Bab 2 BPS PDF
Bab 2 BPS PDF
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA BONTANG
2.1.
Luas (ha)
7.211
4.001
3.568
0.000
14.780
48.79
27.07
24.14
0.00
100.00
lempung, lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur. Formasi ini
memiliki aquifer potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan yang bertindak
sebagai aquifer berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat lepas, batu pasir dan pasir
lempung.
c. Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu lempung
lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batubara. Formasi
Balikpapan merupakan formasi terbesar di kawasan Pesisir Bontang dengan arah
utara-selatan.
d. Formasi Pulau Balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan
batu lempung dengan sisipan batubara.
e. Formasi Bebulu, yaitu formasi batuan terkecil di kawasan Pesisir Bontang yang
tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung lanauan dan sedikit napal.
f. Formasi Pamaluan. Tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit napal,
batu pasir dan batu gamping.
Jenis tanah didominasi oleh podsolik merah kuning, aluvial dan kompleks latosol.
Jenis tanah ini memiliki lapisan kuning (top soil) yang tipis, peka erosi dan miskin unsur
hara. Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan dibutuhkan pengolahan awal
berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan pengamanan hutan sehingga kestabilan
tanah dan persediaan air tanah tetap terjaga.
Kondisi hidrogeologi Kota Bontang secara regional dapat dibedakan berdasarkan
morfologi, geologi, lingkungan pengendapan batuan, dan cara terdapat air tanahnya.
Berdasarkan ciri fisik litologi, fasies, lingkungan pengendapan, struktur geologi dan
batuan yang tersingkap di daerah Bontang dan sekitarnya, cekungan air tanah Bontang
merupakan sub cekungan Kutai.
Areal imbuh cekungan air tanah Bontang diperkirakan berasal dari daerah tekuk
lereng Gunung Lobang Sebatik beserta areal perbukitannya yang memanjang dari Utara
ke Selatan. Jalur tersebut ditempati oleh batuan dari formasi kampung Baru. Formasi ini
bertindak langsung sebagai formasi peresapan paling potensial untuk cekungan air tanah
Bontang.
2.1.5. Klimatologi Kota Bontang
Secara klimatologi, Kota Bontang memiliki iklim tropis yang sama dengan wilayah
lainnya di Indonesia pada umumnya.
termasuk daerah
pada bulan November-April dan musim angin timur terjadi pada bulan Mei-
Oktober.
Curah hujan dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson barat yang basah pada
bulan Desember-Februari yang menyebabkan hujan, sedangkan pada bulan JuniSeptember bertiup angin muson timur yang menyebabkan terjadinya kemarau. Pada
bulan Maret-Mei dan September-Nopember merupakan bulan-bulan peralihan. Pada
bulan-bulan peralihan terjadi cuaca yang sama yaitu adanya arus angin konveksi yang
memungkinkan hujan walaupun pada saat musim kemarau. Curah hujan selama tahun
2010 (Tabel 2.2) sangat beragam, dimana curah hujan
Januari (curah hujan 326,4 mm dan 21,5 hari hujan), terendah pada bulan Februari (curah
hujan 142,7 mm dengan 7 hari hujan). Sedangkan rata-rata curah hujan dan hari hujan
pada tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009.
Tabel 2.2
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan
Tahun 2008-2010 Kota Bontang
Bulan
2008
mm
2009
Hari
mm
2010
Hari
mm
Hari
Januari
146
23
171
17
326,4
21,5
Februari
122
15
260
16
142,7
Maret
101
10
425
20
160,1
April
149
21
222
17
228,0
11
Mei
175
16
173
16
299,1
16
Juni
264
17
106
12
249,7
19
Juli
226
26
184
10
311,6
20
Agustus
178
18
61
10
210,2
17,5
September
117
13
232,2
13,5
Oktober
178
19
91
10
221,8
13,5
Nopember
441
23
270
16
251,5
16,0
Desember
402
22
162
14
281,6
18,0
2.499
223
2.134
162
2.914,9
179,0
208,25
18,58
177,83
13,50
242,9
14,9
Jumlah
Rata-rata
Luas (Ha)
1.355,56
9,17
b. Pekarangan
980,64
6,63
c. Fasilitas Sosial
29,76
0,20
d. Fasilitas Umum
462,43
3,13
53,94
0,36
f. Jasa
69,52
0,47
Tambak
323,18
2,19
192,46
1,30
278,07
1,88
Rawa
53,54
0,36
Danau/Waduk/Situ
15,11
0,10
Hutan Kota
196,98
1,33
Hutan Sejenisnya
2.764,48
18,70
Bakau
1.115,51
7,55
Semak Belukar
6.870,98
46,49
10
Tanah Terbuka
17,83
0,12
14.780,00
100,00
Total
Sumber : Naskah Akademis RTRW Kota Bontang, Bappeda 2009
B
C
D
E
Penggunaan
Luas (Ha)
Flat
- Gosong
- Pasir
- Pasir Berlumpur
Terumbu Karang
Alur Pelayaran
- PT. Badak NGL
- PT. Pupuk Kaltim Tbk
Areal efektif utk kegiatan perikanan
Penggunaan lain (alur rakyat, alur tanjung laut, dan
kegiatan lainnya)
Luas Total Wilayah Laut
940
158
100
2.799
2,69
0,45
0,29
8,00
1.311
3.464
9.384
3,75
9,90
26,83
16.821,0
48,092
34.977,00
100,00
2.2.
ADMINISTRASI
Secara administrasi, semula Kota Bontang merupakan kota administratif sebagai
bagian dari Kabupaten Kutai dan menjadi Daerah Otonom berdasarkan UU N0. 47 Tahun
1999, tentang pemekaran Propinsi dan Kabupaten, bersama sama Kabupaten Kutai
Timur dan Kabupaten Kutai Kertanegara. Dan sejak disahkannya Peraturan Daerah Kota
Bontang N0.17 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Kecamatan Bontang Barat,
pada tanggal 16 Agustus 2002, Kota Bontang terbagi menjadi 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Bontang Selatan, Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Bontang Barat.
Adapun Kelurahan yang ada ditiap masing-masing Kecamatan adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Bontang Selatan terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Bontang Lestari,
Kelurahan Satimpo, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan
Tanjung Laut dan Kelurahan Tanjung Laut Indah.
Jumlah RT
0,70
0,98
4,84
15,61
1,35
80,92
24
62
33
25
38
18
1,79
2,08
5,67
8,49
4,59
3,58
37
28
13
24
41
51
7,54
6,50
3,16
147,80
51
12
30
487
Bontang Selatan
1. Berbas Pantai
2. Berbas Tengah
3. Tanjung Laut Indah
4. Satimpo
5. Tanjung Laut
6. Bontang Lestari
Bontang Utara
1. Api Api
2. Bontang Baru
3. Bontang Kuala
4. Guntung
5. Guntung Elai
6. Loktuan
Bontang Barat
1. Belimbing
2. Kanaan
3. Telihan
Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan
Batas wilayah administratif Kota Bontang sebelah Barat adalah Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Kutai Timur, sebelah Timur dibatasi oleh Selat Makassar, sebelah
Selatan dengan Kecamatan Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara dan sebelah
Utara dengan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur.
2.3.
KEPENDUDUKAN
A.
Pertumbuhan Penduduk
Sebagai sebuah kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua
perusahaan besar berskala nasional yakni PT. Badak NGL dan PT. Pupuk Kaltim Tbk,
Jumlah penduduk Kota Bontang senantiasa bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Pertambahan tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan penduduk yakni
kelahiran dan kematian, tetapi juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya yakni migrasi.
Jumlah penduduk laki-laki kota Bontang di Tahun 2010 sebesar 94.178 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebesar 81.653 jiwa. Besarnya rasio prosentase jenis kelamin di
Kota Bontang untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 53,56% sedangkan untuk jenis kelamin
perempuan sebesar 46,44%.
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Bontang Selatan
37.965
33.102
71.067
Bontang Utara
34.102
73.709
73.709
Bontang Barat
16.606
14.449
31.055
Jumlah
94.178
81.653
175.831
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir dari tahun 2006 s/d tahun 2010,
pertumbuhan penduduk Kota Bontang tercatat rata-rata sebesar 9,48% per tahun atau
sebesar 12.089 jiwa per tahun.
Tabel. 2.7
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2006 2010
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
2006
2007
2008
2009
2010
1.
Bontang Selatan
48.734
55.137
64.878
72.530
71.067
2.
Bontang Utara
53.961
54.980
64.123
72.466
73.709
3.
Bontang Barat
24.780
25.907
29.028
31.730
31.055
Jumlah
127.475
136.024
158.029
176.726
175.831
Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio Jenis Kelamin dan
Pertumbuhannya Tahun 2006 - 2010
Jenis Kelamin
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
68.373
72.248
83.989
94.579
94.178
59.102
63.777
74.040
82.147
81.653
127.475
136.025
158.029
176.726
175.831
Rasio Jenis
Kelamin
115,69
113,28
113,44
115,13
115,34
Kecamatan
1.
2.
3.
Bontang Selatan
Bontang Utara
Bontang Barat
Jumlah
B.
Jumlah Penduduk
2011
2012
2013
2014
2015
76.650
78.646
32.624
82.234
83.583
34.193
87.817
87.717
35.761
93.400
91.852
37.330
98.983
95.986
38.899
187.920
200.009
211.295
222.582
233.868
penduduk di tiga kecamatan tidak merata setiap tahunnya, yakni Kecamatan Bontang
Selatan sebesar 71.067 jiwa, di Kecamatan Bontang Utara sebesar 73.709 jiwa dan
Kecamatan Bontang Barat 31.055 jiwa.
Kepadatan penduduk selama tahun 2010 di Kecamatan Bontang Selatan sebesar 550
jiwa/km2, Kecamatan Bontang Utara 2.343 jiwa/km2 dan Bontang Barat sebesar 1.445
jiwa/km2.
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Rasio dari
Kelurahan/ Kecamatan Per Desember 2010
No
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
Nama Wilayah
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
KK
Berbas Pantai
Berbas Tengah
Tanjung Laut Indah
Satimpo
Tanjung Laut
Bontang Lestari
Bontang Selatan
Api Api
Bontang Baru
Bontang Kuala
Guntung
Gunung Elai
Loktuan
Bontang Utara
6.094
9.184
7.484
4.073
8.773
2.354
37.965
7.807
6.074
2.163
4.284
7.623
11.656
39.607
5.296
7.922
6.558
3.770
7.547
2.009
33.102
6.833
5.245
1.929
3.679
6.626
9.790
34.102
11.390
17.106
14.042
7.846
16.320
4.363
71.067
14.640
11.319
4.092
7.963
14.249
21.446
73.709
3.315
3.554
2.691
1.923
3.415
1.151
16.049
4.655
2.805
1.003
2.013
4.634
4.662
Belimbing
Kanaan
Telihan
7.279
2.386
6.941
6.484
2.061
5.904
13.763
4.447
12.845
4.527
1.096
3.995
Bontang Barat
16.606
14.449
31.055
9.618
Total
94.178
81.653
175.831
45.439
19.772
Rasio Jenis
Kelamin
115,07
115,93
114,14
108,12
116,24
117,17
114,69
114,25
115,81
112,13
116,44
115,05
119,06
116,14
112,26
115,77
117,56
114,93
115,34
Tabel 2.11
Penduduk
Persebaran
(Km2)
(Jiwa)
(%)
Bontang Selatan
104,40
71.067
40,42%
681
1
Bontang Lestari
2
Satimpo
3
Berbas Pantai
4
Berbas Tengah
5
Tanjung Laut
6
Tanjung Laut Indah
Bontang Utara
80,92
15,61
0,70
0,98
1,35
4,84
26,20
4.363
7.846
11.390
17.106
16.320
14.042
73.709
2,48%
4,46%
6,48%
9,73%
9,28%
7,99%
41,92%
54
503
16.271
17.455
12.089
2.901
2.813
1
Bontang Kuala
2
Bontang Baru
3
Api- Api
4
Guntung Elai
5
Loktuan
6
Guntung
Bontang Barat
5,67
2,08
1,79
4,59
3,58
8,49
17,20
4.092
11.319
14.640
14.249
21.446
7.963
31.055
2,33%
6,44%
8,33%
8,10%
12,20%
4,53%
17,66%
722
5.442
8.179
3.104
5.991
938
1.806
6,50
3,16
7,54
4.447
12.845
13.763
2,53%
7,31%
7,83%
684
4.065
1.825
147,80
175.831
100%
1.190
No
1
2
3
Nama Wilayah
Kanaan
Telihan
Belimbing
Jumlah
Kepadatan/Km2
2.4. PENDIDIKAN
Salah satu cara mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah pendidikan formal mulai
dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
Secara umum, jumlah gedung sekolah pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun
2010 tidak mengalami penambahan. Jumlah gedung sekolah SD, SLTP dan SLTA baik
yang negeri maupun swasta pada tahun 2010 berturut turut banyaknya adalah 55 unit,
34 unit dan 20 unit.
Pada jenjang SD, rata-rata jumlah guru di sebuah sekolah pada tahun ajaran 20102011 adalah 19 guru untuk SD Negeri, 19 guru untuk SD Swasta dan 15 guru untuk
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Rata-rata jumlah murid di sebuah sekolah pada tahun ajaran
2010-2011 adalah 421 murid untuk SD Negeri, 311 murid untuk SD Swasta dan 177
murid untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sedangkan rasio murid-guru adalah 22 untuk SD
Negeri, 16 untuk SD Swasta dan 12 untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Tabel 2.12
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
1. Bontang Selatan
15
5.549
254
22
2. Bontang Utara
11
5.455
231
24
3. Bontang Barat
1.631
77
21
2010
30
12.635
562
22
2009
30
12.411
526
24
2008
30
11.938
497
24
Jumlah
Murid-Guru
Tabel 2.13
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Dasar (SD) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
1. Bontang Selatan
2.536
166
15
2. Bontang Utara
1.329
71
19
3. Bontang Barat
2.675
160
17
2010
21
6.540
397
16
2009
21
6.533
396
16
2008
21
6.622
394
17
Jumlah
Murid-Guru
Tabel 2.14
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
1. Bontang Selatan
401
34
12
2. Bontang Utara
307
26
12
3. Bontang Barat
2010
708
60
12
2009
709
54
13
2008
644
51
13
Jumlah
Murid-Guru
Pada jenjang SMP, rata-rata jumlah guru di sebuah sekolah pada tahun ajaran
2010-2011 adalah 29 guru untuk SMP Negeri, 13 guru untuk SMP Swasta dan 9 guru
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
A. Bontang Selatan
1.623
127
13
B. Bontang Utara
398
37
11
C. Bontang Barat
943
65
15
2010
2.964
229
13
2009
3.202
220
15
2008
2.972
205
14
Jumlah
Murid-Guru
Tabel 2.16
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
1. Bontang Selatan
1.236
79
16
2. Bontang Utara
10
1.724
111
16
3. Bontang Barat
1.229
70
18
2010
21
4.189
260
16
2009
21
3.923
263
15
2008
21
4.176
299
14
Jumlah
Murid-Guru
Tabel 2.17
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta Di Kota Bontang Tahun 2008-2010
Kecamatan
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
1. Bontang Selatan
231
16
14
2. Bontang Utara
388
20
19
3. Bontang Barat
83
2010
702
45
16
2009
633
45
14
2008
558
63
Jumlah
Murid-Guru
Pada jenjang SMA/SMK/MA, rata-rata jumlah guru di sebuah sekolah pada tahun
ajaran 2010-2011 adalah 45 guru untuk SMA/SMK/MA Negeri dan 18 guru untuk
SMA/SMK/MA Swasta. Rata-rata jumlah murid di sebuah sekolah pada tahun ajaran
2010-2011 adalah 452 murid untuk SMA/SMK/MA Negeri dan 313 murid untuk
SMA/SMK/MA Swasta. Sedangkan rasio murid-guru adalah 10 untuk SMA/SMK/MA
Negeri dan 18 untuk SMA/SMK/MA Swasta.
Tabel 2.19
Banyaknya Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid-Guru
Sekolah Menengah Tingkat Atas Menurut Jenis Sekolah Dan Kecamatan
Rasio
Sekolah
Murid
Guru
1. SMA Negeri
558
44
13
2. SMA Swasta
655
43
15
3. SMK Negeri
371
46
4. SMK Swasta
703
32
22
5. MA Negeri
6. MA Swasta
Jumlah
2.287
165
14
1. SMA Negeri
497
46
11
2. SMA Swasta
539
37
15
3. SMK Negeri
810
92
4. SMK Swasta
1.298
67
19
5. MA Negeri
259
24
11
6. MA Swasta
Jumlah
3.403
266
13
1. SMA Negeri
461
39
12
2. SMA Swasta
866
50
17
3. SMK Negeri
206
25
4. SMK Swasta
5. MA Negeri
6. MA Swasta
Jumlah
1.533
114
13
2010
20
7.223
545
13
2009
20
7.172
535
13
2008
20
6.911
544
13
Murid-Guru
A. Bontang Selatan
B. Bontang Utara
C. Bontang Barat
Jumlah
Perbandingan atau rasio antara guru dan sekolah akan menggambarkan rata-rata jumlah
guru yang mengajar di sebuah sekolah. Rasio ini menggambarkan ketersediaan guru
sebagai penunjang sarana belajar mengajar pada sebuah sekolah. Ini penting diketahui
karena ada relevansinya dengan terlaksananya proses belajar mengajar yang baik,
sehingga pada akhirnya mampu menciptakan bibit-bibit Sumber Daya Manusia yang
berkualitas.
2.5.
KESEHATAN
Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan
kesehatan,
pemerintah
berupaya
meningkatkan
derajat
kesehatan
mewujudkan masyarakat
sehat,
pemerintah
Kota
Bontang
melalui
peningkatan sarana dan prasarana serta mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
pemerintah telah mengupayakan pembangunan di bidang kesehatan, sampai saat ini
telah tersedia fasilitas kesehatan yang cukup memadai bagi kepentingan masyarakat,
baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Untuk lebih jelasnya mengenai
sarana kesehatan di Kota Bontang tahun 2010 dapat dilihat pada tabel.
Tabel 2.20
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Kota Bontang
Tahun 2007 -2010
Tahun
Rumah
Sakit
Rumah
Bersalin
Puskesmas
Pustu
Posyandu
PDK
Klinik /
Balai
Kesehatan
2010
100
2009
100
10
2008
100
10
2007
100
10
Tabel 2.21
Banyaknya Tenaga Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan
Tahun 2007 - 2010
Tahun
Tenaga Kesehatan
2007
2008
2009
2010
1. Dokter Spesialis
18
28
22
23
2. Dokter Umum
52
78
78
79
3. Dokter Gigi
21
39
42
40
4. Tenaga Keperawatan
333
336
464
451
5. Tenaga Kefarmasian
10
89
90
13
14
18
26
7. Tenaga Gizi
13
16
17
12
9. Keteknisian Medis
31
31
31
29
Instalasi Farmasi
Labkesda
Dinas Kesehatan
Rumah Sakit
Puskesmas
Unit Kerja
No
402
354
40
Perawat
102
43
56
Bidan
61
50
Farmasi
17
Ahli Gizi
88
68
15
Dokter
Tenaga Medis
28
23
Teknisi
Medis
24
Sanitasi
Tabel 2.22
Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja dan Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Bontang
Tahun 2010
25
15
Kesehatan
Mayarakat
Banyaknya Kasus
1.
9.031
2.
3.774
3.
Pharingtis
3.575
4.
1.947
5.
Penyakit Dyspepsia
1.761
6.
Penyakit Dermatitis
1.955
7.
Diare
1.371
8.
Diabetes Melitus
1.352
9.
Penyakit Scabies
1.039
1.026
2.6.
SOSIAL MASYARAKAT
Kehidupan beragama senantiasa dibina dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang serasi, seimbang, dan selaras yang diharapkan dapat mengatasi
berbagai masalah sosial budaya sebagai dampak dari globalisasi dunia dewasa ini.
Adapun fasilitas peribadatan yang ada di Kota Bontang meliputi : 87 bangunan
Masjid, 60 bangunan Mushola, 4 bangunan Gereja Katholik, 48 bangunan Gereja
Protestan dan 1 bangunan Pure seperti terlihat dalam tabel 2.24
Tabel 2.24
Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Jenis dan Kecamatan
Tahun 2010
Masjid
Mushola
Gereja
Katholik
Gereja
Protestan
Pure
Vihara
Jumlah
1. Bontang Selatan
40
17
12
69
2. Bontang Utara
39
31
13
87
3. Bontang Barat
12
23
44
87
60
48
200
Kecamatan
JUMLAH
Perkembangan PDRB
Sampai saat ini sub sektor migas masih merupakan andalan bagi pembentukan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang, dengan kontribusi sebesar
95,10% pada tahun 2010. Pada tahun ini laju pertumbuhan PDRB -3,38% dengan Migas
sedangkan tanpa migas sebesar 6,99%. Peningkatan laju pertumbuhan PDRB (dengan
migas) yang tidak signifikan ini terjadi karena penurunan produksi gas yang diolah
PT.Badak NGL.
Sedangkan
sektor
ekonomi
lainnya
mengalami
pertumbuhan
diatas
laju
pertumbuhan agregat dan diantaranya yang tertinggi adalah sektor Bangunan dan
Konstruksi sebesar 11,78%. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum sebesar 11,04%, sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 7,19%, sektor Jasa-jasa sebesar
5,53%, sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel sebesar 4,62%, sektor Pertanian
sebesar 0,97% dan sisanya sektor Pertambangan dan Penggalian serta Industri
Pengolahan cenderung menurun dengan laju pertumbuhan antara -1% sampai -4%.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bontang dari tahun ke tahun jika dilihat tanpa
migas ternyata cukup berfluktuasi, dengan pertumbuhan sebesar 4,06% tahun 2002, 3,96% tahun 2003, -0,07% tahun 2004, 6,50% tahun 2005, 4,86% tahun 2006, 4,81%
tahun 2007, 10,36% tahun 2008, 2,62% tahun 2009 dan 6,99% tahun 2010.
Pendapatan perkapita atau pendapatan yang diterima penduduk Kota Bontang pada
tahun 2010 sebesar Rp. 292.271.002,47 dengan migas, sedangkan pendapatan perkapita
tanpa migas sebesar Rp. 49.818.846,79 atau tumbuh sebesar 11,65% dari tahun
sebelumnya.
Tabel 2.25
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (000 000 Rp)
Tahun 2007 2010*)
NO
Keterangan
2007
2008
2009
2010*
Dengan Migas
53.842.570
74.716.372
52.664.325
53.092.351
Tanpa Migas
5.350.881
6.436.824
7.137.928
8.259.068
*) Angka sementara
Keterangan
2007
2008
2009
2010*)
Dengan Migas
24.315.447,82
24.519.392,22
23.776.029,45
22.957.709,19
Tanpa Migas
2.446.536,16
2.699.898,57
2.770.374,25
2.957.585,90
*) Angka sementara
Tabel 2.27
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
Tahun 2007 2010*)
)
NO
Keterangan
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010*
Dengan Migas
-0,07%
6,5%
4,68%
4,81%
10,36%
2,61%
6,76%
Tanpa Migas
-2,67%
-0,26%
-2,95%
-4,26%
0,84%
-3,03%
-3,44%
*) Angka sementara
Tabel 2.28
Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010*)
Sektor
Dengan Migas
Tanpa Migas
1.
Pertanian
0,09%
0,62%
2.
0,14%
0,97%
0,06%
0,44%
4. Bangunan
2,3%
16,51%
5.
1,13%
8,09%
6.
Industri Pengolahan
95,38%
66,83%
0,27%
1,97%
8.
0,39%
2,80%
9.
Jasa-jasa
0,25%
1,77%
*) Angka sementara
PDRB Perkapita
Rupiah
Pertumbuhan (%)
Rupiah
Pertumbuhan (%)
2001
21.084.564,66
9,09
15.110.438,05
4,3
2002
22.883.207,19
8,53
17.034.783,85
12,74
2003
28.617.469,55
25,06
23.210.290,39
36,25
2004
29.128.657,87
1,79
23.658.799,02
1,93
2005
34.000.092,30
16,72
28.411.149,09
20,09
2006
37.331.073,78
9,8
31.567.748,28
11,11
2007
41.255.832,46
10,51
35.552.637,78
12,62
2008
48.211.574,39
16,86
42.450.226,87
19,40
51.697.715,07
7,23
44.619.962,87
5,99
57.332.415,77
10,90
49.818.846,79
11,65
2009
)
2010*
2.
Pendapatan Perkapita
*) Angka sementara
Angkatan Kerja
Ketenagakerjaan merupakan aspek mendasar dalam kehidupan manusia karena
menyangkut dimensi ekonomi dan sosial. Dimensi ekonomi dalam hal ini berarti
pemenuhan kebutuhan hidup manusia, sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan
penghargaan akan kemampuan seseorang. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka
sudah pantas jika setiap upaya pembangunan yang dilakukan selalu diarahkan pada
perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha.
Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 di Kota Bontang adalah 55.748 orang atau
sekitar 57,24% dari jumlah penduduk usia kerja. Angka ini juga menunjukkan besarnya
partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang berarti sekitar 57% penduduk usia kerja aktif
secara ekonomi.
SLTP
SLTA Keatas
Jumlah
11.269
8.850
35.629
55.748
10.671
8.117
32.973
51.707
652
733
2.656
4.041
11.394
12.535
17.720
41.649
22.041
20.822
52.777
97.397
49,72
41,38
66,78
57,24
5,79
8,28
7,45
7,25
I. Angkatan Kerja
- Bekerja
- Pengangguran
II. Bukan Angkatan Kerja
( Sekolah, Mengurus
Rumah tangga, dll
Jumlah
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK)
Tingkat pengangguran
Sumber : Bontang Dalam Angka, 2011
Jumlah pencari kerja yang terdaftar menurut tingkat pendidikan, yang tertinggi
adalah untuk tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 70,07% atau sebanyak 7.060 orang
dan yang terendah sebesar 8,23% atau sebanyak 829 orang untuk tingkat pendidikan
SLTP. Untuk pencari kerja yang dapat ditempatkan menurut jenjang pendidikannya, yang
tertinggi adalah untuk jenjang pendidikan SLTA yaitu sebanyak 1.475 orang atau sebesar
54,69% dan yang terendah adalah untuk jenjang pendidikan SD kebawah yaitu sebanyak
233 orang atau sebesar 8,64%.
Tabel 2.31
Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar Dan Yang Dapat Ditempatkan
Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin Di Kota Bontang
Tahun 2010
Tingkat
Pendidikan
Yang
Ditamatkan
SD Kebawah
Terdaftar
Ditempatkan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.119
31
1.150
229
233
SLTP
797
32
829
250
25
275
SLTA
5.376
1.684
7.060
1.403
342
1.475
643
393
1.036
376
68
444
7.935
2.140
10.075
2.258
439
2.697
Diploma Keatas
Jumlah
Visi Kota Bontang Tahun 2011-2016 adalah Terwujudnya Masyarakat Kota Bontang
yang Berbudi Luhur, Maju, Adil dan Sejahtera .
Visi ini diharapkan dapat mewujudkan, keinginan, dan amanat masyarakat Kota Bontang
dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti yang diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945, khususnya bagi masyarakat Kota Bontang dan selaras dengan
RPJM Nasional 2010-2014 serta RPJMD Provinsi Kalimantan Timur 2009-2013 serta
RPJMD Kota Bontang 2005-2025
B.
2.
3.
Daerah (BAPPEDA), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pekerjaan Umum, Dinas
Kebersihan, Pertamanan dan PMK, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Camat dan lurah
Se Kota Bontang. Selain itu, terdapat organisasi lain yang juga masuk dalam pokja ini
yaitu Forum Kota Sehat (Forkohat) Kota Bontang dan Yayasan BIKAL, Lembaga
Pemberdayaan masyarakat (LPM) dari 3 kecamatan dan perusahaan yang ada di Kota
Bontang.
1.
Bappeda Kota Bontang merupakan unsur pelaksana tugas tertentu dalam menunjang
penyelenggaraan Pemerintah Daerah khususnya di bidang perencanaan pembangunan
daerah. Bappeda mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menentukan
panjang dan pola umum perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu satu
sampai lima tahun
Penyusunan Rencana Strategis Pembangunan Tahunan Daerah (Renstra Petada) dan
dibiayai oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan atau diusulkan kepada
Pemerintah Pusat atau diusulkan melalui program Tahunan Nasional.
Pengkoordinasian perencanaan di antara dinas-dinas, satuan organisasi perangkat
hasil pelaksanaan.
Pelaksanaan
administratif
meliputi
ketatausahaan,
kepegawaian,
keungang
KEPALA BADAN
Kelompok Jafung
Sekretariat
Sub Bagian
Umum
Sub Bagian
Perencanaan Program
dan Keuangan
Bidang
Statistik, Penelitian,
Pengembangan dan
Evaluasi
2.
Bidang
Fisik dan Prasarana
Bidang
Ekonomi, Sosial dan Budaya
Sub Bidang
Statistik dan Data
Sub Bidang
Perhubungan, Komunikasi
dan Pariwisata
Sub Bidang
Ekonomi
Sub Bidang
Penelitian,
Pengembangan, dan
Evaluasi
Sub Bidang
Tata Ruang Dan Tata
Guna Tanah, Sumber
Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup
Sub Bidang
Sosial dan Budaya
Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok
Dan Fungsi Dinas Pekerjaan umum adalah Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas
pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang
Pekerjaan Umum. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2,
Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis lingkup bidang bina marga, bidang pengairan dan bidang
cipta karya.
b. Pengkoordinasian, pengendalian sekuruh kegiatan pada unit kerja Dinas
c. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas pejabat struktural, kelompok jabatan
fungsional dan staf di Lingkungan Dinas.
Dinas dalam
dalam bidang
Cipta Karya
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BONTANG
KEPALA
Kelompok
Sekretari
Sub
Perencana
orogram
Bidan
Pengair
Seksi Perencanaan
&
Seksi
Pembangunan
Bidan
Bina
Sub
Umu
Sub
Keuangan
Bidan
Cipta
Sek
Perencanaan
Sek
Tata
&
Sek
Pembangunan
da
Seksi
Perumahan dan
Permukiman
UPT
3.
Bidang Persampahan
Berdasarkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Tugas
Pokok Dan Fungsi Kebersihan Dinas Kebersihan, Pertamanan Dan Pemadam
Kebakaran adalah sebagai berikut Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam
Kebakaran mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan
KEPALA DINAS
Kelompok Jafung
Sekretariat
Sub Bagian
Perencanaan dan Keuangan
Sub Bagian
Umum
Bidang
Pertamanan
Bidang
Kebersihan
5.
Bidang
Pemadam Kebakaran
Seksi
Kebersihan dan Tempay
Pembuangan Akhir
Seksi
Pertamanan dan
Pemakaman
Seksi
Sarana dan Prasarana
Seksi
Pengangkutan dan
Pemanfaatan Sampah
Seksi
Penerangan Jalan
Seksi
Pencegahan,
Pengendalian dan
Penyuluhan
Bidang Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 43 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok
dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kota Bontang adalah membantu Walikota dalam
penyelenggaraan
lingkungan
hidup
di
daerah.
Untuk
melaksanakan
tugas
pengendalian
perusakan
lingkungan
dan
konservasi,
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BONTANG
KEPALA
Sekretariat
Kelompok Jafung
Sub Bagian
Umum
Bidang
Tata Lingkungan dan
Analisis Dampak
Lingkungabn
Bidang
Pengendalian, Pencemaran
Lingk. Dan Pengel. Limbah
Sub Bidang
Konservasi dan Tata
Lingkungan
Sub Bidang
Pengendalian
Pencemaran Lingk.
Pengel. Limbah
Sub Bidang
Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan
Sub Bidang
Pengendalian Kerusakan
dan Pemulihan
Lingkungan
Sub Bagian
Perenc. Program
dan Keuangan
Bidang
Komunikasi dan
Penegakan Hukum
Sub Bidang
Pembdy. Masy.dan
Komukasi Lingkungan
Sub Bidang
Penegakan Hukum
Lingkungan
UPTB
Bidang Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Sistem Kesehatan
Daerah. Dalam peraturan tersebut Dinas Kesehatan Kota Bontang mempunyai tugas
pokok adalah membantu Walikota dalam penyelenggaraan urusan di bidang
kesehatan yang menjadi tanggungjawabnya.
Untuk
fungsi sesuai urusan wajib pada Kab/Kota yang didasarkan pada KepMenkes
No.267/MENKES/SK/III/2008 adalah sebagai berikut :
1.
Penyelenggaraan,
bimbingan
dan
pengendalian
operasionalisasi
bidang
kesehatan.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengendalian
operasional
penanggulangan
bencana
dan
wabah
skala
Kabupaten/Kota.
7.
8.
9.
akreditasi,
sertifikasi
sarana
kesehatan
sesuai
peraturan
perundangan-undangan.
15. Pengambilan sampling/contoh sediaan farmasi di lapangan.
16. Pemeriksaan setempat sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi.
KEPALA DINAS
Sekretariat
Sub Bagian
Sub Bagian
Administrasi Umum
Kepegawaian dan
Keuanagan
Bidang
Pelayanan Kesehatan
Seksi
Pelayanan Medis
Bidang Pengembangan
Bidang
Kesehatan Masyarakat
Seksi
P2P
Seksi
Wabah
dan
Bencana
Seksi
Kesehatan
Lingkunga
n
Seksi
Jaminan
Kesehatan
Seksi
Ketenagaan
Seksi
Ke
Farmasian
dan Sarana
Seksi
Giizi
Bidang
Kesehatan Keluarga
Undang-Undang
No.26/2007
tentang
Penataan
Ruang,
ruang
didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Mengikuti definisi ini, maka hakekat fungsional dari sebuah ruang adalah bagaimana
pengelola wilayah mampu melakukan penataan ruang yang dapat menjamin
keberlanjutan seluruh aktivitas manusia dan makhluk hidup lain di dalamnya.
Oleh
karena tujuan dari penataan ruang adalah menjamin keberlanjutan segenap fungsi,
khususnya kegiatan manusia maka proses penataan ruang dan hasilnya yaitu tata ruang
menjadi kebutuhan yang fundamental bagi sebuah wilayah. Walaupun definisi penataan
ruang menurut UU No.26/2007 merupakan sebuah sistem proses perencanaan ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, namun proses dari segenap
kegiatan penataan ruang tersebut menjadi hal terpenting agar hasil dari penataan ruang
yaitu tata ruang dapat diterima dan dapat diimplementasikan dengan baik.
Pada
keterkaitan
antar
pusat-pusat
layanan
dengan
wilayah
dan
mengendalikan
pemanfaatan
sumberdaya
alam
secara
dan
peningkatan
keterpaduan
dan
keterkaitan
antar
kegiatan
Sumber : RTRW