran
a) Kuadran I
Dalam hal perusahaan pada posisi ini maka pengembangan dan pertumbuhan
secara agresif sangat terbuka karena organisasi memiliki kekuatan dan peluang
yang cukup untuk itu. Pengembangan yang dapat dilakukan antara lain dengan
hal-hal sebagai berikut:
1) Penetrasi pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya
pemasaran yang lebih agresif pada pasar yang telah ada (meningkatkan
penguasaan pasar/pangsa pasar).
2) Pengembangan pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya
meluaskan pasar (membuka pasar baru/segmentasi pasar).
3) Pengembangan produk, yakni meningkatkan volume usaha dengan
mengembangkan produk-produk baru baik penyempurnaan produk untuk
pasar yang telah ada maupun penciptaan produk baru.Sebagai contoh
adalah pengembangan keterpaduan pelayanan untuk meningkatkan kualitas
out put pelayanan dan kepuasan pelanggan.

b) Kuadran II
Organisasi yang ada pada kuadran ini akan tetap masih dapat
berkembang/tumbuh apabila secara jeli mampu memilih peluang dalam bersaing
dengan menekan kelemahan yang ada. Beberapa pilihan untuk berkembang
antara lain dengan memperbaiki mutu layanan, pemberlakuan tarif yang
kompetitif (pricing policy), dan sebagainya.

c) Kuadran III
Organisasi yang berada pada kuadran ini kemungkinan untuk
tumbuh/berkembang sangat kecil bahkan organisasi terancam pailit, karena
dihadapkan pada ancaman dengan berbagai kelemahan yang dimilikinya.

d) Kuadran IV
Organisasi yang berada di kuadran ini agar dapat tumbuh / berkembang harus
melakukan upaya-upaya diversifikasi usaha dengan cara pengayaan usaha atau
menonjolkan produk unggulan tertentu, karena beberapa kekuatan yang dimiliki
akan berhadapan dengan beberapa ancaman yang menghadang, dan semakin
ekstensif terutama dengan diberlakukannya globalisasi ekonomi di segala
bidang tidak terkecuali bisnis kesehatan.

A. Analisis Faktor Internal


Hasil identifikasi dan analisis Faktor Internal dapat dilihat sebagai berikut:

a. Sumberdaya Manusia
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 100% Berstatus PNS X
2 Terdapat 3 Dokter X
3 Paramedis 96% Diploma III X
4 95% Bidan Diploma III X
5 100 % pasien dilayani dr/drg X
6 Beberapa pegawai menjelang pensiun X
7 Belum ada dokter spesialis X
8 Motivasi dokter kurang X
9 Belum ada Akuntan X
10 Sudah ada Tenaga Teknis Lingkungan X
11 Belum ada Dokter Patologi Klinik X
12 Komitmen Pegawai kepada UPTD X
13 Kebanggaan Pegawai kepada UPTD X
14 Sikap terhadap perubahan X
15 Tenaga Fungsional Lainnya Lengkap X
16 Staf Administrasi Umum & Keuangan X
17 Kedisplinan X
18 Sebagian Dokter & Paramedis kerja di X
Institusi layanan kesehatan Pesaing
19 Penempatan Pegawai tdk optimal X
20 Terpancang pada senioritas X
Jumlah 23 -11
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
Nilai 12

b. Keberadaan UPT PuskesmasKecamatan Labuhan Badas


Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Lokasi Strategis X
2 Lahan yang luas X
3 Mudah dijangkau X
4 Tidak bising X
5 Penataan (Lay out) X
Jumlah 6 -2
Nilai 4
c. Jenis Pelayanan dan Mutu Pelayanan
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah Dokter Cukup X
2 Terbuka untuk Inovasi pelayanan X
3 Bisa ditingkatkan ke klas diatasnya X
4 Mutu pelayanan kurang optimal X
5 Promosi pelayanan kurang X
6 Kurang Senyum, Sapa dan keramahan X
7 Petugas Galak X
8 Respon time lama X
9 Sebagian dr hampir pensiun/sekolah X
Jumlah 9 -6
Nilai 3

d. Sarana Prasarana
Kekuatan Kelemahan
No Obyek yang dianalisa (S) (W)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Alat Medis dlm jenis & jumlah lengkap X
2 Perawatan alat kurang optimal X
3 Banyak alat yang out of date X
4 Sarana Fisik Lengkap X
5 Sarana Transportasi Lengkap X
6 Inventaris Kantor Lengkap X
7 Inventaris SIM Pusekesmas lengkap X
8 Software dan perangkat hukum lengkap X
9 Ruang kurang nyaman X
10 Ruang kurang aman X
Jumlah 10 -4
Nilai 6

Rangkuman Analisis Faktor Internal


Penilaian
No Obyek yang dianalisa
Kekuatan Kelemahan Nilai
1 SDM 23 -11 12
2 Keberadaan UPT 6 -2 4
3 Jenis Pelayanan 9 -6 3
4 Sarana Prasarana 10 -4 6
48 -23 25

B. Analisis Faktor Eksternal


Hasil identifikasi dan analisis Faktor Eksternal dapat dilihat sebagai berikut:
Contoh
a. Ekonomi
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Fluktuasi harga bahan pokok X
2 Kenaikan harga BBM dan Gas X
3 Segmen pasar beragam X
4 ADB rendah X
5 Iklim usaha kurang bergairah X
Jumlah 6 -4
Nilai 2

b. Sosial Budaya Masyarakat


Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah Penduduk relatif besar X
2 Pasangan Usia Subur Besar X
3 Jumlah Balita Besar X
4 Kekeluargaan Tinggi X
5 Budaya Sehat kurang optimal X
6 Mudah terbawa issue merugikan X
7 Tokoh masyarakat kurang mendukung X
8 Kemiskinan X
9 Penataanprofesi penyembuhan X
Jumlah 14 -6
Nilai 8

c. Hukum dan Peraturan Perundang-undangan


Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Permendagri No 61 tahun 2007 X
2 Peraturan Daerah tentang Tarif X
3 Keppres No 80 tahun 2003 X
4 PP 41 tahun 2007 X
5 UU tentang Praktik Kedokteran X
6 UU tentang Perlindungan Konsumen X
7 Permendagri No 59 tahun 2007 X
8 Peraturan Bupati tentang Keuangan X
Jumlah 12 -5
Nilai 7
d. Pesaing
Peluang Ancaman
No Obyek yang dianalisa (O) (T)
1 2 3 -1 -2 -3
1 Terdapat 2 Institusi layanan kesehatan X
Pesaing
2 Menjamurnya Balai Pengobatan swasta X
3 Menjamurnya Apotik Swasta X
4 Menjamurnya Pengobatan alternatif X
5 Promosi oleh pesaing X
6 Kerjasama Operasional dg pesaing X
7 Rumah Sakit X
8 Lokasi RS relatif dekat X
9 Diberlakukannya Dokel askes. X
Jumlah 2 -9
Nilai -6

Rangkuman Analisis Faktor Eksternal


Penilaian
No Obyek yang dianalisa
Peluang Ancaman Nilai
1 Ekonomi 6 -4 2
2 Sosial Budaya Masyarakat 14 -6 8
3 Hukum dan peraturan perundangan 12 -5 7
4 Pesaing 2 -9 -7
34 -24 10
C. Posisi UPT Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas dalam Analisis SWOT

Peluang

(15,10)
10

Kelemahan Kekuatan
25

Ancaman

Berdasarkan hasil dari analisis SWOT dari berbagai faktor-faktor yang diamati,
Posisi UPT PuskesmasKecamatan Labuhan Badasberada di Kuadran Pertama
atau pada kuadran pertumbuhan,hal ini menunjukkan bahwa UPT Puskesmas
Kecamatan Labuhan Badas memiliki kemampuan untuk bertumbuh secara
secara bisnis kearah yang lebuh baik.

Penjelasan Analisis Eksternal dan Internal


Kinerja yang telah dapat dicapai sampai dengan saat ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber pada internal maupun
dari eksternal. Strategi organisasi dalam mencapai target mengedepankan
aspek Pelayanan, Pengerahan SDM, Organisatoris, Keuangan dan Promosi.
Kebijakan manajemen yang diambil dalam pencapaian kinerja adalah
mengembangkan partisipasi aktif dari semua komponen UPTD dalam
pelayanan, dan pembagian tugas sesuai dengan profesi, kompetensi, dan
ketrampilan yang dimiliki. Artinya dalam penempatan tenaga semacam
paramedis, dilihat dari kompetensi dan kemampuan, yang kemudian
ditempatkan pada ruang dan unit pelayanan yang sesuai. Selain itu kebijakan
lain yang diambil adalah dengan mengadakan rotasi ketenagaan. Guna
memelihara dan meningkatkan kompetensi personil dalam menjaga mutu
layanan ditempuh dengan cara pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
Masyarakat sebagai pengguna sekaligus sebagai pemilik UPTD, diikutkan
dalam pemecahan masalah pelayanan yang ada, dan dibahas bersama dalam
forum temu pelanggan, selain itu kritik mengenai pelayanan yang ada dipakai
sebagai dasar untuk peningkatan pelayanan.
Strategi yang diambil dalam mencapai kinerja pelayanan memakai
Customer Focus Strategy (Pelayanan Prima) yaitu strategi yang
mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos kerja
yang tinggi dan ramah sehingga warga bangga akan UPTDD. Dalam mencapai
kinerja juga ditempuh inovasi layanan dan cara pelayanan, dimana semua
pelayanan tersebut terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam mencapai kinerja, juga mengedepankan aspek kerjasama semua
lini, lintas program dan lintas sektor dengan menyediakan sarana prasarana
yang aman, apik dan asri sehingga nyaman ditempati. Juga ditempuh upaya
rujukan pasien maupun specimen, sehingga tercipta pelayanan pasien yang
paripurna dan akhirnya informasi semua kegiatan UPTDD yang terpadu dan
berkualitas dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Pendekatan strategi Pelayanan Prima tersebut mencakup kondisi internal
dan eksternal yang antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi Internal
a. Organisasi
UPTDD ................ merupakan lembaga teknis daerah, secara
kelembagaan sebagai UPTDD, berada langsung dibawah Dinas
Kesehatan. Secara umum tidak banyak berperan dalam menentukan
kebijakan kesehatan di Kabupaten ................, karena kewenangan ada
pada Dinas Kesehatan.
Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi yang ……, lebih
banyak sebagai pelaksana teknis, sehingga masih mempunyai
kelemahan dalam bargaining dengan pemerintah dalam hal pencarian
dana-dana, dan sumber daya lainnya.
b. Sumber Daya Manusia
Faktor sumberdaya manusia di UPTD sangat dominant. Dokter berperan
utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah
ditentukan, mengedepankan kecepatan pelayanan dan kelangsungan.
Untuk tenaga kerja medis pokok yang tidak ada di UPTD ditempuh
dengan cara kerjasama dengan pihak Perguruan Tinggi karena dengan
adanya peraturan perundang-undangan yang baru yang melekat pada
praktik kedokteran, perlu ada tenaga spesialis tertentu untuk dapat
melakukan tindakan medik tertentu, yang tidak dapat didelegasikan
kewenangan dan tanggungjawabnya ke spesialis lain atau ke tenaga
ahli madya lainnya. Sehingga keberadaan dokter sangat penting dalam
pelayanan kesehatan dasar di UPTD.

c. Sarana Prasarana
Dalam mencapai target kinerja, UPTD dilengkapi dengan sarana-
prasarana yang mencukupi, terutama untuk pelayanan medis dan
penunjang medis termasuk obat-obatan.
Keandalan dan keamanan sarana-prasarana yang ada sangat
mendukung dalam kinerja UPTD. Hambatan yang ada adalah masih
minimnya tenaga trampil yang mampu mengoperasionalkan alat, dan
biaya operasional.
Untuk pengembangan layanan baru, telah diupayakan menyediakan
sarana prasarana pendukung layanan, sehingga pada saat operasional
sudah tidak terkendala sarana.
Kendala lain dalam bidang sarana prasarana khususnya untuk alat-alat
medis dengan teknologi tinggi yang berpotensi menghambat kinerja
adalah biaya pemeliharaan, yang umumnya mahal, dan kadang tidak
tersedia suku cadangnya.

d. Perangkat Lunak
Dalam mencapai kinerja, UPTD dilengkapi dengan perangkat lunak
berupa Prosedur-prosedur standar, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk
Teknis, Surat-surat keputusan, dan perangkat lunak system informasi
manajemen dan keuangan, sehingga apa yang dilaksanakan dapat
dipertanggungjawabkan. Adanya perangkat lunak, disamping
memudahkan pelaksanaan kerja juga dapat sebagai acuan dalam
bertindak dan penentu arah strategi dan kebijakan.

e. Dana
Bahwa operasional UPTD memerlukan dana yang besar untuk
memenuhi kebutuhan pembiayaan pemeliharaan alat , bahan medis
habis pakai, jasa pelayanan, alat pelindung kerja, operasional
kendaraan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain sebagainya.
Pengeluaran pembiayaan dapat dikatakan per hari bahkan per jam
pelayanan. Namun selama ini, UPTD Daerah terbentur pada aturan
pengelolaan keuangan berdasarkan Peraturan daerah yang berlaku,
sehingga seringkali UPTD menghadapi kendala biaya operasional, dan
terhambat pencapaian kinerjanya.

2. Kondisi Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang;
kebijakan pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah
dan nasional; perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi.
Yaitu sangat pesatnya perkembangan peralatan baik medis maupun
perlengkapan klinis yang yang menjadi tuntutan pelanggan:

a. Undang-undang dan peraturan


1) Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam
penatausahaan keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan
program dan kegiatan. Dalam format aturan tersebut, bisa
dimungkinkan penambahan program dan kegiatan berdasarkan
kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya,
pemerintah daerah sangat restriksi dengan program dan kegiatan
yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program
dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk
dalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja,
contoh konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini
belum ada aturan, format baku atau kode rekening tentang jasa
pelayanan, sehingga manajemen UPTD kesulitan dalam menyusun
penganggaran jasa pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-
ragu untuk membuat program, kegiatan dan kode rekening baru
untuk dapat mewadahi belanja tersebut.

2) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di
daerah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV
Pasal 324, Pasal 325, Pasal 326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal
329.
Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara telah membuka koridor baru kepada
departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota yang bertugas
memberikan pelayanan publik seperti layanan kesehatan,
pendidikan, pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola
pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui pembentukan Badan
Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 tahun 2005.
Sebagai kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan BLU
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan
disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kementriann/
lembaga/pemerintah daerah. Untuk itu Laporan Keuangan BLU
disampaikan secara berkala kepada menteri/piminan
lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenanggannya
untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementrian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh
kepala yang bertanggung jawab atas urusan pemerintah yang
bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD meliputi pemberian
pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan di bidanga
pengelolaan keuangan BLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansi
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar
penyusunan laporan keuangan kementrian atau lembaga. Sesuai
dengan pasal 26 ayat (2) PP 23 Tahun 2005 akuntansi dan laporan
keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Hal ini menjadi masalah ketika laporan tersebut
dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga/ SKPD/ pemerintah daerah yang menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima
dana dari APBN seperti pada kasus UPTD sebagai BLU yang
mendapat dana dari APBN/APBD. Selain sebagai BLU juga
berfungsi sebagai satker yang wajib menyusun Laporan Keuangan
tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima sesuai dengan
Sistem Akuntansi dimana Laporan Keuangannya disebut Laporan
Keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005
tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (BLU) pasal 26 antara lain menyatakan setiap
transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen
pendukungnya dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan
Keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi
indonesia.
Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005
tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat Bab VIII Laporan Keuangan
Kementrian Negara/Lembaga pasal 32 antara lain Laporan
Keuangan Kementrian Negara/Lembaga Tahunan dilampiri
Laporan Keuangan BLU yang berada dilingkungan Kementrian
Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud
disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
Peraturan pemerintah tentang perumahsakitan negeri sampai saat
ini belum begitu jelas, yang ada baru rancangan. Sedangkan
pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan pemerintah nomor 48
tahun 2007, UPTD masih dalam koridor lembaga teknis daerah.
Walaupun ada peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan
Menteri Keuangan tentang Badan Layanan Umum, namun aturan
tersebut baru secara tegas untuk instansi vertikal, sehingga untuk
UPTD ................ masih dalam bentuk wacana yang perlu pengkajian
secara mendalam.
Masih belum jelasnya peraturan pemerintah tentang rekruitmen
pegawai, membawa dampak yang sangat besar bagi kinerja
pelayanan di UPTD, karena hanya sekedar menambah tenaga
honorer saja harus ijin Bupati, sementara SDM yang ada di UPTD
sudah banyak yang memasuki masa pensiun.

b. Kondisi Ekonomi Daerah


Secara umum, ekonomi daerah ................ tergolong daerah yang
memiliki kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam
pengembangan pelayanan inovatif mungkin akan terbentur dalam hal
pentarifan. Walaupun demikian fenomena menarik masyarakat
................ adalah semakin banyaknya bermunculan institusi pelayanan
kesehatan swasta yang menawarkan jenis pelayanan kesehatan yang
beragam dengan tarif layanan yang beragam juga.
Dari keterbatasan pendapatan daerah, banyak program dan kegiatan
UPTD yang terkendala, sementara kebutuhan untuk pemeliharaan dan
operasional UPTD saja masih minim, bahkan tidak sesuai dengan
pendapatan operasional yang dicapai UPTD.

c. Sosial Budaya Masyarakat


Warga Masyarakat ................, memiliki tipe atau berkarakteristik
tradisionil, sehingga budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental
bahkan sangat dilestarikan. Namun demikian ada beberapa perilaku
tradisi yang masih kurang mendukung dalam pembangunan kesehatan,
dan efisiensi pengeluaran masyarakat.

d. Perkembangan Teknologi Kesehatan


Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin canggih.
Untuk institusi pelayanan kesehatan yang mampu, mereka berlomba-
lomba mengadakan alat-alat kesehatan karena didukung pendanaan
yang memudahkan inovasi dan diversifikasi pelayanan kesehatan.
Sementara UPTD umumnya gigit jari dan hanya mimpi untuk dapat
memperoleh alat-alat kesehatan dimaksud.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, banyak alat-alat
kesehatan yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, dan sekaligus
tidak ada suku cadangnya, hal itu menyulitkan UPTD dalam
pemeliharaan alat yang dimiliki karena sebagian besar alat-alat
kesehatan yang ada sudah out of date. Artinya perkembangan teknologi
kesehatan khususnya alat-alat medis disamping dapat meningkatkan
kinerja UPTD tetapi juga dapat menghambat kinerja UPTD, karena ada
beberapa alat kesehatan untuk kerja pelayanan yang tidak sustainable
lagi.

e. Perkembangan Teknologi Informasi


Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh UPTD. Untuk
perangkat kerasnya, bagi kebanyakan UPTD daerah tidak ada kendala,
namun dalam pemeliharaan, software, petugas informasi dan
pemeliharaannya membutuhkan dana yang besar. Sementera
kebanyakan SDM UPTD masih berorientasi klerikal, dan kurang peduli
dengan data dan informasi.
Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen
dalam mengambil keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan
dalam sistem informasi manajemen secara terintegrasi.

f. Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs


Tingkat inflasi mempengaruhi operasional UPTD dalam mengadakan
bahan habis pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak
secara langsung berdampak pada kinerja UPTD, namun ada
kekawatiran adanya pengurangan pendanaan dari berbagai sumber
pendapatan UPTD, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja.
Nilai kurs rupiah terhadap mata usang asing utama juga memacu
fluktuasi harga-harga pasar terutama barang-barang untuk kesehatan
dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan pemerintah dalam
menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik
melambung.

Dengan melihat posisi bisnis UPTD, maka dapat disimpulkan bahwa pada posisi
tersebut menguntungkan, UPTD mempunyai peluang dan sekaligus kekuatan
sehingga UPTD dapat memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu
mengerahkan semua sumberdaya yang masih menganggur dan belum optimal
menjadi maksimal.

Anda mungkin juga menyukai