Anda di halaman 1dari 27

KOPI

Tanaman kopi merupakan suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja,
terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau
daerah-daerah yang tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Daerah-daerah di
bumi ini yang tidak cocok untuk ditanami tanaman kopi, yaitu pada garis Lintang Utara Lautan
Pasifik, daerah tropis di gurun Sahara, dan garis Lintang Selatan seluruh Lautan Pasifik serta
Australia disebelah Utara dimana tanahnya sangat
tandus.
Kopi (coffe spp) adalah spesies tanamn
berbentuk pohon yang termasuk dalam famili
Rubiaceae dan genus coffe. Tanamn ini tumbuhnya
tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapat
mencapai tinggi 12 m. Daunya bulat telur dengan ujung agak meruncing (Najiati dan Danarti,
1990:7).
Kopi didunia ini terdapat beberapa jenis. Di Indonesia yang banyak dibudidayakan
adalah kopi robusta dan arabika. Kopi arabika berasal dari Ethiopia dan Albessinia. Golongan ini
merupakan yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan oleh manusia. Kopi robusta berasal
dari Kango dan masuk ke Indonesia pada tahun 1900. Karena mempunyai sifat yang lebih
unggul, kopi ini sangat cepat berkembang (Najiati dan Danarti, 1990:15-17).
Bagi petani, kopi bukan hanya sekedar minuman segar dan berkhasiat, tetapi juga
mempunyai arti ekonomi yang cukup penting. Sejak puluhan tahun yang lalu kopi telah menjadi
sumber nafkah bagi banyak petani. Tanpa pemeliharaan yang khusus pun tanaman kopi sudah
bisa memberikan hasil yang cukup lumayan untuk menambah penghasilan.
TAHAP PENYERAPAN DAN PENYEBARAN PRODUK KOPI
1) Tahap Kesadaran
Secara umum kopi telah diketahui oleh masyarakat sebagai salah satu produk perkebunan
yang menjadi produk ekspor yang menjanjikan dimana Negara Indonesia menjadi Negara
ke 3 terbesar penghasil kopi setalah Brazilia dan Kolombia. Kopi paling dimanati baik
dari kalangan remaja, dewasa, hingga orang tua. Kopi ini

bermanfaat untuk

menghilangkan kantuk, menghilangkan stress, serta meminimalisis resiko terkena


serangan jantung dan stroke
2) Minat
Jika dilihat dari potensi produk kopi yang menpunyai berbagai manfaat seperti
menghilangkan rasa kantuk dan stress, sebagian besar masyarakat cukup berminat untuk
mengkonsumsi produk kopi tersebut. Potensi ini dapat di manfaatkan untuk menjadikan
kopi ini sebagai bisnis yang menguntungan.
3) Evaluasi
Dalam tahap ini dimana masyarakat telah mengetahui serta mempunyai informasi tentang
prosuk kopi tersebut sehingga mereka akan memustuskan akan mengkonsumsi produk
kopi tersebut atau tidak
4) Pencobaan
Untuk mengetahui apakah produk yang kita pasarkan dalam hal ini produk kopi tersebut
diminati atau tidak maka harus dilakukan pengambilan sampel kepada para konsumen
5) Penyerapan/pemakaian
Setelah mengetahui bagaimana minat dan potensi produk serta tanggapan
masyarakat terhadap produk yang kita pasarkan, maka kita akan mengetahui apakah
produk yang kita pasarkan itu memuaskan sehingga membuat konsumen untuk
melakukan pembelian ulang.

DAUR HIDUP PRODUK


Daur hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa hidupnya. Siklus
hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika
kompetitif suatu produk. Daur hidup produk kopi yaitu :
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, dilakukan persiapan lahan yang akan digunakan, bibit kopi yang unggul,
disini menggunakan bibit kopi robusta karena jenis kopi ini memiliki daya hidup yang
lebih baik dibanding kopi arabika.
2. Tahap penanaman
Pada tahap ini setalah mempersiapkan lahan serta bibit unggul, maka dilakukan
penanaman dengan Pembuatan lubang tanam untuk tempat menanam
kopi. Lubang tanam digali dengan ukuran 60 m x 60 m x 60 m. setelah
digali, tanah hasil galian dicampur dengan pupuk lalu lubang tersebut
ditutup terlebih dahulu. Sekitar 3-6 bulan berikutnya baru proses

penanaman dilakukan. Bibit yang akan ditanam akar tungganya


terlebih dahulu dipotong dan daunya juga dipotong untuk mengurangi
penguapan.
3. Tahap pemeliharaan dan perawatan (pemupukan)
Tahap ini sangat penting di mana tahap ini sangat menentukan bagaiman hasil kopi yang
akan didapatkan nantinya. Pada tahap ini tanaman kopi diberi pupuk secara teratur serta
di beri perawatan agar terhindar dari penyakit
4. Tahap panen
Proses pertumbuhan kopi hingga panen pertama sekitar 2,5 3 tahun, tapi pada usia 2,5
tahun panen yang didapat masih relative sedikit, tanaman kopi memperoleh panen yang
maksinal pada usia 7-9 tahun. Cara pemanenannya dilakukan dengan cara manual yaitu
dengan cara memetik buah yang telah masak yaitu buah yang berwarna merah
5. Tahap penurunan produksi
Pada tahap ini, tanaman kopi telah melewati masa panen maksimal yaitu 7 9 tahun
dimana produktivitas tanaman kopi telah menurun sehingga perlu dilakukan pembibitan
dan penanaman ulang.

DAUR HIDUP PRODUK


10
8

7.9

6
Tahun

5
4
2
0

3.5

1
0

3
Pemeliharaan

DAUR HIDUP PRODUK

Tahapan dalam masa hidup penjualan produk kopi


1. Tahap pengembangan
Pada tahap pengembangan, dilakukan analisis pasar tentang produk kopi tersebut, dimana
strategi untuk memasarkan yang telah direncanakan sebelumnya dikembangkan. Pada
tahap ini belum ada penghasilan yang didapatkan melainkan pengeluaran yang akan
sering dilakukan untuk pengembangan produk kopi tersebut.
2. Tahap pengenalan
Untuk tahap pengenalan, dimana produk yang telah ada mulai di perlihatkan kepasaran.
Pada tahap ini mempunyai kemungkinan pengeluaran biaya yang sangat tinggi untuk
biaya promosi agar produk yang telah dipasarkan dapat diketahui secara luas oleh
masyarakat.
3. Tahap pertumbuhan
Dengan telah dilakukannya analisis pasar serta pengenalan produk, maka masyarakat
telah mengetahui produk kopi ini. Minat masyarakat akan produk kopi ini
berkemungkinan meningkat, dengan meningkatnya minat masyarakat maka permintaan
akan kopi ini juga akan meningkat sehingga keuntungan yang didapat akan meningkat
pula.
4. Tahap pematangan
Ditahap ini penawaran akan produk telah mencapai batas maksimal, malah cendrung
akan menurun, pada tahap ini perlu dilakukan inovasi produk atau divirsifikasi produk,
misalnya dari kopi biasa dilakukan inoasi menjadi kopi susu, atau kopi susu + moca
5. Tahap penurunan
Pada tahap ini produk kopi akan mengalami suatu penurunan volume hasil penjualaan,
Penurunan penjualan ini biasa diakibatkan karena kegagalan panen, jenuhnya konsumen
akan produk yang itu itu saja dan di tambah lagi dengan banyaknya para pesaing dengan
produk yang sama yang dapat mengurangi penjualan dan pendapatan laba.

DAUR HIDUP PRODUK KOPI


8

7
6

penjualan dan laba

4
3
2

3.5

3.5

1
0
0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

5.5

Waktu(Bulan)
daur hidup penjualan produk Kopi

KEPUTUSAN MENGENAI HARGA


Keputusan harga yang saya gunakan adalah penetapan harga berdasarkan biaya, yaitu
cara penetapan biaya yang sederhana, yaitu hanya dengan menambahkan marjin tetap kepada
biaya dasar masing-masing produk atau jasa. Marjin ini dimaksudkan untuk menutup biaya
overhead dan biaya penanganan dan sisanya akan merupakan laba.
Misal :
Biaya untuk membuat atau memproduksi 1 sachet kopi instan adalah Rp.500, sedangkan margin
yang di harapkan sebesar 100% dari setiap sachet yang dihasilkan maka :
Biaya ( Rp.500) x markup ( 100%) = Rp. 1,000 ( Harga Jual )
PROMOSI
Keputusan mengenai promosi
Kegiatan promosi dalam agribisnis dirancang untuk mencapai satu tujuan, yaitu menjual
lebih banyak produk atau jasa. Strategi pemasaran menghimpun berbagai metode untuk
menyediakan informasi kepada para pelanggan dan meyakinkan kepada mereka untuk membeli
produk kita. Strategi ini pada dasarnya merupakan proses komunikasi yang ditujukan untuk

memodifikasi perilaku pelanggan kearah pengambilan keputusan yang positif dalam melakukan
pembelian produk.
Untuk promosi penjualan yang akan saya pilih yaitu dengan membuat iklan baik dimedia cetak
maupun media elektronik dimana iklan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
masyarakat sehingga dapat menimbulkan minat dan memotivasi masyarakat untuk membeli
produk kopi yang saya tawarkan atau setidaknya mereka mengetahui produk yang saya pasarkan
Contoh iklan Produk kopi sebagai berikut:
CONTOH IKLAN 1

CONTOH IKLAN II
jual kopi murah juragan kopi lampung rasa buah,101%
asli
Kami siap memanjakan lidah Anda dengan
sensasi "ngopi" unik kopi rasa buah dengan 11
varian rasa buah dan satu-satunya di Indonesia.
Kami, Toko online yang menyediakan dan
menjual kopi rasa buah. Anda dapat memesan
kopi rasa buah sesuai kebutuhan dan selera
Anda. Tersedia kemasan untuk sachet siap
seduh yang lebih praktis dan 250 gram, 500 gram, dan 1 kilo untuk
kebutuhan kedai kopi, angkringan, warung kopi ataupun cafe.
Tapi sebelum itu, mengapa disebut kopi rasa buah?
Kopi rasa buah berasal dari biji kopi jenis robusta kualitas eksport yang
berasal dari lampung. Kopi rasa buah lahir dari ide untuk menikmati kopi
rasa durian instant tanpa harus menunggu datangnya musim durian. Berkat

kerja keras, percobaan, dan kesabaran, akhirnya terciptalah formulasi kopi


rasa durian.
Dengan ekstrak buah alami dan bukan essence, kini, kopi rasa buah
menghadirkan 11 varian rasa, antara lain DURIAN, MELON, STRAWBERRY,
BLUEBERRY, ANGGUR, CAPPUCINO, MOCCA, LECI, JAMBU, MANGGA, dan
SIRSAK.
Kopi rasa buah produksi PT Sakti Jaya Mandiri yang berlokasi di Lampung
ini, AMAN dan HALAL dikonsumsi pecinta kopi karena sudah mendapat
sertifikasi dari Departemen Kesehatan dengan Nomor: P-IRT NO:
210187103254.
Jadi tunggu apa lagi? Ambil kesempatan ini untuk menikmati kopi lampung
rasa buah.

SALURAN DISTRIBUSI
Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan salah satu
keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih akan
mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran. Dalam rangka untuk menyalurkan barang dan jasa
dari produsen kepada konsumen maka perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi
saluran distribusi yang akan digunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi ini
dapat menghambat bahkan dapat memacetkan usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut.
Macam Saluran Distribusi
Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya :
1. Produsen Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena tanpa
menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau
langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini
disebut saluran distribusi langsung.
2. Produsen Pengecer Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja,
tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan
pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
3. Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran distribusi
tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang

besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar,
dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
4. Produsen Agen Pengecer Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan
kepada para pengecer besar.
5. Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko
kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan

Berdasarkan uraian mengenai saluran distribusi tersebut, maka saluran distribusi yang akan
saya pilih ada 2 yaitu saluran distribusi tahap kedua ( Produsen Pengecer Konsumen )
dan saluran distribusi tahap ketiga ( Produsen Pedagang Besar Pengecer
Konsumen )

MODEL PRAKIRAAN PENJUALAN PRODUK


Prakiraan penjualan (sales forecast) hanya menyangkut estimasi penjualan dalam
nilai uang dan unit fisis seakurat mungkin untuk suatu periode tertentu dengan melibatkan
prakiraan penjualan untuk keseluruhan pasar dan penentuan pangsa (bagian) pasar yang
dapat dikuasai. Baik prakiraan jangka panjang maupun jangkap pendek sama-sama berguna
untuk agribisnis. Prakiraan jangka pendek, yang biasanya berjangka satu musim atau kurang
dari semusim untuk perusahaan agribisnis, bermanfaat dalam perumusan rencana operasi
berjalan. Prakiraan penjualan berjangka panjang penting untuk penyesuaian ukuran
perusahaan. Makin panjang periode yang dicakup, makin cenderung yang dihasilkan tidak
akurat.

Model Prakiraan Penjualan


Prakiraan keadaan umum
perekonomian

Prakiraan atas keseluruhan


pasar

Prakiraan atas
produk tertentu
PRAKIRAAN KEADAAN UMUM PEREKONOMIAN
a. Tabel Inflasi dan IHK KOTA KENDARI Tahun 2010 - 2013 Menurut Bulan
Bulan

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

IHK

Inflasi

IHK

Inflasi

IHK

Inflasi

IHK

Inflasi

Jan

123.55

0.57

129.93

1.82

135.17

0.77

141.24

0.06

Feb

122.59

-0.78

130.53

0.46

136.98

1.34

141.10

-0.10

Mar

122.60

0.01

130.61

0.06

137.27

0.21

N.A

N.A

Apr

122.98

0.31

130.35

-0.20

137.88

0.44

N.A

N.A

Mei

123.54

0.46

131.76

1.08

138.02

0.05

N.A

N.A

Jun

123.46

-0.06

132.76

0.76

138.93

0.66

N.A

N.A

Jul

126.16

2.19

134.94

1.64

139.79

0.62

N.A

N.A

Agt

128.66

1.98

138.97

2.99

142.33

1.82

N.A

N.A

Sep

128.12

-0.42

138.21

-0.55

141.02

-0.92

N.A

N.A

Okt

127.45

-0.52

134.09

-2.98

140.73

-0.21

N.A

N.A

Nov

127.26

-0.15

133.86

-0.17

141.12

0.28

N.A

N.A

Des

127.61

0.28

134.11

0.19

141.15

0.02

N.A

N.A

Bulan

Tahun 2010
IHK

Inflasi

Tahunan

Tahun 2011
IHK

3.87

Inflasi

Tahun 2012
IHK

5.09

Inflasi

Tahun 2013
IHK

Inflasi

5.25

Keterangan (Notes) :
1. Sebelum April 1979, yang digunakan sebagai dasar yaitu September 1966 ( September
1966 = 100 )
2. Mulai April 1979, digunakan istilah Indeks Harga Konsumen (sebelumnya menggunakan
istilah Index Biaya Hidup). Dasarnya April 1977-Maret 1978. Menggunakan pola
konsumsi hasil SBH (Survey Biaya Hidup ) tahun 1977/1978 di 17 ibukota propinsi
( April 1977-Maret 1978 = 100 ).
3. Mulai April 1990-1997, IHK menggunakan tahun dasar 1988/1989. Menggunakan pola
konsumsi biaya hidup hasil SBH di 27 ibukota propinsi. (1988/1989 = 100 )
4. Mulai Desember 1997, IHK menggunakan pola konsumsi hasil SBH di 44 Kota tahun
1996. ( 1996 = 100)
5. Mulai Januari 2004, digunakan tahun dasar 2002. IHK dihitung berdasarkan pola
konsumsi hasil SBH di 45 kota tahun 2002 ( 2002 = 100 )
6. Mulai Juni 2008, digunakan tahun dasar 2007, IHK dihitung berdasarkan pola konsumsi
hasil SBH di 66 kota tahun 2007 (2007 = 100)

PRAKIRAAN ATAS KESELURUHAN PASAR


Analisis swot
Kopi memeiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan penting bagi ekonomi di
indonesia. Indonesia di berkati dengan letak geografisnya yang sangat cocok bagi tanaaman kopi.
Letak

indonesia

sangat

ideal

bagi

iklim

mikro

untuk

produksi

kopi.

Dalam menetapkan strategi dan kebijakan pengembangan perkopian Indonesia ke depan


digunakan analisis SWOT. Identifikasi peluang dan ancaman (tantangan) yang dihadapi suatu
industri serta analisis terhadap faktor-faktor kunci menjadi bahan acuan dalam menetapkan
strategi dan kebijakan penanganan perkopian.
Analisis SWOT yaitu analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strength,
Weakness, Opportunities dan Threats). Analisis SWOT merupakan identifikasi yang bersifat

sistematis dari faktor-faktor kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman
lingkungan luar dan strategi yang menyajikan kombinasi terbaik dia antara keempatnya. Setelah
diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, barulah perusahaan tersebut dapat
menentukan strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untung mengambil
keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus memperkecil atau bahkan mengatasi
kelemahan yang dimilinya untuk menghindari ancaman yang ada.
Analisis SWOT
Kekuatan (Strengths)
Ada pun beberapa kekuatan pada analisis ini, adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya berbagai paket teknologi dari mulai pra panen, panen dan pasca panen yang
telah dikembangkan ke masyarakat petani pekebun
2. Tersedianya keragaman produk kopi baik dalam bentuk regular coffee atau specialty
coffee.
3. Masih terbukanya Peluang pengembangan Product development dalam bentuk kopi
setengah jadi (roasted coffee) maupun kopi jadi (soluble dan instant coffee).
4. Biaya produksi relatif lebih rendah.
5. Di Indonesia memiliki sedikitnya tujuh macam kopi spesial yang telah dikenal dunia
seperti
a. Gayo Mountain Coffee dari dataran tinggi Takengon, Aceh Tengah,
b. Mandheling dan Lintong Coffee dari Sumatera Utara,
c. Java Coffee dari dataran tinggi Ijen, Jawa Timur,
d. Toraja/Kalosi Coffee dari dataran tinggi Tana Toraja, Sulawesi Selatan,
e. Bali Coffee dari dataran tinggi Kintamani, Bali,
f. Flores Coffee dari dataran tinggi Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dan
g. Balliem Highland Coffee dari dataran tinggi Jaya Wijaya, Irian Jaya.

Kelemahan (Weaknesses)
Ada pun beberapa kelemahan pada analisis ini, adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya Produktivitas kopi di Indonesia, baik kopi Robusta maupun Arabika.
2. Belum proporsionalnya komposisi kopi Arabika dan Robusta. Pertanaman kopi Robusta
mendominasi dibandingkan dengan kopi arabika, sedangkan permintaan kopi dunia
3.
4.
5.
6.

hingga saat ini masih di dominasi oleh Arabika dengan pangsa pasar > 70 %.
Terbatasnya ketersediaan lahan yang memadai.
Terbatasnya panen kopi.
Rendahnya kualitas/mutu kopi Indonesia.
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung industri kopi, khususnya untuk kopi
Arabika yang menuntut lingkungan dengan suhu rendah, yang hanya terdapat pada

dataran tinggi di pegunungan.


7. Kurang informasi pasar dalam mengefisienkan sistem tataniaga.
8. Pemilikan lahan yang rata-rata masih sempit yaitu seluas 0,69 ha per KK.
9. Terbatas atau lemahnya kelembagaan petani dalam posisi rebut pasar (bergaining
position).
10. Penerapan teknologi (agronomi, pasca panen dan pengolahan) yang masih amat terbatas
Peluang (Opportunities)
Ada pun beberapa Peluang pada analisis ini, adalah sebagai berikut :
Peluang pasar kopi Indonesia khususnya dimasa mendatang masih cukup cerah, dengan beberapa
indikator antara lain :
1. Distribusi supply dan demand kopi dunia. Diasumsikan bahwa, meskipun produksi dunia
mengalami sedikit peningkatan, namun lebih diakibatkan adanya kecenderungan
meningkatnya produksi kopi Robusta di wilayah Asia pasifik. Sedangkan kopi Arabika
dirasakan beberapa tahun terakhir mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami
penurunan.
2. Perkembangan harga kopi dunia. Menurut ICO, perkembangan harga rata-rata kopi
Arabika selalu lebih tinggi dibandingkan harga kopi Robusta, maka dapat diasumsikan
bahwa pengembangan agribisnis kopi Arabika memiliki kecenderungan yang lebih
prospektif dibandingkan dengan Robusta.
3. Perkembangan konsumsi kopi dunia (terutama negara importir) cukup baik sehingga
pasar dan permintaan baru akan terbuka.

Ancaman (Treaths)
Ada pun beberapa Ancaman pada analisis ini, adalah sebagai berikut :
1. adanya ancaman dari minuman lain. Dewasa ini kecenderungan budaya minum kopi
khususnya di pasar tradisional mengalami perubahan yaitu dari hot beverages ke cold
beverages yaitu peralihan minuman ke soft drink.
2. Penyimpangan Iklim. Perubahan iklim yang akhir-akhir ini sulit diperkirakan akan
berdampak terhadap penyimpangan tipe iklim di suatu wilayah. Sementara tanaman kopi
dalam stadia-stadia tertentu sangat rentan terhadap pengaruh kekurangan dan kelebihan
air yang akan berakibat pada penurunan produksi.
3. Kelangkaan tenaga kerja. Angkatan kerja di pedesaan kurang berminat bekerja di
perkebunan, hal ini dikarenakan tingkat upah yang diterima masih dirasakan relatif
rendah.
4. Perkembangan produksi yang besar di negara lain (Vietnam) sangat tinggi menyebabkan
persaingan pasar sangat tinggi.
5. Penyakit taman khususnya tanaman kopi yng mempengaruhi kualitas dan kuantitas nya,
yang di pengaruhi oleh musim dan daerah tersebut.
Alternatif Strategi
1. Strategi S-O
o Pengembangan area selain didasarkan pada kesesuaian lahan juga dengan
pertimbangan memiliki daya kompetitif dan komparatif secara antar dan intra wilatah
serta pertimbangan permintaan pasar/konsumen baik domestik ataupun dunia.
o Mengisi dan meningkatkan peluang pasar yang tersedia baik domestik maupun
internasional serta mempertahankan pasar yang telah ada melalui berbagai upaya
promosi baik dalam dan luar negeri termasuik mendukung agrowisata.
o pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi dibidang perkopian,
khususnya

berupaya

kebijakan

yang

diterapkan

secara

konsisten

dan

berkesinambungan.
2. Strategi W-O
o Optimalisasi ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam mendukung peningkatan kualitas tanaman dan produk yang dihasilkan.
o Menumbuh kembangkan fungsi kelembagaan dan kemitraan yang berazaskan
kebersamaan ekonomi.

o Optomalisasi usaha tani dalam luasan skala usaha dan ekonomis baik ditingkat petani
maupun usaha menengah dan besar.
3. Strategi S-T
o Penajaman wilayah potensial yang berkelayakan teknis dan tanaman dalam upaya
meningkatkan produktivitas tanaman dan lahan.
o Mendukung pelestarian lingkungan yang berkelanjutan melalui perwujudan usaha
perkebunan kopi yang ramah lingkungan (environmental friendly coffee).
4. Strategi W-T
o Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi terkait dalam rangka legalisasi
produk-produk kopi spesial (specialty dan bio coffee) untuk mendapatkan nama
dagang (trade mark) atau hak paten dari produk-produk yang bersangkutan.
o Sosialisasi penerapan sistem manajemen mutu (SNI, ISO, HACCP) diikuti dengan
perbaikan melalui penerapan reward dan punishment terhadap pembelian produk.
o meningkatkan jaminan keamanan berusaha terhadap segala bentuk penjarahan,
perambahan atau aktivita serupa lainnya.
Alternatif Kebijakan
Berangkat dari stategi diatas, maka kebijakan pengembangan kopi kedepan khususnya
secara teknis dititikberatkan kepada.
1. Kebijakan Umum
o Membangun perkebunan kopi yang berkelanjutan.
o mempertangguh daya saing komoditas melalui peningkatan mutu hasil dan
efisiensi usaha.
o Peningkatan dan pengembangan SDM yang tangguh dan bermutu serta IPTEK
yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah.
2. Kebijakan Teknis
Kebijakan ini akan menentukan arah pengembangan kopi kedepan, dengan mengacu
pada market oriented, yaitu.
o peningkatan produktivitas (tanaman dan lahan) serta mutu hasil melalui upaya
intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan dan diversifikasi pada areal yang telah ada
dan diprioritaskan pada wilayah eks-proyek serta kawasan hutan dan DAS.
o Pengembangan komposisi kopi Robusta ke Arabika melalui upaya konversi lahan
Robusta dengan ketinggian tempat di atas 1.000 m dpl, serta penanaman tanaman
baru pada lahan-lahan yang berkelayakan teknis.

o Kelestarian dan pengembangan kopi spesial di lahan subur dengan ketinggian


tempat di atas 1.000 m dpl.

USAHA PENJUALAN PADA KONSUMEN AKHIR


WHY NOT COFFE
Nama pekerjaan : Wiraniaga Produk Kopi
Maksud : Menjual berbagai macam hasil olahan kopi dengan harga yang relative terjangkau
Bidang tanggung jawab utama :
1. Bertanggung jawab atas persediaan kopi para konsumen
2. Menjual dan mengawasi stok kopi
3. Mempromosikan produk kopi dan meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan
Kewajiban :
1. Mengembangkan, mempromosikan, dan mengawasi produk
2. Menjual produk kopi ke pelanggan
3. Bekerja sama dengan perusahaan yang berkaitan dengan kopi
4. Membina hubungan baik dengan pelanggan
5. Menangani serta mendengarkan keluhan pelanggan akan produk kopi yang dihasilkan
Sasaran :
1. Meningkatkan penjualan sebesar 20% dari total penjualan tahun lalu
2. Menarik lebih banyak pelanggan pada tahun ini
3. Membuat atau mengembangkan strategi serta kebijakan pemasaran yang sudah ada
STRUKTUR ORGANISASI

D ir e k t u r
u ta m a

Karyawan
Unit Produksi
Karyawan
Unit
Pemasaran

Unit
Personalia

Unit
Keuangan

Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan

PROSES USAHA PENJUALAN LANGSUNG

kontak

Pembukaan
pendekatan

perencanaan

pengakraban

PROSES
USAHA PENJUALAN

kualifikasi

pertanyaan
pencalonan

minat
peragaan

pengetahuan
Wawancara persiapan
persiapan

Sifat-sifat
pembuktian
keyakinan

Tidak lanjut

penolakan
pelaksanaan

PROSES USAHA PENJUALAN LANGSUNG


a. Tahap persiapan
Untuk memulai usaha penjualan produk kopi, Banyak hal yang perlu dipersiapkan
pada, mulai dari mempersiapkan diri untuk bertemu dengan pelanggan, mempelajari
produk kopi yang nantinya akan ditawarkan, mempelajari bagaimana keadaan pasar
dimana produk tersebut nantinya akan dipasarkan, dan bagaimana keadaan konsumen
yang akan dilayani. Dengan semua persiapan yang ada akan sangat membantu dalam
proses penjualan nantinya
b. Pengetahuan
Pengetahuan tidak terbatas pada pengenalan produk saja. Tetapi mencakup
pemikiran mendalam atas cara kerja pasar, masukan dan keluaran dari strategi bersaing,

kekuatan dan kelemahan para pesaing, berbagai kebutuhan dan masalah pelanggan yang
harus diantisipasi. Untuk itu pada tahap pengetahuan ini sebagai produsen kopi yang akan
turun kepasar, haruslah sudah mengetahui hal-hal tersebut. Mulai dari bagaimana
keunggulan produk kopi ini dengan produk kopi dari perusahaan lain, apa saja yang
menjadi kelemahan dari produk lain, serta harus mengetahui bagaimana system kerja
pasar yang akan kita pilih
c. Penjajakan calon pelanggan
Penjajakan calon pelanggan adalah proses pengidentifikasian dan penetapan
lokasi pelanggan potensial. Dalam hal ini terdapat 3 metode penjajakan calon pelanggan
yaitu :
a) Penjajakan coba-coba
b) Penjajakan selektif
c) Penjajakan terarah
Dari ketiga metode penjajakan yang ada, metode penjajakan yang saya gunakan
dalam memasarkan produk kopi adalah metode penjajakan selektif, dimana produk kopi
ini dipasarkan kepada orang orang yang berumur > 25 tahun atau pada tingkat dewasa,
dimana mereka mempunyai tingkat kemungkinan yang tinggi untuk menggunakan
produk kopi ini, mengingat salah satu manfaat kopi yaitu penghilang kantuk dan stress,
dimana manfaat kopi ini dapat membantu para pekerja ( umur > 25 tahun ) untuk
menghilangkan rasa ngantuk saat bekerja.
d. Penentuan kualifikasi calon
Dalam menentukan calon pembeli kita harus memastikan bahwa calon pelanggan
tersebut memenuhi syarat unutk membeli, tetapi kita juga harus bertanggung jawab untuk
menentukan apakah kebutuhan pelanggan potensial benar-benar dapat dipenuhi oleh
produk perusahaan kita. Jika tidak, sebaiknya penjualan tidak dilakukan karena akan
berdampak pada tercemarnya nama baik perusahaan kita.
e. Perencanaan penjajakan penjualan
Pada tahap kita sebagai seorang produsen dituntut untuk mengumpulkan
informasi mengenai pelanggan, mengembangkan tujuan dan strategi tentang penjajakan
yang akan digunakan

PROSES PENGURAIAN PRODUK


Penguraian menciptakan banyak jenis produk dari satu bahan

KEADAAN PEREKONOMIAN

T
I
N
D
A
K
A
N

A1

E1
12

E2
6

E3
1

A2

10

-1

A3

KEADAAN
PEREKONOMIAN
E1 2013
2 2014
E3 2015

PROBABILITAS
0,60
0,45
0,55

Perhatikan bahwa probabilitas terjadinya salah satu dari ketiga keadaan perekonomian
tersebut harus 100%. Setelah probabilitas ditentukan,manajer harus menghitung nilai yang
diharapkan untuk setiap tindakan yang mungkin.
Dengan demikian, niali yang diharapkan untuk tindakan A1 akan dihitung sebagai berikut :
E(A1) = 0,60(12) + 0,45(6) + 0,55(1)
= 7,2 + 2,7 + 0,55
= 10,45
Begitu juga,
E(A2) = 0,60(8) + 0,45(10) + 0,55(-1)
= 4,8 + 4,5 + -0,55
= 8,75
Dan
E(A3) = 0,60(4) + 0,45(3) + 0,55(7)
= 2,4 + 1,35 + 3,85
= 7,6
Berdasarkan hasil taruhan yang telah dicantumkan pada matriks untuk kepastian dan
probabilitas yang ditentukan untuk keadaan perekonomian yang berbeda, manajer akan memilih
tindakan A1. Inilah strategi yang akan memaksimisasi hasil taruhan. Analisis lebih lanjut
mungkin diperlukan jika nilai dari dua hasil taruhan hampir sama. Selanjutnya manajer

mungkin berhasrat untuk lebih mendalami variasi dari masing-masing hasil taruhan dan
berupaya meminimisasi variasi tersebut.
Proses Produksi biji kopi
1. Panen
Biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari buah
kopi yang sudah masak. Ukuran kematangan buah secara visual
ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah terdiri satu
lapisan tipis mempunyai warna hijau tua saat buah masih muda,
kuning saat setengah masak dan berubah menjadi warna merah saat
masak penuh. Warna tersebut akan berubah menjadi kehitam-hitaman
setelah masa masak penuh terlampui
2. Sortasi buah di kebun
Buah kopi masak hasil panen disortasi secara teliti untuk memisahkan
buah yang superior [masak, bernas dan seragam] dari buah inferior
[cacat, hitam, pecah, berlubang dan terserang hama/penyakit].
Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang karena
benda-benda tersebut dapat merusak mesin pengupas. Cara sortasi ini
dilakukan langsung di kebun sesudah panen selesai
3. Pengupasan kulit buah
Proses pengolahan semi-basah diawali dengan pengupasan kulit buah
dengan mesin mengupas [pulper] tipe silinder
4. Fermentasi
Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang
tersisa

di

permukaan

pengupasan.Proses

kulit

fermentasi

tanduk
dapat

biji

kopi

dilakukan

setelah

proses

secara

basah

[merendam biji kopi di dalam genangan air] dan secara kering [tanpa
rendaman air].
5. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi
yang masih menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian
dapat dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedang

untuk kapasitas besar perlu dibantu dengan mesin. Ada dua jenis
mesin pencuci yaitu tipe batch dan tipe kontinyu
6. Pengeringan
Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dari
dalam biji kopi HS yang semula 60 - 65 % sampai menjadi 12 %. Pada
kadar air ini, biji kopi HS relatif aman untuk dikemas dalam karung dan
disimpan di dalam gudang pada kondisi lingkungan tropis. Proses
pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis dan
kombinasi keduanya.
7. Pengupasan kulit kopi HS
Pengupasan ditujukan untuk memisahkan biji kopi dengan kulit tanduk.
Hasil pengupasan disebut biji kopi beras. Mesin pengupas yang
digunakan adalah tipe silinder dengan penggerak motor diesel antara
12 24 PK tergantung kapasitasnya
8. Sortasi
Biji kopi beras harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat
bijinya. Kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun, kayu atau kulit
kopi, harus juga dipisahkan. Sortasi ukuran dilakukan dengan ayakan
mekanis tipe silinder berputar atau tipe getar
9. Penggudangan
Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji kopi beras yang telah
disortasi dalam kondisi yang aman sebelum di pasarkan ke konsumen.
Beberapa faktor penting pada penyimpanan biji kopi adalah kadar air,
kelembaban relatif udara dan kebersihan gudang
10. Proses kontrol dan pengawasan mutu
Untuk mendapatkan mutu biji kopi yang memenuhi standar, seragam
dan konsisten, setiap tahapan pengolahan harus diawasi secara teratur
dan berkelanjutan sehingga pada saat terjadi penyimpangan, suatu
tindakan koreksi yang tepat sasaran dapat segera dilakukan.
Tatap Letak Produk

Apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah yang besar.
Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Ilustrasi

dari tata letak produk dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut

PERT (Program Evalution Review Technique)

Sortasi buah di kebun


Panen
kopi

2 jam

Pengupasan kulit
buah
4 jam

Fermentasi
36-38 jam

Pengeringan

Pencucian

10 jam

1 jam

Pengupasan kulit kopi HS

Sortasi

3 jam

2 jam

Biji Kopi

JUDUL SKRIPSI
BAB 12 MANAJEMEN PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN AGRIBISNIS
1. ANALISIS PENGARUH RENCANA PEMASARAN STRATEGIK TERHADAP
KEBERHASILAN PROSES PENJUALAN
2. PENGARUH SEGMENTASI PASAR TERHADAP KEPUTUSAN MENGENAI
PRODUK
3. ANALISIS PENENTUAN KEPUTUSAN TENTANG HARGA SUATU PRODUK
PADA PT. AGRONOMI
4. ANALISIS MARKETING MIX PADA PERUSAHAAN KOPI ABC
5. KEPUTUSAN PEMILIHAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP PENINGKATAN
PENJUALAN PADA PT.ABC
BAB 13 ALAT UNTUK MENGAMBIL KEPUTUSAN PEMASARAN
1. STRATEGI PEMASARAN PT.ABC DENGAN PENDEKATAN ANALISIS SWOT
2. ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
3. PENGARUH KEADAAN UMUM PEREKONOMIAN TERHADAP PRAKIRAAN
PENJUALAN PRODUK KOPI
4. ANALISIS PENGARUH PRAKIRAAN PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN
UNTUK MEMASARKAN PRODUK
5. KEPUTUSAN PENETAPAN PRODUK PADA PT.ABC BERDASARKAN ANALISIS
SWOT
BAB 14 PROFESI USAHA PENJUALAN DALAM PERTANIAN
1. KEPUTUSAN PEMILIHAN JENIS USAHA PENJUALAN AGRIBISNIS TERHADAP
PARA PELAKU BISNIS YANG BARU
2. ANALISIS TANGGUNG JAWAB PENJUALAN PADA PT.ABC
BAB 15 PROSES USAHA PENJUALAN
1. ANALISIS PROSES USAHA PENJUALAN PADA PT. ABC
2. PENGARUH PROSES USAHA PENJUALAN LANGSUNG TERHADAP MINAT
PELANGGAN
3. ANALISIS MENGENAI PERENCANAAN PENJAJAKAN PENJUALAN TERHADAP
PT. ABC
4. TEKNIK PENDEKATAN KE PELANGGAN PADA PT. ZYX
BAB 16 PERENCANAAN PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
1. ANALISIS PERENCANAAN PRODUKSI PADA PT. ABC
2. PENGARUH TATA LETAK TERHADAP PROSES PRODUKSI PADA PT. ABC
3. PENGARUH RESIKO DAN KETIDAK PASTIAN DALAM MELAKUKAN PROSES
PENJUALAN AGRIBISNIS

4. RESIKO DAN KETIDAK PASTIAN TERHADAP PROSES PENGAMBILAN


KEPUTUSAN PADA PT. ABC
BAB 17 PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI DALAM AGRIBISNIS
1. ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI PADA PT. ABC
2. TEKNIK PRODUKSI PADA PT. ABC DENGAN METODE
EVALUATION REVIEW TECHNIQUE ( PERT )

PROGRAM

Laporan agribisnis

KOPI

MUFASSIR HASRAN
B1B1 10 069
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS HALUOLEO
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

Anda mungkin juga menyukai