Anda di halaman 1dari 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang permasalahan


Budidaya perikanan menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 31 tahun 2014 tentang perikanan kegiatan
untuk memelihara, membesarkan, dan pengembangbiakan
ikan serta pemanenan hasil dalam lingkungan yang
terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk memuat, menganggkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan mengawetakan. Perkembangan di
sektor perikanan mengalami peningkatan yang didukung
dengan luas perairan pantai yang membentang 81.000 km
serta pantai budidaya ikan 3.124.747 hm (Murdjana, 1997).
Selain itu, juga didukung dengan berkembangnya organisme
laut berupa ikan kerapu baik dalam segi pembudidaya
maupun dalam segi pembenihan. Ikan kerapu (Epinephelus
sp) biasanya disebut juga groupers dan merupakan salah
satu komoditi yang meiliki nilai ekonomi yang tinggi baik di
pasar domestik maupun pasar internasional. Export kerapu
berkembang pesatsebesar 350% yaitu dari 19 ton pada tahu
1987 menjadi 57 ton pada tahun 1988. (Mulyadi , 1989).
Kerapu merupakansalah komoditas unggulan budidaya
perikanan yang bernilai tinggi dan sangat diminati pasar
internasional. Ada 7 genus ikan kerapau yang ada di
Indonesia yaitu :
1. Aethaloperca
2. Anyperodon
3. Cephalopholis
4. Chromileptes
5. Epinephelus
6. Plectropomus
7. Variola
dari 7 genus ikan kerapu hanya ada 3 genus saja yang bisa
untuk dibudidayakan dengan baik dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Ketiga genus tersebut adalah
Chromileptes, Plectropomus, dan Epinephelus
(Anonim,
2011). Salah satu dari ketiga genus ikan kerapu yang
memiliki nilai ekonomis paling tinggi adalah kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus). Genus ini masuk ke dalam jenis
ikan demersal yang suka hidup perairan berkarang, antara
celah-celah karang ataupun dalam goa dasar perairan. Jenis

kerapu macan mudah dibudidayakan karena memiliki


adaptasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan genus lain.
(Randall, 1987)
Membudidayakan ikan keramu memiliki keuntungan
tersendiri salain harganya mahal, memiliki adapatasi yang
cukup tinggi, dan pertumbuhannya yang cepat. Budidaya
kerapu telah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia tapi
dalam proses budidaya ini masih mengalami hambatan
utama yaitu benis masih diambil dari alam, baru pada tahun
1993 ikan kerapu jenis macan dapat dibenihkan melalui Balai
Budidaya Laut lampung sebagai unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Perikanan, telah melakukan upaya untuk
menghasilkan benih melalui pembenihan buatan manipulasi
lingkungan dan penggunaan hormon. Pada budidaya air
payau takalar upaya perintisan pembenihan ikan kerapu
khususnya kerapu macan telah dimulai sejak tahun 1992,
namun dalam proses pelaksanannya menghadapi banyak
kendala baik dari segi biologis induk maupun teknis
pemeliharaan larva (Sudaryanto, 2000).
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari budidaya ?
2. Apa hambatan dari proses budidaya kerapu ?
3. Ada berapa macam genus kerapu yang ada di Indonesia
?

1.3

Tujuan
1. Sabagai pemenuhan tugas Ilmu Kealaman dasar
2. Sebagai penambah wawasan tentang cara budidaya
ikan kerapu

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Budidaya
Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
No. 31 tahun 2014 tentang perikanan kegiatan untuk
memelihara, membesarkan, dan pengembangbiakan
ikan serta pemanenan hasil dalam lingkungan yang
terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk
memuat,
menganggkut,
menyimpan,
mendinginkan,
menangani,
mengolah,
dan
mengawetakan. Kerapu macan merupakan salah satu
genus dari 7 genus ikan kerapau yang ada di Indonesia.
Karakter fisik antara lain :
1. Bentuk ekor sirip, dada, dan sirip dubur ikan
benbentuk busur
2. Kepala dan tubuh berwarna abu/pucat kehijauan
3. Tubuh ikan penuh dengan bintik-bintik gelep
kemerahan/coklat gelap
4. Spots di tengah lebih gelap dibanding tepi
5. Spot ukuran lebih kecil menuju mulut
6. Dorsal punggung dan pangkal sirip bintik-bintik
hitam besar
Sedangakan alasan kenapa kerapu macan mudah
dibudidayakan adalah kerapu mudah beradaptasi,
pertumbuhanya relatif cepat, dan nilai ekonomis lebih
tinggi dari yang lain.
Poses dudidaya dimulai dari
pemilihatan tempat keramba, dilanjutkan pengan poses
pemilihan
benih,
poses
pempesaran,
proses
pembesaran,
pemberian
makan,
dan
proses
pemanenan.
2.2 Teknik budidaya
1. Penentuan lokasi keramba
Penetuan lokasi keramba merupakan penentu
proses pembesar ikan kerapu, maka dari itu perlu
dilakukan pertimbangan-pertimbangan. Berikut ini
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penentuan lokasi:
a. Gangguan alam
Lokasi harus terhindar dari gangguan
gelombang besar dan badai, karena
gangguan alam tersebut dapat merusak
keramba/kejapung dan membuat ikan
4

kerapu
stres
yang
berakibat
pada
penurunan produksi
b. Gangguan pencemaran
Lokasi harus terhindar dari bahan-bahan
pencemaran baik berupa limbah industri,
limbah pertanian, dan limbah rumah
tangga.
c. Gangguan predator
Predator yang harus dihindari adalah ikan
buntal, ikan besar, dan burung
d. Gangguan lalu lintas kapal
Lokasi keramba tidak terletak pada
lalulintas laut
e. Kondisi hidrograf
Perairan
dimana
kajapung/keramba
ditempatkan
harus
pula
memenuhi
persyaratan sifat fisika dan kimia, yaitu :
- Kadar garam antara 33 - 35 ppt
- Suhu berkisar pada 27 32 C
- pH air klaut antara 7,6 - 8,7
- Kandungan oksigen terlarut dalam
air lauitar 0,2-05 m/detik
2. Pembuatan keramba
Keramba dibuat dari jaring polietilen dalam
bentuk gulungan
dengan
ukuran
tertentu.
Untuk jaring kajapung biasanya digunakan
jaring No. 380 D/9 dan 380 D/13 berukuran
mata jaring (mesh size) 1 inci dan 2 inci,
disesuaikan
dengan
ukuran
ikan
yang
dibudidayakan atau ikan yang ditampung.
Kajapung terdiri dari 4 petak yang memiliki
fungsi berbeda. Petak ke-1 dan ke-2 untuk bibit
ikan dengan ukuran di bawah 0,5Kg, petak ke-3
untuk ikan hasil pembudidayaan yang telah
cukup besar (di atas 0,5 Kg), dan petak ke-4
khusus untuk menampung ikan dengan ukuran di
atas 0,8 Kg yang akan dijual.
3. Pemilihan benih
Ukuran benih sangat menentukan, semakin
kecil ukuran benih akan berdampak pada
susahnya perawatan dan benih rentan terhadap
penyakit/virus. Faktor terpenting yang harus
diperhatikan dalam penentuan benih adalah
a. Benih tidak sakit/ mengidap virus VNN
5

b. Bentuk badan normal


c. Benih memiliki nutrisi yang bagus
4. Pemeliharaan/Pembesaran
Setelah benih sudah siap, maka tahap
selanjutnya penebaran benih ke keramba. Namun
dalam proses penebaran juga harus diperhatikan
salah satu syarat yang tidak kalah penting, yaitu
kepadatan awal penebaran.
Kedapatan awal penebaran faktor yang
mempengaruhi
adanya
kanibalisme
karena
terjadinya kepadatan jumlah ikan.
Kepadatan
awal untuk budidaya ikan kerapu ini adalah
sebanyak 50-60 ekor/m, dengan ukuran ikan
sekitar 20-50
g/ekor. Sedangkan selama
pemeliharaan, masalah daya dukung perairan
(carrying capacity) perlu tetap dijaga, yaitu pada
batas 41,7 kg/m, sehingga karamba tidak
mengalami
kelebihan beban.
5. Pemberian pakan
Yang harus diperhatikan dalam pemberian
pakan adalah harga pakan tidak relatif mahal tapi
memiliki nutrisi lengkap dan sesuai dengan selera
ikan. Salah satu contoh dari peminimalan
anggaran pakan dengan cara pemberian pakan
dari ikan rucah.
Frekuensi pemberian pakan
terjadual dengan baik dan sesuai dengan kondisi
si ikan agar proses pembesaran berjalan lancar.
Pemberian pakan yang ideal tergantung pada
ukuran ikan kerapu yang dipelihara. Ikan yang
berukuran 20-50 g,
dapat
diberikan pakan
sebesar
15%
per
hari
dari
bobot
biomassa.Selanjutnya
persentase
diturunkan
seiring dengan pertumbuhan ikan. Setelah
mencapai ukuran 100g pakan diberikan sebanyak
10% per hari, dan kemudian dikurangi setiap
1(satu) bulan pemeliharaan, hingga akhirnya
diberikan sebanyak 5% per hari saat ikan kerapu
telah mencapai ukuran 1 kg.
6. Pengendalian hama
Penegendalian hama disisni dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :

a. Hama yang berupa hewan lain seperti burung


pemangsa ikan, ikan buntal, dan ikan besar.
Solusi dari permsalahan hama ini adalah
menutup atas keramba dengan jaring agar
burung tidak dapat memakan ikan dan
pengontrolan secara rutin baik malam hari/
siang hari.
b. Hama yang disebabakan oleh virus/penyakit
yang dapat meneurunkan tingkat produksi.
Penyebab penyakit pada budidaya ikan kerapu
antara lain :
- Stres
- Organisme patogen
- Perubahan lingkungan
- Keracunan
- Dan kekurangan nutrisi
Golongan
mikroorganisme
yang
sering
menyebabkan penyakit
pada ikan laut, yaitu
bakteri perusak sirip (bacterial fin rot), bakteri
vibrio, dan bakteri streptococus sp. Obat-obatan
yang digunakan untuk mengatasi penyakit yang
disebabkan bakteri ini adalah obat-obatan jenis
antibiotik
7. Pemanenan
Dengan teknik pemeliharaan seperti diuraikan
di muka, benih ikan yang ditebar dengan ukuran
awal 20 gram membutuhkan waktu selama 7
bulan untuk mencapai ukuran 500 gram.
Sedangkan. Untuk ikan dengan ukuran awal 50
gram memerlukan waktu hanya 5 bulan untuk
mencapai berat 500 gram. Ikan kerapu dengan
ukuran ini, telah dapat dipanen, dan di pasaran
telah dapat diperdagangkan dengan harga yang
cukup tinggi.
Sarana dan alat yang diperlukan sebelum
proses pemanenan meliputi antara lain :
1. Serokan
2. Bak air laut
3. Aerasi
4. Timbangan
5. Kapal
yang
dilengkapai
dengan
palka
penampung ikan, peralatan tersebut harus
bersih.

Pada saat pelaksanaan pemanenan, pemberian


pakan dihentikan. Langkah pertama pelaksananaan
pemanenan dimulai dengan melepas tali pemberat
pada kajapung, kemudian jaring karamba diangkat
secara perlahan agar ikan tidak berontak. Setelah
terangkat, sedikit demi sedikit ikan diserok dengan
serokan, dan dimasukkan ke dalam palka pada
kapal pengangkut yang sebelumnya telah diisi air
laut. Setelah tiba di lokasi
Pabrik/Coldstorage
perusahaan inti, ikan dalam palka dipindah ke
pabrik dengan drum-drum atau ember yang
berisi air laut. Untuk selanjutnya ditimbang dan
diproses lebih lanjut.

BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Budidaya Ikan Kerapu
Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No.
31 tahun 2014 tentang perikanan kegiatan untuk
memelihara, membesarkan, dan pengembangbiakan
ikan serta pemanenan hasil dalam lingkungan yang
terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal
untuk
memuat,
menganggkut,
menyimpan,
mendinginkan,
menangani,
mengolah,
dan
mengawetakan. Genus ikan kerapau yang tersebar di
Indonesia ada 7 yaitu :
1. Aethaloperca
2. Anyperodon
3. Cephalopholis
4. Chromileptes
5. Epinephelus
6. Plectropomus
7. Variola
Dari ketujuh genus tesebut hanya ada 3 genus yang
dapat dibudidayakan yaitu :
1. Chromileptes
2. Plectropomus
3. Epinephelus
3.2 Teknik Budidaya
Tenik budidaya meiliki 8 kegiatan antara lain :
1. Penentuan lokasi keramba
Penetuan lokasi keramba merupakan penentu proses
pembesar ikan kerapu, maka dari itu perlu dilakukan
pertimbangan-pertimbangan. Berikut ini beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi:
a. Gangguan alam
b. Gangguan pencemaran
c. Gangguan predator
d. Gangguan lalu lintas kapal
e. Kondisi hidrograf
2. Pembuatan keramba
3. Pemilihan benih
Faktor terpenting yang harus diperhatikan
dalam penentuan benih adalah
d. Benih tidak sakit/ mengidap virus VNN
e. Bentuk badan normal
f. Benih memiliki nutrisi yang bagus
4. Pemeliharan/ Pembesaran
9

Proses penebaran juga harus diperhatikan salah satu


syarat yang tidak kalah penting, yaitu kepadatan
awal penebaran. Kedapatan awal penebaran faktor
yang mempengaruhi adanya kanibalisme karena
terjadinya kepadatan jumlah ikan.
5. Pemberian pakan
Yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan
adalah harga pakan tidak relatif mahal tapi memiliki
nutrisi lengkap dan sesuai dengan selera ikan.
6. Pengendalain hama
Penegendalian hama disisni dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
a. Hama yang berupa hewan lain seperti burung
pemangsa dan ikan buntal
b. Hama yang disebabakan oleh virus/penyakit
7. Pemanenan
Pemanenan disini memiliki beberapa langkah yaitu:
1. Pada saat pelaksanaan pemanenan, pemberian
pakan dihentikan.
2. Langkah pertama pelaksananaan pemanenan
dimulai dengan melepas tali pemeberat pada
kajapung
3. langkah ke-3 jaring karamba diangkat secara
perlahan agar ikan tidak berontak
4. Setelah
terangkat, sedikit demi sedikit ikan
diserok dengan serokan, dan dimasukkan ke
dalam palka pada kapal pengangkut yang
sebelumnya telah diisi air laut.
5. Setelah tiba di lokasi
Pabrik/Coldstorage
perusahaan inti, ikan dalam palka dipindah ke
pabrik dengan drum-drum atau ember yang
berisi air laut. Untuk selanjutnya ditimbang
dan diproses lebih lanjut.

10

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Budibaya ikan kerapu berada di beberapa
daerah di Indonesia. Dari 7 genus ikan kerapu yang
ada di Indonesia hanya ada 3 genus yang dapat
dibudidayakan yaitu :
1. Chromileptes
2. Plectropomus
3. Epinephelus
Alasan kenapaikan kerapu dibudidayakan adalah
nilai ekonomis yang dimilik ikan kerapu tinggi,
memiliki adapatasi yang baik, dan pertumbuhannya
cepat. Sedangkan teknik budidaya ikan kerapu ada
7 tahapan, mulai dari pemelihan lokasi, pemilihan
benih, penyebaran benih, pemeliharaan, pemberian
pakan, pengendaliaan hama, dan pemanenan.

4.2
Saran
Diharapkan dengan tema yang saya bahas dapat
mengkaji lebih dalam lagi tentang budidaya kerapu
yang sedang berkembang saat ini.

11

Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/90053441/TEKNIK-BUDIDAYA-IKANKERAPU#download
https://www.scribd.com/doc/78985637/BudidayaIkanKerapudenganKera
mbaJaringApung
https://id.wikipedia.org/wiki/Budi_daya

12

Anda mungkin juga menyukai