Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.

Genap/2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sabun adalah garam logam alkali ( biasanya garam natrium ) dari asam lemak.

Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa
karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sabun dihasilkan oleh proses safinifikasi.
Yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat
kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOh dan KOH. Asam lemak yang
berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun. Namun
kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut
dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat menggunakan KOH. Sabun yang
terbuat dari alkali kuat (NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8
sedangkan sabun yang dibuat dengan alkali lemah (NH 4OH) akan mempunyai nilai pH
yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion.
Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat zat non
polar. Sedangkan ujung ion bersifat hdrofilik dan larut dalam air. Karena adanyan rantai
hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah membentuk misel
(micelles), yakni segerombol (50-150) molekul air yang rantai hidrokarbonnya
mengelompok dengan ujung-ujung ionnnya yang menghadap ke air (Ralph J. Fessenden,
1992).
1.2

Tujuan Praktikum
1. Membuat dan memahami reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di
laboratorium.
2. Menjelaskan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan.

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1

Alat-Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Corong
Gelas Ukur 100 ml
Gelas kimia 250 ml
Kertas Saring
Pengaduk
Pompa Vakum
Tabung Reaksi
Pemanas
Cawan Penguap

10. Kaca Arloji

3.2

Bahan-bahan yang digunakan


1. Minyak Kelapa
2. Etanol
3. Larutan NaOH 2N
4. Larutan NaCl jenuh
5. Kerosen (minyak tanah)
6. Larutan Kalsium Sulfat
7. Fenolftalein
8. Akuades

3.3

Prosedur Percobaan
3.3.1
Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan kimia yang akan digunakan
2. Membuat larutan NaOH 2 N
3.3.2
Pembuatan Sabun
1. Minyak kelapa sebanyak 24 ml dimasukkan ke dalam cawan penguap.
2. Etanol sebanyak 27 ml ditambahkan ke dalam cawan yang telah diisi minyak
kelapa.

3. Larutan NaOH sebanyak 15 ml ditambahkan ke dalam campuran minyak kelapaetanol sambil diaduk.
4. Cawan penguap ditutup dengan kaca arloji.

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

5. Campuran dipanaskan pada suhu 70-80

dalam cawan penguap sampai

hilang bau dari alkohol (etanol).


6. Campuran didinginkan dalam cawan penguap.
7. Diamati apa yang terjadi di dalam cawan penguap.
8. Larutan NaCl jenuh sebanyak 90 ml ditambahkan ke dalam cawan penguap dan
diamati.
9. Campuran diaduk dengan baik lalu disaring menggunakan corong buchner dan
pompa vakum zat padat yang dihasilkan.
3.3.3
Uji Sifat Sabun
1. 1 ml kerosen dan 10 ml air dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Campuran dikocok dan hasil pengamatan dicatat.
3. Dimasukkan sedikit sabun ke dalam tabung reaksi yang berisi campuran kerosen
4.
5.
6.
7.
8.
9.

dan air.
Dikocok dan hasil pengamatan dicatat.
Dalam tabung reaksi baru dilarutkan sedikit sabun dalam 5 ml etanol.
Ditambahkan 8 tetes larutan kalsium sulfat.
Dicatat pengaruh kalsium sulfat terhadap air sabun.
Dalam tabung reaksi baru larutkan sedikit sabun dalam 5 ml etanol.
Ditambahkan 2 tetes larutan phenolptalein.

10. Hasil pengamatan dicatat.


3.4

Rangkaian alat

6
1

4
2
5

Gambar 3.1Proses penyaringan


Keterangan :
1. Corong Buchner

6. Selang keluar

2.
3.
4.
5.

7. Tombol power

Karet penyambung
Erlenmeyer
Selang masuk
Pompa vakum

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DataPengamatan
Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil pengamatan sebagai berikut:
Tabel 4.1. Pengamatan pembuatan Sabun
No. Bahan
1.
Minyak kelapa

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Pengamatan
Larutan
berwarna

bening,

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

Etanol
NaOH

Dipanaskan

2.

Campuran Didinginkan

3.

Campuran (1) + NaCl

4.

Campuran (1) + NaCl dan diaduk

Tabel 4.2. Sifat-Sifat Sabun


No. Bahan
1.

Kerosen + Air

2.

Kerosen + Air + Sabun

3.

Sabun + Air panas

4.
5.
6.

Larutan sabun + Kalsium Sulfat


Sabun + Etanol
Sabun + Etanol + Phenolpthelein

4.2

Dikocok
Dikocok

terdapat dua lapisan, dan


berbuih. Dilakukan pada suhu
78,6oC.
Terdapat gumpalan pada dasar
larutan.
Terbentuk tiga lapisan.
Larutan menjadi homogen dan
berbusa. Gumpalan yang berada
dibawah naik keatas.

Pengamatan
Terbentuk lapisan minyak dan
air.
Campuran air dan kerosin
menyatu.
Larutan berwarna keruh dan
terbentuk busa.
Busa sabun hilang.
Sebagian sabun larut.
Tidak terjadi perubahan warna.

Pembahasan
Safonifikasi merupakan proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan

mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan


sabundan hasil samping berupa gliserol. Sabun merupakan garam (natrium) yang
mempunyai rangkaian karbon yang panjang. Gugus induk lemak disebut Fatty acids yang
terdiri dari rantai hidrokarbon panjang (C-12 sampai C-18) yang berikatan membentuk
gugus karboksil. Sabun memiliki sifat yang unik, yaitu pada strukturnya dimana kedua
ujung dari strukturnya memiliki sifat yang berbeda. Pada salah satu ujungnya terdiri dari
natrium hidrokarbon asam lemak yang bersift lipofilik (tertarik pada atau larut lemak dan
minyak) atau basa yang disebut ujung nonpolar sedangkan pada ujung lainnya yang
merupakan ion karboksilat bersifat hidrofilik (tertarik pada atau larut dalam air) atau
ujung polar.
Pada percobaan ini, 25 ml minyak kelapa dimasukkan kedalam mangkok,
kemudian ditambahkan 36 ml etanol dan basa kuat NaOH 2N sebanyak 20 ml. minyak
zaitun berfungsi sebagai bahan baku pembuatan sabun, NaOH yang berfungsi sebagai
pereaksi dan pembuatan sabun berbenruk padat, etanol sebagai pelarut, dan NaCl jenuh
digunakan sebagai agen pengendap dari sabun yang telah terbentuk dan untuk melarutkan
gliserol. Penambahan NaCl berfungsi untuk menurunkan nilai kelarutan dari sabun

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

sehingga sabun mngendap. Berkurangnya kelarutan sabun ini karena penambahan ion
sejenis (common ion effect), yaitu Na+. pembuatan sabun padat menggunakan NaOH
sebagai pereaksi. Sementara itu, pada pembuatan sabun cair digunakan KOH sebagai
perekasi. Reaksi pembuatan sabun dengan menggunakan larutan alkali NaOH adalah
sebagai berikut :
C3H3(O2CR)3 + 3NaOH
Lemak/Minyak

3RCOONa

Alkali

Sabun

+ C3H5(OH)3
Gliserin

Kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan endapan sabun dengan gliserol


dengan menggunakan pompa vakum.
Dari percobaan yang dilakukan telah dihasilkan sabun dengan klasifikasi sebagai
berikut :
1.

Untuk identifikasi sabun menggunakan campuran


kerosen dengan air, membuktikan bahwa sabun yang dihasilkan bersifat
emulgator karena dapat menyatukan minyak dengan air, hal ini dapat disesbabkan
karena sabun memiliki rantai hidrokarbon yang bertindak sebagai ekor yang akan
mengikat minyak dan COONa- sebagai kepala yang larut dalam air.

2.

Pada percobaan ini digunakan larutan kalsium sulfat. Pada air sadah ini, sabun
tidak bekerja, hal ini ditandai dengan tidak munculnya busa, tetapi timbul dadihdadih sabun, yang ,merupakan garamnya. Hal ini terjadi karena ion Ca 2+ dapat
bereaksi dengan sabun memebentuk endapan.
Ca2+ (aq) + 2RCOONa (aq) >Ca(RCOO)2 (s) + 2Na+ (aq)
Dengan terbentuknya endapan, maka fungsi sabun sebagai pengikat kotoran
menjadi kurang atau bahkan tidak efektif.

3.

Sabun tidak larut dalam etanol. Penambahan etanol kedalam sabun, membentuk
gumpalan-gumlpalan sabun. Ketika ditambahkan Phenolptalein, tidak terjadi
perubahan warna pada campuran tersebut. Hal itu berarti sabun mengandung
asam lemak bebas atau netral.

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
1. Sabun dapat dibuat dengan reaksi saponofikasi, dengan mereaksikan minyak atau
lemak dengan alkali (basa) yang digunakan etanol sebagai pelarut dan melalui
proses pemanasan dengan gliserin sebagai hasil samping.
2. Penambahan NaCl jenuh mempermudah pengendapan sabun karena adanya ion
sejenis.
3. Sabun bersifat emugulator karena, dapat menghomogenkan larutan air dengan
kerosen.
4. Sabun tidak bekerja pada air sadah, karena tidak terdapat busa dan membentuk
endapan garamnya.
5. Sabun tidak larut dalam etanol dan ketika penambahan phenolptalein tidak terjadi
perubahan warna pada camppuran tersebut.

5.2

Saran

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Praktikum Kimia Organik/Kelompok 1/S.Genap/2016

10

1. Konsentrasi bahan harus tepat.


2. Pembuatan NaOH dilakukan dengan perhitungan yang tepat sehingga jumlah
pemakaian dapat diketahui
3. Saat pendinginan setelah proses pemanasan tidak boleh langsung didinginkan
pada suhu yang sangat dingin, harus di suhu kamarkan terlebih dahulu.

Reaksi Safonifikasi Pembuatan Sabun

Anda mungkin juga menyukai