Unsur Transisi adalah suatu unsur yang terletak pada golongan B dan memilliki orbital elektron pada
tingkat energi d atau f yang umumnya tidak penuh, biasanya bersifat logam.Unsur Transisi pada
sistem periodik unsur berjumlah 56 unsur dari 103 unsur yang ada. Unsur transisi terbagi atas dua
kelompok yaitu Unsur Transisi dengan blok d dan Unsur Transisi Dalam dengan blok f (Aktinida dan
lantanida)
Ukuran atom pada unsur transisi dalam satu periode semakin menurun tetapi
kembali konstan akibat elektron orbital d melindungi elektron-elektron
terluarnya sehingga tidak terjadi penambahan ukuran pada atom tersebut.
2.) Keelektronegatifitas
Energi Ionisasi pada unsur transisi ini juga meningkat relatif lebih kecil akibat
elektron pada orbital 3d melindungi elektron terluar dengan baik.
1.2.2 Sifat dalam satu golongan
1.) Ukuran Atom
Ukuran atom dalam satu golongan cenderung meningkat sedikit tetapi pada
periode 5 dan 6 dalam satu golongan, ukuran atomnya hampir sama akibat
penyisipan golongan unsur transisi lantanida dan aktinida (gambar 23.4 A)
2.) Keelektronegatifitasnya
Keeletronegatifan pada unsur transisi inimengalami fluktuasi peningkatan lalu
turun sedikit ( Gambar 23.4 B) maka logam transisi yang lebih berat memiliki
ikatan kovalen yang lebih banyak dan menarik elektron lebih kuat daripada
unsur golongan Utama (A).
3.) Energi Ionisasi
Energi Ionisasi pada unsur golongan transisi ini meningkat sedikit karena
kombinasi antara peningkatan kecil ukuran atom dan peningkatan yang besar
dari mutan inti (gambar 23.4 C)
4.) Kerapatan
Kerapatan pada unnsur transisi segolongan ini meningkat cukup signifikan
akibat perubahan volume dari perode 5 ke 6 kecil sedangkan perubaan massa
dari kedua periode tersebut meningkat tajam (Gambar 23.4 D)
3. Senyawa Koordinasi
Senyawa koordinasi adalah suatu senyawa yang mengandung satu atau lebih ion
kompleks dengan sejumlah kecil molekul atau ion di seputar atom atau ion logam pusat,
biasanya atom atau ion logam pusat tersebut dari logam golongan transisi.
Senyawa koordinasi tersusun atas satu atau lebih ion kompleks dan ion counter (ion
yang bergabung dengan ion kompleks untuk mencapai keadaan netral).
Ion kompleks ini tersusun atas logam pusat kation ( baik berupa logam golongan utama
maupun golongan transisi) dan ligan ( satu atau lebih molekul yang terikat pada
atom/logam pusat yng bersifat anion atau netral)
Contoh : [Co(NH 3 )6]Cl3 Ion Counter
Atom pusat
Muatan ion kompleks = muatan ion logam pusat + Jumlah muatan ligan
Contoh : [Co(NH3)2CI4]2-
4. Jumlah ligan lebih dari satu diberi awalan di- =2, tri- =3, tetra- =4 tetapi tidak
diurutkan secara alfabetis melainkan dari nama ligannya. Jika Ligan yang sudah
diberi awalan angka tetapi menunjukkan lebih dari ligan itu sendiri maka diberi
penambahan bis- =2, tris- = 3, dan tetrakis- = 4.
Contoh : ion kompleks yang memiliki 2 en (ethylendiammine) ditulis menjadi
bis(ethylendiammine)
5. Bilangan oksidasi ion logam pusat ditulis dengan angka Romawi.
6. Jika ion kompleksnya merupakan anion maka nama atom pusatnya diberi
akhiran ate.
Contoh: K[Pt(NH3)CI5] = Potassium amminepentachloroplatinate(IV)
Tetapi ada sebagian nama logam anion yang berbeda yang sesuai dengan tabel
23.9
Werner mengusulkan dua jenis valensi, atau kemampuan mengombinasikan ion logam.
Valensi primer( kondisi oksidasi), adalah muatan positif pada logam ion yang harus
dipasangkan oleh muatan negatif. Di rangkaian Cobaltnya Werner , valensi primer
adalah + 3, dan ini selalu seimbang oleh tiga ion CI. Valensi sekunder di rangkaian
senyawa Co adalah 6. Seperti kamu lihat, Datanya Werner terpenuhi jika total angka
dari ligan yang tersisa untuk masing-masing senyawa adalah sama,maka angka dari ion
CI dan NH 3 pada molekul ion kompleks berbeda bervariasi. Antara lain, yang pertama
senyawa [Co(NH 3 )6] Cl 3, punya total empat ion: [Co(NH 3 )6] dan tiga CI- . Anehnya,
Werner adalah seorang ahli kimia organik, dan kerjaannya di senyawa koordinasi yang
hampir merevolusi jaman. Sebagai pelopor pembahasannya, terutama ramalannya
dengan isomeri optis Werner mendapat Hadiah Nobel di ilmu kimia pada 1913.
A,ikatan Valensi dari [Cr (NH 3)6 ]3+ ion. B, Diagram orbital parsial menggambarkan campuran
dari dua 3d, satu 4s, dan tiga 4p orbital di Cr 3+ menjadi bentuk enam d 2 sp 3 bastar orbital,
yaitu diisi dengan enam pasangan NH3 bebas (red)
Gambar 23.17 lima. orbital d pada bidang octahedral dari ligan. A, Kita mengasumsikan bahwa ligan
mendekati ion logam sepanjang tiga linear axes pada octahedral orientasi. B dan C, lobus dari dx2-y2
dan dZ 2 mendekat pada ligan, sehingga tolakan adalah lebih kuat. D ke F, dari dxy,dxz, dan d yz.
orbital terletak di antara dekat ligan, sehingga tolakan lebih lemah.
Warna dari Logam Peralihan
Pembeda warna dari senyawa koordinasi ditentukan oleh perbedaan Energy () di antara t 2g dan eg
setelan orbital pada ion kompleks. Ketika ion menyerap cahaya pada jangkauan tampak, elektron
dirangsang(" lompat") dari energy yang taraf lebih rendah t2g ke taraf lebih tinggi e g. Ingat
perbedaan antara dua level energy elektronik pada ion adalah persamaan Energy dari serapan foton:
Pada ion [Cr(NH3)6] 3+ (kiri) berwarna orange sedangkan pada ion [Cr(NH3)5Cl]3+ berwarna ungu.
Pembelahan Daerah Kristal Pada Kompleks Terahedral dan segi Empat Planar
Kompleks tetrahedral : ligan-ligan mendekat dari ujung-ujung tetrahedral. Perubahan energi
dari pembelahan orbital d pada tetrahedral lebih kecil daripada oktahedral.
tetrahedral < oktahedral
Gambar 23.25 Pembelahan energi orbital d pada bentuk tetrahedral.
Electron pada dxy, dxz, dan dyz memiliki energi tolakan yang lebih kuat daripada dx 2 -y 2 dan dz2 .
Sehingga pembelahan orbital berlawanan dengan oktahedral
Persegi planar kompleks.
Akibat dari bidang ligan pada persegi planar lebih mudah untuk menggambar kalau kita
membayangkan permulaan dengan satu octahedral geometri kemudian ganjalkan kedua-duanya
ligan sepanjang poros-z d.
Gambar 23.26 Pembelahan energi orbital d pad
persegi planar.
Pada segiempat planar, tingkat energi dxz, dxy dan dx2
relatif menurun dari oktahedral