Anda di halaman 1dari 8

STATUS PASIEN

1. Identitas pasien :
- No rekam medik: Nama anak: D
o Umur: 1,7 tahun
o Jenis kelamin: Perempuan
- Nama Ayah : Tn. Sabri
o Alamat : jalan rawa bening
o Agama : islam
2. Keluhan Utama : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu
3. Keluhan tambahan : Muntah sejak 3 hari yang lalu.
4. RPS : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu. Buang air
besar disertai air dan ampas, tidak ada lendir dan darah. Kemudian pasien juga mengalami
muntah sejak 3 hari yang lalu 2 kali dalam sehari, muntah terjadi setelah makan/minum,
muntah tidak disertai darah dan nafsu makan menurun. Pasien juga mengalami demam sejak
empat hari yang lalu, demam naik turun.
Pasien merupakan anak pertama, lahir dirumah sakit umum dengan imunisasi tidak lengkap.
5. RPD: pernah mengalami penyakit ini sebelumnya namun hanya satu atau dua hari sudah
sembuh, tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
6. RPK: keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
7. RSE:8. Pemeriksaan Fisik :
Status Generalis

Keadan umum : sedang


Kesadaran : kompos mentis, rewel
Vital sign:
Temperatur: 38 OC
Nadi: 110x/menit irama teratur, pulsasi kuat
Pernafasan : 28x/menit, teratur, Suara: vesikuler
BB: 9 kg
Kepala :
Mata : agak cekung
Mulut : bersih, mukosa lembab
Thorax:
Paru-Paru : suara nafas vesikuler
Jantung : irama regular, bunyi normal
1

Abdomen: bising usus meningkat, turgor kembali lambat


Ekstremitas: akral hangat, ptekie (+)
9. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium :
a. Feses
- Makroskopis: feses: cair, warna: kuning kecoklatan, darah: negative, lendir:
b.

positif
Mikroskopis:Leukosit:5-8/lpd, eritrosit:3-5/lpd, cacing: ascaris lumbricoides

(+), bakteri: (+), lemak: (-), karbohidrat: (-)


Darah
- Hemoglobin:11,6 g/dl
- Hematokrit: 32,1 %
- Trombosit:280/mm3
- Leukosit :9,5/mm3
- Diff count: eusinofil:1, basofil: 0, stb:2, segmen:52, limposit:35, monosit: 10,

eritrosit: 4,67 juta/mm3,


10. Diagnosa kerja : gastroenteritis dehidrasi ringan-sedang at causa bakteri, observasi febris
11. Diagnosa Banding :
- Gastroenteritis at causa rotavirus
- Demam tifoid
- Demam berdarah dengue
12. Penatalaksanaan:
Medikamentosa:
- Infuse RL 10 tpm/ makro
- Sanmol drop 3x0,9cc
- Ranitidine 1 gr 3x10 mg
- Lacto b 3x1
- Zink 1x 20 mg
- oralit
Edukatif: observasi tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan
13. Prognosis : dubia ad bonam

GASTROENTERITIS /DIARE
1. Epidemiologi
Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan
anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu
penduduk pertahun.5 Dengan upaya yang kini telah dilaksanakan angka kematian
dirumah sakit kini dapat ditekan menjadi kurang dari 3 %. Penyebab tersering diare pada
anak adalah rotavirus.
Penggnaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis karena istilah ini
memberi kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun
disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.2
2. Definisi
Gastroenteritis merupakan peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan
anoreksia, rasa mual, diare, nyeri abdomen dan kelemahan yang mempunyai beberapa
penyebab termasuk keracunan makanan yang disebabkan oleh infeksi organisme seperti
Escerichia coli, Stapilokokus aureus dan species Salmonella, konsumsi makanan dan
minuman yang iritatif atau faktor psikologis seperti rasa marah, stress dan rasa takut.6
Menurut hipokrates diare merupakan pengeluaran tinja yang tidak normal dan
cair. Menurut bagian ilmu kesehatan anak FKUI diare diartikan sebagai buang air besar
yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer den gan frekuensi lebih banyak dari
3

biasanya. Neonates dinyatakan diare bila frekuensi lebih dari 4 kali sedangkan bayi lebih
dari satu bulan dan anak bila frekuensi lebih dari tiga kali.2
3. Etiologi
a. Faktor infeksi
Infeksi bakteri: Vibrio colera, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter dll
Infeksi virus: Rotavirus, Adenovirus, Enterovirus, Astrovirus
Infeksi parasit: cacing Ascaris, Trichiuris, Strongiloides dll
b. Faktor malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
c. Faktor makanan; makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas.2
4. Klasifikasi
Diare non inflamasi disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai
keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan
tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan
pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit.
Diare inflamasi disebabkan oleh invasi bakteri dan sitotoksin dikolon dengan
manifestasi sindrom disentri dan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis
yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual,
muntah, demam, tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja
rutin secara makroskopis ditemukan lender dan/atau darah, serta mikroskopis didapati
sel leukosit polimorfonuklear.3
5. Patofisiologi diare
a. Diare osmotic terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan
osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Hal ini
terjadi pada intoleransi laktosa, obat laksatif (laktulosa, magnesium fosfat), obat
(antasida).4
b. Diare sekretorik terjadi bila gangguan transport elektrolit baik absorbs yang
berkurang atau sekresi yang meningkat. Hal ini terjadi akibat toksin yang dikeluarkan
bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, lacsatif non osmotic.3
c. Diare karena gangguan motilitas: disebabkan oleh transit usus yg cepat atau yang
lambat sehingga menimbulkan pertumbuhan bakteri intralumen yang berlebihan.
Penyebabnya adalah: irritable bowel sindrom.2
6. Gejala klinis2
- Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu tubuh meningkat
4

Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare


Tinja cair mungkin disertai lendir atau darah
Anus dan sekitarnya lecet
Muntah dapat terjadi sebelum atau sesuah diare dan dapat disebabkan oleh lambung
yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

7. Pemeriksaan laboratorium2
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam
serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
8. Komplikasi2
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kelainan elektrolit dan asam basa
Hipoglikemia
Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan

vili mukosa usus halus


Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami
kelaparan

9. Terapi1
Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)
Dietetic (pemberian makanan)
Obat-obatan.
Menilai derajat dehidrasi
Tabel penilaian derajat dehidrasi
Penilaian
1. Lihat :

A
Baik, sadar

* Gelisah

C
* Lesu, lunglai atau tidak sadar

Keadaan Umum

Normal

Cekung

Sangat cekung dan kering

Mata

Minum biasa

* Haus, ingin minum

* Malas minum atau tidak bisa

Rasa Haus
2. Periksa turgor

tidak haus
Kembali cepat

banyak
* Kembali lambat

minum
* Kembali sangat lambat

kulit
3. Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat


5

bila ada 1 tanda *

Bila ada 1 tanda * ditambah 1

ditambah 1 atau lebih

atau lebih tanda lain

tanda lain
4. Terapi
Rencana terapi A Rencana terapi B
Rencana terapi C
Kesimpulan derajat dehidrasi penderita ditentukan dari adanya 1 gejala kunci ( yang diberi tanda
bintang ) ditambah minimal 1 gejala yang lain ( minimal 1 gejala ) pada kolom yang sama.
Rencana terapi A
Umur

Jumlah

oralit

yang Jumlah

oralit

yang

diberikan

diberikan tiap BAB

dirumah

< 12 bulan

50-100 ml

400 ml/hari (2 bungkus)

1.4 Tahun

100-200 ml

600-800ml/hari (3-4 bungkus)

>5 tahun

200-300 ml

800-1000ml/hari (4-5 bungkus)

Dewasa

300-400 ml

1.200-2.600 ml/hari

Rencana terpi B jika berat badan tidak diketahui


Umur

<1

1-5

>5

Dewasa

Jumlah oralit (ml)

300

600

1200

2400

Jika berat badan diketahui jumlah oralit dalam satu jam pertama: 75 ml/kgbb
Rencana terapi C
Umur (thn)

Pemberian 1, 30 ml/kgbb dalam jam

Lalu 70 ml/kgbb dalam jam

Bayi < 1 tahun

Anak >1 tahun

- 1

2,5-3

Diet
- Sesuai dengan penyebab diare
- Bila intoleransi karbohidrat beri susu rendah sampai bebas laktosa
- Bila anak alergi protein susu sapi beri susu kedelai
- Malabsorbsi lemak, beri susu yang mengandung medium chain trigliseride (MCT)
Kausal
Antibiotic hanya untuk;
6

Diare invasive: kotrimoksazol 50 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari


Kolera: tetrasiklin 50 mg/kgbb/hari diberikan selama 2-3 hari
Amoeba, giardia: metronidazol 30-50 mg/kgbb/hari dibagi tiga dosis selama 5

hari (10 hari untuk kasus berat)


Antidiare tidak diberikan

Referensi
1.
2.

Budi Hartoko, Yandri Wijayanti dkk. Art of Therapi. Pustaka Pres:Yogyakarta. 2002
Rusepno Hasan, Husein Alantas dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika: Jakarta.

3.

2007
Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman. Nelson Esensi Pediatri. Edisi 4. Jakarta:

4.

EGC. 2010
Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

5.

Jakarta:Tim Editor. 2009


Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.

6.

http//www.depkes.go.id/downloads/SK 1216-01. Pdf


Neuman Dorland. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:EGC.2002

Anda mungkin juga menyukai