Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI II

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Anggi Andini Putri

(061440420817)

2. Astri Depiana

(061440420819)

3. Rizka Nurdianti

(061440420830)

4. Tiara Nanda Bella Y.(061440420833)


5. Tri Rahayu

(061440420834)

6. Fairuz Hibatullah

(061440421748)

7. M. Ardiansyah DS

(061440421749)

8. Rando Suhendra

(061440421758)

9. Yeni Khusnul Fatimah

(061440421764)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG

PENGERINGAN ZAT PADAT

1. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan
menentukan laju alir pengeringan
2.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


A. Alat yang digunakan
1. Termometer Bola kering

2. Termometer Bola basah

3. Plate dryer

4. Neraca analitik

B. Bahan yang digunakan


1. Kemplang

3. DASAR TEORI
3.1 Pengertian Pengeringan (drying)
Pengeringan zat padat adalah pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair
dari bahan sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu
sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada
proses pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang
dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain)
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya
perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan padat-gas dengan
kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium pengering,
menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan sekaligus
membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara
mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah
sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya.

Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat
energi dibandingkan dengan pengeringan.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara
membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi
udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor
yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang
mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di
sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin
lambat.

3.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan


A. Luas Permukaan
Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air
menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah
akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan
dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan
dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan
sehingga air mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan
mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke
permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.

B. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya

Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan


pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula
penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan
akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air
berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses
pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan
yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah.

C. Kecepatan Aliran Udara


Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di
permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi
selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari
permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh
yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar
tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin
cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
D. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya
tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih
banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika
tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab,
sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses
atau laju pengeringan.
E. Kelembapan Udara

Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin


kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat
mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan
kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana
bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan
mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
3.3 Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas
dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas
harus ditransfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur
bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di
mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air
dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat
lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan
tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang
digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin
cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara
pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin
banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin
cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban
udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban
udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil,
sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai
sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber

energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak
bumi, dan elemen pemanas listrik.
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap.
3.4 Metode Umum Pengeringan
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:
1. Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering
berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering
dan bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.
3.5 Tipe-tipe Dryer
1. Tipe rak (tray dryer)

Spesifikasi Alat Dan Cara Kerja Alat

Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di
dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat
pengering jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan
dari alat pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam
dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk
mengalirkan udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200
cm2 dan ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak
tergantung pada bahan yang akan dikeringkan. Selain alat pemanas udara,
biasanya juga digunakan kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat
pengering. Kipas yang digunakan mempunyai kapasitas aliran 7-15 fet per
detik. Udara setelah melewati kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat
tersebut udara dipanaskan lebih dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak
yang sudah berisi bahan. Arah aliran udara panas di dalam alat pengering
dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah ke atas. Suhu yang digunakan
serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan bahan. Biasanya suhu
yang digunakan berkisar antara 80-1800C. Tray dryer dapat digunakan untuk
operasi dengan keadaan vakum dan seringkali digunakan untuk operasi
dengan pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan dari alat pengering
dengan pompa vakum.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian
berupa biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubanglubang untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang
persegi panjang dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan
apabila alat pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar
mengelilingi bak. Kecepatan pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk
bahan yang dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya
putaran

pengaduk

sangat

menyeragamkan pengeringan.

lambat

karena

hanya

berfungsi

untuk

Alat pengering tipe bak (tray dryer) terdiri atas beberapa


komponen sebagai berikut :
a. Bak pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak
pengering dengan

ruang tempat penyebaran udara panas (plenum

chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya
ke plenum chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar
kelembapan nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya
naik.
Keuntungan dari alat pengering jenis tray dryer sebagai berikut :
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya over drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan.

1.

Pengering Beku ( Frezze Dryer )

Frezze Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk


kedalam Conduction Dryer/ Indirect Dryer karena proses perpindahan terjadi
secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah)
dan media pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan
basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini
menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi),

sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer. Pengeringan beku


(freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai
keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk
produk-produk yang sensitif terhadap panas. Keunggulan pengeringan beku,
dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :
Cara kerja alat
Pengoprasian alat tersebut sedikit lebih panjang karena banyak menu
display yang harus diseting dahulu dan harus lebih hati-hati karena banyak
peralatan/asesoris terbuat dari gelas. Cara oprasionalnya sebagai berikut:
ekstrak cairan atau kental sebelum dimasukkan kedalam Freeze Dryer telah
dibekukan dalam refrigerator (lemari es) minimal semalam. Setelah membeku
kemudian dimasukkan ke dalam alat, alat disetting sesuai dengan yang
diinginkan. Oleh vaccum puma alat tersebut akan menyedot solvent yang telah
beku (freeze) menjadi uap. Prinsip kerja alat ini adalah merubah fase
padat/es/freeze menjadi fase gas (uap).

2. Vaccum Dryer

Vakum ialah proses menghilangkan air dari suatu bahan, bersama


dengan penggunaan panas maka vakum dapat menjadi suatu metode
pengeringan yang efektif. Pengeringan dapat dicapai dalam suhu yang lebih

rendah sehingga lebih hemat energi. Metode ini cocok untuk mengeringkan
bahan yang sensitif terhadap panas atau bersifat volatil karena waktu
pengeringannya yang singkat. Kelebihan yang lain dari pengeringan
menggunakan vakum ialah dapat digunakan untuk mengeringkan bahan yang
tak bisa dikeringkan jika terdapat kehadiran air. Sistem ini terdiri dari ruang
vakum (bisa stationer atau berputar), pompa dengan katup dan gauge serta
sumber panas. Proses pengeringan vakum sering melibatkan beberapa langkah
penerapan panas dan vakum. Mengurangi tekanan pada permukaan cairan akan
membuat cairan tersebut menguap tanpa perlu diikuti kenaikan suhu. Ada dua
tipe pengering vakum, yaitu Double cone Rotary Vacuum Dryer dan Cylindrical
shell rotary vacuum dryer. Pada Double cone Rotary Vacuum Dryer ruang
pengering dipasang pada poros yang berputar. Proses pengeringan melibatkan
pemusingan dari ruang chamber yang memungkinkan gerakan jatuh turun. Pada
Cylindrical shell rotary vacuum dryer, di dalam ruang pengering dipasangi
dengan alat pemusing untuk mencampur dan mengaduk. Tipe ini digunakan
biasanya untuk produksi batch dalam jumlah besar.
3. Fluidized Bed Dryer

Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses


pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu
yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut
memiliki sifat seperti fluida.
Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak

digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk
industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses
pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas
sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan
sehingga

memperbesar

luas

kontak

pengeringan,

peningkatan

koefisien

perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air.


Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara
terendah dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik,
sedangkan kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana
pada tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering
Mekanisme kerja:
Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan secara konstan dan kontinyu
kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol
dengan volume dan tekanan tertentu. Bahan yang telah kering (karena bobotnya
sudah lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk
ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi bahan yang halus akan
ditangkap oleh pulsejet bag filter.
4. Turbo Dryer

Pengering turbo ialah sautu penegring menara dengan resirkulasi dalam


gas pemanas. Kipas- kipas turbin digunakan untuk mensirkulasikan udara atau
gas ke arah luar dianatra bebrapa talam, diatas elemen pemanas dan kearah
dalam diantara talam- talam lain. Kecepatan gas biasanya dalah 2 sampai 8
ft/det( n0,6 sampai 2,4 m/det ). Dua talam terbawah merupakan bagaian
pendingin untuk zat padat kering. Udara yang dipanaskan terlebih dahulu

biasanya masuk melalui bawah menara dan keluar gas dari atas sehingga
terdapat aliran bawah arah.
Pengering turbo seperti gambar berfungsi sebagian dengan pengeringan
sirkulasi silang, seperti pada pengering talam dan sebagain dengan
menyiramkan partikel- partikel melalui gas panas pada waktu partikel partikel
itu jatuh dari satu talam ke talam berikutnya.
5. Tower Dryer

Pengeringan menara terdiri dari sederetan talam bundar yang


dipasang bersusun kawat pada suatu poros tengan yang berputar. Umpan padat
dijatuhkan pada talam teratas dan dikenakan pada arus udara panas atau gas
yang mengalir melintas talam. Zat padat itu lalu dikikis keluar dan dijatuhkan
ke talam berikut dibawahnya. Zat padat itu menempuh jalan seperti itu melalui
pengering, sampai kelaur sebagai hasil yang kering dari dassa menara. Aliran
zat padat dan gas itu bisa searah dan bisa pula berlawanan arah.
7. Spray Dryer

Spray drying merupakan suatu proses pengeringan untuk


mengurangi kadar air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk

melalui penguapan cairan. Spray drying menggunakan atomisasi cairan untuk


membentuk droplet, selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan
udara kering dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan yang digunakan dalam
pengeringan spry drying dapat berupa suspensi, dispersi maupun emulsi.
Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun
aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat
pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.
Mekanisme kerja spray drying
Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang
akan dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan
dengan udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk
proses penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.
Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle
(saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat
halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewati oleh
aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian
bawah ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.
Aplikasi Spray Drying
Pengeringan semprot (spray drying) cocok digunakan untuk pengeringan bahan
pangan cair seperti susu dan kopi (dikeringkan dalam bentuk larutan ekstrak kopi)
8. Rotary Dryer (Drum Dryer)

Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui
poros silinder pada suhu 1200-1800 oF tetapi pengering ini lebih seringnya
digunakan pada suhu 400-900 oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses
pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas
maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar
minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara,
gas sintesis dan sebagainya.
Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang
berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar.
Pemasukkan

dan

pengeluaran

bahan

terjadi

secara

otomatis

dan

berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan


berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap
listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan oleh
scrubber dan penangkap air elektrostatis.
Klasifikasi pengeringan meliputi pengeringan adiabatik, non adiabatik,
atau gabungan keduanya. Pengeringan adiabatik dimana zat padat bersentuhan

langsung dengan gas panas sebagai media pengeringa. Pengering non adiabatik
dimana perpindahan kalor langsung dari medium luar atau pengering tak
langsung.
Udara memasuki ruang pengering jarang sekali berada dengan keadaan
benar kering. Tapi selalu mengandung air dan kelembaban relative. Air bebas
adalah selisih antara kandungan air total didalam zat padat dalam keadaan kering
X=Xt-X*
Dalam perhitungan kg menjadi pekdian adalah X, bukan Xt pada basis kering.
X=kg H2O/kg zat padat kering tulang
Dengan berjalannya waktu, kandungan kebasahan akan berkurang seperti
contoh yang ditunjukan pada gambar A. Selanjutnya saat umpan dipanaskan
sampai suhu penguapan dan sesudah itu grafik menjadi linier. Untuk kemudian
melengkung lagi kearah horizontal dan akhirnya mendatar. Lalu pengeringan
menunjukkan laju pengeringan kemudian melengkung kebawah.
Sesudah periode penyesuaian masing-masing kurva mempunyai segmentasi
horizontal AB kg dinamakan laju pengeringan periode konstan. Periode ini
diartikan oleh laju pengeringan yang tidak bergantung pada kandungan
kebasahan.

Selama periode konstan, laju pengeringan persatuan luas adalah

RC=

h ( T Tw ) (3600)
kg/ jam m2
w

Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat, maka koefisien
perpindahan panas (h):
H= 0,002040,8

Dimana : h= W/m C dan G= kg/jam m2


Humiditi volume udara panas dapat ditaksir dengan persamaan:
Vh=(2,8 X10-3 + 4,56 X10-3 H)T
Density udara (

)
G

1+ H
V H kg/m3

Kecepatan massa
G= V

kg/jam m2

Waktu pengeringan selama periode konstan


ms ( X 1X 2 )
Tc=
A RC
Bila difusi zat cair terkendali oleh laju pengeringan pada periode menurun, maka
saat laju pengeringan berkurang berlaku hukum ficks II tentang difusi
Vx
V2 x
V t =DL V Z 2
Bila diasumsi kandngan kebasahan terdistribusi merata pada saat t=0 maka
integral
Bila difusi dimulai dari X1=X2 maka persamaan menjadi
Xc
X2
X = 8 e
Sehingga waktu pengeringan adalah

DLt
4 Z2

8 XC
4 z2
ln
T= 2 DL 2 X

6. LANGKAH KERJA
1. Merendam kemplang dalam air selama 2 jam
2. Mengeringkan kemplang dalam oven selama 30 menit
3. Mendinginkan kemplang hingga suhu ruang
4. Menimbang berat awal kemplang serta mengukur diameternya
5. Menyiapkam alat pengering (plate dryer) kemudian menghidupkan
blower dan heater serta mengatur temperature konstan 60oC
6. Meletakkan kemplang kedalam alat pengering (plate dryer)
7. Mencatat waktu, temperature bola basah, temperature bola kering dan
relative humidity setiap selang waktu 15 menit
8. Menimbang kembali berat akhir kemplang yang telah dikeringkan
7. DATA PENGAMATAN

No.

Berat
Kemplang (gr)
Sebelum
Sesudah

Tebal

Diameter
Kemplang (cm)

Kemplang
(cm)

1.

5,3

5,0

3,2

0,5

2.

3,8

3,3

3,06

0,4

3.

4,7

4,3

3,15

0,5

4.

4,3

3,9

3,1

0,4

5.

4,6

4,2

3,15

0,5

6.

5,0

4,5

3,25

0,5

7.

3,9

3,5

2,7

0,4

No.
1.
2.
3.
4.

Waktu
(menit)
0
15
30
45

Temperature
Bola Basah
(oC)
27
32
39
47

Temperature
Bola Kering ( C)

Humidity (kg uap air /


kg udara kering)

30
41
52
53

0,022
0,026
0,042
0,070

5.
6.
7.
8.
9.

60
75
90
105
120

50
50
51
52
52

8. PERHITUNGAN
a. Mencari Vh
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x H)] T

1. Vh 0 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,022)] 60
= 0,1758
2. Vh 15 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,026)] 60
= 0,1769
3. Vh 30 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,042)] 60
= 0,1813
4. Vh 45 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,07)] 60
= 0,1889
5. Vh 60 menit dan 75 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x 0,0850] 60
= 0,1931

54
54
54
54
54

0,085
0,085
0,089
0,094
0,094

6. Vh 90 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x 10-3 x (0,089)] 60
= 0,1942
7. Vh 105 menit dan 120 menit
Vh = [2,83 x 10-3 + (4,56 x10-3 x (0,094)] 60
= 0,195

B. Mencari g
g=

1+ H
kg /m
Vh

1. g 0 menit
g =

5. g 60 menit dan 75 menit

1+0,022
kg /m
0,1758

g =

1+0,085
0,1931

kg /m

= 5,8134

kg /m

5,6189 kg /m

2. g 15 menit
g =

1+0,026
0,1769

1+0,089
0,1942

kg /m

6. g 90 menit
kg /m

g =

= 5,7999

kg /m

3. g 30 menit

7. g 105 menit - 120 menit

1+0,042
g = 0,1813
kg /m

5,6026 kg /m

kg /m

g =

1+0,094
0,1955

5,7474 kg /m

5,5959 kg /m

4. g 45 menit
g =

1+0,070
0,1889

kg /m

5,6644 kg /m

C. Mencari Nilai G
kg
.m
G = V x g jam

1. G pada 0 menit
menit
G = 1,1 x (5,8134)
= 6,3947 kg / jam . m
2. G pada 15 menit
G = 1,1 x (5,7999)
= 6,3799 kg / jam . m
3. G pada 30 menit
120 menit
G = 1,1 x (5,7474)

Dik : V = 1,1
5. G pada 60 menit dan 75

G = 1,1 x (5,6189)
= 6,1808 kg / jam . m
6. G pada 90 menit
G = 1,1 x (5,6076)
= 6,1864 kg / jam . m

7. G pada 105 menit dan


G = 1,1 x (5,5959)

= 6,3221 kg / jam . m
4. G pada 45 menit
G = 1,1 x (5,6644)
= 6,2308 kg / jam . m

= 6,1555 kg / jam . m

D. Mencari Nilai h (Koefisien perpindahan panas


h = 0,0204 G (0,8)
1.

h, pada 0 menit
h = 0,0204 (6,3947)(0,8)

5. h, pada 60 menitdan 75 menit


h = 0,0204 (6,1808)(0,8)

= 0,0900
2.

h, pada 15 menit

= 0,0876
6. h, pada 90 menit

h = 0,0204 (6,3799)(0,8)

h = 0,0204 (6,3947)(0,8)

= 0,0898

3. h, pada 30 menit
h = 0,0204 (6,3221)(0,8)

= 0,0875

7. h, pada 105 menitdan 120 menit


h = 0,0204 (6,1555)(0,8)

= 0,0892

4. h, pada 45 menit
h = 0,0204 (6,2308)(0,8)
= 0,0822

E. Interpolasi w ( Panas laten dari steam table)

= 0,0873

Y = y1 +
1. Suhu 27oC
Y = 2444,65 +

xx 1
x 2x 1

(y2 y1)

2724,1
28,9824,1

(2433,1 2444,65)

= 2444,65 + (0,5943) (-11,55)


= 2437,79
2. Suhu 32oC
Y = 2433,1 +

3228,98
32,928,98

(2423,82 2433,1)

= 2433,1 + (0,7704) (-9,28)


= 2425,95
3. Suhu 39oC
Y = 2416,01 +

3936,18
39,236,18

(2409,24 2416,01)

= 2358,40 + (0,3626) - (-34,54)


= 2409,29
4. Suhu 47oC
Y = 2393,94 +

47 45,83
60,09 45,83

(2358,40 2392,94)

= 2392,94 + (0,0802) (-34,54)


= 2390,11
5. Suhu 50oC
Y = 2392,94+

50 45,83
60,0945,83

(2358,40 2392,94)

= 2392,94 + (0,2924) (-34,54)


= 2382,84
6.

Suhu 51oC
Y = 2392,94 +

5145,83
60,0945,83

= 2416,01 + (39,02) (-6,77)

(2358,40 2392,94)

= 2380,42
7. Suhu 52oC
Y = 2392,94 +

5245,83
60,0945,83

(2358,40 2392,94)

= 2392,94 + (04327) (-34,54)


= 2377,99

F.

Mencari Nilai Rc
h ( T Tw ) (3600)
Rc =
w
1.

kg / jam . m

Rc, pada 0 menit

5. Rc, pada 60 menit

dan75 menit

Rc =

0,0900 ( 6027 ) (3600)


2437,79

Rc

0,0876 ( 6050 ) (3600)


2382,84
= 4,3859 kg / jam . m
2.

Rc =

= 1,3235 kg / jam . m

Rc, pada 15 menit


0,0898 ( 6032 ) (3600)
2425,95

6. Rc pada 90 menit

Rc

0,0875 ( 6051 ) (3600)


2380,42
= 3,7313 kg / jam . m

= 1,1910

kg / jam . m

3.

Rc, pada 30 menit

7. Rc pada 105-120

menit

Rc =

0,0892 ( 6039 ) (3600)


2409,29

Rc

0,0873 ( 6052 ) (3600)


2377,99
= 2,7990 kg / jam . m
4.

= 1,0573

kg / jam . m

Rc, pada 45 menit

0,0882 ( 6047 )(3600)


Rc =
2390,11
= 1,7270 kg / jam . m

G. Mencari Tc
wowa
Tc = A . Rc
1. Tc, pada 0 menit
-Sampel 1
1
( 3,14 ) (0,032 m)
A= 4

A=

Tc

( 5,35,0 ) x 103 kg

( 8,0384 x 104 m2 ) (4,3859 kg m2)


jam

= 8,0384 x 10-4 m2
-

Sampel 2

= 0,0851 jam

1
4

( d)

1
( 3,14 ) (0,0306 m)
4

A=

Tc

( 3,83,3 ) x 103 kg

( 7,3504 x 104 m2 ) ( 4,3859 kg m2)


jam

= 7,3504 x 10-4 m2
- Sampel 3
1
( 3,14 ) (0,0315 m)
A= 4

= 0,1551 jam

Tc

( 4,74,3 ) x 103 kg

( 7,7892 x 104 m2 ) (4,3859 kg m2)


jam

= 7,7892 x 10-4 m2
- Sampel 4
A=

1
( 3,14 ) (0,031 m)
4

= 0,1171 jam

Tc

( 4,33,9 ) x 103 kg

( 7,5439 x 104 m2) (4,3859 kg m2 )


jam

= 7,5439 x 10-4 m2
-

Sampel 5
A=

1
( 3,14 ) (0,031 m)
4

= 0,1209 jam

Tc

( 4,64,2 ) x 103 kg

( 7,7892 x 104 m2 ) (4,3859 kg m2)


jam

= 7,7892 x 10-4 m2

= 0,1171 jam

Sampel 6
1
( 3,14 ) (0,0325 m)
4

A=

Tc

( 5,04,5 ) x 103 kg

( 8,2916 x 104 m2 ) ( 4,3859 kg m2 )


jam

= 8,2916 x 10-4 m2
-

Sampel 7
A=

1
( 3,14 ) (0,027 m)
4

= 0,1375 jam

Tc

( 3,93,5 ) x 103 kg

( 5,7227 x 104 m2 ) (4,3859 kg m2 )


jam

= 5,7227 x 10-4 m2

= 0,1594 jam

2.

Tc, pada 15 menit


- Sampel 1

( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (3,7313 kg m2 ) = 0,1000 jam


jam

- Sampel 2

( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =

( 87,3504 x 104 m2 ) (3,7313 kg m2 ) = 0,1823 jam

- Sampel 3

jam

( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (3,7313 kg m2 ) = 0,1376 jam


jam

- Sampel 4

( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =

( 7,5439 x 104 m2) (3,7313 kg m 2) = 0,1421 jam


jam

- Sampel 5

( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (3,7313 kg m2 ) = 0,1376 jam


jam

- Sampel 6

( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =

( 8,2916 x 104 m2 ) (3,7313 kg m2) = 0,1616 jam


jam

- Sampel 7

( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =

( 5,7227 x 104 m2 ) (3,7313 kg m 2) = 0,1873 jam


jam

3. Tc, pada 30 menit


- Sampel 1

( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =

2
( 8,0384 x 104 m2 ) (2,7990 kg m ) = 0,1333 jam

jam

- Sampel 2

( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (2,7990 kg m2 ) = 0,2430 jam


jam

- Sampel 3

( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (2,7990 kg m 2) = 0,1835 jam


jam

- Sampel 4

( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =

( 7,5439 x 104 m2) (2,7990 kg m2) = 0,1894 jam


jam

- Sampel 5

( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =

2
( 7,7892 x 104 m2 ) (2,7990 kg m ) = 0,1835 jam

jam

- Sampel 6

( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =

2
( 8,2916 x 104 m2 ) (2,7990 kg m ) = 0,2154 jam

jam

- Sampel 7

( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =

( 5,7227 x 104 m2 ) (2,7990 kg m 2) = 0,2497 jam


jam

4. Tc pada 45 menit
- Sampel 1

( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (1,7270 kg m2 ) = 0,2161 jam


jam

- Sampel 2

( 3,83,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,3504 x 104 m2 ) (1,7270 kg m 2) = 0,3939 jam


jam

- Sampel 3

( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,7270 kg m2 ) = 0,2974 jam


jam

- Sampel 4

( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =

( 7,5439 x 104 m2) (1,7270 kg m 2) = 0,3070 jam


jam

- Sampel 5

( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,7270 kg m2 ) = 0,2974 jam


jam

- Sampel 6

( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (1,7270 kg m2 ) = 0,3492 jam


jam

- Sampel 7

( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =

( 5,7227 x 104 m2 ) (1,7270 kg m 2) = 0,4076 jam


jam

5. Tc pada 60 menit dan 75 menit


- Sampel 1

( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (1,3235 kg m 2 ) = 0,2820 jam


jam

- Sampel 2

Tc =

( 53,83,4 ) x 103 kg
( 7,3504 x 104 m2 ) (1,3235 kg m2) = 0,5140 jam
jam

- Sampel 3

( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,3235 kg m2 ) = 0,3880 jam


jam

- Sampel 4

( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =

( 7,5439 x 104 m2) (1,3235 kg m2) = 0,5140 jam

- Sampel 5

jam

( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,3235 kg m2 ) = 0,3880 jam


jam

- Sampel 6

( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =

( 8,2916 x 104 m2 ) (1,3235 kg m 2) = 0,4556 jam


jam

- Sampel 7

( 3,93,3 ) x 103 kg
Tc =

( 5,7227 x 104 m2 ) (1,3235 kg m 2) = 0,5281 jam


jam

6. Tc, pada 90 menit


- Sampel 1

( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (1,1910 kg m2 ) = 0,3133 jam


jam

- Sampel 2

( 3,82,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,3504 x 104 m2 ) (1,1910 kg m 2) = 0,5715 jam


jam

- Sampel 3

( 4,74,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,1910 kg m2 ) = 0,4312 jam

- Sampel 4

jam

( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =

( 7,5430 x 104 m2) (1,1910 kg m 2) = 0,4452 jam


jam

- Sampel 5

( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,1910 kg m2 ) = 0,4312 jam


jam

- Sampel 6

(5,04,4 ) x 103 kg
Tc =

( 8,2916 x 104 m2 ) (1,1910 kg m2) = 0,5063 jam


jam

- Sampel 7

( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =

( 5,7227 x 104 m2 ) (1,1910 kg m 2) = 0,7869 jam


jam

7. Tc, pada 105 -120 menit


- Sampel 1

( 5,35,0 ) x 103 kg
Tc =

( 8,0384 x 104 m2 ) (1,0573 kg m 2 ) = 0,3530 jam


jam

- Sampel 2

( 3,82,3 ) x 103 kg
Tc =

( 7,3504 x 104 m2 ) (1,0573 kg m2) = 0,6433 jam


jam

- Sampel 3

Tc =

( 34,74,3 ) x 103 kg
( 7,7892 x 104 m2 ) (1,0573 kg m2 ) = 0,4857 jam
jam

- Sampel 4

( 4,33,9 ) x 103 kg
Tc =

( 7,5439 x 104 m2) (1,0573 kg m2) = 0,5015 jam


jam

- Sampel 5

( 4,64,2 ) x 103 kg
Tc =

( 7,7892 x 104 m2 ) (1,0573 kg m2 ) = 0,4857 jam


jam

- Sampel 6

( 5,04,5 ) x 103 kg
Tc =

( 8,2916 x 104 m2 ) (1,0573 kg m 2) = 0,5703 jam


jam

- Sampel 7

( 3,93,5 ) x 103 kg
Tc =

( 5,7227 x 104 m2 ) (1,0573 kg m 2) = 0,6610 jam


jam

H. Neraca Massa Setiap Sempel Kemplang


a. sampel 1

( 5,35,0 ) gr
berat uap
x 100 =6
Dry basis berat kering x 100 =
5,0
W = 0,3 gr
Air = 100%
Dryer

F= 5,3 gr

P = 5,0 gr

Air = 6 %

air (x) = 0,36%

Solid = 99%

Solid (y) = 99,64%

Air : F (6%)

= W (100%) + P(x)

5,3 (0,06)

= 0,3 (1) + 5,0 (x)

0,318

= 0,3 (1) + 5(x)

solid

= 1-0,0036
= 0,9964

0,018
=0,0036
5

b. Sampel 2

( 3,83,3 ) gr
berat uap
x 100 =15,15
Dry basis berat kering x 100 =
3,3
W = 0,5 gr
Air = 100%
Dryer

F= 3,8 gr

P = 5,0 gr

Air = 15,15 %

air (x) = 2,29 %

Solid = 84,85%

Solid (y) = 97,71%

Air : F (15,15%)

= W (100%) + P(x)

3,8 (0,1515)

= 0,5 (1) + 3,3 (x)

0,5757

= 0,5 (1) + 3,3(x)

solid

= 1-0,0229
= 0,9771

0,0757
=0,0229
3,3

c. Sampel 3

( 4,74,3 ) gr
berat uap
x 100 =9.30
Dry basis berat kering x 100 =
4,3
W = 0,5 gr
Air = 100%
Dryer

F= 3,8 gr

P = 4,3 gr

Air = 9,30 %

air (x) = 0,86%

Solid = 90,7%

Solid (y) = 99,14%

Air : F (9,3%)

= W (100%) + P(x)

4,7 (0,093)

= 0,4 (1) + 4,3 (x)

0,4371

= 0,4 (1) + 4,3(x)

0,0371
=0,0086
4,3

solid

= 1-0,0086
= 0,9914

d. Sampel 4

( 4,33,9 ) gr
berat uap
x 100 =10,26
Dry basis berat kering x 100 =
3,9
W = 0,4 gr
Air = 100%
Dryer

F= 4,3 gr

P = 3,9 gr

Air = 10,26%

air (x) = 1,06%

Solid = 89,74%

Solid (y) = 98,94%

Air : F (10,26%)

= W (100%) + P(x)

4,3 (0,1025)

= 0,4 (1) + 3,9 (x)

0,0412

= 0,4 (1) + 3,9(x)

solid

0,0412
=0,0106
3,9

e. Sampel 5

( 4,64,2 ) gr
berat uap
x 100 =9,52
Dry basis berat kering x 100 =
4,2
W = 0,4 gr
Air = 100%

= 1-0,0106
= 0,9894

Dryer

F= 4,6 gr

P = 4,2 gr

Air = 9,52 %

air (x) = 0,9%

Solid = 90,48%

Solid (y) = 99,1%

Air : F (9,52%)

= W (100%) + P(x)

4,6 (0,0952)

= 0,4 (1) + 4,2 (x)

0,4379

= 0,4 (1) + 4,2(x)

solid

= 1-0,0090
= 0,9910

0,0379
=0,0090
4,2

f. Sampel 6

( 5,04,5 ) gr
berat uap

x
100
=
x 100 =11,11
Dry basis
berat kering
4,5
W = 0,5 gr
Air = 100%
Dryer

F= 5,6 gr

P = 4,5 gr

Air = 11,11 %

air (x) = 1,23%

Solid = 88,89%

Solid (y) = 98,77%

Air : F (11,11%)

= W (100%) + P(x)

solid

= 1-0,0123

5,0(0,1111)

= 0,5 (1) + 4,5 (x)

0,5555

= 0,5 (1) + 4,5(x)

= 0,9977

0,0555
=0,0123
4,5

g. Sampel 7

( 3,93,5 ) gr
berat uap
x 100 =11,43
Dry basis berat kering x 100 =
3,5
W = 0,4 gr
Air = 100%
Dryer

F= 4,6 gr

P = 4,2 gr

Air = 11,43 %

air (x) = 1,31%

Solid = 88,57%

Solid (y) = 98,69%

Air : F (11,43%)

= W (100%) + P(x)

3,9 (0,1143)

= 0,4 (1) + 3,5 (x)

0,4458

= 0,4 (1) + 3,5(x)

I. Perpindahan Panas

0,0458
=0,0131
3,5

solid

= 1-0,0131
= 0,9869

Total perpindahan panas : q = qc +qe+qx


Ketika T= Konsatan, t = 60 menit
Hc

= 14,3 G0.8
6,1808

14,3
= 61,4005 w/m2 K

qc

= hc (Tg Ts) Panas Konveksi


= 61,4005 (333-323)
= 614,005 w/m2
T R T

hR

(5,729 x 108)(T R 4T s4 )

0,94(5,729 x 10 )(327 323 )


327323

0,94(5,729 x 1 0 )(0,0549 x 1 0 )
4

= emisivitas solid =

0,94
8

qR

h R ( T RT S )

10

2
= 7,3913 w/m K

PanasRadiasi

= 7,3913 w/m2.K (327-323)K


= 29,5152 w/m2
qk

U K ( T G T S )

Uk =21,2 w/m2. K

= 21,2 w/m2 .K (333-323)K

Panas Konduksi

= 212 w/m2
Maka, total perpindahan panas ; q

= qc+qR+qk
=(614,005+29,5652 +212) w/m2
= 856 w/m2

Ket :
qc

= Panas konveksi

qR

= Panas radiasi

qk

= Panas konduksi

hc

= Koefisien perpindahan panas konveksi

Tc

= Temperatur konstan

Ts

= Temperatur bola basah

TR

= Temperatur bola kering

= Emisivitas bahan (0,94)

= Total perpindahan panas

Uk

= Koefisien Konduksi (21,2 w/m2. K)

J. Neraca Panas
Udara keluar
Y1, tG1, HG1
F= 5,3 gr

Dryer

tS2,HS2,X2
air = 6%

P= 5,0 gr

kayu =94%

Q Udara masuk

tS1, HS1,X1

GS

air (x)= 0,36%


Kayu (y)= 99,64%

Y2= 0,01
Blower tG2=
HG2
Kandungan kerupuk / 100 gr
Air
Abu
Lemak
Protein
Karbohidrat

12
4,5
4,5
7
85

Cp = 1424 C + 1549 P + 1675 F + 837 A + 487 M


( C = karbohidrat, P= Protein, F= Lemak, A=Abu, M=Air)
Cp = 1424 (0,85 x 5,3)+1549 (0,07 x 5,5)+1675(0,45x5,3) +837(0,45 x 5,3) +
487(0,12 x 5,3 ) kg/gK
Cp = 13.290,651 KJ/Kg K (kapasitas panas bahan kerupuk )
H'S1
H'S1

= Cs (ts t0) + x CA (ts t0)


Entalpi dry solid (feed)
= 13,2906 (323-273) + (0,06)(4187) (323-273)
= 13.225,53 kJ/kg
13.225 kJ/kg

H'S2

= Cs (ts t0) + x CA (ts t0)

Entalpi dry solid (Product)

H'S2

= 13,2906 (327-273) + (0,0036)(4187) (323-273)


= 717,6924 + 813,9528 kJ/kg
13.225 kJ/kg

Ss (X1-X2) = Gs (Y1-Y2)
4,982 (0,06 0,0036)
0,2810
Gs
Gs

= Gs (0,085 0,01)
= Gs (0,075)
= 3,7467 gr
= 3,75 x 10-3

massa udara kering

H'G1

= (1005 + 1884 Y1) tG1 + 2.502.300 Y1


entalpi dry air (out)
= (1005 + 1884 (0,085)) 60 + 2.502.300 (0,085)
= 69.908,4 +212.695,5
=282.603,9 j/kg
= 282,603 kj/kg

H'G2

= (1005 + 1884 Y2) tG2 + 2.502.300 Y1


entalpi dry air (in)
= (1005 + 1884 (0,085)) 60 + 2.502.300 (0,01)
= 61.430,4 +25.023
=86.453,4 j/kg
= 86,453 kj/kg

= Ss (H'S1 - H'S2) + Gs (H'G1- H'G2)


= 4,982 (13.225 -1532) + 3,75x 10-3 (86,453 282, 603)
= 58.254,526 + (-735,5625 x 10-3)
= 58.253,7904 kj
= 58.254 kj (Panas yang Dibutuhkan)

Ket :
Cs
Ss
Gs
H'S1
tS1
tS2
t0
CA
X
Y1
Y2

= Kapasitas panas solid


= Massa solid feed kondisi kering
= Massa udara kering
= Entalpi solid (bahan ) dalam kondisi kering
= Temperature bola basah
= Temperatur bola kering
= Temperature awal (273 K)
= Kapasitas panas air (4187 kj/kg K)
= Fraksi air
= Humiditas sampel
= Humiditas keadan standar 25 (0,01 kg water)

H'G1
Q
Tc

= Entalpi udara kering


= Panas yang dibutuhkan
= Temperature konstan

9. ANALISA PERCOBAAN
Percobaan kali ini yaitu pengeringan zat padat menggunakan bahan
kemplang basah yang telah direndam selama 2 jam dan dioven selama 1 jam
pada suhu 70 . Pada saat melakukan percobaan, ada parameter yang harus
diperhatikan diantaranya adalah kelembaban, laju, jenis bahan, waktu, dan
suhu. Dan selanjutnya percobaan ini menggunakan blower yang memiliki
fungsi sebagai pengeluar atau menghembuskan udara panas dan mengeluarkan
udara lembab yang terdapat pada ruang pengeringan agar bahan yang akan
dikeringkan tidak menjadi lembab kembali.
Dari pengamatan, semakin lama waktu yang digunakan untuk
mengeringkan, kandungan air yang didalam padatan akan menguap dansaat
kondisi tertentu, humidity akan konstan dan kembali menurun dikarenakan
berkurangnya kadar air dalambahan padat. Untuk mengetahuinya, dapat
dilakukan dengan pemisahan terhadap humiditi dan free moisture yaitu
dengan mencatat relative humidity setiap 10 menit untuk mengetahui suhu
udara keluar pengering. Total perpindahan panas yang dihasilkan pada
pengeringan kemplang adalah 856 w/m2
10. KESIMPULAN
- Parameter yang harus diperhatikan adalah kelembaban udara, laju, jnis
-

bahan, waktu dan suhu


Blower digunakan untuk mengeluarkan udara lembab diruang pendingin
Waktu pengeringan semakin lama maka kandungan uap air dalam bahan

semakin kecil
Relative humidity dicatat tiap 15 menit untuk mengetahui suhu udara
keluar ruang pengering

11. GAMBAR ALAT


Plate Dryer

DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.Edu/95043/Jenis-jenis-dryer
www.Scribd.com

Anda mungkin juga menyukai