Kelompok 6
Kelompok 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang
telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya
kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain. Proses
menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu,
kelemahan
(impairment),keterbatasanfungsional
(functional
limitations),
penderita
kanker,
skizofrenik,
atau
individu
yang
teriunfeksi
B. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan kondisi kritis/kritikal?
2. Apa saja masalah kondisi kritis pada lansia?
3. Apa saja penyebab kondisi kritis pada lansia?
4. Bagaimana asuhan keperawatan kritikal pada lansia?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Keperawatan Komunitas II
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kondisi kritis/kritikal
b. Mengetahui apa saja masalah kondisi kritis pada lansia
c. Mengetahui apa saja penyebab kondisi kritis pada lansia
d. Mengetahui apa saja asuhan keperawatan kritikal pada lansia
BAB II
KONSEP TEORI
A.
kematian
yang
tidak
terelakkan.Penyakit
paru
obstruktif
B.
Tempat kejadian
kecelakaan lalu lintas
kecelakaan di lingkungan rumah tangga
kecelakaan di lingkungan pekerjaan
kecelakaan di sekolah
kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya: tepat rekreasi,
perbelanjaan, di arena olah raga dan lain-lain.
b.
c.
Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing.tersengat,
terbakar baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
Waktu kejadian
Waktu perjalanan (traveling/trasport time)
Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain- lain
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Kaji tingkat kesadaran pasien.
2. Kaji tanda-tanda perubahan fisik pasien : tonus otot, penurunan sirkulasi
,perubahan Tanda-tanda vital ( TTV), gangguan sensoris dan perubahan tingkat
kesadaran.
3. Kaji kondisi nutrisi pasien : penampilan umum, berat badan, kekuatan dan
ketebalan otot, nilai Hb dan kondisi konjungtiva.
4. Kaji status cairan pasien : volume output cairan ( urine, muntah, diare, keringat ),
kondisi membrane mukosa dan turgor kulit.
5. Kaji rasa aman dan nyaman pasien : rasa nyeri, personal hygiene
6. kaji perubahan psikologis pasien: menurunnya proses intelektual, seperti
menurunnya kemampuan untuk mengingat informasi, tidak dapat berfikir jernih,
dan sulit mengambil keputusan; meningkatnya sensitivitas ( mudah tersinggung,
mudah marah, mudah sedih), menurunnya kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas dan tugas dalam mengadaptasi masalah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi :nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
2. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular.
3. Kelemahan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular.
4.
Risiko kerusakan integritas kulit b.d kemampuan regenerasi sel atau jaringan
menurun.
C. Intervensi
1. Ketidakseimbangan nutrisi :nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam,diharapkan
asupan nutrisi pasien tidak bermasalah, asupan makanan dan cairan tidak
bermasalah berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan, dan tidak ada tandatanda malnutrisi.
Intervensi :
Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai. Rasional :
mengidentifikasi nutrisi yang diberikan dan juga untuk intervensi
selanjutnya.
Observasi dan catat masukan makanan klien. Rasional : mengawasi
masukan kalori.
Ajarkan dan kuatkan konsep nutrisi yang baik pada pasien.
Rasional : agar pasien mengetahui bagaimana konsep nutrisi yang
baik.
Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan
makanan dan kenaikan atau pemeliharaan berat badan. Rasional :
agar nutrisi pasien dapat terpenuhi.
Berikan makan sedikit tapi sering. Rasional : meningkatkan
pemasukan kalori secara total.
Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori setiap
hari. Rasional :supaya mencapai dan atau mempertahankan berat
badan sesuai target.
Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku yang
mendukung peningkatan berat badan.Rasional : agar pasien senang
dan bersemangat untuk berusaha meningkatkan berat badannya.
kurang bergerak.
Gunakan alat bantu untuk bergerak, jika tidak kuat untuk berdiri
(mudah
goyah/tidak
kokoh).Rasional
meskipun
dengan
4. Risiko kerusakan integritas kulit b.d kemampuan regenerasi sel atau jaringan
menurun.
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
Intervensi ;
D. Evaluasi
1. Asupan nutrisi pasien tidak bermasalah, asupan makanan dan cairan tidak
bermasalah dan berat badan ideal.
2. Pasien mampukontinensia urin, merespon dengan cepat keinginan buang air kecil
(bak), mampu mencapai toilet dan mengeluarkan urin secara tepat waktu, mampu
memprediksi pengeluaran urin.
3. Pasien dapat memposisikan penampilan tubuh, ambulasi : berjalan, menggerakan
otot dan mengkolaborasikan gerakan.
4. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
5.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi kritis Progresif: Kondisi kesehatan menjadi lebih buruk atau menjadi lebih
parah seiring perjalanan waktu. Periodenya mungkin meliputi seluruh rentang kehidupan
atau dalam waktu yang lama.
Ireversibel: kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Kondisi kesehatan kronis dapat
menyebabkan kematian. Muncul kerusakan yang tidak dapat dikoreksi.
Kompleks: kondisi kronis dapat memengaruhi berbagai sistem. Pengaruh dari
kondisi kesehatan kronis dapat menjangkau area yang lebih luas dibandingkan pada saat
permulaan proses.
Masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia yaitu Mudah lelah dan
mudah jatuh.
B. Saran
Kelompok lanjut usia memiliki masalah kesehatan, baik dari segi fisik maupun dari
segi mental. Kerja Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan diharapakan bisa
berlangsung secara komprehansif dan holictik untuk proses penatalaksanaan klien dengan
lanjutusia. Sehingga lansia dapat menjalani proses menua dengan kualitas hidup
seoptimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jaakarta. EGC
Hudak dan Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Vol 1. Jakarta. EGC
Nugroho,Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik Ed.3. Jakarta. EGC
Watson,Roger. 2003. Perawatan Lansia Ed.3. Jakarta. EGC