Schein , yang dikenal dengan Scheins Stage of Culture Formation, yang memiliki
penekanan utama pada tingkatan evolusi berakhirnya budaya.
Louis, dengan Louiss Multiple Cultures menekankan pada lokasi asal atau kejadian
budaya. Elemen yang berbeda dari budaya, dan bahkan bagian dari budaya yang
berbeda dapat muncul dari bagian atau unit-unit organisasi itu sendiri, dan atau
bahkan dapat berasal dari luar organisasi.
ii.
Cox, Jr., dan Blake (1991) dalam Stoner et al. (1995) mengemukakan 6
alasan perlunya mengelola budaya perusahaan sehubungan dengan
keanekaragaman budaya individual anggota organisasi. Ke enam alasan
dimaksud adalah sebaga berikut :
1. Argumen biaya
2. Argumen akuisisi sumber daya
3.
4. Argumen kreativitas
5. Argumen pemecahan masalah
6. Argumen flesibilitas sistem
Berdasarkan berbagai penjelasan tentang budaya organisasi yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1)
Budaya oeganisasi merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak, karena itu terdapat banyak definisi yang
selalu menyertainya.
2)
Budaya yang efektif adalah budaya yang mampu berfungsi sebagai direction, pervasiveness, strength, dan
sebagai pembentuk flexibility bagi organisasi dlam mengembangkan potensinya untuk mencapai tujuan,
beradaptasi dengan perubahan lingkungan, sekaligus pembentuk motivasi dan daya inovasi bagi segenap
anggotanya untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) jangka panjang.
3)
Budaya organisasi bukanlah sesuatu yang bersifat tidak adaptif , selain akan menjadi beban atau
penghalang terjadinya perubahan, juga dapat menjadi penghalang daya inovasi individual, dan menjadi
penghambat daya kompetisi organisasi ketika berhadapan dengan lingkungan eksternal yang selalu
berubah secara dinamis.
4)
Budaya organisasi bukanlah sesuatu yang bersifat statis atau permanen sepanjang hidup organisasi.
5)
Budaya dapat dikelola mulai dari tahapan seleksi atau rekruitmen karyawan, pendidikan dan pelatihan,
penempatan, sistem penggajian, dan promosi jabatan.