Pengertian BPH
Hiperplasia lobus lateral dan subservikal kelenjar prostat yang
mengakibatkan pembesaran organ tersebut. BPH merupakan Benign
Prostatic Hyperplasia. (Dr. Lyndon Saputra dalam buku Medikal Bedah
Renal dan Urologi, 2012)
Benigna prostatic hyperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang sering
terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormone prostat
(Yuliana, 2011).
Benigna Prostat Hyperplasia adalah pembesaran jinak kelenjar prostat,
disebabkan oleh karena hiperplasia. Beberapa atau semua komponen
prostat, meliputi antara lain : (Basuki B. Pornomo: 2000)
a)
Jaringan kelenjar.
b)
Jaringan fibro muskular yang menyebabkan penyumbatan
uretra parsprostatika.
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah penyakit yang disebabkan oleh
penuaan (Price & Wilson, 2005).
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pembesanan prostat yang jinak
bervariasi berupa hiperplasia kelenjar atauhiperplasia fibromuskular.
Namun orang sering menyebutnya dengan hipertropi prostat namun
secarahistologi yang dominan adalah hyperplasia (Sabiston, David C,
2004).
BPH (Hiperplasia prostat benigna) adalah suatu keadaan di mana
kelenjar prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam
kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium
uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang paling umum pada pria.
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Hiperplasia prostat jinak (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat
nonkanker (Corwin, 2000).
Hyperplasia prostat atau BPH (Benign Prostate Hiperplasia) adalah
progersif dari kelenjar prostat, brsifat jinak disebabkan oleh hyperplasia
1 | Page
hormone
estrogen-testosteron.
Pada
proses
2 | Page
3 | Page
bukan
gejala
yang
khas,
walaupun
dengan
5 | Page
6 | Page
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
6. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada pasien BPH antara lain: sering
dengan semakin beratnya BPH, dapatterjadi obstruksi saluran kemih,
karena urin tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat menyebabkan
infeksisaluran kemih dan apabila tidak diobati, dapat mengakibatkan gagal
ginjal. (Corwin, 2000).
Kerusakan traktus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik
mengakibatkan penderita harusmengejan pada miksi yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdomen yang akan menimbulkan herniadan
hemoroid. Stasis urin dalam vesiko urinaria akan membentuk batu
endapan yang menambah keluhan iritasidan hematuria. Selain itu, stasis
urin
dalam
vesika
urinaria
menjadikan
media
pertumbuhan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisa
Analisis urin dan mikroskopik urin penting untuk melihat adanya
sel leukosit, sedimen, eritrosit, bakteri dan infeksi. Bila terdapat
hematuri harus diperhitungkan adanya etiologi lain seperti keganasan
pada saluran kemih, batu, infeksi saluran kemih, walaupun BPH
sendiri dapat menyebabkan hematuri. Elektrolit, kadar ureum dan
8 | Page
9 | Page
nokturia,
menghindari
obat-obat
dekongestan,
10 | P a g e
mengangkat
kelenjar
seperti
prostatektomi
dilakukan
untuk
perdarahan,
infeksi,
retensi
oleh
karena
mengalir
ke
dalam
kandung
kemih
dan
BPH
dengan
cara
pengangkatan
jaringan
prostat
lewat
uretra
ini
dilakukan
pada
prostat
yang
mengalami
selama
prosedur.
Setelah
dilakukan
reseksi,
1. Pengertian TUR-P
Trans Uteral Resectio
(TUR)
yaitu
suatu
tindakan
untuk
refluk
vesiko-ureter,
sisa
urine
sehingga
menyebabkan
terbentuknya batu.
e. Hematuria
f. Sistitis dan pielonefritis.
15 | P a g e
6. Dampak Masalah
Setiap perubahan yang terjadi selalu menimbulkan dampak. Begitu
juga dengan individu yang telah dilakukan tindakan TURP akan
mengalami perubahan baik yang mempengaruhi individu, keluarga
maupun masyarakat.
a. Dampak masalah pre-operasi TURP adalah
1) Pola eliminasi
Tanda dan gejala yang berhubungan dengan BPH akibat
pembesaran prostat yang berdampak pada penyumbatan parsial
atau sepenuhnya pada saluran kemih bagian bawah. Keluhan
klien antara lain adalah nokturia, frekuensi, hesistancy, disuria,
inkotinensiadan rasa tidak lampias sehabis miksi. Dapat pula
muncul hernia inguinalis dan hemoroid.
2) Pola persepsi dan konsep diri
Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan muncul
kecemasan. Ketidakpastian tentang procedure pembedahan,
nyeri setelah operasi, insisi dan imobilisasi dapat menimbulkan
rasa cemas. Klien juga cemas akan ada perubahan pada dirinya
setelah operasi.
3) Pola tidur dan istirahat
Tanda dan gejala BPH antara lain nokturia dan frekuensi. Bila
keluhan muncul pada klien maka tidur klien akan terganggu.
Hal ini terjadi karena pengosongan kandung kemih yang tidak
lengkap pada setiap miksi sehingga interfalantara miksi lebih
pendek. Akibatnya klien sering terbangun pada malam hari
untuk miksi dan waktu tidur akan berkurang.
b. Dampak masalah post-operasi TURP adalah
1) Pola eliminasi
16 | P a g e
disebabkan
karena
situasi
krisis
(inkotinensia,
DAFTAR PUSTAKA
17 | P a g e
Andra Saferi Wijaya, Yessie Mariza Putri. 2013. Medical Book KMB Keperawatan
Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) Swann Morton England B.S. Teori
dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
Eka Prabowo, Andi Eka Pranata 2014. Medical Book Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Sistem Perkemihan Pendekatan NANDA, NIC dan NOC.
Yogyakarta : Nuha Medika
Muttaqin Arif, Kumala Sari. 2011 asuhan keperawatan gangguan sistem perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika
18 | P a g e