Anda di halaman 1dari 9

Contoh Askep Keluarga

FORMAT PENGKAJIAN PADA KELUARGA


Tempat Praktek

: POSYANDU DESA KEPANJEN, JOMBANG

Nama Mahasiswa

: KELOMPOK IV

NIM

Tanggal pengkajian

: 29 oktober 2010

PENGKAJIAN
1. Data Umum
1. Kepala keluarga (KK)

: Bapak Ismu

2. Alamat dan telepon

: RT/ 02,RW/ III Dusun Jatipelem,Desa Jatipelem

3. Pekerjaan KK

: Pedagang kain keliling

4. Pendidikan KK

: SD

5. Komposisi Keluarga

Na

Jenis

Hu

Um

Pen

O.

ma

Kela

b.

ur

di

min

Kel

Dik

an

BC
G

Polio

DPT

Ket.

Hepatit Camp
is
ak

PR

KK
Istr

35

SM

Sehat

th
16

P
SM

Sehat
Sehat

1.

Ny.

2.

S
An.

PR

i
An

3.

A
An.

PR

ak
An

th
11

P
SD

4.

B
An.

LK

ak
An

th
3 th

Status Imunisasi

ak

Kura
ng

Gizi

GENOGRAM

6. Tipe keluarga

: Nuclear

7. Suku bangsa

: Jawa

8. Agama

: Islam

9. Status ekonomi keluarga:Penghasilan keluarga kurang lebih Rp.1.500.000,- per bulan yang
diperoleh dari hasil jualan kain keliling.
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Menonton televisi
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Anak tertua berusia 16 tahun,saat ini sekolah di SMP.Jadi keluarga berada pada tahap keluaraga
dengan usi remaja,dengan tugas perkembangan pengembangan terhadap remaja,memelihara
komunikasi terbuka,memelihara hubungan intim dalam keluarga,mempersiapkan perubahan
sistem peran.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.Namun,tugas
keluarga yang belum dicapai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang
terbuka,hubungan intim dalam keluarga dan kurangnya persiapan perubahan sistem peran.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


Menurut ibu S riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu bapak I dalam keadaan
sehat,tidak pernah sakit serius.Sedangkan ibu S keadaannya juga sehat,tidak pernah sakit
serius.Tapi anak A sedang mengalami nyeri perut karena menstruasi.Dan anak yang
kedua,anak B keadaanya juga sehat dan tidak pernah mengalami sakit serius.Sedangkan anak
yang ketiga,yaitu anak Z saat ini menderita kurang gizi,status imunisasi saat balita lengkap
semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan posyandu yang ada didesanya.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Riwayat keluarga dari pihak bapak I : Bapak dari bapak I sudah meninggal 2 tahun yang
lalu karena menderita DM.Ibu bapak I sehat dan sekarang tinggal bersama kakak perempuan
bapak I di desa lain.

Riwayat keluarga dari pihak ibu S : Bapak dari ibu S sudah meninggal 7 tahun yang lalu
secara mendadak akibat serangan jantung (kata masyarakat sekitar rumah adiknya).Sedangkan
ibunya ibu S menderita hipertensi dan terkena stroke sejak 5 bulan yang lalu,tinggal bersama
adik ibu S.

III. Data Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Status rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri
Denah Rumah
Keterangan denah :
1. Ruang tamu
2. Kamar anak A
3. Kamar anak B
4. Kamar bapak I,Ibu S dan anak Z
5. Dapur
6. Ruang makan
7. Kamar mandi
8. Tempat penjemuran pakaian

9. Tempat Televisi
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah bapak I kuranng begitu akrab dengan keluarga bapak
I,karena bapak I jarang dirumah (menjual kain keliling) dan ibuS jarang keluar
rumah,keluar rumah jika berbelanja saja.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah (1993),menetap di
Jatipelem.Bapak I bekerja menjual kain keliling sehingga jarang dirumah.Ibu S sehari-hari
bekerja sebagai ibu rumah tangga,mengasuh ke 3 anaknya dengan dibantu anak Amengerjakan
pekerjaan rumah tangga yaitu menyetrika baju dan memberi mamelihara ayam.AnakB masih
sekolah SD,berangkat pagi hari dan pulangnya sore hari.Sedangkan anak Z,anak sulung ibu
S belum sekolah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Keluarga bapak I tidak pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dilingkungan sekitarnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat,anak Zmengalami kurang gizi,ibu S berusaha
untuk memenuhi kebutuhan gizi anak Z selain itu juga mendapat bantuan dari program
posyandu (PMT)
IV. Srtuktur Keluarga
1. Struktur peran
Peran kepala keluarga mencari nafkah,tugas istri merawat anak,pendidikan anakdilakukan
bersama.Model peranyang dianut lebih dominan di ibu dan terjadi sedikit konflik peran karena
jarangnya berkomunikasi antar anggota keluarga terutama anak A dan IbuS.
2.

Nilai atau norma keluarga


Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan
norma yang berlaku di lingkungannya.Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah
bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan obat diwarung/toko terdekat.Sedangkan anak yang
paling kecil dibawa ke posyandu.Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan
agama islam.

3. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka,bahasa yang dipakai setiap hari adalah
bahasa jawa. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga cukup baik,tetapi anak A dan ibu
S jarang berkomunikasi dikarenakan ibu S selalu mengatakan tidak boleh,tidak baik
dsb.Sedangkan ayahnya jarang dirumah karena berjualan kain keliling dan kalau pulang sudah
kelihatan capek.
4. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah bapak I sebagai kepala keluarga,keputusan diambil seharusnya
oleh kepala keluarga.akan tetapi karena kesibukan bapak I maka pengambilan keputusan yang
mendesak diambil alih oleh ibu S.
V. Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Keluarga kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan adanya salah satu
anggota keluarga yang menderita kurang gizi yaitu anak Z.
2. Fungsi mendapatkan status sosial
Keluarga tidak mempermasalahkan status sosialnya dimasyarakat,dengan kondisi yang seperti
itu.
3. Fungsi pendidikan
Orang tua hanya mampu menyekolahkan anak pertama sampai tingkat SMP saja.
4. Fungsi sosialisasi
Interaksi antar anggota dalam keluarga jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing
anggota keluarga.Begitu juga dengan masyarakat sekitarnya.Dan anak A juga jarang bergaul
dengan teman-teman sekitarnya.
5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)
a.

Mengenal masalah kesehatan


Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami anak A (kurang gizi) setelah anak
dibawah ke posyandu untuk pemeriksaan rutin.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan


Untuk masalah kesehatan anak Z yang mengalami kurang gizi,ibu merasa takut dengankondisi
tersebutsehingga ibu tidak mau lagi untuk membawa ke posyandu.karena ibu merasa anaknya
sudah diimunisasi lengkap tapi masi saja terkena gizi buruk.
c.

Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang sakit dengan semampunya karena kondisi
ekonomi yzng kurang.
Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu saja rumah sudah dianggap bersih dan
sehat.Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari jentikjentik nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD.
Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga tidak mau membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi (puskesma/rumah sakit)karena jaraknya yang terlalu jauh.
6.

Fungsi Religius
Kelurga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-lain setelah selesai menjalankan ibadah
sholat.

7.

Fungsi Rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi di dalam maupun luar kota tempat tinggalnya secara
bersama-sama, mereka pergi ke luar kota hanya pada saat lebaran. Sehari-hari hanya menonton
Televisi bersama.

8.

Fungsi Reproduksi
Keluarga mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Tetapi ibu S tidak mengikuti KB.
Jumlah anak 3 orang, 2 wanita dan 1 laki-laki, jarak anak pertama dan kedua 5 tahun, jarak anak
kedua dan ketiga 8 tahun.

9.

Fungsi Afeksi
Keluarga mengajarkan agar anak tertua memperhatikan adik-adiknya yang masih sekolah untuk
membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap diajarkan.

VI.
1.

Stres dan Koping Keluarga


Stresor jangka pendek dan panjang
Ibu S mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah keadaan anak Z yang
mengalami kurang gizi.

2.

Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi semampunya dengan kondisi
ekonomi yang minimal.

3.

Strategi koping yang digunakan


Jika ada masalah ibu S membicarakannya dengan bapak I untuk di musyawarahkan.

4.

Strategi adaptasi disfungsional


Bila anak B sulit untuk dinasehati ibu S kadang-kadang langsung masuk kamar dan bila ada
masalah berat ibu S sering sakit kepala dan kadang-kadang menangis tetapi bila masalah sudah
dibicarakan bersama, biasanya ibu S tenang kembali.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga


Ayah I
: Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga
bersih dan simetris.
: Tidak ada pembesaran vena jugularis.
: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak
mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

as atas

: Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan kotor.

as bawah

: Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki kotor, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
: Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system
pencernaan.
Ibu S
: Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih
dan simetris.
: Tidak ada pembesaran vena jugularis.
: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak
mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

as atas

: Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

as bawah

: Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
: Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system
pencernaan.
: Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

Anak A
: Rambut kotor, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih
dan simetris.
: Tidak ada pembesaran vena jugularis.
: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak
mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

as atas

: Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

as bawah

: Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
: Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system
pencernaan.
: Bersih, mengalami disminorhea pada waktu menstruasi.
Anak B
: Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih
dan simetris.
: Tidak ada pembesaran vena jugularis.
: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak
mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

as atas

: Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

as bawah

: Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.
: Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system
pencernaan.
: Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.
Anak Z
: Rambut merah, mata simetris, mata cowong, hidung bersih, mulut bersih.
: Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak
mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

as atas

: Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

as bawah

: Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.

: Simetris, tampak buncit, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit
system pencernaan.
: Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.
VIII. Harapan Keluarga
Anak Z ketika dibawa ke posyandu di katakana menderita kurang gizi dan keluarga berharap
petugas dapat membantu mengatasi masalah anak S.

Anda mungkin juga menyukai