PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mempunyai
semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan
berkeinginan untuk menambah ilmu. Dalam lingkup mikro pendidikan
diwujudkan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
Proses ini berlangsung edukatif. Melalui proses belajar mengajar inilah peserta
didik akan mengalami proses perkembangan kearah yang lebih
baik dan
bermakna agar hal tersebut dapat terwujud maka diperlukan suasana proses
belajar mengajar yang kondusif bagi peserta didik dalam melampaui tahapantahapan belajar secara bermakna dan efektif sehingga menjadi pribadi yang
percaya diri, inovatif dan kreatif (Surya, 1992: 179).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah memperbaiki dan
mengubah kurikulum yang digunakan di sekolah.Saat ini diluncurkan Kurikulum
2006 yang menggantikan Kurikulum 2004, padahal belum semua sekolah dapat
melaksanakan Kurikulum 2004. Akan tetapi apapun jenis dan nama kurikulum
yang digunakan, keberhasilan pembelajaran di sekolah bergantung pada
implementasinya dalam pembelajaran oleh guru. Guru merupakan faktor yang
berpengaruh sangat besar dalam proses belajar mengajar, bahkan sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
pemberian
pengalaman
langsung
dan
kegiatan
praktis
untuk
Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains
diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak
dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu
masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta
untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
Kompetensi
(SK)
dan
Kompetensi
Dasar
(KD)
IPA
di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan.Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.Idealnya, pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi
siswa untuk
menjadi
ilmuwan,
terutama
siswa
Sekolah
Dasar.Melalui
didik secara aktif agar siswa mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi
dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran ilmiah.
Sehubungan dengan hal tersebut alat peraga dalam pembelajaran IPA
sangat penting , karena alat peraga selain dapat memberikan penerapan yang
kongkrit juga dapat membangkitkan motifasi siswa dalam proses pembelajaran
selain itu metode mengajar yang digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai
dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah
siswa akan begairah dalam belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang
digunakan dalam interaksi belajar mengajar juga merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran.
Terkait dengan paparan di atas, peneliti bermaksud mengadakan perbaikan
terhadap hasil belajar siswa dan proses pembelajaran IPA yang terjadi di SDN
Sarimukti, khususnya pada penguasaan materi gerhana bulan dan gerhana matahari,
karena siswa cukup sulit memahami materi tersebut, peneliti tertarik untuk
menggunakan alat peraga model solar system sederhana, didukung oleh media
audio visual serta penerapan metode demonstrasi.
Dengan menggunakan alat peraga model solar system sederhana,
didukung oleh media audio visual ini peneliti berusaha menanamkan konsep
terjadinya gerhanaa bula serta gerhana matahari kepada siswa kelas VI SDN
Sarimukti. Dengan harapan, dapat membantu mengatasi kesulitan siswa kelas VI
dalam meningkatkan pemahaman tentang proses terjadinya gerhana, serta dapat
lebih mudah memahami posisi gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana
matahari
Identifikasi Masalah
Selama proses pembelajaran berlangsung , sebagian besar siswa kurang
bersemangat mengikutinya, tidak ada inter aktif dalam proses pembelajaran, dan
ketika
diberikan
soal-soal
latihan
mereka
mengalami
kesulitan
dalam
RENTANG NILAI
JUMLAH
SISWA
1
2
3
91 100
81 90
71 80
0
1
2
TINDAK LANJUT
PENGAYAAN
PERBAIKAN
0
1
2
4
5
6
7
8
9
10
61 70
51 60
41 50
31 40
21 30
11 20
0 - 10
JUMLAH
11
11
12
2
3
1
1
44
11
11
12
2
3
1
1
30
14
C.
Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis
mencoba
menganalisis
penyebab
rendahnya
hasil
belajar
siswa,
siswa
dalam
proses
diantaranya :
1. Mengapa hasil belajar siswa rendah ?
2. Mengapa penguasaan materi pelajaran
pembelajaran rendah ?
3. Mengapa siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran?
9
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, maka yang akan menjadi
fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1. Apakah pengunaan alat peraga model solar system sederhana dengan
penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan
dalam memahami posisi gerhana bulan dan matahari bagi siswa
kelas 6 SD Negri Sarimukti ?
E.
Tujuan Penelitian
Sebagai arah dari penelitian yang akan laksanakan, maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut. :
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem tata surya khususnya
pada peristiwa terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan pada
siswa kelas 6 melalui pengunaan alat peraga model solar system
sederhana dengan penerapan metode demonstrasi.
F.
Manfaat perbaikan
1.
2.
3.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Alat Peraga
Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsepkonsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1994:
61). Apabila dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak menggunakan alat
peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang
disampaikan guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa (Moh. Surya, 1992: 21). Tiap-tiap benda yang
dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat
peraga Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat
dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian
atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6) Alat peraga
dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif (Nana Sudjana, 2002: 99). Dalam kaitannya
dengan pengajaran IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan belajar mengajar. Pengajaran pada dasarnya (Nana Sudjana,
2002: 43) adalah suatu proses terjadinya interaksi guru siswa melalui kegiatan
terpadu dari dua bentuk kegiatan, yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan
mengajar guru. Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction
11
12
1.
persiapan guru, lingkungan, persiapan peserta didik, maka perlu pula mengetahui
prinsip-prinsip umum dalam menggunakan alat peraga agar penggunaan alat
peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai
berikut (Nana Sudjana, 2002: 104-105)
1. Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Alat peraga yang digunakan hendaknya sesuai dengan metode/strategi
pembelajaran.
3. Tidak ada satu alat peragapun yang dapat atau sesuai untuk segala macam
kegiatan belajar.
4. Guru harus terampil menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
5. Peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan siswa dan gaya
belajarnya.
6. Pemilihan alat peraga harus obyektif, tidak didasarkan kepada kesenangan
pribadi.
7. Keberhasilan penggunaan alat peraga juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan.
2.
yang harus dimiliki alat peraga agar fungsi atau manfaat dari alat peraga tersebut
sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran.
1. Sesuai dengan konsep Mata Pelajaran (indikator pembelajaran).
2. Dapat memperjelas konsep Mata Pelajaran (indikator pembelajaran), baik
dalam bentuk real, gambar atau diagram dan bukan sebaliknya
3.
4.
5.
6.
7.
13
fakta,
Memberikan motivasi,
Memberikan variasi pembelajaran,
Meningkatkan efisiensi waktu,
Menunjang kegiatan Mata Pelajaran (indikator pembelajaran) di luar
kelas
yang
menunjukkan
penerapan
Mata
Pelajaran
(indikator
selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat, lebih menarik, dan
sebagainya. Adakalanya menyebabkan hal yang sebaliknya, yaitu menyebabkan
kegagalan peserta didik dalam belajar. Kegagalan itu akan nampak bila:
1. Generalisasi konsep abstrak dari representasi hal-hal yang konkret tidak
tercapai,
2. Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki
nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam Mata Pelajaran
3.
4.
5.
6.
(indikator pembelajaran)
Tidak disajikan pada saat yang tepat,
Memboroskan waktu,
Diberikan pada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, dan
Tidak menarik dan mempersulit konsep yang dipelajari.
14
5.
peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat,
hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan
persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6). Ada enam fungsi pokok dari alat
peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana
dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar (2002: 99-100):
1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan
fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar.
3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan
isi pelajaran
4. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau
bukan sekedar pelengkap
5. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru
6. Penggunaan alat peraga dalam
pengajaran
diutamakan
untuk
15
dengan
tepat,
kemampuan/kematangan
anak
artinya
didik
perlu
diperhitungkan
Menyajikan
alat
peraga
tingkat
dengan
16
17
Alat peraga solar system ini di buat sangat sederhana dengan menggunakan
bahan- bahan yang terjangkau/ tidak mahal, dan sebagian menggunakan barang
bekas.
Pada kesempatan ini penulis tidak akan memaparkan bahan dan cara
pembuatannya, tapi ingin mengemukakan kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan alat peraga model solar system ini adalah
1. Untuk membantu pemahaman siswa tentang, rotasi bumi, revolusi
bumi, rotasi bulan, revolusi bulan terhadap bumi, dan mata hari, serta
membantu meningkatkan pemahaman gerhana bulan dan gerhana
matahari
2. Membantu pemahaman siswa tentang pase pergantian musim
3. Alat peraga model solar system sederhana ini bisa berputar otomatis
kearah kiri maupun kearah kanan, serta mengatur kecepatan
putarannya.
4. Bisa dibuat sendiri karena tidak membutuhkan alat yang mahal.
Kekurangan
1. Penggunaan arus listrik, sehingga harus hati-hati pada penggunaannya.
2. Ukuran matahari, bumi, dan bulan belum bisa dijadikan perbandingan
pada benda sebenarnya.
3. Jarak antara bumi dengan matahari, dan bulan serta orbit bumi dan
bulan belum bisa menjadi ukuran perbandingan sebenarnya
4. Masih membutuhkan perubahan/ modivikasi karena selain tampilannya
kurang rapih, juga kurang kuat.
B. Media Audio Visual
Perkembangan dan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi telah
membawa pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan.Pendidikan pada
dasarnya
memiliki
fungsi
dan
tujuan.Untuk
18
mencapai
tujuan
tersebut
19
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.
8)
Mengubah pesan guru kea rah yang lebih positif dan peroduktif.
Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai media. Asosiasi
20
Metode Demonstrasi
Menurut Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd.,dalam bukunya Perencanaan
Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di
Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2.
3.
22
4.
5.
alat
yang
akan
dipakai
sebelumnya
sehingga
sewaktu
Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat di amati.
2.
Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan,
jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian
anak didik kepada masalah lain.
3.
Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.
4.
5.
Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.
6.
7.
Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa
karna ikut serta berperan secara langsung.
2.
3.
23
4.
5.
Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.
Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :
1).
Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.
2).
3).
4).
5).
b.
Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menghindari ketegangan
7.
D.
maupun di rumah.
Gerhana Matahari dan Bulan
Gerhana
Bumi dan bulan adalah benda langit yang tidak memiliki cahaya
sendiri.Jikabulan atau bumi terkena cahaya matahari maka pada bagian
belakang bulan atauakan terbentuk bayangan.Karena ukuran matahari jauh
lebih besar daripada ukuran bulan atau bumi maka terbentuk dua macam
bayangan berbentuk kerucut, yaitu umbra dan penumbra.Umbra atau
bayangan inti bayangan di bagian tengah yang sangat gelap.Penumbra atau
bayangan semu adalah bayangan samar-samar di sekeliling umbra. Jika dalam
peredarannya, bumi memasuki bayangan bulan ataubulan memasuki bayangan
bumi maka akan terjadi gerhana. Ada dua macam gerhana, yaitu gerhana bulan
dan gerhana matahari.C. Gerhana Bumi dan bulan adalah benda langit yang
tidak memiliki cahaya sendiri. Jikabulan atau bumi terkena cahaya matahari
maka pada bagian belakang bulan atau bumi akan terbentuk bayangan. Karena
ukuran matahari jauh lebih besar daripada ukuran bulan atau bumi maka
terbentuk dua macam bayangan berbentuk kerucut, yaitu umbra dan
penumbra.Umbra atau bayangan inti bayangan di bagian tengah yang sangat
gelap.Penumbra atau bayangan semu adalah bayangan samar-samar di
sekeliling umbra.Jika dalam peredarannya, bumi memasuki bayangan
bulan atau bulan memasuki bayangan bumi maka akan terjadi gerhana.
Ada dua macam gerhana, yaitu
25
tidak
dapat
menyinari
bulan
karena
terhalang
bumi.Apabila
26
Pada waktu gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya diterima bulan
terhalangi bumi sehingga bulan berada dalam bayang-bayang bumi. Bayangbayang bumi ada dua macam, yaitu umbra dan penumbraAda dua macam
gerhana bulan, yaitu
2. gerhana bulan total dan
3. gerhana bulan sebagian.
1.1. Gerhana bulan total terjadi ketika posisi bulan berada pada umbra
bumi sehingga bulan tertutup penuh oleh bayangan bumi.
2.1. Adapun gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya
setengah
B. Gerhana Matahari
Bumi mengedari matahari, bulan mengedari bumi.Sewaktu bulan bergerak
tepatdiantara bumi dan matahari, matahari pun tertutup dan kita dapati
GerhanaMatahari.Walaupun
mampu
matahari.
28
Gerhana matahari terjadi karena sinar matahari pada siang hari terhalang oleh
bulan sehingga keadaan yang terang berangsur-angsur menjadi gelap. Jika
terjadi gerhana matahari maka bayangan bulan akan mengenai bumi. Oleh
karena bulan lebih kecil daripada bumi maka hanya sebagian tempat saja yang
mengalami gerhana matahari.
Ada tiga jenis gerhana matahari, yaitu gerhana
1. Matahari total,
Gerhana matahari total hanya terjadi di permukaan bumi yang
terkena bayangan umbra bulan. Gerhana matahari total selalu
diawali dan diakhiri oleh gerhana matahari sebagian.
2. Gerhana matahari sebagian, dan
Gerhana matahari sebagian terjadi di permukaan bumi yang terkena
bayangan penumbra bulan.
3. Gerhana matahari cincin.
Adapun gerhana matahari cincin terjadi di permukaan bumi yang
terkena lanjutan bayang-bayang inti
GAMBAR GERHANA MATAHARI
29
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah dasar Negeri Sarimukti.
Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.
a. Analisis penelitian secara umum
1). Analisis Lingkungan Internal (ALI)
a). Strength (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan di SD Negeri Sarimukti adalah berikut ini
30
Guru
punya
potensi
untuk
mengembangkan
Guru Kurang
WC guru kurang
WC siswa kurang
31
32
peneliti bertugas)
Jumlah siswa 44 orang siswa
Laki-laki
: 21 orang
Perempuan : 23 orang
2. Waktu Penelitian
Ada pun pembagian waktu penelitian adalah berikut ini.
a. Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
No
Siklus
Hari Tanggal
Pelaksanaan Penelitian
Materi
Pembelajaran
I (kesatu)
terjadinya gerhana
bulan
II (Kedua)
terjadinya gerhana
gerhana matahari
33
Penyusunan Rencana
Tindakan
Refleksi I
SIKLUS I
Observasi Pelaksanaan
Tindakan
34
Refleksi II
Penyusunan Rencana
Tindakan
Pelaksanaan
Tindakan
SIKLUS II
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi Pelaksanaan
Tindakan
Penyusunan Rencana
Tindakan
Prosedur penelitian dari gambar tersebut diterjemahkan sebagai berikut
ini.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan adalah kegiatan penyusunan rencana tindakan dan penelitian
tindakan yang hendak dilakukan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Kelas VI sekolah dasar. Rencana tindakan dan penelitian tindakan
keduanya disusun secara fleksibel guna menyesuaikan dengan berbagai
pengaruh yang mungkin timbul di lapangan yang tidak diduga sebelumnya,
dipilih atas dasar pertimbangan kemungkinan untuk dapat dilaksanakan secara
efektif dalam berbagai situasi di lapangan.Di samping itu juga perencanaan
disusun secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara observer dengan
guru agar tindakan yang akan dilakukan selanjutnya dapat lebih terarah pada
sasaran yang hendak dicapai.
35
3. Tahap Observasi
Menurut Soedarsono (1997:16) Observasi adalah mengamati atas
hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap
siswa. Jadi observasi adalah upaya observer dalam melakukan pengamatan dan
pendokumentasian terhadap proses tindakan seta persoalan yang mungkin
muncul.
Observasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan
tindakan
yang
sedang
berlangsiung
dapat
diharapkan
36
1. Tahap Refleksi
Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan
atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi dilakukan
untuk menemukan, mengkaji, menganalisa, dan merenungkan kembali kegiatan
informasi awal menghubungkan dengan adanya aktivitas tindakan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam Refleksi telah terjadi penelaahan kegiatan guru, siswa, dan
lingkungan pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk menentukan perbandingan
perbandingan awal tindakan. Refleksi kedua dilaksanakan setiap akhir tindakan
mirip seperti yang telah dicatat selama observsi berlangsung. Refleksi
dilaksanakan secara kolaboratif antar peneliti dengan guru untuk merevisi
pelaksanaan tindakan selanjutnya.
a. Deskripsi Tiap Siklus
SIKLUS I
1). Perencanaan
Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan
Alam Kelas VIsemester II dengan model pembelajaran metode
kooperatif
sebanyak
dua
37
38
melakukan
diskusi
kelompok,
peserta
didik
mencoba
39
4). Refleksi
Pada tahap ini, setelah para observer mengamati seluruh proses
kegiatan belajar mengajar, mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan
akhir, para observer berkumpul bersama guru yang diobservasi ,
bermusyawarah dan bertukar pikiran atau sharing tentang perencanaan
pembelajaraan,
tindakan
pembelajaran
dan
evaluasi
kegiatan
40
instropeksi terhadap profesi dan didaktis guru dalam sikap dan perbuatan
guru di sekolah, serta perbaikan ini diharapkan dapat menambah gairah,
semangat, dan partisipasi aktif siswa dalam belajar, serta berupaya
mengurangi hambatan yang muncul ketika proses pembelajaran
terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari dan menulis petunjuk
pemakaian obat terjadi.
SIKLUS II
1). Perencanaan
Pada tahap ini digunakan RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yang merupakan RPP perbaikan dari siklus I sesuai saran dan hasil
pengamatan observer. Rencana pelaksanaan pembelajaran di siklus 2 ini
sudah mengalami perbaikan di bagian inti
Instrumen
perlakuan
yang
peneliti
gunakan
dalam
41
42
Observer
mengamati
jalannya
proses
pembelajaran
dalam pembelajaran
43
Perencanaan
44
45
46
tindakan
pembelajaran
dan
evaluasi
kegiatan
47
yang sudah
48
perlakuan
yang
peneliti
gunakan
dalam
Photo 1 Siklus 2
49
Photo 2Siklus 2
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
51
52
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
a)
Keefektifan
Penggunaan
alat
peraga
Siklus I
No
Nama Siswa
Nilai Siklus I
1.
Eva Fitriyani
50
2.
Desi Rahmawati
40
3.
Supriyatna
55
4.
65
5.
70
6.
Anita Delia
60
7.
80
8.
Cucu Koswara
60
9.
75
10.
75
11.
Deti Purwanti
60
12.
Dodi Sukmana
70
13.
50
14.
40
15.
Nur'aeni Oktaviani
60
16.
80
17.
Reksa Aditya
75
18.
Sri Wahyuni
60
19.
Sofiyanti Apriliani
90
20.
Wian Fadila
85
21.
Adi Wijaya
85
22.
Sari
60
23.
Rian Hidayat
60
24.
Dimas Suherlan
80
25.
85
26.
Eman Sulaeman
80
27.
Dasimah
50
28.
70
29.
Feri Irawan
75
30.
Frengki Gustiana
30
31.
85
55
No
Nama Siswa
Nilai Siklus I
32.
Muhamad Akcmal
Noprizal
75
33.
Nuraeni
70
34.
Saepuloh
50
35.
Teti Aisyah
80
36.
Wulan Puspitasari
65
37.
Wida Astuti
65
38.
70
39.
Novia Anggraeni
Rahman
75
40.
Asep Gunawan
85
41.
Irena Nurfauziah
75
42.
Anggi Melani
70
43.
65
44.
Rismayanti
50
Jumlah
2955
Rata - rata
67
Tabel VI.2
Rentang nilai IPA kelas enam
Siklus 1
TINDAK LANJUT
NO
RENTANG NILAI
JUMLAH
SISWA
PENGAYAAN
PERBAIKAN
91 100
81 90
71 80
12
12
61 70
17
17
51 60
41 50
31 40
56
21 30
11 20
10
0 - 10
44
30
14
JUMLAH
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Siswa dilibatkan mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan
57
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memberi
kesempatan
untuk
berpikir,
menganalisis,
Konfirmasi
58
bertanya
kesalahanpemahaman,
jawab
meluruskan
memberikanpenguatan
dan
penyimpulan
Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa gerhana matahari terjadi jika
matahari bumi dan bumi berada pada satu garis lurus dengan
bulan berada di antara bulan dan matahari
Tindak lanjut
Siswa diberi tugas untk menggambar posisi gerhana matahari
lengkap dengan keterang yang berkaitan dengan kejadian
gerhana bulan
b)
Keefektifan
Penggunaan
alat
peraga
59
Siklus 2
No
Nama Siswa
Nilai Siklus I
1.
Eva Fitriyani
60
2.
Desi Rahmawati
50
3.
Supriyatna
70
4.
75
5.
80
6.
Anita Delia
70
7.
80
8.
Cucu Koswara
75
9.
75
10.
75
11.
Deti Purwanti
70
12.
Dodi Sukmana
70
13.
70
14.
65
15.
Nur'aeni Oktaviani
70
16.
17.
Reksa Aditya
75
18.
Sri Wahyuni
60
19.
Sofiyanti Apriliani
100
20.
Wian Fadila
100
21.
Adi Wijaya
85
22.
Sari
60
23.
Rian Hidayat
70
24.
Dimas Suherlan
80
25.
26.
Eman Sulaeman
80
27.
Dasimah
60
28.
70
29.
Feri Irawan
75
30.
Frengki Gustiana
55
31.
32.
Muhamad Akcmal
85
75
60
100
100
No
Nama Siswa
Nilai Siklus I
Noprizal
33.
Nuraeni
75
34.
Saepuloh
70
35.
Teti Aisyah
80
36.
Wulan Puspitasari
70
37.
Wida Astuti
75
38.
80
39.
75
40.
Asep Gunawan
90
41.
Irena Nurfauziah
75
42.
Anggi Melani
80
43.
75
44.
Rismayanti
70
Jumlah
3300
Rata - rata
75
Tabel IV. 4
Rentang nilai IPA kelas enam
Siklus 1
TINDAK LANJUT
NO
RENTANG NILAI
JUMLAH
SISWA
PENGAYAAN
91 100
81 90
71 80
19
19
61 70
12
12
51 60
41 50
31 40
21 30
11 20
10
0 - 10
JUMLAH
44
61
PERBAIKAN
44
38
Dalam proses pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan mata hari, dengan
penggunan alat peraga solar system sederhana dan penerapan metode demonstrasi
masih ditemukan hambatan berupa :
Kegiatan demontrasi masih kurang efektif, karena dengan dilibatkannya
selurug siswa, sedangkan alat peraga hanya satu tentu saja membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Membutuhkan waktu yang lebih leluasa
Masih ada siswa yang belum bisa menggambar sketsa gerhan bulan atau
matahari dengan keterangan yang lengkap.
Membutuhkan alat peraga lebih dari satu.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran yang berpedoman pada rencana pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I masih ada kekurangan dalam keterlibatan serta
interaksi siswa dalam pembelajaran, hal ini berpengaruh pada hasil pembelajaran
siswa tentang proses terjadinya gerhana yang hanya mencapai rata-rata nilai 67.
Langkah pembelajaran ini mengalami perbaikan pada siklus II, perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga solar system sederhana dan
penerapan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI SDN Sarimukti, ini dapat terlihat dari perolehan nilai siswa yang
mengalami kenaikan dari 67 pada siklus I naik menjadi 75 pada siklus II.
Hambatan yang dialami selama proses pembelajaran pun berkurang. Terlihat dari
pemahaman siswa tentang terjadinya gerhana yang meningkat.
Tabel IV.5
62
Perolehan Nilai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas VI SDN sarimukti dalam
Pembelajaran gerhana dengan menggunakan alat peraga solar sistem sederhana
dan penerapan metode domonstrasi pada Siklus I dan II
No
1.
Hasil Ulangan
Siklus 1
Siklus 2
Nama Siswa
Eva Fitriyani
50
60
Desi Rahmawati
40
50
Supriyatna
55
70
65
75
70
80
Anita Delia
60
70
80
80
Cucu Koswara
60
75
75
75
17.
18.
75
60
70
50
40
60
80
75
60
75
70
70
70
65
70
100
75
60
19.
Sofiyanti Apriliani
90
100
20.
Wian Fadila
85
100
21.
Adi Wijaya
85
85
22.
Sari
60
60
23.
Rian Hidayat
60
70
24.
Dimas Suherlan
80
80
25.
85
100
26.
Eman Sulaeman
80
80
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
63
No
Hasil Ulangan
Siklus 1
Siklus 2
50
60
Nama Siswa
27.
Dasimah
28.
70
70
29.
Feri Irawan
75
75
30.
Frengki Gustiana
30
55
31.
85
85
75
75
33.
70
75
34.
Saepuloh
50
70
35.
Teti Aisyah
80
80
36.
Wulan Puspitasari
65
70
37.
Wida Astuti
65
75
38.
70
80
75
75
40.
85
90
41.
Irena Nurfauziah
75
75
42.
Anggi Melani
70
80
43.
65
75
50
2955
67
70
3300
75
32.
39.
44.
Rismayanti
Jumlah
Rata - rata
GRAFIK PEROLEHAN
NILAI 1PA KELAS VI
SDN SARIMUKTI
64
78
76
74
72
70
68
66
64
62
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
65
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tinjauan umum penelitian yang dikemukakan pada bagian
pendahuluan, kajian pustaka, serta pengolahan dan pembahasan hasil penelitian,
sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, hasil dari penelitian yang dilakukan di
kelas VI SDN I Sarimukti akan dikemukakan dalam bentuk simpulan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga tata surya
sederhana serta penerapan metode demontrasi pada materi terjadinya gerhana
perbaikan pada-pada langkah-langkah pembelajaran, serta cara penyajian
perlajaran telah berhasil membawa situasi pembelajaran yang diminati siswa
dan menambah keaktifan siswa dalam keterlibatan belajar.
2. alat peraga tata surya sederhana serta penerapan metode demontrasi pada
materi terjadinya gerhana terbukti efektif digunakan karena sudah berhasil
meningkatakan hasil belajar siswa kelas VI SDN Sarimukti yang asalnya
hanya rata-rata nilai 67 naik menjadi 75
3. Sikap inovatif dari guru dalam proses pembelajaran ternyata dapat
mengurangi kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran ini sudah
terbukti dengan berkurangnya kesulitan pemahaman konsep pengurutan
pecahan yang telah berkurang ketika proses pembeljaran mengalami
perbaikan.
5
66
B. Saran
Berdasarkan kajaian pustaka, dan temuan dalam penelitian ini, maka
peneliti kemukakan beberapa saran kepada pihak yang terkait:
1. Guru harus menggunakan alat peraga tata surya sederhana serta penerapan
metode demontrasi sebagai alternatif pembelajaran Ilmu Pengetahuan di
sekolah dasar, cara ini dapat digunakan di lingkungan sekitar sekolah atau ke
tempat yang jauh dari sekolah.
2. Sekolah hendaknya lebih peduli terhadap keperluan pembelajaran baik
pelajaran IPA maupun pembelajaran yang lain. Hal ini dapat berupa
penyediaan sarana dan media pembelajaran yang lebih komprehensif sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
67
Jakarta:Depdiknas
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
________. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas I s.d. VI Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta:Depdiknas
Hamalik, Oemar 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
Bandung:Tarsito
Kasbulah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang:Universitas
Negeri Malang
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta:Bumi Aksara
Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta:Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya
Roestiyah.2001.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta:Depdiknas
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka
Cipta
68
Julaeha Siti,
Marsinah
Ngadi ( 2008 ).
Pemantapan
69
70