Anda di halaman 1dari 40

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang

BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG

2.1.

GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS, GEOHIDROLOGI

2.1.1. Letak Geografis Kota Bontang


Kota Bontang terletak antara 117o23 Bujur Timur 117o38 Bujur Timur serta
diantara 0o01 Lintang Utara 0o012 Lintang Utara. Wilayah Kota Bontang didominasi
oleh lautan. Kota Bontang memiliki wilayah daratan seluas 147,8 Km2 ( 29,70 % ),
sedangkan luas wilayah seluruhnya 497,57 Km2, didukung dengan tata letak yang cukup
strategis yaitu terletak pada jalan trans Kalimantan Timur dan berbatasan langsung
dengan Selat Makasar yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II (ALKI II) dan
Internasional sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota
Bontang dengan wilayah lain diluar Kota Bontang baik dalam skala nasional, regional
maupun internasional.
2.1.2. Topografi Kota Bontang
Wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai, berbukit dan
bergelombang. Secara topografi kawasan Kota Bontang memiliki ketinggian antara 0
120 meter diatas permukaan laut (m dpl) dengan kemiringan lereng yang bervariasi dan
terdiri dari sebagian besar wilayah daratan dan beberapa wilayah berupa pulau-pulau
kecil. Ditinjau dari kemiringan lerengnya, Kota Bontang memiliki kemiringan lereng yang
bervariasi dari pantai Timur dan Selatan hingga bagian Barat. Kemiringan lahan datar
antara 0% - 2% mempunyai luasan 7.211 ha atau 48,79%, Kemiringan lahan
bergelombang antara 3% - 15% seluas 4.001 ha atau 27,07%, serta luas lahan dengan
kemiringan curam antara 16% - 40% hampir sama dengan luas bergelombang yaitu
24,14% atau 3.568 ha.
Luas wilayah Kota Bontang berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng adalah
seperti pada Tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Luas Kemiringan Lahan (rata-rata) Kota Bontang
Kemiringan
Datar (0-2%)
Bergelombang (13-15%)
Curam (16-40%)
Sangat Curam (>40%)
Jumlah

Luas (ha)

7.211
4.001
3.568
0.000
14.780

48.79
27.07
24.14
0.00
100.00

Sumber : Bappeda, 2008

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 1

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2.1.3. Hidrologi Kota Bontang
Secara hidrologi, wilayah Kota Bontang terdiri atas 3 Daerah Aliran Sungai (DAS),
yaitu :
a) DAS Guntung
Sungai Guntung terletak di Kelurahan Guntung merupakan kelurahan paling Utara
di Kota Bontang. Sungai Guntung melayani kawasan di Kelurahan Guntung dan
sekitarnya. Luas DAS Guntung kurang lebih 23,24 km2 dengan panjang aliran sungai
sepanjang 11,36 km. Lebar sungai antara 2-10 meter dengan kedalaman rata-rata 12 meter.

Ketinggian air pada saat surut terendah adalah 1 meter, sedangkan

ketinggian air pada saat pasang tertinggi adalah 3,5 meter.


b) DAS Bontang
Sungai Bontang membentang dari Kelurahan Bontang Kuala, Api-api, Kanaan,
Gunung Elai, dan Gunung Telihan. Sungai Bontang melayani kawasan di Kelurahan
Bontang Kuala, Bontang Baru, Api-api, Kanaan, Gunung Elai, dan Gunung Telihan
dan sekitarnya. Luas DAS Bontang kurang lebih 53,28 km2 dengan panjang aliran
sungai sepanjang 25,62 km. Lebar sungai antara 4-10 meter dengan kedalaman ratarata 1-2,5 meter. Ketinggian air pada saat surut terendah adalah 1 meter, sedangkan
ketinggian air pada saat pasang tertinggi adalah 3,5 meter.
c) DAS Nyerakat
Sungai Nyerakat terletak di Kelurahan Bontang Lestari, merupakan kelurahan
paling selatan di Kota Bontang. Sungai Nyerakat melayani kawasan di Kelurahan
Bontang Lestari dan sekitarnya. Luas DAS Nyarakat kurang lebih 16,75 km2 dengan
panjang aliran sungai sepanjang 13 km, lebar sungai antara 3-10 meter dengan
kedalaman rata-rata 1-2 meter.
Ketiga DAS tersebut merupakan bagian dari Sub DAS Santan Ilir yang semuanya
bermuara di Selat Makassar. Sungai-sungai tersebut juga mengalirkan air yang berasal
dari mata air, terutama air yang keluar dari batuan pasir halus, pasir kasar dan lempung
pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan.
2.1.4. Geologi Kota Bontang
Kondisi Geologi, Kota Bontang termasuk dalam sub bagian cekungan Kutai
dengan batas fisik di sebelah Timur Selat Makassar, sebelah Selatan Sungai Santan,
sebelah perbukitan sebelah Timur Gunung Lobang Batik dan sebelah Utara Sungai
Temputuk. Dari aspek litologi, formasi batuan di Kota Bontang terdiri dari enam formasi
batuan, yaitu:

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 2

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


a. Endapan Alluvium, yang tersusun oleh kerakal, kerikil, lempung dan lumpur sebagai
endapan sungai, rawa, pantai dan delta.
b. Formasi Kampungbaru, yang

tersusun atas batu pasir kuarsa dengan sisipan

lempung, lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur. Formasi ini
memiliki aquifer potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan yang bertindak
sebagai aquifer berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat lepas, batu pasir dan pasir
lempung.
c. Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu lempung
lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batubara. Formasi
Balikpapan merupakan formasi terbesar di kawasan Pesisir Bontang dengan arah
utara-selatan.
d. Formasi Pulau Balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan
batu lempung dengan sisipan batubara.
e. Formasi Bebulu, yaitu formasi batuan terkecil di kawasan Pesisir Bontang yang
tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung lanauan dan sedikit napal.
f. Formasi Pamaluan. Tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit napal,
batu pasir dan batu gamping.
Jenis tanah didominasi oleh podsolik merah kuning, aluvial dan kompleks latosol.
Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soil) yang tipis, peka erosi dan miskin unsur
hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan dibutuhkan pengolahan awal
berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan pengamanan hutan sehingga kestabilan
tanah dan persediaan air tanah tetap terjaga.
Kondisi hidrogeologi Kota Bontang secara regional dapat dibedakan berdasarkan
morfologi, geologi, lingkungan pengendapan batuan, dan cara terdapat air tanahnya.
Berdasarkan ciri fisik litologi, fasies, lingkungan pengendapan, struktur geologi dan
batuan yang tersingkap di daerah Bontang dan sekitarnya, cekungan air tanah Bontang
merupakan sub cekungan Kutai.
Areal imbuh cekungan air tanah Bontang diperkirakan berasal dari daerah tekuk
lereng Gunung Lobang Sebatik beserta areal perbukitannya yang memanjang dari Utara
ke Selatan. Jalur tersebut ditempati oleh batuan dari formasi kampung Baru. Formasi ini
bertindak langsung sebagai formasi peresapan paling potensial untuk cekungan air tanah
Bontang.
2.1.5. Klimatologi Kota Bontang
Secara klimatologi, Kota Bontang memiliki iklim tropis yang sama dengan wilayah
lainnya di Indonesia pada umumnya.

Wilayah Kota Bontang

termasuk daerah

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 3

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


khatulistiwa dan dipengaruhi iklim tropis basah dengan ciri-ciri khas hujan terjadi di
sepanjang tahun dengan suhu rata-rata 24-33C. Oleh karena itu, hampir tidak memiliki
perbedaan pergantian musim hujan dan kemarau. Angin musim Barat pada umumnya
terjadi

pada bulan November-April dan musim angin timur terjadi pada bulan Mei-

Oktober.
Curah hujan dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson barat yang basah pada
bulan Desember-Februari yang menyebabkan hujan, sedangkan pada bulan JuniSeptember bertiup angin muson timur yang menyebabkan terjadinya kemarau. Pada
bulan Maret-Mei dan September-Nopember merupakan bulan-bulan peralihan. Pada
bulan-bulan peralihan terjadi cuaca yang sama yaitu adanya arus angin konveksi yang
memungkinkan hujan walaupun pada saat musim kemarau. Curah hujan selama tahun
2010 (Tabel 2.2) sangat beragam, dimana curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan

Januari (curah hujan 326,4 mm dan 21,5 hari hujan), terendah pada bulan Februari (curah
hujan 142,7 mm dengan 7 hari hujan). Sedangkan rata-rata curah hujan dan hari hujan
pada tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009.
Tabel 2.2
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan
Tahun 2008-2010 Kota Bontang
Bulan

2008
mm

2009
Hari

mm

2010
Hari

mm

Hari

Januari

146

23

171

17

326,4

21,5

Februari

122

15

260

16

142,7

Maret

101

10

425

20

160,1

April

149

21

222

17

228,0

11

Mei

175

16

173

16

299,1

16

Juni

264

17

106

12

249,7

19

Juli

226

26

184

10

311,6

20

Agustus

178

18

61

10

210,2

17,5

September

117

13

232,2

13,5

Oktober

178

19

91

10

221,8

13,5

Nopember

441

23

270

16

251,5

16,0

Desember

402

22

162

14

281,6

18,0

2.499

223

2.134

162

2.914,9

179,0

208,25

18,58

177,83

13,50

242,9

14,9

Jumlah
Rata-rata

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 4

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2.1.6. Penggunaan Lahan
Kota Bontang diapit oleh hutan lindung di sebelah Barat dan Selatan, Taman
Nasional Kutai di sebelah Utara, dan Selat Makasar di sebelah Timur. Berdasarkan hasil
pemetaan tahun 2009 menunjukkan hampir seluruh luas daratan telah dimanfaatkan baik
untuk kegiatan budidaya, kawasan ruang terbuka hijau maupun untuk kawasan lindung
lainnya. Menurut data tahun 2009, dari luas daratan Kota Bontang sekitar 14.780 ha
penggunaan tanah terbesar masih berupa semak belukar sebesar 6.870,98 ha (46,49%).
Penggunaan lainnya terdiri dari hutan sejenis seluas 2.764,48 ha (18,70%), bakau seluas
1.115,51 ha (7,55%), tambak seluas 328,18 ha (2,19), pekarangan seluas 980,64 ha
(6,63%), rumah/bangunan gedung seluas, 1.355,56 ha (9,170) dan fasilitas umum seluas
562,43 ha (3,13%). Adapun jenis penggunaan penggunaan lahan secara terperinci dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3
Penggunaan Tanah di Kota Bontang
N0

Luas (Ha)

1.355,56

9,17

b. Pekarangan

980,64

6,63

c. Fasilitas Sosial

29,76

0,20

d. Fasilitas Umum

462,43

3,13

e. Permukiman Atas Air

53,94

0,36

f. Jasa

69,52

0,47

Tambak

323,18

2,19

Kawasan Industri/ Pabrik


a. PT. Pupuk Kaltim Tbk

192,46

1,30

b. PT. Badak NGL

278,07

1,88

Rawa

53,54

0,36

Danau/Waduk/Situ

15,11

0,10

Hutan Kota

196,98

1,33

Hutan Sejenisnya

2.764,48

18,70

Bakau

1.115,51

7,55

Semak Belukar

6.870,98

46,49

10

Tanah Terbuka

17,83

0,12

14.780,00

100,00

Jenis Penggunaan Lahan


Pemukiman
a. Rumah/ Bangunan/ Gedung

Total
Sumber : Naskah Akademis RTRW Kota Bontang, Bappeda 2009

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 5

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Kota Bontang merupakan kota pesisir yang terlihat dari luasan wilayah lautnya
yang dominan sekitar 70,30%. Namun demikian dengan melihat karakteristik fisik laut dan
banyaknya kegiatan yang sudah ada di wilayah tersebut menjadikan potensi
pengembangan wilayah laut sangat sempit. Potensi untuk kegiatan perikanan sekitar
9.384 ha atau sekitar 26,83% dari luas wilayah laut Kota Bontang, sedangkan pengunaan
lahan terbesar di wilayah laut Kota Bontang adalah untuk alur pelayaran, baik alur
pelayaran swasta, rakyat maupun alur pelayaran nasional.
Tabel 2.4
Penggunaan Lahan Wilayah Laut Kota Bontang
No
A

B
C

D
E

Penggunaan

Luas (Ha)

Flat
- Gosong
- Pasir
- Pasir Berlumpur
Terumbu Karang
Alur Pelayaran
- PT. Badak NGL
- PT. Pupuk Kaltim Tbk
Areal efektif utk kegiatan perikanan
Penggunaan lain (alur rakyat, alur tanjung laut, dan
kegiatan lainnya)
Luas Total Wilayah Laut

940
158
100
2.799

2,69
0,45
0,29
8,00

1.311
3.464
9.384

3,75
9,90
26,83

16.821,0

48,092

34.977,00

100,00

Sumber: RTRW Kota Bontang 2011-2030

2.2.

ADMINISTRASI
Secara administrasi, semula Kota Bontang merupakan kota administratif sebagai

bagian dari Kabupaten Kutai dan menjadi Daerah Otonom berdasarkan UU N0. 47 Tahun
1999, tentang pemekaran Propinsi dan Kabupaten, bersama sama Kabupaten Kutai
Timur dan Kabupaten Kutai Kertanegara. Dan sejak disahkannya Peraturan Daerah Kota
Bontang N0.17 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat,
pada tanggal 16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi menjadi 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang Barat.
Adapun Kelurahan yang ada ditiap masing-masing Kecamatan adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Bontang Selatan terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Bontang Lestari,
Kelurahan Satimpo, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan
Tanjung Laut dan Kelurahan Tanjung Laut Indah.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 6

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2. Kecamatan Bontang Utara terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Bontang Kuala,
Kelurahan Bontang Baru, Kelurahan Api-Api, Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan
Loktuan dan Kelurahan Guntung.
3. Kecamatan Bontang Barat terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Kanaan, Kelurahan
Gunung Telihan dan Kelurahan Belimbing.
Luas dan batas wilayah, Kota Bontang dengan luas wilayah 49.757 ha yang
didominasi oleh lautan, yaitu seluas 34.977 ha (70,30%) sedangkan wilayah daratannya
seluas 14.780 ha (29,70%). Luas masing-masing Kecamatan yaitu Kecamatan Bontang
Selatan seluas 10.440 ha, Kecamatan Bontang Utara seluas 2.620 ha, dan Bontang Barat
seluas 1.720 ha. Kelurahan terluas yaitu Bontang Lestari (8.092 ha).
Tabel 2.5
Luas Wilayah Administrasi dan Jumlah RT di Tiap Kelurahan di Kota Bontang
Kecamatan
/ Kelurahan

Luas Wilayah (km )

Jumlah RT

0,70
0,98
4,84
15,61
1,35
80,92

24
62
33
25
38
18

1,79
2,08
5,67
8,49
4,59
3,58

37
28
13
24
41
51

7,54
6,50
3,16
147,80

51
12
30
487

Bontang Selatan
1. Berbas Pantai
2. Berbas Tengah
3. Tanjung Laut Indah
4. Satimpo
5. Tanjung Laut
6. Bontang Lestari
Bontang Utara
1. Api Api
2. Bontang Baru
3. Bontang Kuala
4. Guntung
5. Guntung Elai
6. Loktuan
Bontang Barat
1. Belimbing
2. Kanaan
3. Telihan
Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan

Batas wilayah administratif Kota Bontang sebelah Barat adalah Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Kutai Timur, sebelah Timur dibatasi oleh Selat Makassar, sebelah
Selatan dengan Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebelah
Utara dengan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 7

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Gambar 2.1
Peta Administrasi Kota Bontang

Sumber : RTRW Kota Bontang 2011-2030

2.3.

KEPENDUDUKAN

A.

Pertumbuhan Penduduk
Sebagai sebuah kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua

perusahaan besar berskala nasional yakni PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim Tbk,
Jumlah penduduk Kota Bontang senantiasa bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Pertambahan tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni
kelahiran dan kematian, tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni migrasi.
Jumlah penduduk laki-laki kota Bontang di Tahun 2010 sebesar 94.178 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebesar 81.653 jiwa. Besarnya rasio prosentase jenis kelamin di
Kota Bontang untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 53,56% sedangkan untuk jenis kelamin
perempuan sebesar 46,44%.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 8

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan Tahun 2010
Kecamatan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Bontang Selatan

37.965

33.102

71.067

Bontang Utara

34.102

73.709

73.709

Bontang Barat

16.606

14.449

31.055

Jumlah

94.178

81.653

175.831

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,2011

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir dari tahun 2006 s/d tahun 2010,
pertumbuhan penduduk Kota Bontang tercatat rata-rata sebesar 9,48% per tahun atau
sebesar 12.089 jiwa per tahun.
Tabel. 2.7
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2006 2010
No

Kecamatan

Jumlah Penduduk
2006

2007

2008

2009

2010

1.

Bontang Selatan

48.734

55.137

64.878

72.530

71.067

2.

Bontang Utara

53.961

54.980

64.123

72.466

73.709

3.

Bontang Barat

24.780

25.907

29.028

31.730

31.055

Jumlah

127.475

136.024

158.029

176.726

175.831

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,2011

Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan
Pertumbuhannya Tahun 2006 - 2010
Jenis Kelamin
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010

Jumlah
Laki-laki

Perempuan

68.373
72.248
83.989
94.579
94.178

59.102
63.777
74.040
82.147
81.653

127.475
136.025
158.029
176.726
175.831

Rasio Jenis
Kelamin
115,69
113,28
113,44
115,13
115,34

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,2011

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 9

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Tabel 2.9
Proyeksi Penduduk 5 tahun Ke Depan
No

Kecamatan

1.
2.
3.

Bontang Selatan
Bontang Utara
Bontang Barat
Jumlah

B.

Jumlah Penduduk
2011

2012

2013

2014

2015

76.650
78.646
32.624

82.234
83.583
34.193

87.817
87.717
35.761

93.400
91.852
37.330

98.983
95.986
38.899

187.920

200.009

211.295

222.582

233.868

Persebaran dan Kepadatan


Dari jumlah 175.831 penduduk Kota Bontang tahun 2010, penyebaran jumlah

penduduk di tiga kecamatan tidak merata setiap tahunnya, yakni Kecamatan Bontang
Selatan sebesar 71.067 jiwa, di Kecamatan Bontang Utara sebesar 73.709 jiwa dan
Kecamatan Bontang Barat 31.055 jiwa.
Kepadatan penduduk selama tahun 2010 di Kecamatan Bontang Selatan sebesar 550
jiwa/km2, Kecamatan Bontang Utara 2.343 jiwa/km2 dan Bontang Barat sebesar 1.445
jiwa/km2.
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio dari
Kelurahan/ Kecamatan Per Desember 2010
No
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3

Nama Wilayah

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

KK

Berbas Pantai
Berbas Tengah
Tanjung Laut Indah
Satimpo
Tanjung Laut
Bontang Lestari
Bontang Selatan
Api Api
Bontang Baru
Bontang Kuala
Guntung
Gunung Elai
Loktuan
Bontang Utara

6.094
9.184
7.484
4.073
8.773
2.354
37.965
7.807
6.074
2.163
4.284
7.623
11.656
39.607

5.296
7.922
6.558
3.770
7.547
2.009
33.102
6.833
5.245
1.929
3.679
6.626
9.790
34.102

11.390
17.106
14.042
7.846
16.320
4.363
71.067
14.640
11.319
4.092
7.963
14.249
21.446
73.709

3.315
3.554
2.691
1.923
3.415
1.151
16.049
4.655
2.805
1.003
2.013
4.634
4.662

Belimbing
Kanaan
Telihan

7.279
2.386
6.941

6.484
2.061
5.904

13.763
4.447
12.845

4.527
1.096
3.995

Bontang Barat

16.606

14.449

31.055

9.618

Total

94.178

81.653

175.831

45.439

19.772

Rasio Jenis
Kelamin
115,07
115,93
114,14
108,12
116,24
117,17
114,69
114,25
115,81
112,13
116,44
115,05
119,06
116,14
112,26
115,77
117,56
114,93
115,34

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Tabel 2.11

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 10

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Persebaran dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kelurahan/Kecamatan Per Desember 2010
Luas

Penduduk

Persebaran

(Km2)

(Jiwa)

(%)

Bontang Selatan

104,40

71.067

40,42%

681

1
Bontang Lestari
2
Satimpo
3
Berbas Pantai
4
Berbas Tengah
5
Tanjung Laut
6
Tanjung Laut Indah
Bontang Utara

80,92
15,61
0,70
0,98
1,35
4,84
26,20

4.363
7.846
11.390
17.106
16.320
14.042
73.709

2,48%
4,46%
6,48%
9,73%
9,28%
7,99%
41,92%

54
503
16.271
17.455
12.089
2.901
2.813

1
Bontang Kuala
2
Bontang Baru
3
Api- Api
4
Guntung Elai
5
Loktuan
6
Guntung
Bontang Barat

5,67
2,08
1,79
4,59
3,58
8,49
17,20

4.092
11.319
14.640
14.249
21.446
7.963
31.055

2,33%
6,44%
8,33%
8,10%
12,20%
4,53%
17,66%

722
5.442
8.179
3.104
5.991
938
1.806

6,50
3,16
7,54

4.447
12.845
13.763

2,53%
7,31%
7,83%

684
4.065
1.825

147,80

175.831

100%

1.190

No

1
2
3

Nama Wilayah

Kanaan
Telihan
Belimbing

Jumlah

Kepadatan/Km2

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2.4. PENDIDIKAN
Salah satu cara mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah pendidikan formal mulai
dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
Secara umum, jumlah gedung sekolah pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun
2010 tidak mengalami penambahan. Jumlah gedung sekolah SD, SLTP dan SLTA baik
yang negeri maupun swasta pada tahun 2010 berturut turut banyaknya adalah 55 unit,
34 unit dan 20 unit.
Pada jenjang SD, rata-rata jumlah guru di sebuah sekolah pada tahun ajaran 20102011 adalah 19 guru untuk SD Negeri, 19 guru untuk SD Swasta dan 15 guru untuk
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Rata-rata jumlah murid di sebuah sekolah pada tahun ajaran
2010-2011 adalah 421 murid untuk SD Negeri, 311 murid untuk SD Swasta dan 177
murid untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sedangkan rasio murid-guru adalah 22 untuk SD
Negeri, 16 untuk SD Swasta dan 12 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Tabel 2.12

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 11

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Dasar (SD) Negeri Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

1. Bontang Selatan

15

5.549

254

22

2. Bontang Utara

11

5.455

231

24

3. Bontang Barat

1.631

77

21

2010

30

12.635

562

22

2009

30

12.411

526

24

2008

30

11.938

497

24

Jumlah

Murid-Guru

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Tabel 2.13
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Dasar (SD) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

1. Bontang Selatan

2.536

166

15

2. Bontang Utara

1.329

71

19

3. Bontang Barat

2.675

160

17

2010

21

6.540

397

16

2009

21

6.533

396

16

2008

21

6.622

394

17

Jumlah

Murid-Guru

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Tabel 2.14
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

1. Bontang Selatan

401

34

12

2. Bontang Utara

307

26

12

3. Bontang Barat

2010

708

60

12

2009

709

54

13

2008

644

51

13

Jumlah

Murid-Guru

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Pada jenjang SMP, rata-rata jumlah guru di sebuah sekolah pada tahun ajaran
2010-2011 adalah 29 guru untuk SMP Negeri, 13 guru untuk SMP Swasta dan 9 guru

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 12

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs). Rata-rata jumlah murid di sebuah sekolah pada
tahun ajaran 2010-2011 adalah 371 murid untuk SD Negeri, 200 murid untuk SD Swasta
dan 141 murid untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs). Sedangkan rasio murid-guru adalah
13 untuk SMP Negeri, 16 untuk SMP Swasta dan 16 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Tabel 2.15
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

A. Bontang Selatan

1.623

127

13

B. Bontang Utara

398

37

11

C. Bontang Barat

943

65

15

2010

2.964

229

13

2009

3.202

220

15

2008

2.972

205

14

Jumlah

Murid-Guru

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Tabel 2.16
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

1. Bontang Selatan

1.236

79

16

2. Bontang Utara

10

1.724

111

16

3. Bontang Barat

1.229

70

18

2010

21

4.189

260

16

2009

21

3.923

263

15

2008

21

4.176

299

14

Jumlah

Murid-Guru

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Tabel 2.17
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 13

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang

Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

1. Bontang Selatan

231

16

14

2. Bontang Utara

388

20

19

3. Bontang Barat

83

2010

702

45

16

2009

633

45

14

2008

558

63

Jumlah

Murid-Guru

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Pada jenjang SMA/SMK/MA, rata-rata jumlah guru di sebuah sekolah pada tahun
ajaran 2010-2011 adalah 45 guru untuk SMA/SMK/MA Negeri dan 18 guru untuk
SMA/SMK/MA Swasta. Rata-rata jumlah murid di sebuah sekolah pada tahun ajaran
2010-2011 adalah 452 murid untuk SMA/SMK/MA Negeri dan 313 murid untuk
SMA/SMK/MA Swasta. Sedangkan rasio murid-guru adalah 10 untuk SMA/SMK/MA
Negeri dan 18 untuk SMA/SMK/MA Swasta.

Tabel 2.19
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Tingkat Atas Menurut Jenis Sekolah Dan Kecamatan

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 14

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Di Kota Bontang Tahun 2010
Kecamatan

Rasio

Sekolah

Murid

Guru

1. SMA Negeri

558

44

13

2. SMA Swasta

655

43

15

3. SMK Negeri

371

46

4. SMK Swasta

703

32

22

5. MA Negeri

6. MA Swasta

Jumlah

2.287

165

14

1. SMA Negeri

497

46

11

2. SMA Swasta

539

37

15

3. SMK Negeri

810

92

4. SMK Swasta

1.298

67

19

5. MA Negeri

259

24

11

6. MA Swasta

Jumlah

3.403

266

13

1. SMA Negeri

461

39

12

2. SMA Swasta

866

50

17

3. SMK Negeri

206

25

4. SMK Swasta

5. MA Negeri

6. MA Swasta

Jumlah

1.533

114

13

2010

20

7.223

545

13

2009

20

7.172

535

13

2008

20

6.911

544

13

Murid-Guru

A. Bontang Selatan

B. Bontang Utara

C. Bontang Barat

Jumlah

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Perbandingan atau rasio antara guru dan sekolah akan menggambarkan rata-rata jumlah
guru yang mengajar di sebuah sekolah. Rasio ini menggambarkan ketersediaan guru
sebagai penunjang sarana belajar mengajar pada sebuah sekolah. Ini penting diketahui
karena ada relevansinya dengan terlaksananya proses belajar mengajar yang baik,
sehingga pada akhirnya mampu menciptakan bibit-bibit Sumber Daya Manusia yang
berkualitas.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 15

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang

2.5.

KESEHATAN
Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan

pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan murah. Dengan meningkatnya


pelayanan

kesehatan,

pemerintah

berupaya

meningkatkan

derajat

kesehatan

masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka memeratakan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat adalah dengan penyediaan fasilitas kesehatan terutama
puskesmas dan puskesmas pembantu karena kedua jenis fasilitas tersebut dapat
menjangkau lapisan masyarakat hingga ke pelosok terpencil.
Dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang baik selain
dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan, juga melalui penyuluhan kesehatan,
agar masyarakat dapat berprilaku hidup bersih dan sehat. Diharapkan dengan
penyuluhan ini penularan penyakit seperti diphteria, muntaber, kolera, dan demam
berdarah, sebagai akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk dan kebiasaan hidup yang
tidak sehat dapat dicegah.
Salah satu dari sepuluh penyakit utama yang paling sering diderita masyarakat Kota
Bontang selama tahun 2010 menurut hasil laporan Dinas Kesehatan Kota Bontang adalah
penyakit pada saluran pernafasan bagian atas (9.031 kasus). Sebagai penyakit dengan
jumlah penderita terbesar, penyakit ini perlu mendapatkan perhatian serius karena dapat
mengganggu aktivitas masyarakat Kota Bontang.
Dalam

mewujudkan masyarakat

sehat,

pemerintah

Kota

Bontang

melalui

peningkatan sarana dan prasarana serta mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
pemerintah telah mengupayakan pembangunan di bidang kesehatan, sampai saat ini
telah tersedia fasilitas kesehatan yang cukup memadai bagi kepentingan masyarakat,
baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Untuk lebih jelasnya mengenai
sarana kesehatan di Kota Bontang tahun 2010 dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2.20
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Kota Bontang
Tahun 2007 -2010

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 16

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang

Tahun

Rumah
Sakit

Rumah
Bersalin

Puskesmas

Pustu

Posyandu

PDK

Klinik /
Balai
Kesehatan

2010

100

2009

100

10

2008

100

10

2007

100

10

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Tabel 2.21
Banyaknya Tenaga Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tahun 2007 - 2010
Tahun
Tenaga Kesehatan

2007

2008

2009

2010

1. Dokter Spesialis

18

28

22

23

2. Dokter Umum

52

78

78

79

3. Dokter Gigi

21

39

42

40

4. Tenaga Keperawatan

333

336

464

451

5. Tenaga Kefarmasian

10

89

90

6. Tenaga kesehatan Masyarakat

13

14

18

26

7. Tenaga Gizi

13

16

17

12

8. Tenaga Keterapian Fisik

9. Keteknisian Medis

31

31

31

29

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 17

Instalasi Farmasi

Labkesda

Dinas Kesehatan

Rumah Sakit

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Jumlah (Kab / Kota)

Puskesmas

Unit Kerja

No

402

354

40

Perawat

102

43

56

Bidan

61

50

Farmasi

17

Ahli Gizi

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 18

88

68

15

Dokter

Tenaga Medis

28

23

Teknisi
Medis

24

Sanitasi

Tenaga Non Medis

Tabel 2.22
Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja dan Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Bontang
Tahun 2010

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang

25

15

Kesehatan
Mayarakat

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Tabel 2.23
Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak Di Kota Bontang Tahun 2010
Jenis Penyakit

Banyaknya Kasus

1.

Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas

9.031

2.

Tekanan darah Tinggi

3.774

3.

Pharingtis

3.575

4.

Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal

1.947

5.

Penyakit Dyspepsia

1.761

6.

Penyakit Dermatitis

1.955

7.

Diare

1.371

8.

Diabetes Melitus

1.352

9.

Penyakit Scabies

1.039

10. Penyakit Konjungtivitis

1.026

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

2.6.

SOSIAL MASYARAKAT
Kehidupan beragama senantiasa dibina dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan

masyarakat yang serasi, seimbang, dan selaras yang diharapkan dapat mengatasi
berbagai masalah sosial budaya sebagai dampak dari globalisasi dunia dewasa ini.
Adapun fasilitas peribadatan yang ada di Kota Bontang meliputi : 87 bangunan
Masjid, 60 bangunan Mushola, 4 bangunan Gereja Katholik, 48 bangunan Gereja
Protestan dan 1 bangunan Pure seperti terlihat dalam tabel 2.24
Tabel 2.24
Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Jenis dan Kecamatan
Tahun 2010
Masjid

Mushola

Gereja
Katholik

Gereja
Protestan

Pure

Vihara

Jumlah

1. Bontang Selatan

40

17

12

69

2. Bontang Utara

39

31

13

87

3. Bontang Barat

12

23

44

87

60

48

200

Kecamatan

JUMLAH

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 19

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2.7. PEREKONOMIAN
1.

Perkembangan PDRB
Sampai saat ini sub sektor migas masih merupakan andalan bagi pembentukan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang, dengan kontribusi sebesar
95,10% pada tahun 2010. Pada tahun ini laju pertumbuhan PDRB -3,38% dengan Migas
sedangkan tanpa migas sebesar 6,99%. Peningkatan laju pertumbuhan PDRB (dengan
migas) yang tidak signifikan ini terjadi karena penurunan produksi gas yang diolah
PT.Badak NGL.
Sedangkan

sektor

ekonomi

lainnya

mengalami

pertumbuhan

diatas

laju

pertumbuhan agregat dan diantaranya yang tertinggi adalah sektor Bangunan dan
Konstruksi sebesar 11,78%. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum sebesar 11,04%, sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 7,19%, sektor Jasa-jasa sebesar
5,53%, sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel sebesar 4,62%, sektor Pertanian
sebesar 0,97% dan sisanya sektor Pertambangan dan Penggalian serta Industri
Pengolahan cenderung menurun dengan laju pertumbuhan antara -1% sampai -4%.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bontang dari tahun ke tahun jika dilihat tanpa
migas ternyata cukup berfluktuasi, dengan pertumbuhan sebesar 4,06% tahun 2002, 3,96% tahun 2003, -0,07% tahun 2004, 6,50% tahun 2005, 4,86% tahun 2006, 4,81%
tahun 2007, 10,36% tahun 2008, 2,62% tahun 2009 dan 6,99% tahun 2010.
Pendapatan perkapita atau pendapatan yang diterima penduduk Kota Bontang pada
tahun 2010 sebesar Rp. 292.271.002,47 dengan migas, sedangkan pendapatan perkapita
tanpa migas sebesar Rp. 49.818.846,79 atau tumbuh sebesar 11,65% dari tahun
sebelumnya.
Tabel 2.25
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (000 000 Rp)
Tahun 2007 2010*)
NO

Keterangan

2007

2008

2009

2010*

Dengan Migas

53.842.570

74.716.372

52.664.325

53.092.351

Tanpa Migas

5.350.881

6.436.824

7.137.928

8.259.068

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

*) Angka sementara

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 20

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Tabel 2.26
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha (000 000 Rp)
Tahun 2007 2010*)
NO

Keterangan

2007

2008

2009

2010*)

Dengan Migas

24.315.447,82

24.519.392,22

23.776.029,45

22.957.709,19

Tanpa Migas

2.446.536,16

2.699.898,57

2.770.374,25

2.957.585,90

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

*) Angka sementara

Tabel 2.27
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
Tahun 2007 2010*)
)

NO

Keterangan

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010*

Dengan Migas

-0,07%

6,5%

4,68%

4,81%

10,36%

2,61%

6,76%

Tanpa Migas

-2,67%

-0,26%

-2,95%

-4,26%

0,84%

-3,03%

-3,44%

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

*) Angka sementara

Tabel 2.28
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010*)
Sektor

Dengan Migas

Tanpa Migas

1.

Pertanian

0,09%

0,62%

2.

Pertambangan dan Penggalian

0,14%

0,97%

3. Listrik, Gas dan Air Minum

0,06%

0,44%

4. Bangunan

2,3%

16,51%

5.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

1,13%

8,09%

6.

Industri Pengolahan

95,38%

66,83%

7. Pengangkutan dan Komunikasi

0,27%

1,97%

8.

Keuangan, Persewaan dan Jasa

0,39%

2,80%

9.

Jasa-jasa

0,25%

1,77%

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

*) Angka sementara

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 21

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Tabel 2.29
Perkembangan PDRB Perkapita, Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan
Di Kota Bontang Tanpa Migas Tahun 2001 2010*)
Tahun

PDRB Perkapita
Rupiah

Pertumbuhan (%)

Rupiah

Pertumbuhan (%)

2001

21.084.564,66

9,09

15.110.438,05

4,3

2002

22.883.207,19

8,53

17.034.783,85

12,74

2003

28.617.469,55

25,06

23.210.290,39

36,25

2004

29.128.657,87

1,79

23.658.799,02

1,93

2005

34.000.092,30

16,72

28.411.149,09

20,09

2006

37.331.073,78

9,8

31.567.748,28

11,11

2007

41.255.832,46

10,51

35.552.637,78

12,62

2008

48.211.574,39

16,86

42.450.226,87

19,40

51.697.715,07

7,23

44.619.962,87

5,99

57.332.415,77

10,90

49.818.846,79

11,65

2009
)

2010*

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

2.

Pendapatan Perkapita

*) Angka sementara

Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan merupakan aspek mendasar dalam kehidupan manusia karena

menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi dalam hal ini berarti
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan
penghargaan akan kemampuan seseorang. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka
sudah pantas jika setiap upaya pembangunan yang dilakukan selalu diarahkan pada
perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 di Kota Bontang adalah 55.748 orang atau
sekitar 57,24% dari jumlah penduduk usia kerja. Angka ini juga menunjukkan besarnya
partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang berarti sekitar 57% penduduk usia kerja aktif
secara ekonomi.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 22

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Tabel 2.30
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Pendidikan
Yang Ditamatkan Di Kota Bontang Tahun 2010
Jenis Kegiatan Utama

Pendidikan Yang Ditamatkan


SD Kebawah

SLTP

SLTA Keatas

Jumlah

11.269

8.850

35.629

55.748

10.671

8.117

32.973

51.707

652

733

2.656

4.041

11.394

12.535

17.720

41.649

22.041

20.822

52.777

97.397

49,72

41,38

66,78

57,24

5,79

8,28

7,45

7,25

I. Angkatan Kerja
- Bekerja
- Pengangguran
II. Bukan Angkatan Kerja
( Sekolah, Mengurus
Rumah tangga, dll
Jumlah
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat pengangguran
Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut tingkat pendidikan, yang tertinggi
adalah untuk tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 70,07% atau sebanyak 7.060 orang
dan yang terendah sebesar 8,23% atau sebanyak 829 orang untuk tingkat pendidikan
SLTP. Untuk pencari kerja yang dapat ditempatkan menurut jenjang pendidikannya, yang
tertinggi adalah untuk jenjang pendidikan SLTA yaitu sebanyak 1.475 orang atau sebesar
54,69% dan yang terendah adalah untuk jenjang pendidikan SD kebawah yaitu sebanyak
233 orang atau sebesar 8,64%.
Tabel 2.31
Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Dan Yang Dapat Ditempatkan
Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin Di Kota Bontang
Tahun 2010
Tingkat
Pendidikan
Yang
Ditamatkan
SD Kebawah

Terdaftar

Ditempatkan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

1.119

31

1.150

229

233

SLTP

797

32

829

250

25

275

SLTA

5.376

1.684

7.060

1.403

342

1.475

643

393

1.036

376

68

444

7.935

2.140

10.075

2.258

439

2.697

Diploma Keatas
Jumlah

Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 23

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2.8. VISI, MISI KOTA
A.

Visi Kota Bontang

Visi Kota Bontang Tahun 2011-2016 adalah Terwujudnya Masyarakat Kota Bontang
yang Berbudi Luhur, Maju, Adil dan Sejahtera .
Visi ini diharapkan dapat mewujudkan, keinginan, dan amanat masyarakat Kota Bontang
dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti yang diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945, khususnya bagi masyarakat Kota Bontang dan selaras dengan
RPJM Nasional 2010-2014 serta RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2009-2013 serta
RPJMD Kota Bontang 2005-2025
B.

Misi Kota Bontang


Dalam mewujudkan Visi tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan

daerah sebagai berikut :


1.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Kota Bontang yang


berakhlak mulia dan profesional.
Merupakan upaya pemerintah dan masyarakat Kota Bontang untuk membangun
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif, kompetitif yang didasari
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhaan Yang Maha Esa..

2.

Meningkatkan kualitas tata pemerintahan yang baik


Merupakan upaya pemerintah dan masyarakat Kota Bontanng merupakan prasyarat
dalam mewujudkan da untuk membangun tatanan pemerintahan yang baik, bersih
dan berwibawa yang merupakan prasyarat dalam mewujudkan dan meningkatkan
daya saing Kota Bontang di segala bidang secara berkelanjutan, yang dapat
menjamin pengelolaan sumber daya pembangunan secara akuntabel, meningkatnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, sehingga keadilan dan kepentingan
masyarakat luas selalu diutamakan, meningkatnya martabat dan integritas bangsa,
yang pada akhirnya makin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

3.

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup


Merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup
sebagai upaya untuk memgelola daya dukung dan memulihkan kualitas daya
tampung lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan pembangunan yang

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 24

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, sehingga seiring dengan meningkatnya
kualitas dan kelestarian lingkungan hidup pembangunan dapat lebih terjamin.
4.

Memperkuat struktur ekonomi dan mempercepat pemenuhan kebutuhan


listrik, air bersih serta Infrastruktur lainnya.
Merupakan upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh, dan mempercepat
upaya pemenuhan kebutuhan listrik dan air bersih, pembangunan infrastruktur
wilayah secara efektif dan efisien dalam rangka pemenuhan masyarakat kota dan
mendorong investasi serta tumbuhkembangnya ekonomi berbasis kerakyatan dan
sektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik ditingkat regional, nasional
dan internasional.

2.9. INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMKOT


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah, diuraikan mengenai rincian tugas pokok dan fungsi masingmasing Dinas selaku penyelenggara di daerah.
Dengan masuknya program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) di Kota Bontang, maka dibentuk POKJA AMPL PPSP yang beranggotakan SKPD
terkait dengan SK Walikota Bontang Nomor 195 Tahun 2011.
Adapun SKPD di lingkungan pemerintah Kota Bontang yang masuk dalam
Kelompok Kerja (Pokja) AMPL PPSP

adalah : Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Kebersihan, Pertamanan dan PMK, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Camat dan lurah
Se Kota Bontang. Selain itu, terdapat organisasi lain yang juga masuk dalam pokja ini
yaitu Forum Kota Sehat (Forkohat) Kota Bontang dan Yayasan BIKAL, Lembaga
Pemberdayaan masyarakat (LPM) dari 3 kecamatan dan perusahaan yang ada di Kota
Bontang.
1.

Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Bappeda Kota Bontang merupakan unsur pelaksana tugas tertentu dalam menunjang
penyelenggaraan Pemerintah Daerah khususnya di bidang perencanaan pembangunan
daerah. Bappeda mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menentukan

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 25

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


kebijaksanaan di bidang perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas
pelaksanaannya
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bontang mempunyai fungsi adalah
sebagai berikut:
Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri dari pola umum jangka

panjang dan pola umum perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu satu
sampai lima tahun
Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Tahunan Daerah (Renstra Petada) dan

Rencana Strategis Pembangunan Lima Tahunan Daerah (Renstra Pelitada).


Penyusunan program-program tahunan sebagai pelaksanaan rencana-rencana yang

dibiayai oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan atau diusulkan kepada
Pemerintah Pusat atau diusulkan melalui program Tahunan Nasional.
Pengkoordinasian perencanaan di antara dinas-dinas, satuan organisasi perangkat

daerah lain dalam lingkungan Pemerintah Kota Samarinda.


Penyusunan RAPBD Kota Samarinda bersama-sama dengan Bagian Keuangan dan

Bagian Pembangunan dengan koordinasi Sektretariat Daerah.


Penyiapan dan Pengembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk

penyempuranaan rencana lebih lanjut.


Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan serta pelaporan

hasil pelaksanaan.
Pelaksanaan

administratif

meliputi

ketatausahaan,

kepegawaian,

keungang

perlengkapan dan peralatn lingkup BAPPEDA.


Pengelelolaan dan pembinaan UPT di bidang BAPPEDA.
Pelaksanaan tugas lain yang dilimpahkan dan atau didelegasikan oleh Kepala Daerah

sesuai dengan bidang tugasnya.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 26

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


STRUKTUR ORGANISASI
BAPPEDA KOTA BONTANG

KEPALA BADAN

Kelompok Jafung

Sekretariat

Sub Bagian
Umum

Sub Bagian
Perencanaan Program
dan Keuangan

Bidang
Statistik, Penelitian,
Pengembangan dan
Evaluasi

2.

Bidang
Fisik dan Prasarana

Bidang
Ekonomi, Sosial dan Budaya

Sub Bidang
Statistik dan Data

Sub Bidang
Perhubungan, Komunikasi
dan Pariwisata

Sub Bidang
Ekonomi

Sub Bidang
Penelitian,
Pengembangan, dan
Evaluasi

Sub Bidang
Tata Ruang Dan Tata
Guna Tanah, Sumber
Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup

Sub Bidang
Sosial dan Budaya

Bidang Pekerjaan Umum

Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok
Dan Fungsi Dinas Pekerjaan umum adalah Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas
pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang
Pekerjaan Umum. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2,
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis lingkup bidang bina marga, bidang pengairan dan bidang
cipta karya.
b. Pengkoordinasian, pengendalian sekuruh kegiatan pada unit kerja Dinas
c. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas pejabat struktural, kelompok jabatan
fungsional dan staf di Lingkungan Dinas.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 27

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


d. Pelaksanaan pelaporan tugas dinas sebagai pertanggungjawaban.
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
A. Bidang Pengairan
Dalam menjalankan tugasnya Bidang Pengairan mempunyai fungsi :
1. Perencanaan dan penyusunan program, pembinaan dan bimbingan teknis dibidang
pengairan
2. Pengawasan, pengendalian pelaksanaan pembangunan rehabilitasi, peningkatan
dan pengembangan, operasi serta pemeliharaan dan pengamanan pengairan
3. Pengelolaan perijinan, pengamanan pemanfaatan air permukaan dan atau sumber
air serta rekomendasi perijinan penambangan bahan galian golongan c pada alur
sungai
4. Penanggulangan bencana banjir dan bencana alam lainya serta usaha-usaha
pengendalian erosi saluran
5. Pengumpulan dan pengelolaan data serta pelaporan pekerjaan dibidang pengairan
B. Bidang Bina Marga
Dalam menjalankan tugasnya Bidang Bina Marga mempunyai fungsi :
1. Penyusunan perencanaan teknis, program pembinaan dan bimbingan teknis
dibidang bina marga
2. Pengawasan, pengendalian pelaksanaan pekerjaan Bina Marga
3. Pengelolaan perijinan dan pengawasan dan pemanfaatan jalan berserta utilitasnya
4. Pengangulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam
5. Pengumpulan data dan pelaporan dibindang Bina Marga
C. Bidang Cipta Karya
Bidang Cipta Karya mempunyai tugas membantu sebagian tugas

Dinas dalam

Bidang Cipta Karya. Bidang Cipta karya mempunyai fungsi :


1. Penyusunan dan penetapan rencana penataan bangunan, pengembangan
perumahan dan permukiman, rencana teknis dan program serta evaluasi di bidang
Cipta Karya
2. Pembinaan, pengaturan teknis dan pelaksanaan pembangunan

dalam bidang

Cipta Karya

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 28

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


3. Pengawasan dan pengendalian serta memberi pedoman dan petunjuk teknis
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan bidang Cipta Karya
4. Pengelolaan Bangunan Gedung Negara dan Rumah Negara
5. Pengumpulan data pengelolaan data serta penyajian laporan bidang Cipta Karya
6. Pelaksanaan penanggulangan akibat bencana alam
7. Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan
8. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan
9. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BONTANG
KEPALA

Kelompok

Sekretari

Sub
Perencana
orogram

Bidan
Pengair

Seksi Perencanaan

&
Seksi
Pembangunan

Bidan
Bina

Sub
Umu

Sub
Keuangan

Bidan
Cipta

Sek
Perencanaan

Sek
Tata

&

Sek
Pembangunan
da

Seksi
Perumahan dan
Permukiman

UPT

3.

Bidang Persampahan
Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok Dan Fungsi Kebersihan Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam
Kebakaran adalah sebagai berikut Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam
Kebakaran mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 29

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Pemerintahan Daerah di Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Dinas
menpunyai fungsi :
a. Mempelajari semua peraturan dan ketentuan yang ada;
b. Merumuskan rencana kerja Dinas sebagai pedoman kerja serta kebijakan teknis
atas pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
kepala daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Membagi tugas kepada bawahan dilingkungan Dinas sesuai dengan bidang
tugasnya;
d. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan secara berjenjang;
e. Membina pelaksanaan teknis operasional operator pada Dinas kebersihan,
pertamanan dan pemadam kebakaran;
f.

Mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan secara berjenjang;

g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.


Pengelolaan persampahan Kota Bontang saat ini berada dibawah Dinas Kebersihan,
Pertamanan, dan Pemadam kebakaran Kota Bontang. Penetapan pengelola tersebut
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bontang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang
Pembentukan Organiasasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan
Pemadam Kebakaran.
4.

Bidang Air Limbah


Secara umum Organisasi pengelola sektor air limbah (fasilitas sanitasi) di Kota
Bontang adalah DPU Cipta Karya dan Dinas Kebersihan PPMK dengan tugas adalah
melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan sarana
dan prasarana di bidang teknik penyehatan yang meliputi urusan-urusan air bersih, air
buangan, kebakaran, kebersihan, pertamanan, dan pemakaman.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 30

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PMK KOTA BONTANG

KEPALA DINAS

Kelompok Jafung

Sekretariat

Sub Bagian
Perencanaan dan Keuangan

Sub Bagian
Umum

Bidang
Pertamanan

Bidang
Kebersihan

5.

Bidang
Pemadam Kebakaran

Seksi
Kebersihan dan Tempay
Pembuangan Akhir

Seksi
Pertamanan dan
Pemakaman

Seksi
Sarana dan Prasarana

Seksi
Pengangkutan dan
Pemanfaatan Sampah

Seksi
Penerangan Jalan

Seksi
Pencegahan,
Pengendalian dan
Penyuluhan

Bidang Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 43 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok
dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang adalah membantu Walikota dalam
penyelenggaraan

lingkungan

hidup

di

daerah.

Untuk

melaksanakan

tugas

sebagimana dimaksud Badan mempunyai fungsi :


1. Penyusunan perencanaan program di bidang lingkungan hidup sesuai dengan
rencana strategis pemerintah daerah
2. Penetapan kebijakan teknis di bidang pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
norma standart, kriteria dan prosedur yang ditetapkan pemerintah
3. Pengoordinasian

pengendalian

perusakan

lingkungan

dan

konservasi,

pengendalian pencemaran dan analisis dampak lingkungan, pengembangan

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 31

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


kapasitas, penegakan hukum lingkungan dan teknologi lingkungan sesuai dengan
norma, standart, prosedur dan kriteria yang ditetapkan pemerintah
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya
5. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan

STRUKTUR ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BONTANG

KEPALA

Sekretariat

Kelompok Jafung
Sub Bagian
Umum

Bidang
Tata Lingkungan dan
Analisis Dampak
Lingkungabn

Bidang
Pengendalian, Pencemaran
Lingk. Dan Pengel. Limbah

Sub Bidang
Konservasi dan Tata
Lingkungan

Sub Bidang
Pengendalian
Pencemaran Lingk.
Pengel. Limbah

Sub Bidang
Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan

Sub Bidang
Pengendalian Kerusakan
dan Pemulihan
Lingkungan

Sub Bagian
Perenc. Program
dan Keuangan

Bidang
Komunikasi dan
Penegakan Hukum

Sub Bidang
Pembdy. Masy.dan
Komukasi Lingkungan

Sub Bidang
Penegakan Hukum
Lingkungan

UPTB

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 32

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


6.

Bidang Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Sistem Kesehatan
Daerah. Dalam peraturan tersebut Dinas Kesehatan Kota Bontang mempunyai tugas
pokok adalah membantu Walikota dalam penyelenggaraan urusan di bidang
kesehatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Untuk

melaksanakan tugas sebagimana dimaksud Dinas Kesehatan mempunyai

fungsi sesuai urusan wajib pada Kab/Kota yang didasarkan pada KepMenkes
No.267/MENKES/SK/III/2008 adalah sebagai berikut :
1.

Penyelenggaraan,

bimbingan

dan

pengendalian

operasionalisasi

bidang

kesehatan.
2.

Penyelenggaraan survailans epidemiologi, penyelidikan kejadian luar biasa/KLB


dan gizi buruk.

3.

Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

4.

Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan


skala Kabupaten/Kota.

5.

Penyelenggaraan penanggulangan gizi buruk.

6.

Pengendalian

operasional

penanggulangan

bencana

dan

wabah

skala

Kabupaten/Kota.
7.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji setempat.

8.

Penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan


dan kepulauan skala Kabupaten/Kota.

9.

Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Nasional.

10. Pengelolaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan sesuai kondisi lokal.


11. Penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat Provinsi, alat kesehatan, reagensia
dan vaksin.
12. Penempatan tenaga kesehatan strategis.
13. Registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu sesuai peraturan
perundang-undangan.
14. Registrasi,

akreditasi,

sertifikasi

sarana

kesehatan

sesuai

peraturan

perundangan-undangan.
15. Pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan.
16. Pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 33

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


17. Pengawasan dan registrasi makanan minuman produksi rumah tangga.
18. Sertifikasi alat kesehatan dan PKRT kelas I.
19. Pemberian izin Praktik tenaga kesehatan tertentu.
20. Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat dan Provinsi.
21. Pemberian izin sarana kesehatan meliputi RS Pemerintah klas C, klas D, RS
Swasta yang setara, praktik berkelompok, klinik umum/spesialis, Rumah Bersalin,
Klinik Dokter Keluarga/Dokter Gigi Keluarga, Kedokteran komplementer, dan
pengobatan tradisional serta sarana penunjang yang setara.
22. Pemberian rekomendasi izin PBF Cabang, PBAK dan industri kecil obat
tradisional.
23. Pemberian izin apotik, toko obat.
24. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung
perumusan kebijakan Kabupaten/Kota.
25. Pengelolaan survei kesehatan daerah skala Kabupaten/Kota.
26. Implementasi penapisan IPTEK di bidang pelayanan kesehatan.
27. Pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan sekunder.
28. Penyelenggaraan promosi kesehatan.
29. Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat.
30. Penyehatan lingkungan.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 34

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KOTA BONTANG

KEPALA DINAS

Sekretariat

Sub Bagian

Sub Bagian
Administrasi Umum

Kepegawaian dan
Keuanagan

Bidang
Pelayanan Kesehatan

Seksi
Pelayanan Medis

Bidang Pengembangan

Bidang
Kesehatan Masyarakat

Seksi

P2P

Seksi
Wabah
dan
Bencana

Sumber Daya Kesehatan

Seksi
Kesehatan
Lingkunga
n

Seksi
Jaminan
Kesehatan

Seksi
Ketenagaan

Seksi
Ke
Farmasian
dan Sarana

Seksi
Giizi
Bidang
Kesehatan Keluarga

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 35

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


7.

Bidang Air Minum


Kondisi kelembagaan bidang SPAM Kota Bontang adalah sebagai berikut :
a. Untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kota, PDAM, maupun
masyarakat.
b. Upaya memperkuat tugas dan fungsi regulator dan operator penyelenggaraan
SPAM (PDAM dan Dinas PU) di Kota Bontang dilakukan dengan cara
meningkatkan sumber daya manusia yang ada melalui pelatihan, peningkatan
kualitas air minum, memperkuat fungsi dinas
dinas-dinas
dinas terkait dan memperkuat PDAM.
c. Upaya memperkuat prinsip kepengusahaan pada lembaga penyelenggaraan
PDAM di Kota Bontang dilakukan melalui penyehatan PDAM, penyesuaian tarif
dan peningkatan SDM.
d. Upaya penyusunan peraturan perundang
perundang-undangan
undangan (Perda, dll) yang berkaitan
dengan penyelenggaraan SPAM di Kota Bontang dilakukan dengan cara
penyusunan PERDA dan implementasi NSPM.

PDAM berperan sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai penyedi


penyedia dan pemberi
pelayanan air bersih kepada masyarakat. Dengan lebih fokusnya kerja PDAM dalam
pelayanan air bersih diharapkan dihasilkan suatu pelayanan yang prima dan optimal.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 36

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2.10. TATA RUANG WILAYAH
Dalam konteks kebijakan pembangunan daerah, ruang merupakan wadah tempat
aktivitas pembangunan dilaksanakan baik dalam kerangka pembangunan ekonomi,
sosial, kelembagaan maupun pembangunan bidang lingkungan. Seluruh aktivitas
pembangunan tersebut bermuara pada kebutuhan ruang yang dideliniasi dalam bentuk
ruang wilayah administrasi daerah.
Menurut

Undang-Undang

No.26/2007

tentang

Penataan

Ruang,

ruang

didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Mengikuti definisi ini, maka hakekat fungsional dari sebuah ruang adalah bagaimana
pengelola wilayah mampu melakukan penataan ruang yang dapat menjamin
keberlanjutan seluruh aktivitas manusia dan makhluk hidup lain di dalamnya.

Oleh

karena tujuan dari penataan ruang adalah menjamin keberlanjutan segenap fungsi,
khususnya kegiatan manusia maka proses penataan ruang dan hasilnya yaitu tata ruang
menjadi kebutuhan yang fundamental bagi sebuah wilayah. Walaupun definisi penataan
ruang menurut UU No.26/2007 merupakan sebuah sistem proses perencanaan ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, namun proses dari segenap
kegiatan penataan ruang tersebut menjadi hal terpenting agar hasil dari penataan ruang
yaitu tata ruang dapat diterima dan dapat diimplementasikan dengan baik.

Pada

prinsipnya, proses penataan ruang dilakukan secara partisipatif, komprehensif tanpa


meninggalkan aspek efektivitas dan efisiensi proses penataan ruang itu sendiri.
Tujuan penataan ruang Kota Bontang adalah untuk mewujudkan Kota Bontang
sebagai kota maritim berkebudayaan industri yang berwawasan lingkungan dan
mensejahterakan masyarakat melalui keterpaduan perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang antar wilayah ( nasional, provinsi dan kota ) dan antar
kawasan ( lindung dan budidaya ).
Kebijakan pengembangan struktur tata ruang Kota Bontang meliputi :
1. Pengembangan sistem pusat-pusat pelayanan wilayah kota secara hirarkis dan
proporsional
Untuk mewujudkannya perlu strategi yang harus ditempuh yaitu :
a. Mengatur dan mengendalikan penyebaran penduduk
b. Mengembangkan pusat-pusat layanan sesuai karakteristik dan potensi
c. Meningkatkan

keterkaitan

antar

pusat-pusat

layanan

dengan

wilayah

pelayanannya sesuai jenis dan skala pelayanan.

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 37

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasrana yang merata dan
terpadu
Untuk mencapai tujuan ini strategi yang perlu dilakukan adalah :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana transportasi darat
b. Mengembangkan pelayanan pelabuhan dan Bandar udara umum
c. Mengembangkan jaringan energi dengan memanfaatkan sumber-sumber energi
yang dimiliki
d. Meningkatkan pelayanan telekomunikasi dengan mengembangkan jaringan kabel
dan nirkabel.
e. Membangun dan meningkatkan jaringan sumber air secara terpadu
f. Meningkatkan system prasarana pengelolaan lingkungan yang meliputi drainase,
persampahan, air limbah dan air minum
g. Menyediakan prasarana bagi pejalan kaki dan evakuasi bencana yang terintegrasi
dengan prasarana kota lainnya.
Gambar 2.2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah

Sumber : RTRW 2010

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 38

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi: kebijakan dan strategi
pemantapan kawasan lindung; kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya.
Kebijakan pemantapan kawasan lindung meliputi:
1. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Strategi yang
ditempuh meliputi:
a. Menetapkan kawasan lindung di ruang darat dan ruang laut;
b. Memantapkan fungsi kawasan lindung di ruang darat dan ruang laut;
c. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;
d. Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas wilayah kota;
e. Meningkatkan kerjasama dengan kabupaten yang berbatasan dalam pemeliharaan
kelestarian fungsi kawasan lindung
2. Pencegahan dampak negatif kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup. Strategi yang ditempuh:
a. Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
b. Meningkatkan kemampuan lingkungan hidup untuk dapat meyerap zat, energi
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya
c. Mengelola

dan

mengendalikan

pemanfaatan

sumberdaya

alam

secara

berkelanjutan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta


keanekaragamannya;
d. Mengembangkan kegiatan pemanfaatan ruang berfungsi budidaya yang adaptif
terhadap bencana.
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya meliputi:
1. Perwujudan

dan

peningkatan

keterpaduan

dan

keterkaitan

antar

kegiatan

budidaya/pemanfaatan di ruang darat, ruang laut dan ruang udara.


Strategi yang ditempuh adalah :
a. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta
prasarananya secara terpadu dan berkelanjutan untuk mendorong perekonomian
kawasan dan wilayah sekitarnya;
b. Mengembangkan kawasan budidaya yang dapat mengakomodasi kebutuhan
pengembangan sektoral dan kegiatan para pemangku kepentingan di Kota

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 39

Pokja AMPL PPSP Kota Bontang


Bontang secara sinergi dan berkelanjutan agar tidak terjadi konflik antar sektor
maupun antar pelaku dalam pemanfaatan ruang baik di darat, laut, serta udara;
c. Mengembangkan kegiatan budidaya dengan memperhatikan keterkaitan ekologis
(hubungan fungsional) serta keterpaduan ekosistem darat, laut dan udara;
d. Meningkatkan kegiatan budidaya berbasis kelautan (maritim) yang memiliki
keterkaitan dengan sumberdaya wilayah darat dan daerah hinterland Kota Bontang.
2. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan. Strategi yang ditempuh adalah :
a. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan
bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian
akibat bencana;
b. Membatasi perkembangan kawasan terbangun untuk mempertahankan tingkat
pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan;
c.

Mengembangkan kegiatan pemanfaatan ruang di wilayah pesisir dan laut dengan

memperhatikan keunikan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta beragamnya


sumberdaya yang ada.
Gambar 2.3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah

Sumber : RTRW

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang II - 40

Anda mungkin juga menyukai