Anda di halaman 1dari 70

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan siswa yang mempunyai

semangat untuk terus belajar seumur hidup, penuh rasa ingin tahu dan
berkeinginan untuk menambah ilmu. Dalam lingkup mikro pendidikan
diwujudkan melalui proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
Proses ini berlangsung edukatif. Melalui proses belajar mengajar inilah peserta
didik akan mengalami proses perkembangan kearah yang lebih

baik dan

bermakna agar hal tersebut dapat terwujud maka diperlukan suasana proses
belajar mengajar yang kondusif bagi peserta didik dalam melampaui tahapantahapan belajar secara bermakna dan efektif sehingga menjadi pribadi yang
percaya diri, inovatif dan kreatif (Surya, 1992: 179).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah memperbaiki dan
mengubah kurikulum yang digunakan di sekolah.Saat ini diluncurkan Kurikulum
2006 yang menggantikan Kurikulum 2004, padahal belum semua sekolah dapat
melaksanakan Kurikulum 2004. Akan tetapi apapun jenis dan nama kurikulum
yang digunakan, keberhasilan pembelajaran di sekolah bergantung pada
implementasinya dalam pembelajaran oleh guru. Guru merupakan faktor yang
berpengaruh sangat besar dalam proses belajar mengajar, bahkan sangat
menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.

Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah


yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan
perkembangan intelektual siswa. Dalam lembaga formal proses reproduksi nilai
dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar
sejumlah mata pelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang turut berperan
penting dalam pendidikan wawasan, keterampilan dan sikap ilmiah sejak dini bagi
anak adalah mata pelajaran IPA.Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang
rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya.
sains merupakan cara mencari tahu tentang alam sekitar secara sistematis
untuk mengusai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains bermanfaat bagi siswa
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.Pendidikan sains menekankan
pada

pemberian

pengalaman

langsung

dan

kegiatan

praktis

untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa memahami alam sekitar secara


ilmiah.Pendidikan sains diarahakan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Ilmu alam (natural science; atau ilmu pengetahuan alam) adalah istilah
yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah bendabenda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun
dimanapun. Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya
adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan
kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa

Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan


mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint"
(Agus. S. 2003: 11)
Tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang
kongkrit, karena hal ini ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti. Dari sudut ini,
"ilmu alam" dapat menjadi arti alternatif bagi biologi, terlibat dalam proses-proses
biologis, dan dibedakan dari ilmu fisik(terkait dengan hukum-hukum fisika
dan kimia yang mendasari alam semesta).
A.1. Kedudukan ilmu pengetahuan alam (IPA)
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari
dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu
alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke
dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences).Ilmu-ilmu alam membagi menjadi
dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the
biological sciences) (Jujun.S. 2003).Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat
yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup
di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari
massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari
benda-benda langit dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi
kita.

A.2.Hakekat Sains dan Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar


Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan
diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik)
dan life sciences ( ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmuilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi,dan fisika,sedangkan life
science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,mikrobiologi.
IPA (Sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia
yang tak habis-habisnya.Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu,
serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains semakin luas
dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu
jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan " Sains hari ini
adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan
oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal menjadi budaya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi (komplementer), ibarat mata
uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi
yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology).
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra,
1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala
alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum
yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.Mata pelajaran ini pula
digunakan dalam UN dan UASBN.
4

A.3. Sains dalam kurikulum Sekolah Dasar


Dari uraian di atas Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai
Obyek, menggunakan metode Ilmiah sehingga perlu diajarkan di Sekolah Dasar.
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di sekolah
dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke
dalam kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat
Alasan sains dimasukan dikurikulum Sekolah Dasar yaitu:

Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu


dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali
tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains
merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung
pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak
menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar
yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains
diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak
dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu
masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta
untuk mencari dan menyelidiki hal ini.

Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri


oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat
hafalan belaka.

Mata pelajaran ini mempunyai: nilai nilai pendidikan yaitu mempunyai


potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
Standar

Kompetensi

(SK)

dan

Kompetensi

Dasar

(KD)

IPA

di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan.Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.Idealnya, pembelajaran sains digunakan sebagai wahana bagi
siswa untuk

menjadi

ilmuwan,

terutama

siswa

Sekolah

Dasar.Melalui

pembelajaran sains di sekolah siswa dilatih berpikir, membuat konsep ataupun


dalil melalui pengamatan, dan percobaan.
Berdasarkan hal tersebut, tergambar jelas tugas yang harus diemban guruguru di sekolah dasar.Untuk mewujudkan keinginan pembelajaran di Sekolah
Dasar yang tertuang di dalam kurikulum, para guru mengemban amanat yang
sangat besar.Untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan kurikulum, guru
harus mampu menjadi fasilitator dalam pembelajaran Sains, dan mampu
menciptakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
siswanya.Dalam pembelajaran, guru harus sebanyak mungkin melibatkan peserta

didik secara aktif agar siswa mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi
dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran ilmiah.
Sehubungan dengan hal tersebut alat peraga dalam pembelajaran IPA
sangat penting , karena alat peraga selain dapat memberikan penerapan yang
kongkrit juga dapat membangkitkan motifasi siswa dalam proses pembelajaran
selain itu metode mengajar yang digunakan oleh guru hendaknya bervariasi sesuai
dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Dengan metode yang bervariasi inilah
siswa akan begairah dalam belajar secara inovatif dan kreatif. Metode yang
digunakan dalam interaksi belajar mengajar juga merupakan salah satu faktor
yang menentukan keberhasilan dan kelancaran proses pembelajaran.
Terkait dengan paparan di atas, peneliti bermaksud mengadakan perbaikan
terhadap hasil belajar siswa dan proses pembelajaran IPA yang terjadi di SDN
Sarimukti, khususnya pada penguasaan materi gerhana bulan dan gerhana matahari,
karena siswa cukup sulit memahami materi tersebut, peneliti tertarik untuk
menggunakan alat peraga model solar system sederhana, didukung oleh media
audio visual serta penerapan metode demonstrasi.
Dengan menggunakan alat peraga model solar system sederhana,
didukung oleh media audio visual ini peneliti berusaha menanamkan konsep
terjadinya gerhanaa bula serta gerhana matahari kepada siswa kelas VI SDN
Sarimukti. Dengan harapan, dapat membantu mengatasi kesulitan siswa kelas VI
dalam meningkatkan pemahaman tentang proses terjadinya gerhana, serta dapat
lebih mudah memahami posisi gerhana baik gerhana bulan maupun gerhana
matahari

Berangkat dari pemikiran dan fenomena kenyataan yang terjadi di


lapangan seperti itu, peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas
dengan judul Penggunaan alat peraga model Solar System sederhana penerapan
metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman tentang gerhana bulan dan
gerhana matahari bagi siswa kelas VI SD negeri Sarimukti tahun pelajaran 2011 2012
B.

Identifikasi Masalah
Selama proses pembelajaran berlangsung , sebagian besar siswa kurang

bersemangat mengikutinya, tidak ada inter aktif dalam proses pembelajaran, dan
ketika

diberikan

soal-soal

latihan

mereka

mengalami

kesulitan

dalam

mengerjakannya, hal ini mengakibatkan para siswa tidak memahami materi


pelajaran yang telah dikelaskan oleh guru.
Hasil tes yang diperoleh dari jumlah siswa sebanyak 44, hanya 14 siswa
yang mendapatkan nilai 6 ke atas atau sekitar 31,18 %. Siswa yang mendapat nilai
di bawah 6 sebanyak 30 siswa atau sekitar 68,82 %. Hasil tes ini tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan karena masih di bawah standar ketuntasan minimal,
hal ini mengisyaratkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
masih rendah.
Hasil tes secara rinci dapat dilihat dari rentang nilai pada tebel di bawah
ini
Tabel I.1
Rentang nilai IPA kelas enam
NO

RENTANG NILAI

JUMLAH
SISWA

1
2
3

91 100
81 90
71 80

0
1
2

TINDAK LANJUT
PENGAYAAN
PERBAIKAN

0
1
2

4
5
6
7
8
9
10

61 70
51 60
41 50
31 40
21 30
11 20
0 - 10
JUMLAH

11
11
12
2
3
1
1
44

11
11
12
2
3
1
1
30

14

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk


mengidentifikasi faktor penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran yang
sudah dilaksanakan sehingga hasil belajar siswa rendah. Ada beberapa masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hal ini
dapat dilihat dari hasil tes yang masih di bawah standar KKM Ilmu
pengetahuan Ipa kelas IV SD Negeri sarimukti yaitu 60,00;
2. Teknik pembelajaran mengenai sistem tata surya khususnya pada
peristiwa terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan kurang
bervariasi (hanya menggunakan alat peraga berupa gambar yang
kurang spesipik pada materi pembelajaran);
3. Siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

C.

Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis
mencoba

menganalisis

penyebab

rendahnya

hasil

belajar

siswa,

siswa

dalam

proses

diantaranya :
1. Mengapa hasil belajar siswa rendah ?
2. Mengapa penguasaan materi pelajaran

pembelajaran rendah ?
3. Mengapa siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran?
9

D.

Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis masalah di atas, maka yang akan menjadi
fokus perbaikan pembelajaran adalah :
1. Apakah pengunaan alat peraga model solar system sederhana dengan
penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan
dalam memahami posisi gerhana bulan dan matahari bagi siswa
kelas 6 SD Negri Sarimukti ?

E.

Tujuan Penelitian
Sebagai arah dari penelitian yang akan laksanakan, maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut. :
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem tata surya khususnya
pada peristiwa terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan pada
siswa kelas 6 melalui pengunaan alat peraga model solar system
sederhana dengan penerapan metode demonstrasi.

F.

Manfaat perbaikan
1.

Manfaat bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai


sistem tata suryakhususnya pada peristiwa terjadinya gerhana
matahari atau gerhana bulan.

2.

Manfaat bagi guru, untuk mengembangkan potensi guru dalam


pembelajaran IPA dengan menerapkan metode demonstrasi dengan
menggunakan media audio visual.

3.

Manfaat bagi sekolah, untuk meningkatkan kwalitas pendidikan dasar.

10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Alat Peraga
Salah satu tujuan pengajaran IPA adalah agar siswa memahami konsepkonsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdikbud, 1994:
61). Apabila dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak menggunakan alat
peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang
disampaikan guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa (Moh. Surya, 1992: 21). Tiap-tiap benda yang
dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat
peraga Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat
dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian
atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6) Alat peraga
dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif (Nana Sudjana, 2002: 99). Dalam kaitannya
dengan pengajaran IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan belajar mengajar. Pengajaran pada dasarnya (Nana Sudjana,
2002: 43) adalah suatu proses terjadinya interaksi guru siswa melalui kegiatan
terpadu dari dua bentuk kegiatan, yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan
mengajar guru. Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction

11

mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau


pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap
siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993:5).
Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP kelas IV SD (Depdikbud,
1994: 61) mengemukakan pembelajaran IPA di SD sebagai berikut. Mata
pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai
dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
gagasan-gagasan. Pengajaran IPA bertujuan agar siswa: memahami konsepkonsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari memiliki
keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam
sekitar mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
kejadian di lingkungan sekitar bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas
diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri mampu menerapkan berbagai
konsep IPAmampu menggunakan tekhnologi sederhana mengenal dan memupuk
rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan
Tuhan Yang Maha Esa. Alat peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai
efisiensi hasil belajar (Moh. Surya, 1992: 75).

12

1.

Prinsip-Prinsip Umum Penggunaan Alat Peraga


Selain mempersiapkan langkah-langkah penggunaan alat peraga, seperti

persiapan guru, lingkungan, persiapan peserta didik, maka perlu pula mengetahui
prinsip-prinsip umum dalam menggunakan alat peraga agar penggunaan alat
peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai
berikut (Nana Sudjana, 2002: 104-105)
1. Penggunaan alat peraga hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Alat peraga yang digunakan hendaknya sesuai dengan metode/strategi
pembelajaran.
3. Tidak ada satu alat peragapun yang dapat atau sesuai untuk segala macam
kegiatan belajar.
4. Guru harus terampil menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
5. Peraga yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan siswa dan gaya
belajarnya.
6. Pemilihan alat peraga harus obyektif, tidak didasarkan kepada kesenangan
pribadi.
7. Keberhasilan penggunaan alat peraga juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan.
2.

Persyaratan Alat Peraga


Menurut E.T. Ruseffendi (dalam Pujiati, 2009a) ada beberapa persyaratan

yang harus dimiliki alat peraga agar fungsi atau manfaat dari alat peraga tersebut
sesuai dengan yang diharapkan dalam pembelajaran.
1. Sesuai dengan konsep Mata Pelajaran (indikator pembelajaran).
2. Dapat memperjelas konsep Mata Pelajaran (indikator pembelajaran), baik
dalam bentuk real, gambar atau diagram dan bukan sebaliknya
3.
4.
5.
6.
7.

(mempersulit pemahaman konsep)


Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
Bentuk dan warnanya menarik.
Dari bahan yang aman bagi kesehatan peserta didik.
Sederhana dan mudah dikelola.
Ukuran sesuai atau seimbang dengan ukuran fisik dari peserta didik.

13

8. Peragaan diharapkan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir


abstrak bagi peserta didik, karena alat peraga tersebut dapat dimanipulasi
(dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dipasangkan, dan sebagainya) agar
peserta didik dapat belajar secara aktif baik secara individual maupun
kelompok.
9. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak
3.
Pemilihan Alat Peraga
Menurut Pujiati (2009a) pemilihan alat peraga yang tepat dan digunakan
secara benar diharapkan dapat:
1. Mempermudah abstraksi,
2. Memudahkan, memperbaiki, atau meningkatkan penguasaan konsep atau
3.
4.
5.
6.

fakta,
Memberikan motivasi,
Memberikan variasi pembelajaran,
Meningkatkan efisiensi waktu,
Menunjang kegiatan Mata Pelajaran (indikator pembelajaran) di luar
kelas

yang

menunjukkan

penerapan

Mata

Pelajaran

(indikator

pembelajaran) pada peristiwa nyata, dan


4.

7. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.


Kegagalan Penggunaan Alat Peraga
Menurut Ruseffendi (dalam Pujiati, 2009a) penggunakan alat peraga tidak

selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat, lebih menarik, dan
sebagainya. Adakalanya menyebabkan hal yang sebaliknya, yaitu menyebabkan
kegagalan peserta didik dalam belajar. Kegagalan itu akan nampak bila:
1. Generalisasi konsep abstrak dari representasi hal-hal yang konkret tidak
tercapai,
2. Alat peraga yang digunakan hanya sekedar sajian yang tidak memiliki
nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam Mata Pelajaran
3.
4.
5.
6.

(indikator pembelajaran)
Tidak disajikan pada saat yang tepat,
Memboroskan waktu,
Diberikan pada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, dan
Tidak menarik dan mempersulit konsep yang dipelajari.
14

5.

FungsiDan Nilai Penggunaan Alat Peraga


Alat Bantu pengajaran (alat pelajaran, media, alat peraga) Fungsi dari alat

peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat,
hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan
persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6). Ada enam fungsi pokok dari alat
peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana
dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar (2002: 99-100):
1. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan
fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan
situasi mengajar.
3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan
isi pelajaran
4. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau
bukan sekedar pelengkap
5. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat
proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap
pengertian yang diberikan guru
6. Penggunaan alat peraga dalam

pengajaran

diutamakan

untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar


Di samping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga mempunyai nilainilai:
1. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir,
oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2. Dengan peragaan dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk
belajar

15

3. Dengan peragaan dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar


sehingga hasil belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya
kemampuan berbahasa
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain
serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang
lebih sempurna.
Menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru
memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengan tujuan dan
bahan pelajaran yang hendak diajarkan.Menetapkan atau memperhitungkan
subjek

dengan

tepat,

kemampuan/kematangan

anak

artinya
didik

perlu

diperhitungkan

Menyajikan

alat

peraga

tingkat
dengan

tepat.Menempatkan dan memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan


situasi yang tepat. R.M. Soelarko dalam buku Audio Visual media komunikasi
ilmiah pendidikan penerangan (1995: 6) menggolongkan macam-macam alat
peraga berdasarkan pada bahan yang dipakai:
a. Gambar-gambar (lukisan), dalam IPA misalnya Zoologie (gambargambar binatang), Botanie (gambar pohon, bunga, daun, dan buah), dan
gambar tentang ilmu bumi (gambar gunung, laut, danau, hutan)
b. Benda-benda alam yang diawetkan, misalnya daun kering yang dipres,
bunga, serangga misalnya kupu-kupu, jangkrik, belalang.
c. Model, Fantom, dan Manikkin. Yang disebut model adalah bentuk tiruan
dalam skala kecil. Fantom atau Manikkin adalah model anatomi dari

16

bagian-bagian tubuh manusia itu sendiri misal rangka manusia, sistem


tata surya dan lain-lain.
Setelah menyimak dan memperhatikan berbagai kajian dari kaidah kaidah
tentang alat peraga, penulis mencoba membuat sebuah alat peraga alat peraga
tata surya (solar system) sederhana alat beraga tersebut berkaitan dengan
Kompensi Dasar (KD) 9.2. Mendeskripsikan peristiwa rotasi bumi, revolusi bumi,
dan revolusi bulan. Dan KD 9.3. Menjelaskan terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari.
Gb. I.1
Gambar alat peraga Tata Surya Sederhana

17

Alat peraga solar system ini di buat sangat sederhana dengan menggunakan
bahan- bahan yang terjangkau/ tidak mahal, dan sebagian menggunakan barang
bekas.
Pada kesempatan ini penulis tidak akan memaparkan bahan dan cara
pembuatannya, tapi ingin mengemukakan kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan alat peraga model solar system ini adalah
1. Untuk membantu pemahaman siswa tentang, rotasi bumi, revolusi
bumi, rotasi bulan, revolusi bulan terhadap bumi, dan mata hari, serta
membantu meningkatkan pemahaman gerhana bulan dan gerhana
matahari
2. Membantu pemahaman siswa tentang pase pergantian musim
3. Alat peraga model solar system sederhana ini bisa berputar otomatis
kearah kiri maupun kearah kanan, serta mengatur kecepatan
putarannya.
4. Bisa dibuat sendiri karena tidak membutuhkan alat yang mahal.
Kekurangan
1. Penggunaan arus listrik, sehingga harus hati-hati pada penggunaannya.
2. Ukuran matahari, bumi, dan bulan belum bisa dijadikan perbandingan
pada benda sebenarnya.
3. Jarak antara bumi dengan matahari, dan bulan serta orbit bumi dan
bulan belum bisa menjadi ukuran perbandingan sebenarnya
4. Masih membutuhkan perubahan/ modivikasi karena selain tampilannya
kurang rapih, juga kurang kuat.
B. Media Audio Visual
Perkembangan dan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi telah
membawa pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan.Pendidikan pada
dasarnya

memiliki

fungsi

dan

tujuan.Untuk

18

mencapai

tujuan

tersebut

dilaksanakan pembelajaran yang mendapat dukungan media pendidikan yang


tepat dan efektif.
Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar.
Penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum dan kemampuan
siswa.Sebelum menggunakan media sebagai sarana penunjang pembelajaran, guru
memiliki pengetahuan dan pemakaian media tersebut.
Media berarti wadah atau sarana.Dalam bidang komunikasi, istilah media
yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media
komunikasi.
Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs
(1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti ; buku, film, kaset, film
bingkai dan lain-lain. Menurut Kosasih Djahiri (1999) berpendapat bahwa media
adalah sesuatu yang bersifat materiel inmaterial atau behavioral atau personal
yang dijadikan wahana kemudahan, kelancaran serta keberhasilan proses hasil
belajar.
Menurut Dr. Arief S. Sadiman, MSc.dkk, dalam bukunya Media
Pendidikan ( pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya ) menjelaskan
bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.

19

Aristo (2004:13) menjelaskan secara umum dalam proses pembelajaran


media memiliki fungsi yang sangat penting yaitu memperlancar interaksi antara
siswa dan guru sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Kamp, Dkk (1985) dalam Aristo (2004:13-15) mengidentifikasi beberapa manfaat
dalam pembelajaran, yaitu :
1)

Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.

2)

Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

3)

Proses pembelajaran menjadi lebih intensif.

4)

Efisiensi dalam waktu dan tenaga.

5)

Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

6)

Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan


kapan saja.

7)

Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.

8)

Mengubah pesan guru kea rah yang lebih positif dan peroduktif.
Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai media. Asosiasi

Teknologi dan Komunikasi Pendidikan ( Association of Education and


Communication Technology/AECT ), membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Sementara Gagne ( 1970 ) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa tersebut untuk
belajar. Briggs (1970) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

20

pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan


minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga protes belajar terjadi.
Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan
masyarakat.Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi
pendorong perubahan.Audio-visual juga dapat menjadi media komunikasi.
Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran
dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan
penglihatan dari khalayak sasaran (penonton).Produk audio-visual dapat menjadi
media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi.Sebagai media
dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu
peristiwa.Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audio-visual
melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar
dapat mengkomunikasikan sesuatu.Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah
contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi.Media
dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi.Karena
melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan
sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.
Media audio visual merupakan salah satu media yang digunakan dalam
pembelajaran menyimak.Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar
karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar. Aristo (2004:56)
menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran, khususnya media audio visual
bukan saja berfungsi menyalurkan pesan, melainkan membantu menyederhanakan
proses penyampaian pesan yang sulit sehingga komunikasi dapat menjadi lancar.
Dengan uraian di atas media audio visual sangat berguna dan membantu
pencapaian tujuan pembelajaran.
21

Asnawir (2002:57-58) menjelaskan bahwa media audio visual memiliki


kesanggupan untuk; pertama menembus ruang dan waktu, kedua menerjemahkan
pesan menjadi satuan esensial, ketiga memberikan pengalaman sosial dan
emosional, keempat memberikan motivasi, kelima memperjelas pemahaman.
C.

Metode Demonstrasi
Menurut Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd.,dalam bukunya Perencanaan

Pembelajaran (2007) mengungkapkan bahwa strategi dan metode dalam proses


pembelajaan. Strategi adalah siasat melakukan kegiatan. Kegiatan dalam
pembelajaran yang mencakup metode dan teknik pembelajaran.
Yang dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya atau bekerjanya suatu proses atau
langkah-langkah kerja dari suatu alat atau instrumen tertentu kepada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan
oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila
digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran sains dan teknologi, misalnya :
bagaimana proses terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan serta apa yang
menyebabkan terjadinya gerhana. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode
demonstrasi :
1.

Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di
Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. misalnya
alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.

2.

Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di


mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas
mereka sebagai pengalaman yang berharga.

3.

Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas karena alat-alat yang


terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari
kelas.

22

4.

Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis tetapi dapat


membangkitkan minat siswa.

5.

Guru harus dapat memperagakan demonstrasi dengan sebaik-baiknya,


karena itu guru perlu mengulang-ulang peragaan di rumah dan memeriksa
semua

alat

yang

akan

dipakai

sebelumnya

sehingga

sewaktu

mendemonstrasikan di depan kelas semuanya berjalan dengan baik.


Kelebihan metode demonstrasi adalah :
1.

Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang di anggap
penting oleh guru dapat di amati.

2.

Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan,
jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian
anak didik kepada masalah lain.

3.

Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.

4.

Dapat menambah pengalaman anak didik.

5.

Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan.

6.

Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pengajaran lebih jelas dan


kongkrit.

7.

Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa
karna ikut serta berperan secara langsung.

Kekurangan metode demonstrasi adalah :


1.

Memerlukan waktu yang cukup banyak.

2.

Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang


efesien.

3.

Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahanbahannya.

23

4.

Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

5.

Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

Langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:


a.

Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah :

1).

Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang
diharapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir.

2).

Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di


laksanakan.

3).

Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan

4).

Selama demonstrasi berlangsung guru harus instrospeksi diri apakah :


(a). Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
(b). Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi
yang baik, hingga semua siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
(c). Siswa membuat catatan-catatan yang dianggap perlu

5).

Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b.

Pelaksanaannya:
Hal-hal yang di lakukan adalah :

1.

Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya

2.

Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa

3.

Mengingat pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai


sasaran

4.

Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi


dengan baik

5.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif


24

6.

Menghindari ketegangan

7.

Evaluasi; dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,


menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut baik di sekolah

D.

maupun di rumah.
Gerhana Matahari dan Bulan

Gerhana
Bumi dan bulan adalah benda langit yang tidak memiliki cahaya
sendiri.Jikabulan atau bumi terkena cahaya matahari maka pada bagian
belakang bulan atauakan terbentuk bayangan.Karena ukuran matahari jauh
lebih besar daripada ukuran bulan atau bumi maka terbentuk dua macam
bayangan berbentuk kerucut, yaitu umbra dan penumbra.Umbra atau
bayangan inti bayangan di bagian tengah yang sangat gelap.Penumbra atau
bayangan semu adalah bayangan samar-samar di sekeliling umbra. Jika dalam
peredarannya, bumi memasuki bayangan bulan ataubulan memasuki bayangan
bumi maka akan terjadi gerhana. Ada dua macam gerhana, yaitu gerhana bulan
dan gerhana matahari.C. Gerhana Bumi dan bulan adalah benda langit yang
tidak memiliki cahaya sendiri. Jikabulan atau bumi terkena cahaya matahari
maka pada bagian belakang bulan atau bumi akan terbentuk bayangan. Karena
ukuran matahari jauh lebih besar daripada ukuran bulan atau bumi maka
terbentuk dua macam bayangan berbentuk kerucut, yaitu umbra dan
penumbra.Umbra atau bayangan inti bayangan di bagian tengah yang sangat
gelap.Penumbra atau bayangan semu adalah bayangan samar-samar di
sekeliling umbra.Jika dalam peredarannya, bumi memasuki bayangan
bulan atau bulan memasuki bayangan bumi maka akan terjadi gerhana.
Ada dua macam gerhana, yaitu

25

1. Gerhana bulan dan,


2. Gerhana matahari.
A. Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi apabila matahari, bumi dan bulan berada pada satugaris
lurus.Kedudukan bumi berada di antara matahari dan bulan.Hal ini berakibatsinar
matahari

tidak

dapat

menyinari

bulan

karena

terhalang

bumi.Apabila

sinarmatahari tidak dapat menyinari seluruh permukaan bulan (karena seluruh


permukaanbulan masuk ke dalam kerucut bayangan bumi) maka peristiwa itu
disebut Gerhanasempurna.Tetapi apabila sinar matahari hanya dapat menyinari
sebagian saja daripermukaan bulan disebut Gerhana sebagian.Lamanya Gerhana
bulan kurang lebih 1jam.
Jenis-jenis gerhana bulan

Gerhana bulan total


Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada daerah umbra.

Gerhana bulan sebagian


Pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan terhalangi dari Matahari oleh
bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di
daerah penumbra.Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai
ke permukaan bulan.

Gerhana bulan penumbra


Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga
bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram

Gerhana bulan terjadi pada saat bulan purnama.Gerhana bulan terjadi


jika bumi berada di antara matahari dan bulan, serta matahari, bumi,
dan bulan berada pada satu garis lurus, sehingga bulan memasuki

26

bayang-bayang bumi,atau cahaya matahari ke arah bulan terhalang oleh


bumi.

Pada waktu gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya diterima bulan
terhalangi bumi sehingga bulan berada dalam bayang-bayang bumi. Bayangbayang bumi ada dua macam, yaitu umbra dan penumbraAda dua macam
gerhana bulan, yaitu
2. gerhana bulan total dan
3. gerhana bulan sebagian.
1.1. Gerhana bulan total terjadi ketika posisi bulan berada pada umbra
bumi sehingga bulan tertutup penuh oleh bayangan bumi.
2.1. Adapun gerhana bulan sebagian terjadi ketika hanya

setengah

bagian bulan masuk ke dalam umbra bumi. Bulan bergerak dan


masuk ke daerah penumbra bumi.
27

B. Gerhana Matahari
Bumi mengedari matahari, bulan mengedari bumi.Sewaktu bulan bergerak
tepatdiantara bumi dan matahari, matahari pun tertutup dan kita dapati
GerhanaMatahari.Walaupun

bulan lebih kecil, bayangan bulan

mampu

melindungicahaya matahari sepenuhnya karena bulan dengan jarak 384,400


kilometeradalah lebih dekat kepada bumi berbanding matahari yang mempunyai
jarak149,680,000 kilometer. Kadang kala bulan lebih jauh dari bumi daripada
waktulain, inilah sebabnya maka bulan kelihatan lebih kecil atau lebih besar.
Sewaktujarak antara bulan dan bumi sedemikian rupa sehingga bulan nampak
sama besardengan matahari, terjadilah Gerhana Total. Tatkala bulan nampak lebih
kecildari matahari sehingga nampak bibir emas disekitar bulan, terjadilah
GerhanaCincin.
Suatu gerhana matahari sebagian terjadi tatkala bulan hanya menutupi
sebagianmatahari.Karena bulan lebih kecil, bayangannya pun lebih kecil,
sehinggagerhana tersebut hanya dapat dilihat dari suatu kawasan terbatas di
bumi.Umbra adalah bayangan inti yang dibuat oleh bumi atau bulan dalam suatu
gerhana.Penumbra adalah bayangan sebagian disekeliling umbra.
Gerhana matahari terjadi pada siang hari ketika bulan baru atau bulan
mati.Gerhana Matahari terjadi ketika kedudukan bulan, bumi, dan matahari
membentuk garis lurus,

kedudukan bulan berada di antara bumi dan

matahari.

28

Gerhana matahari terjadi karena sinar matahari pada siang hari terhalang oleh
bulan sehingga keadaan yang terang berangsur-angsur menjadi gelap. Jika
terjadi gerhana matahari maka bayangan bulan akan mengenai bumi. Oleh
karena bulan lebih kecil daripada bumi maka hanya sebagian tempat saja yang
mengalami gerhana matahari.
Ada tiga jenis gerhana matahari, yaitu gerhana
1. Matahari total,
Gerhana matahari total hanya terjadi di permukaan bumi yang
terkena bayangan umbra bulan. Gerhana matahari total selalu
diawali dan diakhiri oleh gerhana matahari sebagian.
2. Gerhana matahari sebagian, dan
Gerhana matahari sebagian terjadi di permukaan bumi yang terkena
bayangan penumbra bulan.
3. Gerhana matahari cincin.
Adapun gerhana matahari cincin terjadi di permukaan bumi yang
terkena lanjutan bayang-bayang inti
GAMBAR GERHANA MATAHARI

29

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah dasar Negeri Sarimukti.
Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.
a. Analisis penelitian secara umum
1). Analisis Lingkungan Internal (ALI)
a). Strength (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan di SD Negeri Sarimukti adalah berikut ini

Kualifikasi guru S1 77%

Jumlah siswa cukup banyak di awal tahun ajaran


2011-2012 ada 274 0rang siswa

30

Kenierja Guru Baik

Lahan Sekolah Luas

Guru

punya

potensi

untuk

mengembangkan

kegiatan ekstra kurikuler.


b). Weakness (Kelemahan)
Sedangkan yang menjadi kelemahannya adalah :

Guru Kurang

Guru bidang mengajar sebagai guru kelas

Tidak ada tenaga TU

Belum memiliki penjaga tetap

Sebagian siswa kurang disiplin

Buku paket kurang

Minat belajar kurang

Ruang Kelas kurang

Meja dan lemari buku untuk guru kurang

WC guru kurang

WC siswa kurang

Tidak ada ruang guru

Pengembangan Ekstrakurikuler belum maksimal

Sarana dan Prasarana untuk kegiatan Ekstrakulikuler sangat


minim.

Lahan sekolah belum bisa dimanfaatkan secara maksimal

Sekolah belum di benteng sehingga kurang aman

b. Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)


1). Strengt ( Kekuatan )
Yang menjadi kekuatan di Sd Negeri Sarimukti adalah berikut ini

Lokasi Sekolah Strategis

50 meter dari pinggir jalan raya

31

Untuk ekses jalan ke Sekolah bisa dari berbagai arah

Jalan masuk ke sekolah bisa dipakai kendaraan beroda empat

Sekolah berbatasan dengan lapangan sepak bola

Sekolah berdekatan dengan kantor desa

Sekolah berdekatan dengan mesjid jami

Sekolah berdekatan dengan PUSTU ( Puskesmas Pembantu)

Kawasan hutan cukup dekat dengan Lokasi sekolah

Seniman daerah bisa dibawa bekerjasama

3 Km dari sekolah terdapat TPA yang dikelola oleh Propinsi

2). Weakness (Kelemahan)

Jalan masuk sekolah belum memadai

Masyarakat kurang begitu peduli terhadap pendidikan siswa


di luar jam pelajaran.

Pendidikan Orang tua siswa rata-rata masih rendah


kebanyakan keluaran Sekolah Dasar.

Pekerjaan orang tua siswa

hampir 80% buruh dengan

penghasilan berkisar RP 400.000,00

Bangunan Pustu yang letaknya sangat berdekatan dengan


sekolah, belum dimanfaatkan secara maksimal.

Masyarakat masih kurang peduli dalam menjaga keamanan,


keindahan sekolah

Pihak pemerintah belum memberikan perhatian lebih dengan


adanya TPA

Bising Kendaraan angkutan sampah, yang kadangkala disetai


bau yang tidak sedap dari kendaraan atau lokasi TPA.

32

Pemerintah desa belum optimal perhatiannya terhadap


pendidikan.

c. Subjek penelitian secara khusus adalah siswa kelas VI


Lokasi : SD Negeri sarimukti (Tempat

peneliti bertugas)
Jumlah siswa 44 orang siswa
Laki-laki
: 21 orang
Perempuan : 23 orang

2. Waktu Penelitian
Ada pun pembagian waktu penelitian adalah berikut ini.
a. Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
No

Siklus

Hari Tanggal
Pelaksanaan Penelitian

Materi
Pembelajaran

I (kesatu)

Selasa, 1Maret 2012

terjadinya gerhana
bulan

II (Kedua)

Rabu, 8 Maret 2012

terjadinya gerhana
gerhana matahari

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan untuk menyelesaikan satu topik


atau materi pembelajaran yaitu materi terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dilaksanakan
secara berkelanjutan dengan penggunaan sistem siklus Setiap Siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Dari perubahan-perubahan itu akan
tergambar pada hasil pembelajaran siswa kelas VI berupa kemampuan terjadinya
gerhana bulan dan gerhana matahari . Untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VI dilakukan:

33

1. Dilakukan observasi dan evaluasi awal


2. Hasil observasi dan evaluasi awal dianalisis guru hanya menyajikan pelajaran
kepada peserta didik tanpa peraga hanya menceritakannya kepada peserta
didik.
3. Refleksi, ditetapkan bahwa tindakan yang akan dipergunakan untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari
4. Dengan berpatokan pada hasil refleksi awal maka diadakan penelitian
tindakan kelas , dengan cara memberikan perbaikan pembelajaran
Prinsip dasar penelitian ini bersesuaian dengan langkah yang dikemukakan
oleh Kemmis dan MC Taggart (Hopkins,1993:48)dengan prosedur :
(1) Perencanaan (Planning)
(2) Pelaksanaan Tindakan (Action)
(3) Observasi (Observation)
(4) Refleksi (Reflektion)
Peneliti menggunakan desain Penelitian Kelas dalam tiap siklus sebagaiberikut:
DESAIN ENELITIAN
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah

Penyusunan Rencana
Tindakan
Refleksi I

SIKLUS I

Observasi Pelaksanaan
Tindakan
34
Refleksi II

Penyusunan Rencana
Tindakan

Pelaksanaan
Tindakan

SIKLUS II

Pelaksanaan
Tindakan

Observasi Pelaksanaan
Tindakan

Penyusunan Rencana
Tindakan
Prosedur penelitian dari gambar tersebut diterjemahkan sebagai berikut
ini.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencanaan adalah kegiatan penyusunan rencana tindakan dan penelitian
tindakan yang hendak dilakukan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di Kelas VI sekolah dasar. Rencana tindakan dan penelitian tindakan
keduanya disusun secara fleksibel guna menyesuaikan dengan berbagai
pengaruh yang mungkin timbul di lapangan yang tidak diduga sebelumnya,
dipilih atas dasar pertimbangan kemungkinan untuk dapat dilaksanakan secara
efektif dalam berbagai situasi di lapangan.Di samping itu juga perencanaan
disusun secara reflektif, partisipatif dan kolaboratif antara observer dengan
guru agar tindakan yang akan dilakukan selanjutnya dapat lebih terarah pada
sasaran yang hendak dicapai.

35

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran secara nyata, berdasarkan
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Tindakan ini ditujukan untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar siswa . Rencana tindakan tiap siklus yang
disusun secara bertahap dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
adanya peningkatan atau perubahan dalam upaya mencapai hasil belajar yang
optimal. Dengan rencana pembelajaran bertahap dimulai dari yang mudah
hingga yang paling sukar . perkembangan siswa pun akan meningkat pula
secara bertahap seiring dengan penguasaan terhadap materi pembelajaran.

3. Tahap Observasi
Menurut Soedarsono (1997:16) Observasi adalah mengamati atas
hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap
siswa. Jadi observasi adalah upaya observer dalam melakukan pengamatan dan
pendokumentasian terhadap proses tindakan seta persoalan yang mungkin
muncul.
Observasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui seberapa jauh
pelaksanaan

tindakan

yang

sedang

berlangsiung

dapat

diharapkan

menghasilkan perubahan yang diinginkan.


Karena itu, observasi menjadi dasar refleksi bagi tindakan yang
telah dilaksanakan, juga bagi penyusunan program selanjutnya. Dalam

36

pelaksanaan observasi, guru bekerjasama dengan observer (peneliti) yang


dibantu oleh berbagai instrumen penelitian.

1. Tahap Refleksi
Refleksi adalah peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan
atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi dilakukan
untuk menemukan, mengkaji, menganalisa, dan merenungkan kembali kegiatan
informasi awal menghubungkan dengan adanya aktivitas tindakan dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dalam Refleksi telah terjadi penelaahan kegiatan guru, siswa, dan
lingkungan pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk menentukan perbandingan
perbandingan awal tindakan. Refleksi kedua dilaksanakan setiap akhir tindakan
mirip seperti yang telah dicatat selama observsi berlangsung. Refleksi
dilaksanakan secara kolaboratif antar peneliti dengan guru untuk merevisi
pelaksanaan tindakan selanjutnya.
a. Deskripsi Tiap Siklus
SIKLUS I
1). Perencanaan
Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan
Alam Kelas VIsemester II dengan model pembelajaran metode
kooperatif

sebanyak

dua

kali pertemuan dan masing masing

pertemuan adalah 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit (RPP Terlampir )

37

a) Mempersiapkan surat izin penelitian dari pimpinan sekolah yakni


dari kepala SDN Sarimukti (Asep Firdaus,S.Pd)
b) Menyiapkan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari untuk 1 x pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit)
c) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan pada setiap kali
tindakan (pokok bahasan yang diajarkan pada siklus pertama adalah
gerhana bulan dan pada siklus kedua adalah gerhana matahari )
d) Membuat alat peraga berupa Model solar system sederhana, dan
media audio visual
e) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir
f) Menyusun format instrumen penilaian dan lembar pengamatan .
(terlampir)
g) Instrumen ini digunakan oleh observer untuk mengamatai tindakan
guru dan dampak terhadap siswa.
2). Tindakan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan cara
bertanya kepada siswa tentang terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari .
Penjelasan dilanjutkan dengan penjelasan tujuan dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan, berupa skenario pembelajaran
yang harus diikuti secara fleksibel, tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran ini disampaikan kepada peserta didik agar ada persiapan
belajar dari peserta didik
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengorganisasian ruangan
kelas dan pembagaian siswa menjadi kelompok-kelompok, masingmasing kelompok terdiri dari 4 orang serta memanfaatkan media

38

lingkungan untuk pemahaman konsep Terjadinya gerhana bulan dan


gerhana matahari .
Untuk menambah jelasnya materi Terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari, memeragakan prosesterjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari dengan alat peraga model solar system dan audio visual
(in vocus) dengan persiapan tayangan bik menggunakan power point, dan
tampilan yang lainnya
Tanya jawab tentang Terjadinya gerhana yang disajikan melalui
audio visual, peserta didik mengamati gambar benda yang menunjukkan
terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari, peserta didik dibimbing
untuk

melakukan

diskusi

kelompok,

peserta

didik

mencoba

menjelaskanterjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari yang


ditunjukan dengan alat peraga model solar system dan audio visual (in
vocus). Dilanjutkan dengan Tanya jawab dengan tentang terjadinya
gerhana bulan dan gerhana matahari .
Untuk mengetahui hasil pembelajaran, siswa mengerjakan 5 soal
berupa materi terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari .Setelah
soal selesai diperiksa diberikan tindak lanjut berupa penjelasan kembali
materi terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari .Hasil pengerjaan
soal dipajangkan di tempat pemajangan.Dilanjutkan dengan pemberian
pekerjaan rumah.

3). Pengamatan / Observasi

39

Pada tahap pengamatan ini, pengamat atau observer mengamati


proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
Proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas
diamati secara seksama oleh observer, dilanjutkan dengan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran dengan

metode kooperatif . Observer

mengamati jalannya proses pembelajaran Terjadinya gerhana bulan dan


gerhana matahari dengan teknik metode kooperatif, kegiatan guru dan
siswa serta dampak dari kegiatan yang terjadi terhadap sikap, interaksi dan
keaktifan siswa, dan kemungkinan adanya hambatan dalam proses
pembelajaran yang terjadi.

4). Refleksi
Pada tahap ini, setelah para observer mengamati seluruh proses
kegiatan belajar mengajar, mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan
akhir, para observer berkumpul bersama guru yang diobservasi ,
bermusyawarah dan bertukar pikiran atau sharing tentang perencanaan
pembelajaraan,

tindakan

pembelajaran

dan

evaluasi

kegiatan

pembelajaran. Para observer memberikan kritik dan sumbang saran untuk


Rencana perbaikan proses pembelajaran di siklus 2. Perbaikan ini
mencakup perencanaan, proses pembelajaran dalam kegiatan awal,inti,
dan akhir. Dengan tindakan perbaikan ini diharapkan motivasi siswa
meningkat, interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa menjadi
interaksi yang bermutu, juga guru diharapkan dapat mengoreksi dan

40

instropeksi terhadap profesi dan didaktis guru dalam sikap dan perbuatan
guru di sekolah, serta perbaikan ini diharapkan dapat menambah gairah,
semangat, dan partisipasi aktif siswa dalam belajar, serta berupaya
mengurangi hambatan yang muncul ketika proses pembelajaran
terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari dan menulis petunjuk
pemakaian obat terjadi.

SIKLUS II
1). Perencanaan
Pada tahap ini digunakan RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yang merupakan RPP perbaikan dari siklus I sesuai saran dan hasil
pengamatan observer. Rencana pelaksanaan pembelajaran di siklus 2 ini
sudah mengalami perbaikan di bagian inti
Instrumen

perlakuan

yang

peneliti

gunakan

dalam

penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu


Pengetahuan Alam Kelas VI semester III dengan model pembelajaran
teknik metode kooperatif dalam pembelajaran terjadinya gerhana bulan
dan gerhana matahari dan RPP Bahasa Indonesia dengan model
pembelajaran pendekatan penglaman berbahasa dalam pembelajaran
memahami informasi dari kolom/ rubrik khususyang sudah diperbaiki di
Kelas VI Semester III

yang sudah diberi tindakan perbaikan dalam

langkah-langkah pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan, masing

41

masing pertemuan adalah 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit (RPP


Terlampir )
2). Tindakan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan cara
bertanya kepada siswa tentang proses dan posisi gerhana bulan.
Penjelasan dilanjutkan dengan penjelasan tujuan dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan, berupa skenario pembelajaran
yang harus diikuti secara fleksibel. Tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran ini disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik
siap mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengamati alat peraga
model solar system sederhana dan penayangan berbagai gambar
terjadinya gerhana matahari.
Untuk menambah jelasnya materi Terjadinya gerhana bulan
dan gerhana matahari memeragakan peserta dibimbing untuk melakukan
demonstrasi dengan menggunakan alat peraga solar system sederhana,
dan mengamati berbagaai gambar gerhana matahari.
Tanya jawab tentang terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari Peserta didik mengamati Alat peraga dan agamabar melalui in
vocus peserta didik mencoba menjelaskan terjadinya gerhana matahari.
Untuk mengetahui hasil pembelajaran, siswa mengerjakan 5
soal berupa Terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari. Setelah soal
selesai diperiksa diberikan tindak lanjut berupa penjelasan kembali

42

materi terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari .Hasil pengerjaan


soal dipajangkan di tempat pemajangan.Dialnjutkan dengan pemberian
pekerjaan rumah.

3). Pengamatan /Observasi


Pada tahap pengamatan ini, pengamat atau observer mengamati
proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
Proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas
diamati secara seksama oleh observer, dilanjutkan dengan pengamatan
terhadap kegiatan kelompok
Kooperatif.

Observer

sebagai pelaksanaan dari pendekatan

mengamati

jalannya

proses

pembelajaran

Terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari dengan media garis


bilangan, kegiatan guru dan siswa serta dampak dari kegiatan yang
terjadi terhadap sikap, interaksi dan keaktifan siswa, dan kemungkinan
adanya hambatan dalam proses pembelajaran yang terjadi. Dalam
kegiatan kegiatan pengamatannya, observer mengamati dengan seksama
bagaimana keefektifan menggunaan alat peraga model solar system
sederhana dan penerapan metode demonstrasi

dalam pembelajaran

Terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari dengan memperhatikan


dampaknya terhadap keaktifan siswa, pengorganisasian kelas, dan hasil
belajar siswa
b. Refleksi
Pada tahap ini, diadakan pengkajian terhadap hasil observasi
perencanaan pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari dengan menggunaan alat peraga model solar system sederhana
dan penerapan metode demonstrasi . Hasil kajian pada tahap ini dapat

43

digunakan untuk penelitian siklus selanjutnya atau untuk penelitian


lanjutan oleh peneliti atau lembaga lain. Pada tahap ini, dikaji pula
keefektfan menggunaan alat peraga model solar system sederhana dan
penerapan metode demonstrasidalam dampaknya terhadap hasil belajar
siswa, serta hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung.
A. Pelaksanaan Tiap Siklus
SIKLUS I
1.

Perencanaan

Photo 1 Siklus 1.Perencanaan

Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini


adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas VIsemester II dengan menggunaan alat peraga model solar system
sederhana dan penerapan metode demonstrasiKelas VI Semester II

44

sebanyak dua kali pertemuan dan masing masing pertemuan adalah 2


jam pelajaran atau 2 x 35 menit (RPP Terlampir )
2. Mempersiapkan surat izin penelitian dari pimpinan sekolah yakni dari
kepala SDN Sarimukti (Asep Firdaus,S.Pd)
3. Menyiapkan perangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari untuk 1 x pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit)
dan RPP Bahasa Indonesia materi memahami informasi dari
kolom/rubrik
4. Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan pada setiap kali
tindakan (pokok bahasan yang diajarkan adalah terjadinya gerhana
bulan dan gerhana matahari dan memahami informasi dari
kolom/rubrik
5. Membuat alat peraga berupa gambar
6. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir
7. Menyusun format instrumen penilaian dan lembar pengamatan .
(terlampir)
8. Instrumen ini digunakan oleh observer untuk mengamatai tindakan
guru dan dampak terhadap siswa.
2. Tindakan

45

Photo 2 Siklus 1.Tindakan

Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan cara


bertanya kepada siswa tentang terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari .
Penjelasan dilanjutkan dengan penjelasan tujuan dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan, berupa skenario pembelajaran
yang harus diikuti secara fleksibel.tujuan dan rencana kegiatan
pembelajaran ini disampaikan kepada peserta didik agar ada persiapan
belajar dari peserta didik
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengorganisasian ruangan
kelas pembagian kelompok memanfaatkan media lingkungan untuk
pemahaman terjadinya gerhana bulan dan matahari
Untuk menambah jelasnya materi Terjadinya gerhana bulan dan
gerhana matahari dengan cara mendemonstrasikan alat peraga model
solar sistem sederhana
Tanya jawab tentang terjadinya gerhana bulan dan matahari yang
disajikan dalam gambar, peserta didik mengamati gambar benda yang
menunjukkan terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari , peserta
didik mencoba memprediksi hasil terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari yang ditunjukan gambar. Dilanjutkan dengan Tanya jawab
dengan tentang terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari .
Untuk mengetahui hasil pembelajaran, siswa mengerjakan 5soal
berupa pencarian hasil Terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari ..
Setelah soal selesai diperiksa diberikan tindak lanjut berupa penjelasan

46

kembali materi terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari .Hasil


pengerjaan soal dipajangkan di tempat pemajangan.Dilanjutkan dengan
pemberian pekerjaan rumah.
3. Pengamatan / Observasi
Pada tahap pengamatan ini, pengamat atau observer mengamati
proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
Proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas
diamati secara seksama oleh observer, dilanjutkan dengan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran dengan teknik media garis bilangan .
Observer mengamati jalannya proses pembelajaran Terjadinya gerhana
bulan dan gerhana matahari dengan metode kooperatif, dan kegiatan
guru dan siswa serta dampak dari kegiatan yang terjadi terhadap sikap,
interaksi dan keaktifan siswa, dan kemungkinan adanya hambatan dalam
proses pembelajaran yang terjadi.
4. Refleksi
Pada tahap ini, setelah para observer mengamati seluruh proses
kegiatan belajar mengajar, mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan
akhir, para observer berkumpul bersama guru yang diobservasi ,
bermusyawarah dan bertukar pikiran atau sharing tentang perencanaan
pembelajaraan,

tindakan

pembelajaran

dan

evaluasi

kegiatan

pembelajaran. Para observer memberikan kritik dan sumbang saran untuk


Rencana perbaikan proses pembelajaran di siklus 2. Perbaikan ini
mencakup perencanaan, proses pembelajaran dalam kegiatan awal,inti,
dan akhir. Dengan tindakan perbaiakan ini diharapkan motivasi siswa
meningkat, interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa menjadi

47

interaksi yang bermutu, juga guru diharapkan dapat mengoreksi dan


instropeksi terhadap profesi dan didaktis guru dalam sikap dan perbuatan
guru di sekolah, serta perbaikan ini diharapkan dapat menambah gairah,
semangat, dan partisipasi aktif siswa dalam belajar, serta berupaya
mengurangi hambatan yang muncul ketika proses pembelajaran
terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari dan menulis petunjuk
pemakaian obat terjadi.
SIKLUS II
1. Perencanaan
Pada tahap ini digunakan RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam yang merupakan RPP perbaikan dari siklus I sesuai saran dan hasil
pengamatan observer. Rencana pelaksanaan pembelajaran di siklus 2 ini
sudah mengalami perbaikan di bagian inti

Photo 1Siklus 2. Perencanaan dan persiapanalat peraga

Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini


adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan
Alam Kelas VI semester II dengan model pembelajaran metode
demonstrasi dalam pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan gerhana
matahari yang sudah diperbaiki di Kelas IV Semester II

yang sudah

diberi tindakan perbaikan dalam langkah-langkah pembelajaran sebanyak

48

dua kali pertemuan, masing masing pertemuan adalah 2 jam pelajaran


atau 2 x 35 menit (RPP Terlampir )
Instrumen

perlakuan

yang

peneliti

gunakan

dalam

penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa


Indonesia Kelas VIsemester II dengan model pembelajaran pendekatan
keterampilan berbahasa dalam pembelajan memahami informasi dari
kolom koranyang sudah diperbaiki di Kelas VI Semester IIyang sudah
diberi tindakan perbaikan dalam langkah-langkah pembelajaran sebanyak
dua kali pertemuan, masing masing pertemuan adalah 2 jam pelajaran
atau 2 x 35 menit (RPP Terlampir )
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan cara
bertanya kepada siswa tentang terjadinya gerhana bulan dan matahari

Photo 1 Siklus 2

Penjelasan dilanjutkan dengan penjelasan tujuan dan kegiatan


pembelajaran yang akan dilaksanakan, berupa skenario pembelajaran
yang harus diikuti secara fleksibel. Tujuan dan rencana kegiatan

49

pembelajaran ini disampaikan kepada peserta didik agar peserta didik


siap mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mendemonstrasikan
terjadinya gerhana bulan dan matahari dengan menggunakan alat peraga
dan memanfaatkan media audio visual untuk pemahaman terjadinya
gerhana bulan dan matahari.

Photo 2Siklus 2

Untuk menambah jelasnya materi terjadinya gerhana bulan dan


gerhana matahari digunakan alat peraga model solar system untuk
menunjukkan terjadinya gerhana bulan dan matahari
Peserta didik melakukan diskusi untuk membuat laporan tentang
terjadinya gerhana setelah melakukan demonstrasi dan pengamatan
gambar di bawah bimbingan guru. Di bawah bimbingan dan arahan guru
peserta didik melakukan tanya jawab.
Untuk mengetahui hasil pembelajaran, siswa mengerjakan 5 soal
yang berkaitan denganterjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari .

50

Setelah soal selesai diperiksa diberikan tindak lanjut berupa


penjelasan kembali materi terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari
.Hasil pengerjaan soal dipajangkan di tempat pemajangan.Dialanjutkan
dengan pemberian pekerjaan rumah.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus

51

Poto IV.1 kegiatan pembelajaran sebelum kegiatan PTK


Dari studi pendahuluan sebelum dilaksanakannya penelitian diperoleh
profil umum situasi kelas ketika pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan
matahari , belum adanya usaha guru untuk mengajarkan mata pelajaran ini pada
pendekanan PAIKEM, pembelajaran hanya berlangsung di dalam kelas dengan
media seadanya berupa gambar yang kurang spesipik yang ada pada buku paket.
Sehingga anak kurang termotivasi untuk aktif dalamkegiatan pembelajaran
a. Siklus I
1) Pelaksanaan Pembelajaran

Photo IV.2Siklus 1.Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran pada siklus kesatu berpedoman pada Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran yang sidah peneliti susun dan persiapkan. Materi pokok yang
diajarkan adalah memahami terjadinya gerhana matahari dengan menggunakan
alat peraga model solar sistem sederhana dan audio visual dengan penerapan
metode demonstrasi. Pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Maret
2012. Waktu yang disediakan adalah 2 x 35 menit, yaitu mulai pukul 07.30
08.45 WIB.

52

Berikut ini deskripsi proses pembelajaran pada siklus tindakan kesatu.


1. Pendahuluan
Mengarahkan siswa pada kondisi pembelajaran yang kondusip,
dengan cara ;
Mengajak siswa untuk berdoa
Memberikan apersepsi berupa pertanyaan lisan,
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Siswa dilibatkan mempersiapkan alat peraga yang
dibutuhkan
Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru,
sambil menyimak keterangan singkat yang dipaparkan
oleg guru.
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat,
dari kegiatan pengamatan yang telah dilakukan.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
memfasilitasi peserta didik melakukan demontrasi,
studio, atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru


baik secara lisan maupun tertulis tentang proses
terjadinya gerhana bulan
memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut


dalam menyeleseikan tugas yang telah diberikan
memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil
diskusi dari kegiatan demontrasi alat peraga model solar
system tentang proses terjadinya gerhana bulan dan
53

matahari, yang dilakukan baik lisan maupun tertulis,


secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;


Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
Gurubersamasiswa
bertanya
jawab
meluruskan
kesalahanpemahaman, memberikanpenguatan
dan
penyimpulan
Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa gerhana bulan terjadi jika
matahari bumi dan bulan berada pada satu garis lurus
dengan bumi berada di antara bulan dan matahari
Tindak lanjut
Siswa diberi tugas untuk menggambar posisi gerhana
bulan lengkap dengan keterang yang berkaitan dengan
kejadian gerhana bulan
.

a)

Keefektifan

Penggunaan

alat

peraga

model solar sistem sederhana, audio visual yang dipadukan denga


metode demonstrasi .
Keefektipan Penggunaan alat peraga model solar sistem sederhana,
audio visual yang dipadukan denga metode demonstrasitergambar dari hasil
belajar siswa, pada siklus kesatu hasil belajar terjadinya gerhana bulan dan
mata hari siswa kelas VI adalah dengan rata-rata nilai 59,8
Berikut ini adalah hasil belajar siswa kelas VIterjadinya gerhana bulan
dan mata hari dengan menggunaan alat peraga model solar sistem sederhana,
audio visual yang dipadukan dengan metode demonstrasi
Tabel. IV.1
Nilai Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI SDN Sarimukti
54

Siklus I
No

Nama Siswa

Nilai Siklus I

1.

Eva Fitriyani

50

2.

Desi Rahmawati

40

3.

Supriyatna

55

4.

Ayu Widya Rakasiwi

65

5.

Ayu Novi Marwati

70

6.

Anita Delia

60

7.

Asep Rahmat Saepudin


R

80

8.

Cucu Koswara

60

9.

Cucu Saepudin Rahayu

75

10.

Didan Irawan Maulana

75

11.

Deti Purwanti

60

12.

Dodi Sukmana

70

13.

Intan Dewi Solihah

50

14.

Intan Tri Lestrai

40

15.

Nur'aeni Oktaviani

60

16.

Rifqie Faishal Yamin

80

17.

Reksa Aditya

75

18.

Sri Wahyuni

60

19.

Sofiyanti Apriliani

90

20.

Wian Fadila

85

21.

Adi Wijaya

85

22.

Sari

60

23.

Rian Hidayat

60

24.

Dimas Suherlan

80

25.

Diky Saepul Rohman

85

26.

Eman Sulaeman

80

27.

Dasimah

50

28.

Erika Ulan Apriliani

70

29.

Feri Irawan

75

30.

Frengki Gustiana

30

31.

Muhamad Egi Nugraha

85

55

No

Nama Siswa

Nilai Siklus I

32.

Muhamad Akcmal
Noprizal

75

33.

Nuraeni

70

34.

Saepuloh

50

35.

Teti Aisyah

80

36.

Wulan Puspitasari

65

37.

Wida Astuti

65

38.

Yuli Yuli Yanti

70

39.

Novia Anggraeni
Rahman

75

40.

Asep Gunawan

85

41.

Irena Nurfauziah

75

42.

Anggi Melani

70

43.

Muhmad Ikhsan Sobari

65

44.

Rismayanti

50

Jumlah

2955

Rata - rata

67

Tabel VI.2
Rentang nilai IPA kelas enam
Siklus 1
TINDAK LANJUT

NO

RENTANG NILAI

JUMLAH
SISWA

PENGAYAAN

PERBAIKAN

91 100

81 90

71 80

12

12

61 70

17

17

51 60

41 50

31 40

56

21 30

11 20

10

0 - 10

44

30

14

JUMLAH

B. Hambatan yang Terjadi


Dalam proses pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan mata hari,
ditemukan hambatan berupa :
Siswa masih kesulitan memahami terjadinya gerhana bulan dan mata hari,
hal ini disebabkan karena siswa masih kurang diberi keleluasaan waktu
dalam mngadakan demonstrasi dan pengamatan
Dalam penggunaan alat peraga kurang diprediksi masalah ketersediaan
waktu.
Kesempatan bertanya masih kurang diberikan oleh guru
Siswa kurang diberi penguatan stimulus oleh guru sehingga masih ada
siswa yang belum memahami konsep pembelajaran yang dilaksanakan .
b. Siklus II
1) Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pendahuluan
Mengarahkan siswa pada kondisi pembelajaran yang kondusip,
dengan cara ;
Mengajak siswa untuk berdoa
Memberikan apersepsi berupa pertanyaan lisan,
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
Kegiatan Inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Siswa dilibatkan mempersiapkan alat peraga yang dibutuhkan
57

Siswa mengamati Alat peraga model solar system sederhana


dan, gambar yang ditampilkan oleh guru, sambil menyimak
keterangan singkat yang dipaparkan oleg guru.
Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dari
kegiatan pengamatan yang telah dilakukan.
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan

memfasilitasi peserta didik melakukan demontrasi dengan


menggunakan alat peraga solar system sederhana studio,
atau lapangan.

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,


diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis tentang proses terjadinya
gerhana bulan

memberi

kesempatan

untuk

berpikir,

menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut


dalam menyeleseikan tugas yang telah diberikan

memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil diskusi


dari kegiatan demontrasi alat peraga model solar system
tentang proses terjadinya gerhana bulan dan matahari, yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok;

memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja


individual maupun kelompok;

Konfirmasi

58

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:


Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
Gurubersamasiswa

bertanya

kesalahanpemahaman,

jawab

meluruskan

memberikanpenguatan

dan

penyimpulan
Penutup
o Memberikan kesimpulan bahwa gerhana matahari terjadi jika
matahari bumi dan bumi berada pada satu garis lurus dengan
bulan berada di antara bulan dan matahari
Tindak lanjut
Siswa diberi tugas untk menggambar posisi gerhana matahari
lengkap dengan keterang yang berkaitan dengan kejadian
gerhana bulan
b)

Keefektifan

Penggunaan

alat

peraga

model solar sistem sederhana, audio visual yang dipadukan denga


metode demonstrasi .
Keefektifan penggunaan alat peraga model solar sistem sederhana, audio
visual yang dipadukan denga metode demonstrasi dapat terlihat dari hasil
pembelajaran siklus II tergambar dari hasil belajar siswa, pada siklus kedua, siswa
kelas VImemperoleh rata-rata nilai 75
Berikut ini adalah hasil belajar siswa kelas VI tentang terjadinya gerhana
bulan dan matahari dengan mengoptimalkan penggunaan alat peraga model solar
sistem sederhana yang dipadukan dengan penerapan metode demontrasi yang
lebih efektif dan terarah, serta melibatkan siswa secara periodik dari proses ke
proses, maka dapat dicapai hasil sebrti tertera pada tabel berikut
Tabel IV. 3
Nilai Formatif Ilmu Pengetahuan Alam kelas VI SDN Sarimukti

59

Siklus 2
No

Nama Siswa

Nilai Siklus I

1.

Eva Fitriyani

60

2.

Desi Rahmawati

50

3.

Supriyatna

70

4.

Ayu Widya Rakasiwi

75

5.

Ayu Novi Marwati

80

6.

Anita Delia

70

7.

Asep Rahmat Saepudin R

80

8.

Cucu Koswara

75

9.

Cucu Saepudin Rahayu

75

10.

Didan Irawan Maulana

75

11.

Deti Purwanti

70

12.

Dodi Sukmana

70

13.

Intan Dewi Solihah

70

14.

Intan Tri Lestrai

65

15.

Nur'aeni Oktaviani

70

16.

Rifqie Faishal Yamin

17.

Reksa Aditya

75

18.

Sri Wahyuni

60

19.

Sofiyanti Apriliani

100

20.

Wian Fadila

100

21.

Adi Wijaya

85

22.

Sari

60

23.

Rian Hidayat

70

24.

Dimas Suherlan

80

25.

Diky Saepul Rohman

26.

Eman Sulaeman

80

27.

Dasimah

60

28.

Erika Ulan Apriliani

70

29.

Feri Irawan

75

30.

Frengki Gustiana

55

31.

Muhamad Egi Nugraha

32.

Muhamad Akcmal

85
75

60

100

100

No

Nama Siswa

Nilai Siklus I

Noprizal
33.

Nuraeni

75

34.

Saepuloh

70

35.

Teti Aisyah

80

36.

Wulan Puspitasari

70

37.

Wida Astuti

75

38.

Yuli Yuli Yanti

80

39.

Novia Anggraeni Rahman

75

40.

Asep Gunawan

90

41.

Irena Nurfauziah

75

42.

Anggi Melani

80

43.

Muhmad Ikhsan Sobari

75

44.

Rismayanti

70

Jumlah

3300

Rata - rata

75
Tabel IV. 4
Rentang nilai IPA kelas enam
Siklus 1
TINDAK LANJUT

NO

RENTANG NILAI

JUMLAH
SISWA

PENGAYAAN

91 100

81 90

71 80

19

19

61 70

12

12

51 60

41 50

31 40

21 30

11 20

10

0 - 10
JUMLAH

44

C. Hambatan yang Terjadi

61

PERBAIKAN

44

38

Dalam proses pembelajaran terjadinya gerhana bulan dan mata hari, dengan
penggunan alat peraga solar system sederhana dan penerapan metode demonstrasi
masih ditemukan hambatan berupa :
Kegiatan demontrasi masih kurang efektif, karena dengan dilibatkannya
selurug siswa, sedangkan alat peraga hanya satu tentu saja membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Membutuhkan waktu yang lebih leluasa
Masih ada siswa yang belum bisa menggambar sketsa gerhan bulan atau
matahari dengan keterangan yang lengkap.
Membutuhkan alat peraga lebih dari satu.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan pembelajaran yang berpedoman pada rencana pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I masih ada kekurangan dalam keterlibatan serta
interaksi siswa dalam pembelajaran, hal ini berpengaruh pada hasil pembelajaran
siswa tentang proses terjadinya gerhana yang hanya mencapai rata-rata nilai 67.
Langkah pembelajaran ini mengalami perbaikan pada siklus II, perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga solar system sederhana dan
penerapan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI SDN Sarimukti, ini dapat terlihat dari perolehan nilai siswa yang
mengalami kenaikan dari 67 pada siklus I naik menjadi 75 pada siklus II.
Hambatan yang dialami selama proses pembelajaran pun berkurang. Terlihat dari
pemahaman siswa tentang terjadinya gerhana yang meningkat.
Tabel IV.5

62

Perolehan Nilai Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas VI SDN sarimukti dalam
Pembelajaran gerhana dengan menggunakan alat peraga solar sistem sederhana
dan penerapan metode domonstrasi pada Siklus I dan II
No
1.

Hasil Ulangan
Siklus 1
Siklus 2

Nama Siswa
Eva Fitriyani

50

60

Desi Rahmawati

40

50

Supriyatna

55

70

Ayu Widya Rakasiwi

65

75

Ayu Novi Marwati

70

80

Anita Delia

60

70

Asep Rahmat Saepudin


R

80

80

Cucu Koswara

60

75

Cucu Saepudin Rahayu

75

75

17.
18.

Didan Irawan Maulana


Deti Purwanti
Dodi Sukmana
Intan Dewi Solihah
Intan Tri Lestrai
Nur'aeni Oktaviani
Rifqie Faishal Yamin
Reksa Aditya
Sri Wahyuni

75
60
70
50
40
60
80
75
60

75
70
70
70
65
70
100
75
60

19.

Sofiyanti Apriliani

90

100

20.

Wian Fadila

85

100

21.

Adi Wijaya

85

85

22.

Sari

60

60

23.

Rian Hidayat

60

70

24.

Dimas Suherlan

80

80

25.

Diky Saepul Rohman

85

100

26.

Eman Sulaeman

80

80

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

63

No

Hasil Ulangan
Siklus 1
Siklus 2
50
60

Nama Siswa

27.

Dasimah

28.

Erika Ulan Apriliani

70

70

29.

Feri Irawan

75

75

30.

Frengki Gustiana

30

55

31.

85

85

75

75

33.

Muhamad Egi Nugraha


Muhamad Akcmal
Noprizal
Nuraeni

70

75

34.

Saepuloh

50

70

35.

Teti Aisyah

80

80

36.

Wulan Puspitasari

65

70

37.

Wida Astuti

65

75

38.

70

80

75

75

40.

Yuli Yuli Yanti


Novia Anggraeni
Rahman
Asep Gunawan

85

90

41.

Irena Nurfauziah

75

75

42.

Anggi Melani

70

80

43.

Muhmad Ikhsan Sobari

65

75

50
2955
67

70
3300
75

32.

39.

44.

Rismayanti
Jumlah
Rata - rata

GRAFIK PEROLEHAN
NILAI 1PA KELAS VI
SDN SARIMUKTI

64

78
76
74
72
70
68
66
64
62
1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

65

A. Kesimpulan
Sesuai dengan tinjauan umum penelitian yang dikemukakan pada bagian
pendahuluan, kajian pustaka, serta pengolahan dan pembahasan hasil penelitian,
sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, hasil dari penelitian yang dilakukan di
kelas VI SDN I Sarimukti akan dikemukakan dalam bentuk simpulan sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga tata surya
sederhana serta penerapan metode demontrasi pada materi terjadinya gerhana
perbaikan pada-pada langkah-langkah pembelajaran, serta cara penyajian
perlajaran telah berhasil membawa situasi pembelajaran yang diminati siswa
dan menambah keaktifan siswa dalam keterlibatan belajar.
2. alat peraga tata surya sederhana serta penerapan metode demontrasi pada
materi terjadinya gerhana terbukti efektif digunakan karena sudah berhasil
meningkatakan hasil belajar siswa kelas VI SDN Sarimukti yang asalnya
hanya rata-rata nilai 67 naik menjadi 75
3. Sikap inovatif dari guru dalam proses pembelajaran ternyata dapat
mengurangi kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran ini sudah
terbukti dengan berkurangnya kesulitan pemahaman konsep pengurutan
pecahan yang telah berkurang ketika proses pembeljaran mengalami
perbaikan.
5

Motivasi siswa akan meningkat dalam kegiatan pembelajaran dengan cara


penyajian materi yang menarik disesuaikan dengan kemampuan berfikir
siswa.

Pemberian tugas yang yang bervareasi, penggunaan media pembelajaran yang


menarik, serta penjelasan kegiatan pembelajaran dengan konsep yang jelas
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

Keberanian siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukaan


pendapat dalam kegiatan pembelajaran akan lebih meningkat melalui

66

pertanyaan yang jelas, operasional, terukur, dan pemberian waktu berfikir


serta pemberian dukungan dan penguatan .
8

Penjelasan guru yang tidak terlalu cepat dalam pemberian meteri


pembelajaran serta ditunjang dengan peta konsep sangat berpengaruh pada
peningkatan penguasaan siswa.

B. Saran
Berdasarkan kajaian pustaka, dan temuan dalam penelitian ini, maka
peneliti kemukakan beberapa saran kepada pihak yang terkait:
1. Guru harus menggunakan alat peraga tata surya sederhana serta penerapan
metode demontrasi sebagai alternatif pembelajaran Ilmu Pengetahuan di
sekolah dasar, cara ini dapat digunakan di lingkungan sekitar sekolah atau ke
tempat yang jauh dari sekolah.
2. Sekolah hendaknya lebih peduli terhadap keperluan pembelajaran baik
pelajaran IPA maupun pembelajaran yang lain. Hal ini dapat berupa
penyediaan sarana dan media pembelajaran yang lebih komprehensif sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

67

Asyari, Maslichah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat


dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.Yogyakarta:Materi Kuliah
PPS II
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2008.

Model Silabus Kelas VI.

Jakarta:Depdiknas
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka
________. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas I s.d. VI Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.Jakarta:Depdiknas
Hamalik, Oemar 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar.
Bandung:Tarsito
Kasbulah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang:Universitas
Negeri Malang
Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.
Jakarta:Bumi Aksara
Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta:Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya
Roestiyah.2001.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta
Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta:Depdiknas
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka
Cipta

68

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung:Remaja


Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi.1984. Metodologi Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Sutanto, Purwo. 2007. IPA 6 untuk Kelas 6 Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Klaten:Sahabat
Tim FKIP UT ( 2008 ). Pemantapan Kemampuan Propesional.
Jakarta : Universitas Terbuka
Wardani, I.G.A.K, dkk ( 2008 ). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Wardani, I.G.A.K,

Julaeha Siti,

Marsinah

Ngadi ( 2008 ).

Pemantapan

Kemampuan Profesional ( panduan ). Jakarta : Universitas Terbuka


Winataputra, Udin, dkk ( 2008 ). Strategi Belajar Mengejar. Jakarta : Universitas
Terbuka
Winkel. 1980. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia

69

70

Anda mungkin juga menyukai