SATUAN OPERASI II
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Anggi Andini Putri
(061440420817)
2. Astri Depiana
(061440420819)
3. Rizka Nurdianti
(061440420830)
(061440420834)
6. Fairuz Hibatullah
(061440421748)
7. M. Ardiansyah DS
(061440421749)
8. Rando Suhendra
(061440421758)
(061440421764)
1. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan
menentukan laju alir pengeringan
2.
3. Plate dryer
4. Neraca analitik
3. DASAR TEORI
3.1 Pengertian Pengeringan (drying)
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair
dari bahan sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu
sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada
proses pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang
dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain)
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya
perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan padat-gas dengan
kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium pengering,
menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan sekaligus
membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara
mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah
sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya.
Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat
energi dibandingkan dengan pengeringan.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara
membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi
udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor
yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang
mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di
sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin
lambat.
energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak
bumi, dan elemen pemanas listrik.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap.
3.4 Metode Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:
1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering
berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering
dan bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.
3.5 Tipe-tipe Dryer
1. Tipe rak (tray dryer)
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di
dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat
pengering jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan
dari alat pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam
dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk
mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200
cm2 dan ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak
tergantung pada bahan yang akan dikeringkan. Selain alat pemanas udara,
biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat
pengering. Kipas yang digunakan mempunyai kapasitas aliran 7-15 fet per
detik. Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat
tersebut udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak
yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat pengering
dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang digunakan
serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya suhu
yang digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk
operasi dengan keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi
dengan pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan dari alat pengering
dengan pompa vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian
berupa biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubanglubang untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang
persegi panjang dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan
apabila alat pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar
mengelilingi bak. Kecepatan pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk
bahan yang dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya
putaran
pengaduk
sangat
menyeragamkan pengeringan.
lambat
karena
hanya
berfungsi
untuk
chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya
ke plenum chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar
kelembapan nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya
naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis tray dryer sebagai berikut :
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan.
1.
2. Vaccum Dryer
rendah sehingga lebih hemat energi. Metode ini cocok untuk mengeringkan
bahan yang sensitif terhadap panas atau bersifat volatil karena waktu
pengeringannya yang singkat. Kelebihan yang lain dari pengeringan
menggunakan vakum ialah dapat digunakan untuk mengeringkan bahan yang
tak bisa dikeringkan jika terdapat kehadiran air. Sistem ini terdiri dari ruang
vakum (bisa stationer atau berputar), pompa dengan katup dan gauge serta
sumber panas. Proses pengeringan vakum sering melibatkan beberapa langkah
penerapan panas dan vakum. Mengurangi tekanan pada permukaan cairan akan
membuat cairan tersebut menguap tanpa perlu diikuti kenaikan suhu. Ada dua
tipe pengering vakum, yaitu Double cone Rotary Vacuum Dryer dan Cylindrical
shell rotary vacuum dryer. Pada Double cone Rotary Vacuum Dryer ruang
pengering dipasang pada poros yang berputar. Proses pengeringan melibatkan
pemusingan dari ruang chamber yang memungkinkan gerakan jatuh turun. Pada
Cylindrical shell rotary vacuum dryer, di dalam ruang pengering dipasangi
dengan alat pemusing untuk mencampur dan mengaduk. Tipe ini digunakan
biasanya untuk produksi batch dalam jumlah besar.
3. Fluidized Bed Dryer
digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk
industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses
pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas
sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan
sehingga
memperbesar
luas
kontak
pengeringan,
peningkatan
koefisien
biasanya masuk melalui bawah menara dan keluar gas dari atas sehingga
terdapat aliran bawah arah.
Pengering turbo seperti gambar berfungsi sebagian dengan pengeringan
sirkulasi silang, seperti pada pengering talam dan sebagain dengan
menyiramkan partikel- partikel melalui gas panas pada waktu partikel partikel
itu jatuh dari satu talam ke talam berikutnya.
5. Tower Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui
poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya
digunakan pada suhu 400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas
maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar
minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara,
gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan
dan
pengeluaran
bahan
terjadi
secara
otomatis
dan
langsung dengan gas panas sebagai media pengeringa. Pengering non adiabatik
dimana perpindahan kalor langsung dari medium luar atau pengering tak
langsung.
Udara memasuki ruang pengering jarang sekali berada dengan keadaan
benar kering. Tapi selalu mengandung air dan kelembaban relative. Air bebas
adalah selisih antara kandungan air total didalam zat padat dalam keadaan kering
X=Xt-X*
Dalam perhitungan kg menjadi pekdian adalah X, bukan Xt pada basis kering.
X=kg H2O/kg zat padat kering tulang
Dengan berjalannya waktu, kandungan kebasahan akan berkurang seperti
contoh yang ditunjukan pada gambar A. Selanjutnya saat umpan dipanaskan
sampai suhu penguapan dan sesudah itu grafik menjadi linier. Untuk kemudian
melengkung lagi kearah horizontal dan akhirnya mendatar. Lalu pengeringan
menunjukkan laju pengeringan kemudian melengkung kebawah.
Sesudah periode penyesuaian masing-masing kurva mempunyai segmentasi
horizontal AB kg dinamakan laju pengeringan periode konstan. Periode ini
diartikan oleh laju pengeringan yang tidak bergantung pada kandungan
kebasahan.
RC=
h ( T Tw ) (3600)
kg/ jam m2
w
Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat, maka koefisien
perpindahan panas (h):
H= 0,002040,8
)
G
1+ H
V H kg/m3
Kecepatan massa
G= V
kg/jam m2
DLt
4 Z2
8 XC
4 z2
ln
T= 2 DL 2 X
6. LANGKAH KERJA
1. Merendam kemplang dalam air selama 2 jam
2. Mengeringkan kemplang dalam oven selama 30 menit
3. Mendinginkan kemplang hingga suhu ruang
4. Menimbang berat awal kemplang serta mengukur diameternya
5. Menyiapkam alat pengering (plate dryer) kemudian menghidupkan
blower dan heater serta mengatur temperature konstan 60oC
6. Meletakkan kemplang kedalam alat pengering (plate dryer)
7. Mencatat waktu, temperature bola basah, temperature bola kering dan
relative humidity setiap selang waktu 15 menit
8. Menimbang kembali berat akhir kemplang yang telah dikeringkan
7. DATA PENGAMATAN
No.
Berat
Kemplang (gr)
Sebelum
Sesudah
Tebal
Diameter
Kemplang (cm)
Kemplang
(cm)
1.
5,3
5,0
3,2
0,5
2.
3,8
3,3
3,06
0,4
3.
4,7
4,3
3,15
0,5
4.
4,3
3,9
3,1
0,4
5.
4,6
4,2
3,15
0,5
6.
5,0
4,5
3,25
0,5
7.
3,9
3,5
2,7
0,4
No.
1.
2.
3.
4.
Waktu
(menit)
0
15
30
45
Temperature
Bola Basah
(oC)
27
32
39
47
Temperature
Bola Kering ( C)
30
41
52
53
0,022
0,026
0,042
0,070
5.
6.
7.
8.
9.
60
75
90
105
120
50
50
51
52
52
8. PERHITUNGAN
a. Mencari Vh
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x H)] T
1. Vh 0 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,022)] 60
= 0,1758
2. Vh 15 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,026)] 60
= 0,1769
3. Vh 30 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,042)] 60
= 0,1813
4. Vh 45 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,07)] 60
= 0,1889
5. Vh 60 menit dan 75 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,0850] 60
= 0,1931
54
54
54
54
54
0,085
0,085
0,089
0,094
0,094
6. Vh 90 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x (0,089)] 60
= 0,1942
7. Vh 105 menit dan 120 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x10-3 x (0,094)] 60
= 0,195
B. Mencari g
g=
1+ H
kg /m
Vh
1. g 0 menit
g =
1+0,022
kg /m
0,1758
g =
1+0,085
0,1931
kg /m
= 5,8134
kg /m
5,6189 kg /m
2. g 15 menit
g =
1+0,026
0,1769
1+0,089
0,1942
kg /m
6. g 90 menit
kg /m
g =
= 5,7999
kg /m
3. g 30 menit
1+0,042
g = 0,1813
kg /m
5,6026 kg /m
kg /m
g =
1+0,094
0,1955
5,7474 kg /m
5,5959 kg /m
4. g 45 menit
g =
1+0,070
0,1889
kg /m
5,6644 kg /m
C. Mencari Nilai G
kg
.m
G = V x g jam
1. G pada 0 menit
menit
G = 1,1 x (5,8134)
= 6,3947 kg / jam . m
2. G pada 15 menit
G = 1,1 x (5,7999)
= 6,3799 kg / jam . m
3. G pada 30 menit
120 menit
G = 1,1 x (5,7474)
Dik : V = 1,1
5. G pada 60 menit dan 75
G = 1,1 x (5,6189)
= 6,1808 kg / jam . m
6. G pada 90 menit
G = 1,1 x (5,6076)
= 6,1864 kg / jam . m
= 6,3221 kg / jam . m
4. G pada 45 menit
G = 1,1 x (5,6644)
= 6,2308 kg / jam . m
= 6,1555 kg / jam . m
h, pada 0 menit
h = 0,0204 (6,3947)(0,8)
= 0,0900
2.
h, pada 15 menit
= 0,0876
6. h, pada 90 menit
h = 0,0204 (6,3799)(0,8)
h = 0,0204 (6,3947)(0,8)
= 0,0898
3. h, pada 30 menit
h = 0,0204 (6,3221)(0,8)
= 0,0875
= 0,0892
4. h, pada 45 menit
h = 0,0204 (6,2308)(0,8)
= 0,0822
= 0,0873
Y = y1 +
1. Suhu 27oC
Y = 2444,65 +
xx 1
x 2x 1
(y2 y1)
2724,1
28,9824,1
(2433,1 2444,65)
3228,98
32,928,98
(2423,82 2433,1)
3936,18
39,236,18
(2409,24 2416,01)
47 45,83
60,09 45,83
(2358,40 2392,94)
50 45,83
60,0945,83
(2358,40 2392,94)
Suhu 51oC
Y = 2392,94 +
5145,83
60,0945,83
(2358,40 2392,94)
= 2380,42
7. Suhu 52oC
Y = 2392,94 +
5245,83
60,0945,83
(2358,40 2392,94)
F.
Mencari Nilai Rc
h ( T Tw ) (3600)
Rc =
w
1.
kg / jam . m
dan75 menit
Rc =
Rc
Rc =
= 1,3235 kg / jam . m
6. Rc pada 90 menit
Rc
= 1,1910
kg / jam . m
3.
7. Rc pada 105-120
menit
Rc =
Rc
= 1,0573
kg / jam . m
G. Mencari Tc
wowa
Tc = A . Rc
1. Tc, pada 0 menit
-Sampel 1
1
( 3,14 ) (0,032 m)
A= 4
A=
Tc
( 5,35,0 ) x 103 kg
= 8,0384 x 10-4 m2
-
Sampel 2
= 0,0851 jam
1
4
( d)
1
( 3,14 ) (0,0306 m)
4
A=
Tc
( 3,83,3 ) x 103 kg
= 7,3504 x 10-4 m2
- Sampel 3
1
( 3,14 ) (0,0315 m)
A= 4
= 0,1551 jam
Tc
( 4,74,3 ) x 103 kg
= 7,7892 x 10-4 m2
- Sampel 4
A=
1
( 3,14 ) (0,031 m)
4
= 0,1171 jam
Tc
( 4,33,9 ) x 103 kg
= 7,5439 x 10-4 m2
-
Sampel 5
A=
1
( 3,14 ) (0,031 m)
4
= 0,1209 jam
Tc
( 4,64,2 ) x 103 kg
= 7,7892 x 10-4 m2
= 0,1171 jam
Sampel 6
1
( 3,14 ) (0,0325 m)
4
A=
Tc
( 5,04,5 ) x 103 kg
= 8,2916 x 10-4 m2
-
Sampel 7
A=
1
( 3,14 ) (0,027 m)
4
= 0,1375 jam
Tc
( 3,93,5 ) x 103 kg
= 5,7227 x 10-4 m2
= 0,1594 jam
2.
( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 2
( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 3
jam
( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 4
( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 5
( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 6
( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 7
( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =
( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =
2
( 8,0384 x 104 m2 ) (2,7990 kg m ) = 0,1333 jam
jam
- Sampel 2
( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 3
( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 4
( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 5
( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =
2
( 7,7892 x 104 m2 ) (2,7990 kg m ) = 0,1835 jam
jam
- Sampel 6
( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =
2
( 8,2916 x 104 m2 ) (2,7990 kg m ) = 0,2154 jam
jam
- Sampel 7
( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =
4. Tc pada 45 menit
- Sampel 1
( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 2
( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 3
( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 4
( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 5
( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 6
( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 7
( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =
( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 2
Tc =
( 53,83,4 ) x 103 kg
( 7,3504 x 104 m2 ) (1,3235 kg m2) = 0,5140 jam
jam
- Sampel 3
( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 4
( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 5
jam
( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 6
( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 7
( 3,93,3 ) x 103 kg
Tc =
( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 2
( 3,82,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 3
( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 4
jam
( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 5
( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 6
(5,04,4 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 7
( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =
( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 2
( 3,82,3 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 3
Tc =
( 34,74,3 ) x 103 kg
( 7,7892 x 104 m2 ) (1,0573 kg m2 ) = 0,4857 jam
jam
- Sampel 4
( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 5
( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 6
( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =
- Sampel 7
( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =
( 5,35,0 ) gr
berat uap
x 100 =6
Dry basis berat kering x 100 =
5,0
W = 0,3 gr
Air = 100%
Dryer
F= 5,3 gr
P = 5,0 gr
Air = 6 %
Solid = 99%
Air : F (6%)
= W (100%) + P(x)
5,3 (0,06)
0,318
solid
= 1-0,0036
= 0,9964
0,018
=0,0036
5
b. Sampel 2
( 3,83,3 ) gr
berat uap
x 100 =15,15
Dry basis berat kering x 100 =
3,3
W = 0,5 gr
Air = 100%
Dryer
F= 3,8 gr
P = 5,0 gr
Air = 15,15 %
Solid = 84,85%
Air : F (15,15%)
= W (100%) + P(x)
3,8 (0,1515)
0,5757
solid
= 1-0,0229
= 0,9771
0,0757
=0,0229
3,3
c. Sampel 3
( 4,74,3 ) gr
berat uap
x 100 =9.30
Dry basis berat kering x 100 =
4,3
W = 0,5 gr
Air = 100%
Dryer
F= 3,8 gr
P = 4,3 gr
Air = 9,30 %
Solid = 90,7%
Air : F (9,3%)
= W (100%) + P(x)
4,7 (0,093)
0,4371
0,0371
=0,0086
4,3
solid
= 1-0,0086
= 0,9914
d. Sampel 4
( 4,33,9 ) gr
berat uap
x 100 =10,26
Dry basis berat kering x 100 =
3,9
W = 0,4 gr
Air = 100%
Dryer
F= 4,3 gr
P = 3,9 gr
Air = 10,26%
Solid = 89,74%
Air : F (10,26%)
= W (100%) + P(x)
4,3 (0,1025)
0,0412
solid
0,0412
=0,0106
3,9
e. Sampel 5
( 4,64,2 ) gr
berat uap
x 100 =9,52
Dry basis berat kering x 100 =
4,2
W = 0,4 gr
Air = 100%
= 1-0,0106
= 0,9894
Dryer
F= 4,6 gr
P = 4,2 gr
Air = 9,52 %
Solid = 90,48%
Air : F (9,52%)
= W (100%) + P(x)
4,6 (0,0952)
0,4379
solid
= 1-0,0090
= 0,9910
0,0379
=0,0090
4,2
f. Sampel 6
( 5,04,5 ) gr
berat uap
x
100
=
x 100 =11,11
Dry basis
berat kering
4,5
W = 0,5 gr
Air = 100%
Dryer
F= 5,6 gr
P = 4,5 gr
Air = 11,11 %
Solid = 88,89%
Air : F (11,11%)
= W (100%) + P(x)
solid
= 1-0,0123
5,0(0,1111)
0,5555
= 0,9977
0,0555
=0,0123
4,5
g. Sampel 7
( 3,93,5 ) gr
berat uap
x 100 =11,43
Dry basis berat kering x 100 =
3,5
W = 0,4 gr
Air = 100%
Dryer
F= 4,6 gr
P = 4,2 gr
Air = 11,43 %
Solid = 88,57%
Air : F (11,43%)
= W (100%) + P(x)
3,9 (0,1143)
0,4458
I. Perpindahan Panas
0,0458
=0,0131
3,5
solid
= 1-0,0131
= 0,9869
= 14,3 G0.8
6,1808
14,3
= 61,4005 w/m2 K
qc
hR
(5,729 x 108)(T R 4T s4 )
0,94(5,729 x 1 0 )(0,0549 x 1 0 )
4
= emisivitas solid =
0,94
8
qR
h R ( T RT S )
10
2
= 7,3913 w/m K
PanasRadiasi
U K ( T G T S )
Uk =21,2 w/m2. K
Panas Konduksi
= 212 w/m2
Maka, total perpindahan panas ; q
= qc+qR+qk
=(614,005+29,5652 +212) w/m2
= 856 w/m2
Ket :
qc
= Panas konveksi
qR
= Panas radiasi
qk
= Panas konduksi
hc
Tc
= Temperatur konstan
Ts
TR
Uk
J. Neraca Panas
Udara keluar
Y1, tG1, HG1
F= 5,3 gr
Dryer
tS2,HS2,X2
air = 6%
P= 5,0 gr
kayu =94%
Q Udara masuk
tS1, HS1,X1
GS
Y2= 0,01
Blower tG2=
HG2
Kandungan kerupuk / 100 gr
Air
Abu
Lemak
Protein
Karbohidrat
12
4,5
4,5
7
85
H'S2
H'S2
Ss (X1-X2) = Gs (Y1-Y2)
4,982 (0,06 0,0036)
0,2810
Gs
Gs
= Gs (0,085 0,01)
= Gs (0,075)
= 3,7467 gr
= 3,75 x 10-3
H'G1
H'G2
Ket :
Cs
Ss
Gs
H'S1
tS1
tS2
t0
CA
X
Y1
Y2
H'G1
Q
Tc
9. ANALISA PERCOBAAN
Percobaan kali ini yaitu pengeringan zat padat menggunakan bahan
kemplang basah yang telah direndam selama 2 jam dan dioven selama 1 jam
pada suhu 70 . Pada saat melakukan percobaan, ada parameter yang harus
diperhatikan diantaranya adalah kelembaban, laju, jenis bahan, waktu, dan
suhu. Dan selanjutnya percobaan ini menggunakan blower yang memiliki
fungsi sebagai pengeluar atau menghembuskan udara panas dan mengeluarkan
udara lembab yang terdapat pada ruang pengeringan agar bahan yang akan
dikeringkan tidak menjadi lembab kembali.
Dari pengamatan, semakin lama waktu yang digunakan untuk
mengeringkan, kandungan air yang didalam padatan akan menguap dansaat
kondisi tertentu, humidity akan konstan dan kembali menurun dikarenakan
berkurangnya kadar air dalambahan padat. Untuk mengetahuinya, dapat
dilakukan dengan pemisahan terhadap humiditi dan free moisture yaitu
dengan mencatat relative humidity setiap 10 menit untuk mengetahui suhu
udara keluar pengering. Total perpindahan panas yang dihasilkan pada
pengeringan kemplang adalah 856 w/m2
10. KESIMPULAN
- Parameter yang harus diperhatikan adalah kelembaban udara, laju, jnis
-
semakin kecil
Relative humidity dicatat tiap 15 menit untuk mengetahui suhu udara
keluar ruang pengering
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.Edu/95043/Jenis-jenis-dryer
www.Scribd.com